Anda di halaman 1dari 22

KIMIA ANALITIK

SATU
KIMIA ANALITIK (PERANAN, JENIS ANALISA, SPESIFIK DAN PERANAN)
DAN LANGKAH-LANGKAH ANALISIS KIMIA
A. Peranan Kimia Analitik

Kimia analitik tidak hanya digunakan di bidang


kimia saja,tetapi digunakan juga secara luas di
bidang ilmu lainnya.
1. Penerapan Kimia Analitik di Bidang Kedokteran

Menganalisis secara kualitatif bahan – bahan kimia


apa saja yang berkhasiat dan dijadikan obat untuk
menyembuhkan penyakit pasien serta bagaimana
proses dan reaksi kimianya.

Menganalisa secara kuantitatif seberapa banyak


atau kadar zat kimia yang digunakan untuk
menyembuhkan pasien.
2 Penerapan Kimia Analitik di Bidang Pertanian

Menganalisa secara kualitatif bahan – bahan apa


saja yang berkhasiat yang bisa di jadikan pupuk
3. Uji Kuantitatif
dan pestisida serta dampak baik dan dampak
(Jelaskan, gambarkan,
buruknya.
contoh)
Menganalisa secara kuantitatif seberapa banyak
jumlah atau kadar yang digunakan untuk
membuat pupuk atau pestisida sehingga zat
tersebut dapat digunbakan secara efektif dan
bermanfaat.
3 Penerapan Kimia Analitik di Bidang Geologi

Menganalisa secara kualitatif unsur unsur apa


saja yang terdapat pada batu-batuan mineral,serta
unsur-unsur yang ada pada gas alam dan minyak
bumi. Kedua secara analisa kuantitatif adalah
menentukan berapa jumlah kadar batu mineral
yang diteliti.
4. Penerapan Kimia Analitik di Bidang Biologi

Menganalisa secara kualitatif tentang struktur


dan sifat senyawa yang bersangkutan dengan
biologi contohnya karbohidrat, protein,
vitamin, enzim , lemak, asam nukleat dan lain-
lain.
5. Penerapan Kimia Analitik di Bidang Hukum

Menganalisa secara kualitatif bentuk sturktur dan


unsur – unsur apa saja yang menyusun suatu
DNA. Sangkutannya dengan bidang hukum adalah
seperti kita ketahui untuk melakukan penelitian
tentang identitas seseorang maka kita melakukan
tes DNA. Tes ini berguna untuk berjalannya proses
hukum.
6. Penerapan Kimia Analitik di Bidang Mesin

Menganalisa secara kualitatif dan mempelajari


sifat dan komposisi logam yang baik untuk
pembuatan mesin, mempelajari sifat, komposisi
bahan bakar dan minyak pelumas mesin.
7. Penerapan Kimia Analitik di Bidang Teknik
Sipil
Bahan-bahan yang digunakan dalam
bidang ini adalah semen, kayu, cat, paku, besi,
paralon (pipa PVC), lem dan sebagainya. Semua
bahan tersebut dihasilkan melalui riset yang
berdasarkan ilmu kimia. Penerapan kimia
analitik di bidang ini adalah menganalisa secara
kualitatif unsure-unsur apa saja yang bagus
digunakan sebagai bahan-bahan bagunan dan
juga menganalisa kelebihan dan keurangan
suatu bahan – bahan tersebut.
8. Penerapan Kimia Analitik di Bidang Industri
Kita ambil contoh industry semen.
Penerapan kimia analitik di bidang ini adalah
menganalisa secara kualitatif unsure – unsure apa
saja yang bagus untuk pembuatan semen
sehingga bisa semennya bisa bagus,kuat,dan
tahan lama. Dan menganalisa secara kuantitatif
seberapa banyak jumlah zat yang digunakan
untuk pembuatan semen tersebut.
9. Penerapan Kimia Analitik di Bidang Arkeologi
Penerapan kimia analitik dibidang ini
adalah mengalisa secara kualitatif berapa umur
suatu fosil dengan cara meradioisotp carbon- 14
unutk menentukan usia fosil.
10. Penerapan Kimia Analitik di Bidang Kecantikan
penerapan kimia analitik adalah mengenalisa
secara kualitatif zat-zat kimi apa saja yang bagus di-
gunakan untuk mebuat alat-alat kecantikan. Con-
tohnya bedak,lipstick,parfum,sampo,dll.
B. Jenis Analisa

•Analisa Kualitatif
Analisa Kualitatif adalah metode kimia anlitik untuk mengetahui
keberadaan suatu zat spesi dalam sampel yang belum diketahui
keberadaanya dan mengenalinya lewat sifat fisika dan kimianya. Sifat kimia
redoks, reaksi asam-basa, kompleks, dan reaksi pengendapan) dan sifat
fisika ( bau, warna, terbentuknya gelembung gas atau endapan).

