Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

I.A. LATAR BELAKANG

Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berhubungan dengan identifikasi dan
penentuan komposisi suatu bahan. Lebih spesifiknya terdapat  kimia analitik kualitatif dan
kimia analitik kuantitatif, dan kimia analitik instrumen.

a. Kimia analitik kualitatif adalah kimia analisa yang hanya membahas tentang identifikasi
atau ada/tidaknya unsur/zat di dalam suatu bahan. Kimia analitik kuantitatif adalah
kimia analisa yang berhubungan dengan komposisi atau jumlah unsur/zat dalam suatu
bahan.

b. Kimia analitik instrumen adalah cabang ilmu kimia yang berhubungan dengan
identifikasi atau penentuan komposisi dengan bantuan instrumen (alat) khas;
keuntungan analisis berlangsung cepat dengan sedikit pereaksi baik jenis maupun
jumlahnya, dan kelemahannya bergantung pada ketelitian alat.

Dibandingkan dengan cabang ilmu kimia lainnya seperti kimia anorganik, organik,
fisik dan biokimia, maka kimia analitik mempunyai penerapan yang lebih luas. Kimia analitik
tidak saja dipakai di cabang ilmu kimia lainnya, tapi juga dipakai luas dalam cabang ilmu
pengetahuan lain seperti ilmu lingkungan, kedokteran, pertanian, kelautan dan sebagainya.
Demikian juga di bidang industri, profesi, kesehatan dan bidang lainnya kimia analitik
memberikan peranan yang tidak sedikit. Dalam ilmu lingkungan, pemantauan kadar pencemar
memerlukan metoda analisis yang tepat, cepat dan peka untuk menentukan berbagai konstituen
yang sering berjumlah renik. Dalam bidang kedokteran diperlukan berbagai analisis untuk
menentukan berbagai unsur atau senyawa dalam sampel seperti darah, urin, rambut, tulang dan
sebagainya. Di bidang pertanian, komposisi pupuk yang tepat sehingga tumbuhan
menghasilkan panen seperti yang diharapkan juga memerlukan metoda analisis yang tepat
untuk mengetahuinya. Di bidang industri metoda analisis diperlukan untuk memonitoring bahan
baku, proses produksi, produk maupun limbah yang dihasilkan. Itu adalah sebagian saja yang
dapat dikemukakan mengenai peranan kimia analitik dalam kehidupan manusia.

1
Analisis kimia melibatkan pemisahan, identifikasi dan penenentuan jumlah relatif
komponen dalam suatu sampel. Metodeh dari analisis kimia diklasifikasikan dua macam yaitu:

1. Analisis klasik
Cara klasik dengan melibatkan proses kimia sederhana, peralatan sederhana, tetapi
memerlukan keahlian relatif tinggi.

2. Analisis Instrumen
Cara modern mulai meninggalkan proses kimia, tetapi tetap memerlukan proses

Pengertian instrumen dalam lingkup evaluasi didefinisikan sebagai perangkat untuk


mengukur hasil belajar siswa yang mencakup hasil belajar dalam ranah kognitif, afektif dan
psikomotor. Bentuk instrumen dapat berupa tes dan non tes. Instrumen bentuk tes mencakup :
tes uraian (uraian objektif dan uraian bebas), tes pilihan ganda, jawaban singkat, menjodohkan,
benar-salah, unjuk kerja (performance test), dan portofolio. Instrumen bentuk non tes
mencakup: wawancara, angket dan pengamatan(observasi).
Sebelum instrumen digunakan hendaknya dianalisis terlebih dahulu. Dua karakteristik penting
dalam menganalisis instrumen adalah validitas dan reliabilitasnya.

Instrumen dikatakan valid (tepat, absah) apabila instrumen digunakan untuk mengukur
apa yang seharusnya diukur. Instrumen untuk mengukur kemampuan matematika siswa sekolah
dasar tidak tepat jika digunakan pada siswa Sekolah menengah. Dalam hal ini sasaran kepada
siapa instrumen itu ditujukan merupakan salah satu aspek yang harus dipertimbangkan dalam
menganalisis validitas suatu instrumen. yang berlaku, kaidah-kaidah dalam penulisan butir soal
dsb. pemantauan dan standarisasi yang memerlukan analisis klasik.

Karena ilmu kimia yang meluas dan timbul inspirasi- inspirasi dari berbagai pihak untuk
melakukan percobaan, Dan untuk mempermudah dari percobaan/ pratikum, dilakukan
percobaan dengan bantuan instrumen. Dari berbagai instrumen – instrumen untuk menganalisi
meluas menjadi aplikasi- aplikasi yang memudahkan dalam berbagai bidang kehidupan tidak
hanya berkaitan dengan kimia. Untuk itu makalah ini akan membahas beberapa aplikasi dari
instrumen Kimia Analisis kimia.

