Anda di halaman 1dari 27

Laboratorium Kimia Farmasi

Program studi S1 Farmasi

STIKes Mega Rezky

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

ANALISIS KUALITATIF

OLEH :

KELAS C

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEGA REZKY

MAKASSAR

2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kimia analisis adalah salah satu cabang dari ilmu yang

mempelajari berfokus pada analisis cuplikan material untuk mengetahui

komposisi, strukutur dan fungsi kimiawinya. Kimia analisis telah

dimanfaatkan secara luas dalam berbagai macam disiplin ilmu serta

kedokteran, farmasi, arkologi, fomersik, pemantauan kualitas lingkungan

dan lain sebagainya.

Analisis kuantitatif atau disebut juga analisa jenis adalah untu

menentukan macam atau jenis zat atau komponen-komponen bahan yang

dianalisa. Dalam melakukan analisa kita mempergunakan sifat-sifat zat

atau bahan, baik sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimianya. Misalakan

ada suatu sampel cairan dalam gelas kimia. Bila kita ingin tau apa sampel

cair itu maka kita lakuan analisis kuantitatif terhadap sampel cairan itu.

Caranya ialah kita tentkan sifat-sifat fisis sampel tersebut. Misalkan

warna, bau, indeks, bias, titik didih, dan massa jenis suatu kelarutan.

Bagaimana pula jika sampel berupa padatan, kita tentuka bagaimanaka

warna, bau, warna nyala, titk leleh, bentuk Kristal seta keseluruhannya.

Harus didasarkan bahwa untuk melakukan analisis kuantitatif yang cepat

dan tepat diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai sifat fisik bahan-

bahan yang dianalisis.


Berdasarkan metodenya, analisis kuantitatif dapat dikelompokan

dalam dua kelompokan. Pertama, analisis bahan berdasarkan karekteristik

fisik, yaitu menentuan sifat fisik dan keasaman. Kedua, analisis bahan

berdasarkan metode H2S, yaitu analisis kation dan analisis anion.

Dalam percobaan ini, yang akan dianalisis adalah apakah ada

kation-kation yang terdapat didalam sampel dan apa jenis dan kation yang

terkandung dalam sampel. Mengidentifikasi kation-kation didasarkan pada

prinsip reaksi warna.

Tujuan dari praktikum pengenalan analisis kuantitatif adalah untuk

mengenal metode analisis kuantitatif standarisasi NaOH dengan larutan

asam oksalat standar dan penetapan kadar asam cuka. Manfaat dari

praktikum ini adalah praktikum mampu menghitung standarisasi NaOH

dan dapat menetapkan kadar asam cuka.

B. Maksud percobaan

Mengidentifikasi golongan kation dan anion

C. Tujuan percobaan

Tujuan dari praktikum ini yaitu mengidentifikasi suatu sampel

yang terdiri atas golongan kation dan anion.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori umum

Analisa Kuantitatif adalah analisa yang berkaitan dengan berapa

banyak suatu zat tertentu yang terkandung dalam suatu sampel. Zat yang

ditetapkan tersebut yang sering kali dinyatakan sebagai konstituen atau

analit, menyusun entah sebagian kecil atau besar sampel yang dianalisis

(Underwood, 1999).

Analisis kuantitatif adalah analisis kimia yang khusus mempelajari

atau menyelidiki jumlah atom, ion, atau molekul penyusun suatu

persenyawaan. Biasanya analisis kuantitatif sering disebut juga analisis

jumlah (Zulkarnaen, 1991).

Analisa kuantitatif merupakan pemisahan suatu materi menjadi

partikel-partikel. Fungsinya yaitu untuk menetapkan berapa banyak unsur

atau zat yang ada dalam senyawa campuran. Analisa kuantitatif berkaitan

dengan penetapan berapa banyak suatu zat tertentu yang terkandung dalam

suatu sampel, zat yang ditetapkan tersebut dinyatakan sebagai konstituen.

Jika zat yang dianalisa tersebut menyusun lebih dari sekitar 1% dari

sampel maka analisis ini dianggap konstituen utama zat itu. Hal itu dapat

dikatakan konstituen minor suatu zat jumlah berkisar 0,01% sampai 1%

dari sampel terakhir, serta apabila dikatakan konstituen trace jika suatu zat

ada yang kurang dari 0,01% (Irfan, 2000 ).


