HASIL PERKEBUNAN
Oleh :
Nama
: Kezia Christianty Charismata
NRP
: 123020158
Kelompok
:G
Meja
: 3 (Tiga)
Asisten
: Rully Meilisa K
Tanggal Percobaan : 20 Oktober 2014
I. PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan
Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan.
I.1 Latar Belakang Percobaan
Bahan penyegar adalah semua bahan nabati yang dapat merangsang
pemakainya, baik digunakan untuk merokok (furnitori), menyirih (mastikatori)
ataupun dalam minuman. Yang termasuk bahan penyegar antara lain kopi, teh, coklat,
tembakau, sirih, kola, candu dan ganja. Pada umumnya bahan-bahan tersebut
mengandung zat perangsang yang termasuk golongan alkaloid (Muchtadi, 2010).
I.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan struktur dan sifat fisik hasil perkebunan adalah untuk
mengetahui struktur dan sifat fisik hasil perkebunan.
Tujuan dari percobaan analisis kafein adalah untuk mengetahui kadar kafein
pada hasil perkebunan.
Tujuan dari percobaan penentuan kadar sari adalah untuk mengetahui jumlah
kadar sari dalam bahan pangan sehingga dapat diketahui mutu organoleptic dari
seduhan bahan pangan tersebut.
Tujuan dari percobaan penentuan kadar tannin adalah untuk mengetahui kadar
tanin dalam teh.
Prinsip percobaan dari struktur dan sifat fisik hasil perkebunan adalah
berdasarkan karakteristik fisik dari hasil perkebunan yang dilihat dari bentuk, warna,
struktur, biji dan aroma.
Prinsip percobaan dari analisis kafein adalah berdasarkan kafein yang bersifat
basa monoasidik lemah yang dapat terpisah dengan penguapan air serta penambahan
asam dan basa sehingga membentuk garam yang stabil.
Prinsip percobaan dari penentuan kadar sari adalah berdasarkan jumlah bahan
yang larut apabila bahan tersebut diekstrak dengan air panas.
Prinsip percobaan dari analisis kadar tanin adalah berdasarkan pengoksidasian
tanin oleh KMnO4.
MembujurMelintang
Ukuran
Be
Prosedur pengamatan struktur dan sifat fisik terhadap kakao adalah hasil
perkebunan diamati ukuran, bentuk, warna, biji, aroma, struktur (diamati bentuk
irisan melintang dan membujur).
2. Analisis Kafein
Sampel 2-3 g
+ 2,5 ml KOH 1%
2-3 g MgO
200 ml aq
Kocok &
biarkan sampai
cairan terpisah
75 menit
Dinginkan
250 ml
Tanda bataskan
Ampas
2x
+5ml kloroform
kocok, biarkan sampai
mengendap
filtrat 150 ml
5ml H2SO4
(1:9)
didihkan sampai sisa vol. 50 ml
Bilas dengan
H2SO4 (1:9) 5
ml kocok
berkali-kali
dgn kloroform
25, 20, 15 ml.
Dicelupkan
rendemennya
Keringkan di oven
T = 100C
Kafein kering
Dinginkan + aquadest
sampai beratnya sama
sebelum dipanaskan
100ml aquades
disaring
Timbang
Cawan porselen
timbang beratnya
Filtrat 25 ml
t = 45 menit
t = 5 menit
Oven T = 100oC
t = 1 jam
Timbang
Gambar 3. Penentuan Kadar Sari
Prosedur penentuan kadar sari adalah dengan menambahkan 5 g teh wangi
dengan 100 ml aquadest dalam labu Erlenmeyer kemudian ditimbang setelah itu
panaskan selama 45 menit kemudian tutup dengan cawan uap selama 5 menit lalu
didinginkan. Setelah dingin tambahkan aquadest sampai beratnya sama seperti
sebelum dipanaskan kemudian saring ampas, kemudian ambil 25 ml filtrate dalam
cawan uap kemudian panaskan, sebelumnya cawan uap dikonstankan terlebih dahulu
setelah itu cawan uap dikeringkan dalam oven kemudian ditimbang.
robusta
dengan
200
ml
aquadest
kemudian
dipanaskan
kemudian
ditandabataskan setelah itu saring ampas dan ambil filtrate 10 ml ditambah dengan 5
ml gelatin, 10 ml NaCl dan 1 g serbuk kaolin kemudian tandabataskan setelah itu
saring ampas dan ambil filtrate sebanyak 10 ml kemudian ditambahkan 50 ml
aquadest dan 5 ml indigo kemudian dititrasi dengan KMnO4 0,01N dan amati
perubahan warna yang terjadi, titik akhir titrasi ditunjukkan dengan perubahan warna
menjadi kuning muda/merah muda.