•Analisa kuantitatif
Analisa kuantitatif adalah metode kimia analitik untuk mengetahui jumlah
zat/spesi dalam suatu sampel. Cara yang umum dipakai adalah metode
volumetric(titrasi), gravimetric dan insttrumentasi (spektrokimia).
C. Spesifikasi Kimia Analitik

Kimia Analitik/ Analisis adalah salah satu cabang


Ilmu Kimia yang mempelajari tentang pemisahan dan
pengukuran unsur atau senyawa kimia, yakni proses
dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam
cuplikan yang tidak diketahui.
D. Langkah- Langkah Analisis Kimia

1. Sampling, yaitu mengambil cuplikan yang mewakili


materi yang akan dianalisa.

Sampling Untuk keperluan analisis kuantitatif


langkah awal yang penting adalah sampling cuplikan
harus representatif, artinya dapat mewakili keseluruhan
materi yang akan dianalisis. Ada beberapa sampel dalam
proses sampling, yaitu
a. Sampel Padat
- untuk memperoleh cuplikan yang homogen
biasanya cuplikan tersebut digerus atau digiling,
kemudian diayak dengan menggunakan ayakan
dengan ukuran (mesh) tertentu.
- Untuk memperkecil jumlah, sejumlah cuplikan
dikumpulkan menjadi bentuk kerucut,
lalu diratakan dan dibagi empat bagian.
- Dua bagian yang bersebrangan digunakan
sebagai cuplikan.
b. Sampel Cair
- Analisis kandungan logam berat dalam air sungai
yang mengalir, maka perlu dilakukan pengambilan
cuplikan air dari beberapa titik yang representatif
pada setiap jarak 50 meter atau 100 meter.
- Disamping itu yang perlu diperhatikan adalah
tingkat kedalaman (sedimen, pertengahan dan
permukaan air).
c. Sampel Gas
- Cuplikan gas umumnya bersifat sama, sehingga
tidak menimbulkan persoalan banyak pada proses
pengambilan cuplikan.
-persoalan terutama terletak pada keadaan
peralatan yang dipakai serta apakah komponen
gas mampu atau tidak mampu bereaksi dgn
materi wadah.
2. Pengubahan keadaan cuplikan menjadi bentuk yang
sesuai dengan kebutuhan pengukuran.
Untuk mengubah cuplikan bentuk padat
menjadi bentuk cair agar dapat diukur dilakukan dengan :
a. Cara basah yang dilakukan dengan pelarutan langsung
menggunakan pelarut air, asam-asam seperti asam nitrat,
asam sulfat, asam klorida, asam perklorat atau
campurannya, dan basa.
b. Cara kering, cuplikan dilebur dengan cara dipijarkan,
kemudian dilarutkan dengan air atau asam encer. Untuk
mempercepat proses peleburan, biasanya ditambahkan
beberapa tetes asam-asam pekat.
3. Pengukuran.
Sifat kimia dan fisika digunakan dasar
untuk melakukan pengukuran baik kuantitatif dan
kualitatif serta melibatkan reaksi-reaksi kimia di
dalamnya, seperti volumetri dan gravimetri.
Kedua metode tersebut dikatakan klasik namun
masih digunakan hingga sekarang, karena
menunjukkan ketelitian dan kecermatan yang
handal. Selain itu penggunaan instrumen moderen
yang lebih canggih yang juga didasarkan sifat fisika
kimia.
4. Perhitungan serta interpretasi data yang diperoleh
dari hasil pengukuran.
a. Pengukuran dengan titrasi dan gravimetri
datanya diolah berdasarkan hubungan stoikhiometri yang
sederhana berdasarkan reaksi kimia yang terjadi.
b. Pengukuran dengan spektrofotometer,
diperoleh data berupa absorbans, yg dapat dihubungkan
dengan konsentrasi atau kadar suatu zat dalam cuplikan.
c. cara statistika kimia dapat digunakan untuk
meminimalisasi kesalahan-kesalahan yang dibuat selama
pengerjaan dan pengukuran, agar dapat diperoleh
tafsiran data dan kesimpulan yang tepat dengan tingkat
kepercayaan yang tinggi.
SEKIAN 

Anda mungkin juga menyukai