Macam – macam analisa kuantitatif

1. Volumetri

Volumetri merupakan suatu metode analisa kuantitatif yang

dilakukan dengan cara mengukur volume larutan yang konsentrasinya

telah diketahui dengan teliti, lalu mereaksikannya telah diketahui

dengan larutan yang akan ditentukan konsentrsainya (Irfan, 2000).

Analisa volumetri merupakan salah satu metode dari analisa

kuantitatif yang bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu zat

dalam volum terentu. Analisa kuantitatif merupakan suatu upaya

untuk menguraikan atau memisahkan suatu kesatuan bahan menjadi

komponen-komponen pembentukan sehingga data yang diperoleh

ditinjau lebih lanjut (Haryadi, 1990).

Reaksi-reaksi dalam volumetri terdiri dari 1) Reaksi netralisasi

contoh : HC1 + NaOH →NaCl + H2O, 2) Reaksi pengendapan atau

pembentukan senyawa kompleks contoh : AgNO3 + NaC →AgCl +

NaNO3, 3) Reaksi redoks contoh : 2FeCl3 + SnCl2 →2FeCl2 + SnCl4.

Suatu analisis kimia terdiri daru empat tahapan yaitu : 1) Pengambilan

atau pencuplikan sampel, 2) Mengubah analit menjadi suatu bentuk

yang sesuai untuk pengukuran, 3) Pengukuran, 4) Perhitungan dan

penafsiran pengukuran (Underwood, 1994).

2. Gravimetri

Gravimetri adalah suatu teknik pengukuran kadar dalam suatu

larutan yang biasa berupa garam – garam klorida. Dapat dilakukan


dengan cara evaluasi, dengan memasangkan bahan tersebut atau

mereaksikan dengan suatu pereaksi sehingga yang dicari adalah

banyaknya gas yang dicari. Cara pengendapan bahan direaksikan ,

sehingga terjadi suatu endapan dan endapan itu akan ditimbang

(Rosenberg , 1994).

Gravimetri adalah suatu teknik pengukuran kadar dalam suatu

larutan yang biasa berupa garam-garam klorida (Underwood, 2002).

3. Asidimetri dan Alkalimetri

Asidimetri adalah pengukuran jumlah asam atau pengukuran

dengan asam yang diukur jumlah asam atau garam (Underwood,

1990).

Asidimetri adalah pengukuran jumlah asam atau pengukuran

dengan asam yang diukur jumlah asam atau garam (Haryadi, 1990).

Proses titrasi asidimetri dan alkalimetri merupakan salah satu

proses titrasi netralisasi. Asidimetri merupakan suatu titrasi terhadap

larutan basa bebas atau garam yang berasal dari basa lemah dengan

larutan standar asam. Dalam proses ini terjadi penggabungan ion H+

dengan ion OH– membentuk molekul air. Sedangkan alkalimetri adalah

suatu proses titrasi larutan asam bebas atau larutan garam yang berasal

dari asam lemah dengan larutan standar biasa (Haryadi, 1990).

Dalam perhitungan selanjutnya, digunakan persamaan antara

volume dan konsentrasi masing-masing zat yang dititrasi dengan

penetrasinya dan berlaku rumus sebagai berikut :


V1 X N1 = V2 X N2

V1 : Volume zat penetrasi/standar (mL).

N1 : Normalitas zat penetrasi/standar (gr ekivalen/L).

V2 : Volume zat yang dititrasi (mL).

N2 : Normalitas zat yang diititrasi (mL)

4. Presipitrimetri

Presipitrimetri adalah cara tirasi dimana terjadi endapan

(presipilat) sebagai contoh yang mudah adalah :

AgNO3 + NaCL AgCL + NaNO3

Makin larut garam yang terbentuk makin sempurna reaksin yang

dihasilkannya (Underwood, 1990). Presipitrimetri adalah cara titrasi di

mana terjadi endapan (presipilat) (Haryadi, 1990).

5. Idiometri

Idiometri ialah salah satu bentuk pengukuran dari suatu oksidator

dengan mempergunakan larutan kalium iodo yang berlebihan dimana

I2 yang dibebaskan dengan titrasi kembali dengan mempergunakan

kalium sulfat. Iodo termasuk titrasi reduksi dan oksidasi. Senyawa

iodida merupakan suatu pereaksi dan reaksi yang cukup kuat , lebih

kuat dari iodemetrik (Rosenberg , 1994).