III.
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan dan (2) Pembahasan.
III.1 Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pengetahuan bahan pangan hasil perkebunan dapat dilihat
pada tabel berikut :
Keterangan
Sampel
Bentuk
Ukuran
-
Diameter
Panjang
Warna
Struktur
7,86 cm
16,9 cm
Kuning , coklat
Melintang
Membujur
Aroma
Sumber : Kelompok G, Meja 3, (2014)
Khas coklat
Berat Kafein
% Kadar Kafein
Sumber : Kelompok G, Meja 3, (2014)
28,2 g
0,3 g
24 %
Kakao
Inggris:
Cacao
Klasifikasi
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Kelas
Sub Kelas
: Dilleniidae
Ordo
: Malvales
Famili
: Sterculiaceae
Genus
: Theobroma
Spesies
: Theobroma cacao L.
(Plantamor, 2012)
Biji Kakao / Theobroma cacao adalah nama biologi yang diberikan pada
pohon cacao. Genus Theobroma serta genera Herrania, Guazuma dan cola, berada di
Afrika, adalah anggota keluarga Sterculiasceae. Theobromacacao dikelompokkan
menjadi 2 varietas, yaitu :
1. Criollo
a.
b.
Criollo adalah tipe tanaman kakao yang menghasilkan biji kakao kering, biasa
dikenal sebagai fine flovour cacao, chosen cacao, edel cacao atau kakao murni
Criollo Amerika Tengah dan Criollo Amerika Selatan mempunyai ciri utama
yang sama yaitu :
-
2. Forestero.
a. Amazonia Forestero.
b.Trinitario (hibrid dengan Forestero).
Amazonia Forestero adalah tipe tanaman kakao yang menghasilkan biji
kering, biasanya dikenal dengan bulk cacao atau ordinary cacao.
Ciri-ciri utama boah kakao tipe Amazoniz Forestero ialah :
- Tongkol warna hijau
- Kulit tebal
- Biji gepeng dengan kotiledon berwarna ungu pada waktu basah
Trinitario adalah tipe tanaman kakao hibrid hasil persilangan secara alami
antara Criollo dengan Forestero, karena itu tipe kakao ini sangat heterogen. Ada yang
menghasilkan biji kering yang termasuk edel cacao dan ada yang termasuk bulk
cacao.
Ciri-ciri utama kakao tipe trinitario adalah merupakan intermedinate dari
criollo dan forestero dengan bentuk tongkol bermacam-macam, antara lain :
Kandungan
Lemak
30 55 %
Karbohidrat
18 %
Protein
18 %
Tanin
8 10 %
Mineral
34%
Pigmen
24%
Asam-asam
0,5 1 %
Air
Sisanya
Sumber : (Muchtadi & Sugiyono, 1992).
Kopi
Inggris:
arabian coffee
Pilipina:
Kape
Klasifikasi
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Kelas
Sub Kelas
: Asteridae
Ordo
: Rubiales
Famili
Genus
: Coffea
Spesies
: Coffea arabica L.
(Plantamor, 2012)
Kopi (Coffea sp )
Buah kopi terdiri atas 3 bagian yaitu lapisan kulit luar (exocarp), daging buah
(mesocarp), kulit tanduk (parchment), dan biji (endosperm). Kulit buah kopi sangat
tipis danmengandung khlorofil serta zat-zat warna lainnya. Daging buah terdiri atas 2
bagian yaitu bagian luar yang lebih tebal dan keras dan bagian dalam yang sifatnya
seperti gel atau lender. Bagian buah yang terletak antara daging buah dengan biji
(endosperm) disebut kulit tanduk. Kulit tanduk ini sangat keras olehkarena itu dapat
berfungsi sebagai pelindng biji kopi dari kerusakan mekanis yang mungkin dapat
terjadi selama pengolahan. Kulit tanduk juga berfungsi sebagai pelindung lembaga
terhadap cahaya dan udara, sehingga daya tumbuhnya makin berkurang., unuk
pembibitan biasanya kulit tanduk ini dibuang.
Biji kopi mengandung protein, minyak aromatis dan asam-asam organic.
Komposisinya di dalam bahan tergantung dari jenis, macam dan tinggi lahan
sertacara penanaman. Buah kopi setelah dibuang kulit, daging buah serta kulit
tanduknya menghasilkan kopi beras yaitu kopi biji kering berwarna seperti telur
asindan biasanya dijual atau diekspor. Secara umum kopi beras mengandung air, gula
lemak, selulosa, kafein dan abu.
