KIMIA ANALITIK
DISUSUN OLEH :
2201060060
KELAS B
KUPANG
2023
MATERI
Kimia Analitik merupakan cabang dari ilmu kimia yang mempelajari teori dan cara-cara
melakukan analisis kimia terhadap suatu bahan atau zat kimia termasuk di dalamnya
pemisahan, identifikasi dan penentuan komponen dalam sampel. Analisis kimia dapat berupa
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif serta dapat diterapkan pada kimia anorganik
maupun kimia organik.
Kimia analitik merupakan ilmu kimia yang mendasari analisis dan pemisahan sampel.
Analisis dapat bertujuan untuk menentukan jenis komponen apa saja yang terdapat dalam
suatu sampel (kualitatif), dan juga menentukan berapa banyak komponen yang ada dalam
suatu sampel (kuantitatif). Tidak semua unsur atau senyawa yang ada dalam sampel dapat
dianalisis secara langsung, sebagian besar memerlukan proses pemisahan terlebih dulu dari
unsur yang mengganggu. Karena itu cara-cara atau prosedur pemisahan merupakan hal
penting juga yang dipelajari dalam bidang ini
Peranan Kimia Analitik tidak terbatas hanya dalam bidang ilmu kimia tetapi berperan
juga dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan alam lainnya maupun dalam kehidupan praktis
sehari-hari atau di masyarakat. Contohnya dalam bidang kedokteran, farmasi, biologi,
pertanian, geologi, mineralogi, perindustrian, kesehatan masyarakat dan pencemaran
lingkungan.
Ada 2 hal mengapa kimia analitik mempunyai penerapan yang luas. Pertama kimia
analitik banyak sekali kegunaannya dalam berbagai disiplin ilmu kimia seperti kimia
organik, kimia anorganik, kimia fisika dan biokimia. Kedua, kimia analitik juga terpakai di
cabang ilmu pengetahuan lainnya. Contoh:
1. Dalam ilmu lingkungan, kimia analitik bermanfaat untuk pemantauan pencemaran
udara dan air.
2. Dalam produksi pangan, analisis kimia dapat melaporkan analisis makanan, apakah
mengandung racun atau tidak.
3. Teknik analisis potensiometri dan kolorimetri dapat digunakan untuk memeriksa
oksigen yang terlarut dan kandungan klor dalam air.
4. Analisis pestisida dalam tumbuh-tumbuhan hasil panen dapat dilakukan dengan
kromatografi gas atau HPLC.
5. Penetapan kalium dan natrium dalam pupuk dapat dilakukan dengan AAS.
Sementara itu contoh aplikasi kimia analitik dalam bidang pertanian, kedokteran, industri
diberikan di bawah ini.
Dalam bidang pertanian, misalnya selalu diinginkan perolehan hasil panen yang
maksimal, oleh karena itu diperlukan analisis komposisi tanah sehingga dapat memilih
pupuk apa yang harus digunakan. Di bidang kedokteran diperlukan berbagai metode analisis
yang dapat digunakan untuk menentukan kandungan unsur atau senyawa dalam sampel
darah, air seni, cairan tubuh dan sebagainya. Dalam industri (industri kimia, industri farmasi,
industri makanan dan kosmetik) diperlukan pemeriksaan kualitas (quality control) yang
terus-menerus. Pemeriksaan kualitas hasil produksi dilakukan berdasarkan analisis kimia,
baik analisis kualitatif maupun analisis kuantitatif.
Analisis Kuantitatif
Analisa kuantitatif adalah analisis kimia yang mencari kadar kandungan komponen-
komponen yang terdapat dalam suatu cuplikan atau sampel (Pudjaatmaka, 2002). Analisa
kuantitatif bertujuan menentukan kadar ion atau molekul suatu sampel (Sumardjo, 2006).
Tujuan utama analisis kuantitatif adalah untuk mengetahui kuantitas dari setiap
komponen yang menyusun analit. Analisis kuantitif menghasilkan data numerik yang
memiliki satuan tertentu. Data hasil analisis kuantitatif umumnya dinyatakan dalam satuan
volume, satuan berat maupun satuan konsentrasi dengan menggunakan metode analisis
tertentu. Metode analisis ini melibatkan proses kimia berupa gravimetri dan volumetri
sedangkan proses fisika proses fisika menggunakan prinsip interaksi materi dan energi pada
proses pengukurannya. Metode ini umumnya menggunakan peralatan moderen seperti
polarimeter, spektrofotometer, sehingga sering dikenal sebagai analisis instrumen.
a.Gravimetri
Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi
basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam
larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan digunakan untuk analisis semimikro
dengan hanya modifikasi kecil.
a. Reaksi Kering
Beberapa logam mempunyai warna nyala yang spesifik sehingga dapat dilakukan
uji warna nyala sebagai salah satu cara identifikasi kation dengan reaksi kering. Untuk
uji reaksi kering metode yang sering dilakukan adalah: Reaksi nyala dengan kawat
nikrom : Sedikit zat dilarutkan kedalam HCL P. Diatas kaca arloji kemudian
dicelupkan kedalamnya, kawat nikrom yang bermata kecil yang telah bersih
kemudian dibakar diatas nyala oksidasi .
Reaksi nyala beilstein : Kawat tembaga yang telah bersih dipijarkan diatas
nyala oksida sampai nyala hijau hilang. Apabila ada halogen maka nyala yang terjadi
berwarna hijau.
Reaksi nyala untuk borat : Dengan cawan porselin sedikit zat padat
ditambahkan asam sulfat pekat dan beberapa tetes methanol, kemudian dinyalakan
ditempat gelap. Apabila ada borat akan timbul warna hijau.
b. Reaksi Basah
Reaksi basah merupakan jenis identifikasi zat secara kualitatif yang sering
digunakan pada umumnya Senyawa NO3- hanya membentuk cincin coklat jika
direaksikan dengan senyawa Fero sulfatdan H2SO4. Lain halnya dengan senyawa
borat yang jika ditambahkan metanol kemudian dipanaskan dengan nyala api, maka
menghasilkan uap atau asap berwarna hijau.
Asam secara sederhana didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam
air mengalami disosiasi dengan pembentukan ion hidrogen.,sedangkan basa
mengalami disosiasi dengan pembentukan ion hidroksil. Asam atau pun basa yang
mengalami disosiasi sempurna merupakan asam atau basa kuat, misalnya HCl, HNO3,
NaOH dan KOH. Sebaliknya bila asam atau basa hanya terdisosiasi sebagian maka
disebut asam atau basa lemah, misalnya asam asetat, H2S dan amonium hidroksida.
Dalam analisa kualitatif H2S digunakan untuk mengendapkan sejumlah kation
menjadi garam sulfidanya.
Banyak reaksi oksidasi dan reduksi yang digunakan untuk analisa kualitatif,
baik sebagai pengoksidasi atau pun pereduksi. Contoh penggunaan Reaksi redoks
dalam analisis kualitatif:
Proporsi sampel
Selain berdasarkan sifat informasi yang dicari dan ukuran sampel dapat juga
dikelompokkan pada konstituen penyusunnya. Zat yang ditetapkan dapat merupakan
konstituen utama, konstituen kecil atau konstituen runutan. Jadi dapat merupakan
sebagian besar atau sebagian kecil dari sampel yang dianalisis. Apabila konstituen
yang ditetapkan dalam analisis kadarnya lebih besar dari 1% maka disebut analisis
konstituen utama (major), tetapi apabila kadarnya antara 0,01 – 1% disebut analisis
konstituen kecil (minor), serta bila kadarnya kurang dari 0,01% disebut analisis
konstituen runutan (trace).