Anda di halaman 1dari 5

MODUL

KIMIA ANALISIS I

disusun oleh :
apt. Firdha Senja Maelaningsih, M.Farm.

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI KLINIK DAN KOMUNITAS


STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
TANGERANG SELATAN
2021
MATERI

Pertemuan 1 : Pengantar Kimia Analisis


Pertemuan 2 : Kontrol Kualitas Metode Analisis
Pertemuan 3 : Pemisahan Senyawa Obat Organik
Pertemuan 4 : Analisis Senyawa Obat
Pertemuan 5 : Analisis Senyawa Anorganik
Pertemuan 6 : Gravimetri
Pertemuan 7 : Volumetri
Pertemuan 8 : Titrasi Asam Basa
Pertemuan 9 : Argentometri
Pertemuan 10 : Kompleksometri
Pertemuan 11 : Titrasi Redoks
Pertemuan 12 : Titrasi Diazotasi
Pertemuan 13 : Potensiometri
Pertemuan 14 : Kalibrasi, Validasi, dan Kualifikasi
BAB I
PENGANTAR KIMIA ANALISIS

1. Pengenalan dan ruang lingkup kimia analisis


Kimia Analisis merupakan salah satu cabang Ilmu Kimia yang mempelajari tentang
pemisahan dan pengukuran unsur atau senyawa kimia. Dalam melakukan pemisahan atau
pengukuran unsur atau senyawa kimia, memerlukan atau menggunakan metode analisis
kimia. Kimia analisis mencakup kimia analisis kualitatif dan kimia analisis kuantitatif.
Analisis kualitatif menyatakan keberadaan suatu unsur atau senyawa dalam sampel,
sedangkan analisis kuantitatif menyatakan jumlah suatu unsur atau senyawa dalam sampel.
Kimia analisis tidak hanya digunakan di bidang kimia saja, tetapi digunakan juga secara
luas di bidang ilmu lainnya. Penggunaan kimia analitik di berbagai bidang diantaranya :
a. Pengaruh komposisi kimia terhadap sifat fisik
Efisiensi suatu katalis, sifat mekanis dan elastisitas suatu logam, kinerja suatu bahan
bakar sangat ditentukan oleh komposisi bahan- bahan tersebut.
b. Uji kualitas
Analisis kimia sangat diperlukan untuk mengetahui kualitas udara di sekitar kita, air
minum yang kita gunakan, makanan yang disajikan. Dibidang industri, analisis kimia
digunakan secara rutin untuk menentukan suatu bahan baku yang akan digunakan,
produk setengah jadi dan produk jadi. Hasilnya dibandingkan dengan spesifikasi yang
ditetapkan. Bidang ini disebut pengawasan mutu atau quality control.
c. Penentuan konsentrasi bahan/senyawa yang bermanfaat atau bernilai tinggi
Analisis kimia digunakan pada penentuan kadar lemak dalam krim, kadar protein dalam
suatu makanan atau bahan pangan, kadar uranium dalam suatu bijih tambang.
d. Bidang kedokteran
Untuk mendiagnosis suatu penyakit pada manusia diperlukan suatu analisis kimia, sebagai
contoh: tingkat konsentrasi bilirubin dan enzim fosfatase alkali dalam darah
menunjukkan adanya gangguan fungsi liver. Tingkat konsentrasi gula dalam darah dan
urin menunjukkan penyakit gula.
e. Penelitian
Sebagian besar penelitian menggunakan kimia analitik untuk keperluan penelitiannya.
Sebagai contoh pada penelitian korosi logam, maka ditentukan berapa konsentrasi logam
yang terlarut ke dalam lingkungan air. Di bidang pertanian, suatu lahan pertanian sebelum
digunakan, maka tingkat kesuburannya ditentukan dengan mengetahui tingkat konsentrasi
unsur yang ada di dalam tanah, misalnya konsentrasi N, P, K dalam tanah.