Tabel 6. Komposisi kimia kopi beras
Komposisi
Kandungan (%)
Air
11,23
Kafein
1,21
Lemak
12,27
Gula
8,55
Selulosa
18,87
Nitogen
12,07
Bahan bukan N
32,58
Abu
3,92
Senyawa terpenting yang terdapat dalam kopi adalah kafein, walaupun
Kopi
Klasifikasi
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Kelas
Sub Kelas
: Asteridae
Ordo
: Rubiales
Famili
Genus
: Coffea
Spesies
(Plantamor, 2012)
Tanin adalah senyawa polifenol yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit dan
kelat, yang bereaksi dengan dan menggumpalkan protein, atau berbagai senyawa
organik lainnya termasuk asam amino dan alkaloid. Zat tanin yang terdapat pada
pucuk the memegang peranan yang sangat pentingdalam menentukan warna, rasa dan
aroma teh.
Pada penentuan kadar tanin dalam kopi digunakan KMnO4 sebagai larutan
peniter. Digunakan larutan indigocarmin sebagai indicator yang akan memberikan
warna pada sampel saat sampel telah mencapai titik akhir titrasi. Perubahan warna
yang terjadi adalah kuning muda atau merah muda pada permukaan campuran.
Berdasarkan percobaan analisis kadar sari terhadap teh wangi didapatkan hasil
berat sampel + aquadest + Erlenmeyer sebesar 188,6 g, berat cawan sebesar 27,9 g,
berat sampel sebesar 5 g, berat cawan + sampel (sebelum dikeringkan) sebesar 52,8 g,
berat cawan + sampel (sesudah dikeringkan) sebesar 28,2 g, berat residu sebesar 0,3 g
dan % kadar sari sebesar 24 %.
Kadar Sari (water extract) atau kadar seduhan adalah jumlah bahan yang larut
apabila bahan tersebut diekstrak dengan air panas. Kadar sari ini penting untuk
produk bahan penyegar seperti kopi, teh dan coklat yang dikonsumsi dalam bentuk
seduhan. Kadar sari produk menentukan mutu organoleptik seduhan yang meliputi
citarasa, warna, aroma dan kesegaran (Muchtadi, 2010).
Pada saat penentuan kadar sari dilakukan pemanasan selama 45 menit yang
berfungsi untuk menguapkan zat- zat lain selain kadar sari kemudian ditutup dengan
cawan porselen selama 5 menit bertujuan agar kadar sari yang telah terbentuk tidak
teruapkan, pada saat pemanasan 45 menit tidak ditutup cawan porselen karena ingin
menguapkan zat-zat lain terlebuh dahulu sehingga jika ditutup tidak ada yang
teruapkan kemudian setelah didingkan ditambahkan aquadest sebanyak berat awal
adalah untuk mengetahui seberapa banyak kadar sari yang larut dalam 100 ml
aquadest tersebut.
Teh
Nama botani teh yang pertama kali dikemukakan oleh Linnaeus dalam buku
Spesies Plantarum tahun 1753 adalah Thea sinensis. Dalam buku kedua, Linnaeus
menggunakan nama genus Camelia. Karena penggunaan dua genus untuk satu
tanaman tidak dibenarkan, maka menurut persetujuan Internasional disepakati
penggunaan satu nama yaitu Camelia sinensis(L..) O. Kuntze.
Jenis teh yang ada di Indonesia kebanyakan berasal dari daerah Assam, yaitu
Camelia sinensis var. Assamica.
Tanaman teh diklasifikasikan (sistematika) sebagai berikut :
Divisio
: Spermatophyta
Sub divisio
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoniae
Sub kelas
: Choripetalae
Ordo
: Clusiale
Famili
: Theaceae
Genus
: Camellia
Spesies
: Camellia sinensis
Camellia assamica
Daun teh mengandung komponen-komponen penting yaitu kafein, senyawa-
senyawa fenolik, dan aroma. Kadar kafein dalam daun sekitar 2,7-4,6% berat kering.
Sedangkan aroma teh tersusun dari senyawa-senyawa minyak atsiri (essential oil).
Ada tiga jenis teh yang terkenal di dunia yaitu China, Assam, dan Cambodia. Daun
teh tinggi sekali kandungan senyawa fenoliknya, yaitu sekitar sepertiga berat daun teh
kering. Warna minuman teh hijau, demikian juga rasa, khususnya rasa sepat teh,
sebagian besar ditentukan oleh senyawa fenolik tersebut. Senyawa fenolik tersebut di
antaranya adalah flavonol dan flavanol. Teh hijau mengandung sejumlah flavonol, di
antaranya adalah mirisetin, kuarsetin, kaempferol, serta glikosida-glikosidanya.