I.B. PERMASALAHAN
2
Karena ditinjau dari luasnya pembelajaran mengenai kimia analitik instrumen, batasan
masalah yang kami bahas meliputi:

1. Dasar- dasar dalam pengukuran


2. Prinsip dari beberapa instrumen
3. Aplikasi dari instrumen pengukuran

1.C. TUJUAN

Makalah yang kami buat selain bertujuan sebagai syarat pengambilan nilai mata kuliah
Kimia Analitik Instrumen (KAI), juga bertujuan sebagai sarana pembelajaran yang diharapkan
dapat esifien. Sehingga mahasiswa :

1. Dapat memahami prinsip dasar kimia analitik instrumen


2. Dapat mengetahui aplikasi- aplikasi dari instrumen analitik
3. Dapat aktif untuk lebih memahami pembelajaran Kimia Analitik Instrumen

BAB II

3
ISI

II.A. TINJAUAN PUSTAKA

II.B. DASAR- DASAR ANALIS INSTRUMEN

4
II.b1. Klasifikasi Analisis kimia

Analisis kimia dapat memberikan informasi mengenai suatu sampel. Hasil analisis dapat
berupa:

Analisa kualitatif

Tujuan utama analisis kualitatif adalah mengidentifikasi komponen dalam zat kimia.
Analisis kualitatif menghasilkan data kualitatif, seperti terbentuknya endapan, wama, gas
maupun data non numerik lainnya. Umumnya dari analisis kualitatif hanya dapat diperoleh
indikasi kasar dari komponen penyusun suatu analit. Analisis kualitatif biasanya digunakan
sebagai langkah awal untuk analisis kuantitatif. Pada berbagai cara analisis modem, seperti
cara-cara analisis spektroskopi dapat dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif secara
bersamaan, sehingga waktu dan biaya analisis dapat ditekan seminimal mungkin dan perolehan
hasilnya lebih akurat.

Analisis kuantitatif

Tujuan utama analisis kuantitatif adalah untuk untuk mengetahui kuantitas dari setiap
komponen yang menyusun analit. Analisis kuantitatif menghasilkan data numerik yang
memiliki satuan tertentu. Data hasil analisis kuantitatif umumnya dinyatakan dalam satuan
volume, satuan berat maupun satuan konsentrasi dengan menggunakan metoda analisis tertentu.
Metoda analisis kuantitatif umumnya melibatkan proses kimia dan proses fisika. Analisis
kuantitatif yang melibatkan proses kimia seperti gravimetri dan volumetri. Analisis kuantitatif
yang melibatkan proses fisika umumnya menggunakan prinsip interaksi materi dengan energi
pada proses pengukurannya. Metode ini umumnya menggunakan peralatan modem, seperti
polarimeter, spektrometer, sehingga sering dikenal sebagai analisis instrumen.

Berdasarkan sifat analisis terhadap komponen analitnya, jenis analisis dapat di-golongkan
menjadi;

5
(a) analisis perkiraan, Disebut analisis perkiraan bila keberadaan komponen dalam sampel
belum dapat dinyatakan dengan pasti, hanya perkiraannya saja yang diketahui. Analisis
perkiraan disebut sebagai analisis semikualitatifdan semi kuantitatif.

(b) analisis parsial, Pada analisis parsial hanya sebagian komponen sampel yang dianalisis,
sebagian lainnya tidak..

(c) analisis komponen renik, hanya komponen mikro (renik) yang ditetapkan keberadaannya
secara kualitatif maupun kuantitatif

(d) analisis lengkap, Disebut analisis lengkap apabila keseluruhan komponen penyusun sampel
dianalisis, sehingga diperoleh komposisi sesungguhnya dari komponen penyusun sampel.
Analisis lengkap mengandung informasi lengkap yang dapat digunakan untuk berbagai
keperluan.

Berdasarkan kuantitas analit yang ingin ditetapkan, analisis dapat digolongkan dalam
tiga kategori, yaitu analisis makro, analisis semi mikro dan analisis mikro. Analisis makro bila
kadamya besar, misalnya dalam orde gram atau prosen, sedangkan analisis mikro bila kadar
analitnya sangat kecil, seperti ppm.