2. Tahapan Analisis Kimia


Dalam melakukan analisis kimia, perlu dilakukan tahapan analisis untuk memperoleh
hasil analisis kimia yang tepat dan teliti.
a. Perencanaan analisis.
Sebelum melakukan analisis kuantitatif, maka perlu memperhati- kan dua hal berikut ini:
- Informasi analisis apa yang diperlukan :
Dalam hal ini perlu diperhatikan tingkat ketepatan dan ketelitian hasil analisis yang
diperlukan dan tipe sampel yang akan dianalisis.
- Metode analisis yang harus digunakan :
Untuk mendapatkan hasil analisis dengan tingkat ketepatan dan ketelitian tertentu
memerlukan metode analisis tertentu. Selain itu untuk memilih metode analisis,
diperlukan bahan kimia dan peralatan tertentu.
b. Pengambilan sampel (sampling).
Masalah utama dalam sampling adalah pengambilan sampel secara representatif. Hal ini
sering tidak tercapai karena keadaan sampel secara keseluruhan tidak homogen.
- Persiapan sampel untuk analisis.
Tahap ini meliputi pengeringan sampel, pengukuran sampel dan pelarutan sampel.
- Pengeringan sampel
Tahap ini dilakukan untuk sampel dalam wujud padat. Pengeringan sampel dilakukan
untuk menghilangkan kadar air yang ada dalam sampel. Pengeringan sampel dilakukan

menggunakan oven dengan suhu 100 – 110oC sampai mencapai berat konstan.
- Penimbangan atau pengukuran volume sampel
Dalam analisis kuantitatif, sampel yang dianalisis harus diketahui secara kuntitatif
berat atau volume sampel.
- Pelarutan sampel
Dalam pelarutan sampel harus dipilih pelarut yang dapat melarutkan sampel secara
sempurna. Pelarut yang biasa digunakan dikelompokkan menjadi ; air, pelarut organik,
pelarut asam (asam encer, asam kuat, asam campuran) serta peleburan.
c. Pemisahan senyawa pengganggu.
Kebanyakan metode analisis kimia bersifat selektif hanya untuk unsur atau senyawa
yang dianalisis. Ada beberapa metode analisis yang tidak selektif, karena adanya unsur
atau senyawa pengganggu. Untuk itu unsur atau senyawa pengganggu harus dipisahkan
dari sampel yang akan dianalisis. Metode yang paling mudah untuk pemisahan
unsur/senyawa pengganggu adalah pengendapan.
Metode yang lain adalah ekstraksi pelarut dan kromatografi.
d. Pengukuran (analisis) unsur/senyawa yang akan diketahui
Metode analisis kuantitatif digunakan untuk menentukan kadar unsur/senyawa. Beberapa
metode analisis disajikan pada sub bab 1.4.
e. Perhitungan, pelaporan dan evaluasi hasil analisis.
Setelah melakukan analisis secara kuantitatif, maka perlu dilakukan perhitungan untuk
mendapatkan jumlah analit dalam sampel. Termasuk memperhitungkan berapa berat
sampel (untuk sampel padat) atau volume sampel (untuk sampel cair) dan juga faktor
pengenceran.
Evaluasi terhadap hasil analisis dilakukan terhadap tingkat ketepatan dan ketelitiannya.
Beberapa metode analisis kimia yang biasa digunakan, baik yang konvensional maupun
yang menggunakan instrumen adalah sebagai berikut:
a. Gravimetri.
b. Titrasi (volumetri) :
meliputi titrasi Asam basa, Pengendapan, Pembentukan komplek, Oksidasi
reduksi.
c. Ekstraksi
d. Kromatogarfi
e. Elektro analisis kimia :
meliputi Polarografi, Potensiometri, Konduktometri.
f. Spektrofotometri :
meliputi spektrofotometri sinar tampak (visibel), sinar UV, sinar Infra merah (IR),
serapan atom.

Anda mungkin juga menyukai