Anda di halaman 1dari 8

MATERI

KIMIA ANALITIK

DISUSUN OLEH :

FITRIA MOH ARIFIN ASA

2201060060

KELAS B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2023
MATERI

A. PENGERTIAN KIMIA ANALITIK

Kimia Analitik merupakan cabang dari ilmu kimia yang mempelajari teori dan cara-cara
melakukan analisis kimia terhadap suatu bahan atau zat kimia termasuk di dalamnya
pemisahan, identifikasi dan penentuan komponen dalam sampel. Analisis kimia dapat berupa
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif serta dapat diterapkan pada kimia anorganik
maupun kimia organik.

Kimia analitik merupakan ilmu kimia yang mendasari analisis dan pemisahan sampel.
Analisis dapat bertujuan untuk menentukan jenis komponen apa saja yang terdapat dalam
suatu sampel (kualitatif), dan juga menentukan berapa banyak komponen yang ada dalam
suatu sampel (kuantitatif). Tidak semua unsur atau senyawa yang ada dalam sampel dapat
dianalisis secara langsung, sebagian besar memerlukan proses pemisahan terlebih dulu dari
unsur yang mengganggu. Karena itu cara-cara atau prosedur pemisahan merupakan hal
penting juga yang dipelajari dalam bidang ini

Analisis kualitatif bertujuan untuk menemukan dan mengidentifikasi suatu zat,


sedangkan analisis kuantitatif bertujuan untuk menentukan jumlah/banyaknya zat. Jadi
analisis kualitatif berhubungan dengan unsur, ion atau senyawa apa yang terdapat dalam
suatu sampel, sedangkan analisis kuantitatif berhubungan dengan berapa banyaknya suatu zat
tertentu yang ada dalam sampel. Zat yang ditetapkan disebut konstituen yang diinginkan atau
analit. Sedangkan jumlah banyaknya suatu zat tertentu dalam sampel biasanya dinyatakan
sebagai kadar atau konsentrasi, misalnya persen berat, molar, gram per liter, atau ppm.

B. PERANAN KIMIAANALITIK DALAM KEHIDUPAN

Peranan Kimia Analitik tidak terbatas hanya dalam bidang ilmu kimia tetapi berperan
juga dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan alam lainnya maupun dalam kehidupan praktis
sehari-hari atau di masyarakat. Contohnya dalam bidang kedokteran, farmasi, biologi,
pertanian, geologi, mineralogi, perindustrian, kesehatan masyarakat dan pencemaran
lingkungan.
Ada 2 hal mengapa kimia analitik mempunyai penerapan yang luas. Pertama kimia
analitik banyak sekali kegunaannya dalam berbagai disiplin ilmu kimia seperti kimia
organik, kimia anorganik, kimia fisika dan biokimia. Kedua, kimia analitik juga terpakai di
cabang ilmu pengetahuan lainnya. Contoh:
1. Dalam ilmu lingkungan, kimia analitik bermanfaat untuk pemantauan pencemaran
udara dan air.
2. Dalam produksi pangan, analisis kimia dapat melaporkan analisis makanan, apakah
mengandung racun atau tidak.
3. Teknik analisis potensiometri dan kolorimetri dapat digunakan untuk memeriksa
oksigen yang terlarut dan kandungan klor dalam air.
4. Analisis pestisida dalam tumbuh-tumbuhan hasil panen dapat dilakukan dengan
kromatografi gas atau HPLC.
5. Penetapan kalium dan natrium dalam pupuk dapat dilakukan dengan AAS.

Sementara itu contoh aplikasi kimia analitik dalam bidang pertanian, kedokteran, industri
diberikan di bawah ini.

Dalam bidang pertanian, misalnya selalu diinginkan perolehan hasil panen yang
maksimal, oleh karena itu diperlukan analisis komposisi tanah sehingga dapat memilih
pupuk apa yang harus digunakan. Di bidang kedokteran diperlukan berbagai metode analisis
yang dapat digunakan untuk menentukan kandungan unsur atau senyawa dalam sampel
darah, air seni, cairan tubuh dan sebagainya. Dalam industri (industri kimia, industri farmasi,
industri makanan dan kosmetik) diperlukan pemeriksaan kualitas (quality control) yang
terus-menerus. Pemeriksaan kualitas hasil produksi dilakukan berdasarkan analisis kimia,
baik analisis kualitatif maupun analisis kuantitatif.