Proses titrasi dengan menggunakan larutan Iod (I2) dapat

dibedakan menjadi dua yaitu :

a) Proses tidak langsung (Iodometri)


Proses Iodometri adalah suatu titrasi tidak langsung dimana

titrasi menggunakan larutan standar Na2S2O3 sebagai peniter.

Penambahan indikator kanji di akhir di karenakan kanji akan

mengadsorbsi I2 dalam larutan. Sehingga I2 tidak dapat bereaksi

dengan Na2S2O3.

b) Proses langsung (Iodimetri)

Suatu titrasi langsung dimana titrasi menggunakan kanji di

awal penitaran. Sebagai larutan standar digunakan I2. Penambahan

indikator kanji di awal di karenakan kanji tidak akan mengadsorbsi

I2 dalam larutan. Zat-zat yang mungkin dititrasi dengan metode ini

adalah zat yang merupakan pereaksi pereduksi (reduktor) yang

cukup kuat dititrasi secara langsung dengan menggunakan larutan

Iodium diantaranya adalah Tio (Na2S2O3), Arsenat (III), Antimon

(III), Sulfida, Sulfit, Timah-Putih (II) dan Ferisianida (Fe(CN)2. .

(Rosenberg , 1994).

6. Spektofotometri

Adalah penentuan kadar suatu zat berdasarkan hasil analisa

spektrum zat atau dengan berdasarkan transmitasi larutan terhadap

cahaya pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan

instrumen spektometri (Rosenberg , 1994).

Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan hukum Lambert-Beer,

bila cahaya monokromatik (I0), melalui suatu media (larutan), maka

sebagian cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan


sebagian lagi dipancarkan (It). Transmitans adalah perbandingan

intensitas cahaya yang di transmisikan ketika melewati sampel (It)

dengan intensitas cahaya mula-mula sebelum melewati sampel (Io).

Persyaratan hokum Lambert-Beer antara lain : Radiasi yang

digunakan harus monokromatik, energi radiasi yang di absorpsi oleh

sampel tidak menimbulkan reaksi kimia, sampel (larutan) yang

mengabsorpsi harus homogen, tidak terjadi flouresensi atau

fosforesensi, dan indeks refraksi tidak berpengaruh terhadap

konsentrasi, jadi larutan harus pekat (tidak encer) (Rosenberg, 1994).

B. Uraian bahan

1. Aquadest (FI Edisi III, Hal 96, Tahun 1979)

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

Nama Lain : Air Suling

Rumus Molekul : H2O

Bobot Molekul : 18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,

tidak mempunyai rasa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

Kegunaan : Zat pelarut

Khasiat Penggunaan : Zat tambahan

2. Asam oksalat (FI Edisi III, Hal 651 Tahun 1979)

Nama lain : Asam oksalat

Rumus Molekul : (CO2H)2.2H2O


Pemerian : Hablur ,tidak berwarna .

Kelarutan : Larut dalam air dan etanol

Kegunaan : Sebagai zat tambahan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Khasiat penggunaan : Zat adiktif makanan

3. Asam tartrat (FI Edisi III, Hal 793 Tahun 1979)

Nama resmi : Tartrat acid

Nama Lain : Asam tartrat

Rumus Molekul : C4H6O6

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk putih ,

tidak berbau, rasa sangat asam

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut

dalam etanol (95%) P,sukar larut dalam

eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai zat pemberi suasana asam

Khasiat Penggunan : Zat tambahan

4. Bismuth subnitrat (FI Edisi III, Hal 118-119, Tahun 1997)

Nama Resmi : BISMUTH SUBNITRAS

Nama lain : Bismuth Subnitrat

Rumus Molekul : BiNO3

Pemerian : Serbuk hablur renik: putih,tidak, berbau

tidak berasa, berat.


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat,terlindung dari

cahaya.

Khasiat Penggunaan : Adstringen

Kegunaan : Sampel

5. Cupri Sulfas (FI Edisi III, Hal 731, Tahun 1979)

Nama Resmi : CUPRI SULFAS

Nama Lain : Tembaga (II) Sulfat

Rumus Molekul : CuSO4

Bobot Molekul : 249,6

Pemerian : Serbuk hablur atau keabuan bebas dari

sedikit warna biru.