Ditinjau dari caranya kimia analitik digolongkan menjadi:

 analisis klasik
Analisis klasik berdasarkan pada reaksi kimia dengan stoikiometri yang telah diketahui
dengan pasti. Cara ini disebut juga cara absolut karena penentuan suatu komponen di
dalam suatu sampel diperhitungkan berdasarkan perhitungan kimia pada reaksi yang
digunakan.
Secara singkat analisis klasik dibagi menjadi 3:
1. pemisahan analit : ekstraksi, destilasi, presipitasi (pengendapan), filtrasi
(penyaringan), dll.
2. Analisis kualitatif titik didih, titik beku, warna, bau, densitas dll
3. Analisis kuantitatif : analisis gravimetri dan volumetri
Pada volumetri, besaran volume zat-zat yang bereaksi meupakan besaran yang
diukur, sedangkan pada gravimetri, massa dari zat-zat merupakan besaran yang
diukur.

6
analisis instrumental
Analisis instrumental berdasarkan sifat fisiko-kimia zat untuk keperluan analisisnya.
Misalnya interaksi radiasi elektromagnetik dengan zat menimbulkan fenomena absorpsi,
emisi, hamburan yang kemudian dimanfaatkan untuk teknik analisis spektroskopi. Sifat
fisika–kimia lain seperti pemutaran rotasi optik, hantaran listrik dan panas, beda partisi
dan absorpsi diantara dua fase dan resonansi magnet inti melahirkan teknik analisis
modern yang lain. Dalam analisisnya teknik ini menggunakan alat-alat yang modern
sehingga disebut juga dengan analisis modern.
Cara lama, sejak awal kimia analitik
 Tdk diperlukan alat-alat rumit
 Ukuran komponen sampel cukup besar (makro, semi-makro)
 Berdasar reaksi kimia dan pers. Stoikiometri
 Berdasar interaksi materi-materi
Cara baru, sejalan perkembangan IPTEK
 Diperlukan alat yg lebih rumit
 Ukuran sampel kecil (mikro, ultramikro, submikro)
 Berdasar pengukuran besaran fisika non stoikiometri
 Berdasar interaksi energi-materi

II.b2. Instrumen untuk Analisis


Sebuah instrumen analisis kimia untuk mengubah sinyal analitik yang tak dapat
dideteksi da dimengerti langsung oleh manusia menjadi bentuk sinyal yang dapat
dimengerti, sehingga instrumen analitik dapat dikatakan alat komunikasi antara sistim
yang dipelajari dengan ahli kimia.

II.C. APLIKASI INSTRUMEN ANALISIS


II.c1. Pemisahan Analitik

7
Pemisahan analitik yang dilakukan dengan asam atau basa berkonsentrasi tinggi,
dengan pemanasan (refluk) ihngga beberapa jam, dengan proses distilasi dan proses ekstraksi
pelarut telah digantikan dengan menggunakan pemisahan kormatografi. . Kromatografi adalah
suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacam-macam teknik pemisahan yang didasarkan
atas partisi sampel diantara suatu fasa gerak yang bisa berupa gas ataupun cair dan fasa diam
yang juga bisa berupa cairan ataupun suatu padatan. Penemu Kromatografi adalah Tswett yang
pada tahun 1903, mencoba memisahkan pigmen-pigmen dari daun dengan menggunakan suatu
kolom yang berisi kapur (CaSO4). Aplikasi kromatografi banyak digunakan untuk uji obat,
vitamin dalam makanan dan laju pertumbuhan daging.

Berikut bebrapa aplikasi dari kromatografi

a. Pada Bidang Bioteknologi.


Dalam bidang bioteknologi, kromatografi mempunyai peranan yang sangat besar.
Misalnya dalam penentuan, baik kualitatif maupun kuantitatif, senyawa dalam protein.
Protein sering dipilih karena ia sering menjadi obyek molekul yang harus di-purified
(dimurnikan) terutama untuk keperluan dalam bio-farmasi. Kromatografi juga bisa
diaplikasikan dalam pemisahan molekul-molekul penting seperti asam nukleat,
karbohidrat, lemak, vitamin dan molekul penting lainnya. Dengan data-data yang
didapatkan dengan menggunakan kromatografi ini, selanjutnya sebuah produk obat-
obatan dapat ditingkatkan mutunya, dapat dipakai sebagai data awal untuk
menghasilkan jenis obat baru, atau dapat pula dipakai untuk mengontrol kondisi obat
tersebut sehingga bisa bertahan lama.