Banyak proses industri yang menghasilkan polutan sehingga menimbulkan masalah


kesehatan. Analisis kuantitatif dari sampel udara, air dan tanah perlu dilakukan untuk
menetapkan tingkat polusi. Di rumah sakit, analisis kimia secara luas digunakan untuk
membantu mendiagnosis suatu penyakit dan memonitor kondisi pasien. Untuk menjamin
terpeliharanya kesehatan masyarakat maka dilakukan analisis berbagai bahan makanan,
minuman, obat-obatan dan bahan kosmetik.
C. TUJUAN ANALISIS KUANTITATIF DAN KUALITATIF

 Analisis Kuantitatif

Analisa kuantitatif adalah analisis kimia yang mencari kadar kandungan komponen-
komponen yang terdapat dalam suatu cuplikan atau sampel (Pudjaatmaka, 2002). Analisa
kuantitatif bertujuan menentukan kadar ion atau molekul suatu sampel (Sumardjo, 2006).

Tujuan utama analisis kuantitatif adalah untuk mengetahui kuantitas dari setiap
komponen yang menyusun analit. Analisis kuantitif menghasilkan data numerik yang
memiliki satuan tertentu. Data hasil analisis kuantitatif umumnya dinyatakan dalam satuan
volume, satuan berat maupun satuan konsentrasi dengan menggunakan metode analisis
tertentu. Metode analisis ini melibatkan proses kimia berupa gravimetri dan volumetri
sedangkan proses fisika proses fisika menggunakan prinsip interaksi materi dan energi pada
proses pengukurannya. Metode ini umumnya menggunakan peralatan moderen seperti
polarimeter, spektrofotometer, sehingga sering dikenal sebagai analisis instrumen.

Teknik yang digunakan dalam analisis kuantitatif anorganik didasarkan pada:

a. Penampilan kuantitatif reaksi-reaksi kimia yang cocok / pengukuran banyaknya


pereaksi yang diperlukan untuk menyempurnakan reaksi atau pemastian banyaknya
reaksi.

b. Pengukuran sifat-sifat kelistrikan

c. Pengukuran sifat optik tertentu

d. Kombinasi pengukran optik atau listrik dan reaksi kimia kuantitatif.

Analisis kuantitatif dapat dilakukan dengan cara :

a.Gravimetri

Metode gravimetri, yaitu penetapan kadar suatu unsure atau senyawa


berdasarkan berat, tetapnya dengan cara penimbangan. Bagian terbesar yang
dilakukan metode gravimetri adalah perubahan unsur berat tetapnya. Berat senyawa
selanjutnya dapat dianalisa berdasarkan jenis senyawa
b.Volumetri

Metode volumetri adalah analisa kuantitatif yang dilakukan dengan cara


menambahkan sejumlah larutan baru yang lebih diketahui kadarnya. Dengan
mengetahui jumlah larutan baru yang ditambahkan dan reaksinya berjalan secara
kuantitatif sehingga senyawa yang dianalisis dapat dihitung jumlahnya

 Analisis Kualitatif

Analisis Kualitatif merupakan metode analisis kimia yang digunakan untuk


mengenali atau mengidentifikasi suatu unsur atau senyawa kimia (anion atau kation) yang
terdapat dalam sebuah sampel berdasarkan sifat kimia dan fisikanya.

Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi
basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam
larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan digunakan untuk analisis semimikro
dengan hanya modifikasi kecil.

a. Reaksi Kering

Beberapa logam mempunyai warna nyala yang spesifik sehingga dapat dilakukan
uji warna nyala sebagai salah satu cara identifikasi kation dengan reaksi kering. Untuk
uji reaksi kering metode yang sering dilakukan adalah: Reaksi nyala dengan kawat
nikrom : Sedikit zat dilarutkan kedalam HCL P. Diatas kaca arloji kemudian
dicelupkan kedalamnya, kawat nikrom yang bermata kecil yang telah bersih
kemudian dibakar diatas nyala oksidasi .

Reaksi nyala beilstein : Kawat tembaga yang telah bersih dipijarkan diatas
nyala oksida sampai nyala hijau hilang. Apabila ada halogen maka nyala yang terjadi
berwarna hijau.

Reaksi nyala untuk borat : Dengan cawan porselin sedikit zat padat
ditambahkan asam sulfat pekat dan beberapa tetes methanol, kemudian dinyalakan
ditempat gelap. Apabila ada borat akan timbul warna hijau.
b. Reaksi Basah

Reaksi basah merupakan jenis identifikasi zat secara kualitatif yang sering
digunakan pada umumnya Senyawa NO3- hanya membentuk cincin coklat jika
direaksikan dengan senyawa Fero sulfatdan H2SO4. Lain halnya dengan senyawa
borat yang jika ditambahkan metanol kemudian dipanaskan dengan nyala api, maka
menghasilkan uap atau asap berwarna hijau.

