Nama
NRP
Kelompok
Asisten
Tanggal Percobaan
Oleh:
: Rizka Audina
: 123020059
:C
: Agung Setia
: 15 Oktober 2014
2014
I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan
Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan.
1.1 Latar Belakang Percobaan
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan pengamatan struktur dan sifat fisik hasil perkebunan
adalah untuk mengetahui struktur dan sifat fisik dari hasil perkebunan.
Tujuan dari percobaan analisis kafein adalah untuk mengetahui kadar kafein
pada hasil perkebunan.
Tujuan dari percobaan penentuan kadar sari adalah untuk mengetahui kadar
sari dalam bahan pangan sehingga dapat diketahui mutu organoleptik dan seduhan
bahan pangan tersebut.
Tujuan dari penentuan kadar tanin untuk mengetahui kadar tanin yang
terkandung dalam the.
1.3 Prinsip Percoban
Prinsip percobaan dari pengamatan struktur dan sifat fisik dari hasil
perkebunan adalah berdasarkan karakteristik fisik dari hasil perkebunan yang dilihat
dari bentuk, warna, struktur, biji, dan aroma.
Prinsip percobaan analisis kafein adalah berdasarkan kafein yang bersifat basa
mono acidic lemah yang dapat terpisah dengan penguapan air serta penambahan asam
dan basa sehingga membentuk garam yang stabil.
Prinsip percobaan penentuan kadar sari adalah berdasarkan jumlah yang larut
apabila bahan tersebut diekstrak dengan panas.
II METODOLOGI PERCOBAAN
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Bahan-bahan yang digunakan, (2) Alatalat yang digunakan, dan (3) Metode percobaan.
2.1 Bahan-Bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan dalam percobaan pengamatan struktur dan sifat fisik
hasil perkebunan adalah Daun teh.
Bahan yang digunakan dalam percobaan analisis kafein adalah daun teh C,
MgO, H2SO4, KOH, Aquadest dan Kloroform.
Bahan yang digunakan dalam percobaan penentuan kadar sari adalah cocoa dan
aquadest.
Bahan yang digunakan dalam percobaan penentuan kadar tanin adalah larutan
NaCl asam, gelatin, serbuk kaolin, aquadest, KMnO4 0,01N.
2.2 Alat-Alat yang Digunakan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan pengamatan struktur dan sifat fisik
hasil perkebunan adalah pisau, talenan, dan penggaris.
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan penentuan analisis kafein adalah
Erlenmeyer, labu takar, pipet, refluks, corong pemisah, gelas kimia, cawan, oven,
kaki tiga, bunsen, dan oven.
Hasil Perkebunan
Ukuran
Bentuk
Warna
Biji
Struktur Jaringan
Melintang
Aroma
Membujur
Sampel 2-3%
2-3 g MgO +
200 ml
Aquadest
2,5 ml
KOH 1%
Kocok sampai
tidak timbul
gas dan cairan
terpisah
t = 75 menit
2ml
Klororform
Lakukan 2x
Tanda
bataskan
Saring
Ampas
Didihkan sampai
vol 50 ml
Filtrat 150 ml
+ 5 ml H2SO4
Uapkan residunya
Timbang dan oven
dengan t=100oC
Kloroform 25ml,
20ml, 15ml
25ml
Filtrat
5 g sampel
+100 ml
aquadest
Timbang cawan
porselen
(Konstankan)
sampai kering
timbangan
Oven T= 100oC, T= 1 jam
t =45
timbang
t =5
Dinginkan + aquadest
sampai beratnya sama
seperti sebelum
dipanaskan
Saring
ampas
Sampel
3-5 gram
200ml
aquadest
Tanda bataskan
Filtrat 10ml +
50ml aquadest +
5ml indigo
Ampas disaring
Tanda bataskan
Ampas disaring
KMnO4 0,01N
TAT= kuning muda/ pink muda
Lakukan duplo
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan, dan (2) Pembahasan.
3.1 Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pengetahuan bahan pangan hasil perkebunan dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 3. Hasil Pengamatan Struktur dan Sifat Fisik
Keterangan
Sampel
Warna
Bentuk
Melintang
Struktur
Membujur
Diameter
Ukuran
Panjang
Aroma
Sumber: Kelompok C, Meja 1, (2014)
Hasil
Daun Teh
Hijau Muda
5,15 cm
10 cm
Khas daun teh
Hasil
Cocoa A
211,5 gram
27,8 gram
5 gram
52,8 gram
dikeringkan)
Berat cawan+sampel (sesudah
28,4 gram
dikeringkan)
Berat Residu
0,6 gram
% Kadar Sari
48%
Sumber: Kelompok C, Meja 1 (2014)
Tabel 6. Hasil Pengamatan Penentuan Kadar Tanin
Pengamatan
Sampel
Berat Sampel
N KMnO4
V KMnO4 pertama (a)
V KMnO4 kedua (b)
% Kadar Tanin
Sumber: Kelompok C, Meja 1 (2014)
Hasil
Kopi instan
2,1 gram
0,01 N
1,6 ml
1,8 ml
8,4190 %
3.2 Pembahasan
Tanin adalah suatu senyawa polifenol yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit
dan kelat, yang bereaksi dan menggumpalkan protein , atau berbagai senyawa organik
lainnya. Termasuk asam amino dan alkaloid.
Tanin (dari bahasa Inggris tannin; dari bahasa Jerman Hulu Kuno tanna, yang
berarti pohon ek atau pohon berangan) pada mulanya merujuk pada penggunaan
bahan tanin nabati dari pohon ek untuk menyamak belulang (kulit mentah) hewan
agar menjadi kulit masak yang awet dan lentur. Namun kini pengertian tanin meluas,
mencakup aneka senyawa polifenol berukuran besar yang mengandung cukup banyak
gugus hidroksil dan gugus lain yang sesuai (misalnya karboksil) untuk membentuk
perikatan kompleks yang kuat dengan protein dan makromolekul yang lain.