Kelarutan : Larut dalam air dan etanol (95 %)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : Sebagai sampel

Khasiat Penggunaan : Herbisida, fungisida, dan pestisida

6. HCL(FI Edisi III, Hal 53 Tahun 1979)

Nama resmi : ACIDUM HIDRO CHLORIDUM

Nama lain : Asam klorida

Rumus Molekul : HCL

Bobot Molekul : 36,46

Pemerian : Tidak berwarna, berasap, bau merangsang,

jika diencerkan 2 bagian air asap dan bau

hilang.
Kelarutan :-

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : Sebagai zat tambahan

Khasiat Penggunaan : Zat tambahan.

7. K2CrO4 (FI Edisi III, Hal 690 Tahun 1979)

Nama resmi : KALII KROMAT

Nama lain : Kalium kromat

Rumus Molekul : K2CrO4

Bobot Molekul : 194,2

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air,larutan jernih

Kegunaan : Sebagai pereaksi

Khasiat Penggunaan :Sebagai pembersih senyawa

Pemerian : Massa hablur ,berwarna kuning

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

8. KMnO4 (FI Edisi III, Hal 330 Tahun 1979)

Nama resmi : KALII PERMANGANAS

Nama lain : Kalium permanganat

Rumus Molekul : KmnO4

Bobot Molekul : 158,03

Kelarutan : Larut dalam 16 bagian air, larut dalam air

mendidih.

Kegunaan : Sebagai sampel


Khasiat Penggunaan : Antiseptikum ekstren

Pemerian : Hablur mengkilap ungu tua tidak berbau

rasa manis atau sepat.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

9. NH4OH (Ditjen POM, FI III. 1979 : 86)

Nama resmi : AMMONIA

Nama lain : Amonia

Rumus Molekul : NH4OH

Bobot Molekul : 35,05

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas

menusuk kuat.

Kelarutan : Mudah larut dalam air.

Kegunaan : Zat tambahan.

Khasiat penggunaan : Zat tambahan

10. (NH4)2SO4 (FI Edisi III, Tahun 1979)

Nama Resmi : Ammoni Sulfat

Nama Lain : Amonium Sulfat

Rumus Molekul : (NH4)2SO4

Bobot Molekul : 152,13

Pemerian : Hablur tidak berwarna dan putih.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, praktis tidak

larut dalam etanol 95 % P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.


Kegunaan : Sebagai pereaksi

Khasiat Penggunaan : Ekspktoran

11. Perak Nitrat (FI Edisi III, Hal 97, Tahun 1979)

Nama Resmi : ARGENTI NITRAS

Nama Lain : Perak Nitrat

Rumus Mol : AgNO3

Berat molekul : 169,873

Pemerian : Hablur transparan atau serbuk hablur

berwarna tidak berbau, menjadi gelap jika

terkena cahaya.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larut dalam

ethanol (95%)

Kegunaan : Sebagai sampel

Khasiat penggunaan : Antiseptikum ekstrem

12. Raksa (II) Klorida (FI Edisi III, Hal 287, Tahun 1979)

Nama Resmi : HYDRAGYRI BICHLORIDUM

Nama Lain : Raksa (II) Klorida

Rumus Mol : HgCl2

Berat Molekul : 271,52

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur

putih, tidak berbau, berat.

Kelarutan : Larut dalam 15 bagian air, 2.1 bagian air


mendidih dalam 3 bagian ethanol (95%) P,

dalam 2 bagian etanol (95%) P, mendidih

dalam 20 bagian eter P, dan dalam 65

bagian liesrol P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai pereaksi.

Khasiat penggunaan : Antiseptikum ekstrem

13. Timbal Asetat (FI Edisi III, Hal 503, Tahun 1979)

Nama resm : PLUMBI ACETAS

Nama lain : Timbal Asetat

Rumus Mol : C4H6O4Pb.3H2O

Berat Mol : 379,33

Pemerian : Hablur prisma monoklir, kecil, putih,

transparan massa hablur berat, berbau

seperti cuka.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Khasiat Penggunaan : Adstringen

Kegunaan : Sebagai sampel


BAB III

PROSEDUR KERJA

A. Alat

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan analisis kualitatif

antara lain, yaitu gegep/penjepit tabung, gelas kimia, kaki tiga, kawat kasa,

lampu spiritus, lap halus, lap kasar, pipet skala, pipet tetes, rak tabung,

sikat tabung, dan tabung reaksi (Iwaki).