Analisis kualitatif berdasarkan sifat kimia melibatkan beberapa reaksi dimana


hukum kesetimbangan massa sangat berguna untuk menentukan ke arah mana reaksi
berjalan.

Contoh : Reaksi redoks, reaksi asam-basa, kompleks, dan reaksi pengendapan.


Sedangkan analisis berdasarkan sifat fisikanya dapat diamati langsung secara
organoleptis, seperti bau, warna, terbentuknya gelembung gas atau pun endapan yang
merupakan informasi awal yang berguna untuk analisis selanjutnya.

a). Reaksi Pengendapan

Kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan kecuali pada


beberapa endapan, seperti kalsium sulfat, berlaku sebaliknya. Perbedaan kelarutan
karena suhu ini dapat digunakan sebagai dasar pemisahan kation. Misalnya,
pemisahan kation Ag, Hg(I), dan Pb dapatdilakukan dengan mengendapkan ketiganya
sebagai garam klorida, kemudian memisahkan Pb dari Ag dan Hg(I) dengan
memberikan air panas.Kenaikan suhuakan memperbesar kelarutan Pb sehingga
endapan tersebut larut sedangkan kedua kation lainnya tidak.

b). Reaksi Asam-Basa

Asam secara sederhana didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam
air mengalami disosiasi dengan pembentukan ion hidrogen.,sedangkan basa
mengalami disosiasi dengan pembentukan ion hidroksil. Asam atau pun basa yang
mengalami disosiasi sempurna merupakan asam atau basa kuat, misalnya HCl, HNO3,
NaOH dan KOH. Sebaliknya bila asam atau basa hanya terdisosiasi sebagian maka
disebut asam atau basa lemah, misalnya asam asetat, H2S dan amonium hidroksida.
Dalam analisa kualitatif H2S digunakan untuk mengendapkan sejumlah kation
menjadi garam sulfidanya.

c). Reaksi Redoks

Banyak reaksi oksidasi dan reduksi yang digunakan untuk analisa kualitatif,
baik sebagai pengoksidasi atau pun pereduksi. Contoh penggunaan Reaksi redoks
dalam analisis kualitatif:

d). Reaksi Pembentukan Kompleks

Dalam pelaksanaan analisis kualitatif anorganik banyak digunakan reaksi-


reaksi yang melibatkan pembentukan ion kompleks. Suatu ion atau molekul kompleks
terdiri dari satu atom pusat dan sejumlah ligan yang terikat dengan atom pusat
tersebut.

D. PENGGOLONGAN KIMIA ANALISIS BERDASARKAN KOMPONEN ANALITNYA

Berdasarkan sifat analisis terhadap komponen analitnya, jenis analisis dapat


digolongkan menjadi :
1) Analisis Perkiraan (proximate analysis): banyaknya komponen dalam sampel
belum dapat dinyatakan dengan pasti hanya memperkirakan saja yang diketahui.
2) Analisis Parsial (partial analysis): hanya sebagaian sampel yang dianalisis
sedangkan sebagian lainnya tidak dianalisis

3) Analisis Komponen Renik (trace constituent analysis): hanya komponen mikro


(renik) yang ditetapkan keberadaannya secara kualitatif maupun kuantitatif.
4) Analisis Lengkap (complete analysis): bila keseluruhan komponen penyususn
sampel dianalisis sehingga diperoleh komponen sesungguhnya dari komponen
penyusun sampel.
E. JENIS –JENIS ANALISIS BERDASARKAN JUMLAH SAMPEL

Berdasarkan banyaknya sampel yang dianalisis, metode analisis dikelompokkan sebagai


berikut:
a. Analisis makro, bila sampel yang dianalisis adalah lebih dari 0,1 gram.
b. Analisis semi mikro (meso), bila jumlah sampel antara 0,01 gram sampai 0,1 gram.
c. Analisis mikro, bila jumlah sampel antara 1 mg sampai 10 mg.
d. Analisis ultra mikro, bila jumlah sampelnya kurang dari 1 mg (setingkat mikrogram).

Proporsi sampel
Selain berdasarkan sifat informasi yang dicari dan ukuran sampel dapat juga
dikelompokkan pada konstituen penyusunnya. Zat yang ditetapkan dapat merupakan
konstituen utama, konstituen kecil atau konstituen runutan. Jadi dapat merupakan
sebagian besar atau sebagian kecil dari sampel yang dianalisis. Apabila konstituen
yang ditetapkan dalam analisis kadarnya lebih besar dari 1% maka disebut analisis
konstituen utama (major), tetapi apabila kadarnya antara 0,01 – 1% disebut analisis
konstituen kecil (minor), serta bila kadarnya kurang dari 0,01% disebut analisis
konstituen runutan (trace).

Anda mungkin juga menyukai