Dalam teh hijau terdapat kelompok senyawa fenolik yang disebut tanin. Senyawa ini
yang bertanggung jawab terhadap rasa sepat teh, serta terlibat dalam proses browning
dalam tanaman. Senyawa fenolik lainnya yang terdapat dalam teh hijau adalah teo
galin yang jumlahnya mendekati 1% berat daun kering, sedang asam klorogenat
terdapat dalam jumlah yang sangat kecil.
Tabel 7. Komposisi Kimia Daun Teh Segar
Zat Kimia
Persen Bahan
Kering
Selulosa dan serat 34 %
kasar
17 %
Protein
1,5 %
Khlorofil dan pigmen 25 %
Tanin
0,5 %
Pati
4%
Kafein
8%
Asam amino
3%
Gula
5,5 %
Abu
Sumber : (Muchtadi & Sugiyono, 1992)
Susunan kimia daun teh amat bervariasi menurut beberapa faktor, yaitu jenis
klon, variasi musim dan kondisi tanah, perlakuan kultur teknis, umur daun dan
banyaknya sinar matahari yang diterima. Variasi demikian sukar dapat diatasi apabila
yang bersifat genetis dan alamiah. Variasi tersebut masih diterima sepanjang
komposisi tersebut diusahakan masih berada dalam keadaan sebaik-baiknya, artinya
tidak
Teh hitam diolah melalui fermentasi. Teh ini dibagi lagi menjadi 2, yaitu : (a)
teh orthodox, adalah teh yang diolah melalui proses pelayuan sekitar 16 jam,
penggulungan, fermentasi, pengeringan, sortasi, hingga terbentuk teh jadi; dan (b) teh
TCT (Cutting, Tearing dan Curling), adalah teh yang diolah melalui perajangan,
penyobekan dan penggulungan daun basah menjadi bubuk kemudian dilanjutkan
dengan fermentasi, pengeringan, sortasi, hingga terbentuk teh jadi.
Teh hitam dibuat dari pucuk daun teh segar yang dibiarkan menjadi layu
sebelum digulung, kemudian daun-daun tersebut dibiarkan selama beberapa jam
sebelum dipanaskan dan dikeringkan. Selama itu enzim yang terdapat di dalam daundaun teh tersebut mengkatalisis reaksi oksidasi senyawa-senyawa yang ada di dalam
teh, sehingga menghasilkan perubahan warna, rasa, dan aroma. Teh hitam disebut teh
fermentasi, meskipun sesungguhnya sebagian besar disebabkan oleh proses oksidasi.
Sebagian besar (98%) pasaran teh dunia terdiri atas teh hitam.
Penggulungan dalam proses pembuatan teh hitam lebih memberi peluang bagi
enzim untuk bersentuhan dengan substrat polifenol sehingga proses oksidasi
berlangsung dengan baik. Dari hasil proses oksidasi terbentuklah senyawa teaflavin
galat yang merupakan jumlah 2% dari berat teh kering. Senyawa tersebut dibentuk
dari galokatekin galat dan galokatekin, warna merah kuning yang terang dari
minuman teh hitam disebabkan oleh teaflavin, yang dengan kafein juga memberikan
rasa yang tajam. Senyawa lain yang timbul selama proses fermentasi ialah tearubigin,
hasil reaksi antara teaflavin dan katekin dan katekin galat, yang merupakan 7-18%
dari berat teh kering.
IV.
V. DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Kadar kafein
150 ml x g sampel
x 100 %
x 100%6
= 5, 77 %
2. Penentuan Kadar Sari
Sampel : Teh Wangi
Berat sampel + aquadest + Erlenmeyer : 188,6 g
Berat cawan : 27,9 g
Berat sampel : 5 g
Berat cawan + sampel (sebelum dikeringkan) : 52,8 g
Berat cawan + sampel (sesudah dikeringkan) : 28,2 g
Berat residu : 28,2 g 27,9 g = 0,3 g
w residu 100
x
x
Kadar sari
= w sampel 25
100 %
=
0,3 100
x
x
5
25
100 %
= 24 %
3. Penentuan Kadar Tanin
Sampel : Robusta
Berat Sampel : 3 g
VKMnO4 pertama (a) : 0,7 ml
VKMnO4 kedua (b) : 0,6 ml
FP (b+a) N
x
x
x 0,00416
10
2
0,1
Kadar Tanin
=
g sampel
x 100 %
= 2,253 %
x 100 %