B. Bahan

Adapun bahan yang digunakan antara lain, yaitu Ag+ (Perak), Ba2+

(Barium), BaCl2 (Barium clorida), Bi3+ (Bismuth), Ca2+ (kalsium), Cu2+

(Tembaga), C4H6O6 (Asam tartrat), HCl (Asam klorida), Hg+ (Raksa),

H2C2O4 (Asam oksalat), H2SO4 (Asam sufat), K+ (Kalium), K2CrO4

(Kalium kromat), K4Fe(CN)6 (Kalium heksasianoferat(II)), Mn2+

(Mangan), NaOH (Natrium hidroksida), NH4OH (Amonium hidroksida),

NH4S (Amonium sulfat), Pb+ (Timbal), SO42- (Sulfat), dan Zn2+ (Seng).

C. Cara Kerja

a. Kation
1. Golongan I Pb2+, Ag+, dan Hg2+

a. Larutan Pb2+, dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu

ditambahkan HCl 2M, terjadi endapan putih

b. Larutan Pb2+, dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu

ditambahkan K2CrO4,terbrntuk endapan kuning.

c. Larutan Ag+, dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu

ditambahkan HCl 2M, terjadi endapan putih

d. Larutan Ag+, dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu

ditambahkan K2CrO4,terbrntuk endapan kuning.

e. Larutan Hg2+, dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu

ditambahkan HCl 2M, terjadi endapan putih

f. Larutan Hg2+, dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu

ditambahkan K2CrO4,terbrntuk endapan kuning.

2. Golongan II Bi3+ dan Cu2+

a. Larutan Bi3+ dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu

ditambahkan NH4OH.

b. Larutan Cu2+ dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu

ditambahkan NH4OH, kemudian larut dalam kelebihan

pereaksi, lalu ditambahkan K4(Fe(CN)6).

3. Golongan III Zn2+ dan Mn2+

a. Larutan Zn2+ dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu

ditambahkan K4(Fe(CN)6).
b. Larutan Zn2+ dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu

ditambahkan larutan NaOH.

c. Larutan Mn2+ dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu

ditambahkan larutan NaOH

d. Larutan Mn2+ dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu

ditambahkan H2SO4 kemudian dididihkan selama 1menit.

e. Larutan Mn2+ dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu

ditambahkan larutan Amonium Sulfida.

4. Golongan IV Ba2+ dan Ca2+

a. Larutan Ba2+ dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu

ditambahkan asam oksalat.

b. Larutan Ba2+ dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu

ditambahkan larutan H2SO4.

c. Larutan Ba2+ dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu

ditambahkan K2CrO4.

d. Larutan Ca2+ dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu

ditambahkan NH4OH dan amonium oksalat.

5. Golongan V K+

a. Larutan K+ dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu

ditambahkan asam tatrat.

b. Anion

1. Golongan Sulfat
Larutan SO42- dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan

larutan BaCl2.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tabel hasil pengamatan

Tabel pengamatan kation

NO GOLONGAN PERSAMAAN HASIL


2+
Pb + HCL Endapan putih
Pb2+ + K2Cr2O4 Endapan kuning
1 Golongan I Ag+ + HCL Endapan putih
Ag+ + K2Cr2O4 Endapan kuning
Hg+ +HCL Tidak berwarna
Hg2+ + K2Cr2O4 Endapan kuning
2 Golongan II Bi3+ + NH4OH Tidak berwarna
Cu2+ + NH4OH -
Zn2+ + K4Fe(CN)6 Endapan putih
Zn2+ + NaOH Tidak berwarna
3 Golongan III Mn2+ + NaOH Cokelat
Mn2+ + H2SO4 Ungu
Mn2+ + NH4S Ungu pekat
Ba2+ + C2H2O4 Tidak berwarna
4 Golongan IV Ba2+ + H2SO4 Endapan putih
Ba2+ + K2Cr2O4 Endapan kuning
Ca2+ + NH4OH Endapan putih
5 Golongan V K+ + C4H6O6 Enda[an kristal
Tabel pengamatan anion

NO GOLONGAN PERSAMAAN HASIL


1 Golongan sulfat SO42- + BaCl2 Endapan putih
-

B. Pembahasan

Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi

keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui.

Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk

mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam

metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya

pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan

untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan. Regensia golongan

yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam

klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat.

Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan

reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan

metode yang digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun

skema yang digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk

dalam lebih dari satu golongan.


Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas

tertentu diantaranya:

1. Golongan I: Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam

klorida encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.

2. Golongan II: Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi

membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam

mineral encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn.

3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida

encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral

encer. Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium

sulfida dalam suasana netral / amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe,

Al, Cr, Co, Mn, Zn.

4. Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III.

Kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan

adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion

golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.

5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan

regensia-regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation

yang terakhir. Kation golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+.

Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti

yang digunakan untuk kation. Namun skema klasifikasi pada anion

bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion termaksud dalam lebih

dari satu golongan.


Sedangkan untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas

diantaranya :

1. Anion sederhana seperti O2,F- atau CN-.

2. Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-.

3. Anion polimer okso seperti silikat, borad, atau fospat terkondensasi.

4. Anion kompleks halide, seperti TaF6 dan kompleks anion yang

mengandung anion berbasa banyak seperti oksalad

Reaksi-reaksi dalam anion ini akan dipelajari secara sistematis

untuk memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu

dikelompokkan bersama-sama, ini meliputi asetat, format, oksalad, sitrat,

salisilad, benzoad, dan saksinat.

Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi

kering dan reaksi basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan

reaksi basah untuk zat dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang di

uraikan digunakan untuk analisis semimikro dengan hanya modifikasi

kecil.

Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti

yang digunakan untuk kation. Namun skema klasifikasi pada anion

bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion termaksud dalam lebih

dari satu golongan.

Menemukan adanya kation dan anion dalam suatu analit, baik yang

terdiri dari zat tunggal atau zat majemuk lebih dari satu kation dan anion,

memerlukan sistematika tertentu. Apabila analit berupa larutan dapat


langsung dianalisis, tetapi apabila berupa zat padat atau campuran padat

dan cair, perlu dicari pelarut yang sesuai. Analisis kation dalam tiap – tiap

golongan dilakukan sesuai langkah – langkah tertentu, sehingga masing –

masing kation akhirnya dapat identifikasi. Uji kelarutan berbagai macam

garam dalam air, dapat diperkirakan jenis anion yang mungkin terdapat

dalam sampel.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kation

golongan I menghasilkan endapan putih, kecuali ditambahkan larutan

K2Cr2O4 akan membentuk endapan kuning. Kation golongan II

membentuk endapan atau tidak berwarna meskipun telah ditambahkan

pereaksi yang berlebihan. Kation golongan III dengan sampel Zn

menghasilkan endapan putih, jika menggunakan sampel Mn akan

menunjukkan perubahan warna. Kation golongan IV menghasilkan

endapan putih dan tidak berwarna. Namun jika ditambahkan K2Cr2O4

menghasilkan endapan kuning yang akan larut dalam Hcl. Kation

golongan V menghasilkan endapan kristal.

Anion golongan sulfida menghasilkan endapan putih, dan jika

ditambahkan asam clorida encer tidak akan larut.


DAFTAR PUSTAKA

DirJen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : DepKes

DirJen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : DepKes

Haryadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia, Jakarta.

Irfan, Anshory.2000. Ilmu Kimia. Erlangga : Jakarta.

Rosenberg, Jerome.1994. Kimia Dasar. Edisi IV. Erlangga : Jakarta.

Underwood, A.L. 2002. Analisa Kimia Kuantitatif. Erlangga, Jakarta.

Zulkarnaen, A. K. Kimia Analisa Kuantitatif. 1991. Departemen


Perindustrian SMTI, Yogyakarta.
Lampiran

Gambar (1) Gambar (2) Gambar (3)

Pb2+ + HCl Pb2++K2CrO4 Ag++HCl

Gambar(3) Gambar (4) Gambar (5)


Ag++K2CrO4 Hg++HCl Hg++K2CrO4

Gambar (6) Gambar(7) Gambar(8)

Bi3++NH4OH Zn2++ K4(Fe(CN)6) Zn2++NaOH

Gambar(9) Gambar(10) Gambar(11)

Mn2++NaOH Mn2++H2SO4 Mn2++ (NH4)2SO4

Gambar (12) Gambar (13) Gambar (14)


Ba2++H2C2O4 Ba2++ H2SO4 Ba2++ K2CrO4

Gambar (15) Gambar (16) Gambar (17)

Ca2++ NH4OH K++C4H6O3 SO42-+BaCl2

Anda mungkin juga menyukai