b. Pada Bidang Klinik


Dalam bidang clinical (klinik), teknik ini sangat bermanfaat terutama dalam
menginvestigasi fluida badan seperti air liur. Dari air liur seorang pasien, dokter dapat
mengetahui jenis penyakit yang sedang diderita pasien tersebut. Seorang perokok dapat
diketahui apakah dia termasuk perokok berat atau ringan hanya dengan mengetahui
konsentrasi CN- (sianida) dari sampel air liurnya. Demikian halnya air kencing, darah
dan fluida badan lainnya bisa memberikan data yang akurat dan cepat sehingga
keberadaan suatu penyakit dalam tubuh manusia dapat dideteksi secara dini dan cepat.
Sekarang ini, deteksi senyawa oksalat dalam air kencing menjadi sangat penting

8
terutama bagi pasien kidney stones (batu ginjal). Banyak metode analisis seperti
spektrofotometri, manganometri, atau lainnya, akan tetapi semuanya membutuhkan
kerja ekstra dan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil analisis dibandingkan
dengan teknik kromatografi. Dengan alasan-alasan inilah, kromatografi kemudian
menjadi pilihan utama dalam membantu mengatasi permasalahan dalam dunia
bioteknologi, farmasi, klinik dan kehidupan manusia secara umum.

c. Pada Bidang Forensik


Aplikasi kromatografi pada bidang forensik pun sangat membantu, terutama dilihat dari
segi keamanan. Masih lekat dalam ingatan kita, sebuah peristiwa Black September
Tragedy mengguncang Amerika pada tanggal 11 September 2001 yang ditandai dengan
runtuhnya dua gedung kesayangan pemerintah Amerika Serikat. Demikian halnya di
Indonesia yang marak dengan aksi peledakan bom yang terjadi di mana-mana. Perhatian
dunia pun akhirnya mulai beralih dengan adanya peristiwa-peristiwa
pengeboman/peledakan tersebut ke bahaya explosive (bahan peledak) dengan
peningkatan yang cukup tajam. Kini kromatrografi menjadi hal yang sangat penting
dalam menganalisis berbagai bahan-bahan kimia yang terkandung dalam bahan peledak.
Hal ini didorong karena dengan semakin cepat diketahuinya bahan-bahan dasar apa saja
bahan peledak, maka akan makin mempercepat diambilnya tindakan oleh bagian
keamanan untuk mengatasi daerah-daerah yang terkena ledakan serta antisipasi
meluasnya efek radiasi yang kemungkinan akan mengena tubuh manusia di sekitar
lokasi ledakan. Lebih jauh lagi, efek negatifnya terhadap lingkungan juga bisa segera
diketahui.
Pada dasarnya setiap bahan peledak, baru akan meledak jika terjadi benturan, gesekan,
getaran atau adanya perubahan suhu yang meningkat. Dengan terjadinya hal-hal seperti
ini, memberikan peluang bahan peledak tersebut berubah manjadi zat lain yang lebih
stabil yang diikuti dengan tekanan yang tinggi, yang bisa menghasilkan ledakan dahsyat
atau bahkan munculnya percikan api. Ada banyak bahan kimia yang biasa digunakan
dalam bahan peledak, baik bahan peledak yang kerkekuatan tinggi maupun rendah,
beberapa diantaranya adalah 2,4,6-trinitrotoluene (TNT), siklonit (RDX), tetril,
pentaeritritol tetranitrat (PETN) dan tetritol serta beberapa anion lain seperti perklorat,
klorat, klorida, nitrat, nitrit, sulfate dan tiosianat.Bisa dikatakan bahwa analisis organic

9
ion (ion organik) dan inorganic ion (ion anorganik) memainkan peranan yang sangat
penting pada saat investigasi lokasi ledakan bom berlangsung. Pendeteksian ion-ion
anorganik misalnya, setelah pengeboman berlangsung, akan memberikan harapan
karena tidak semua material dari bahan peledak tersebut ikut meledak pada saat terjadi
ledakan.
Bahan-bahan anorganik seperti klorat, klorida, nitrat, nitrit, sulfate, tiosianat, dan
perklorat adalah bahan-bahan kimia yang biasa digunakan sebagai oksidator untuk low
explosive (bahan peledak berkekuatan rendah).

d. Dalam bidang lingkungan


Dalam masalah lingkungan, sebagai konsekuensi majunya peradaban manusia, berarti
permasalahan pun semakin “maju”. Salah satu permasalahan serius yang dihadapi oleh
negara-negara berkembang dan utamanya negara maju adalah persoalan global warming
(pemanasan global). Menurut survei National Institute for Environmental Studies,
Japan, tahun 2006 lalu, bahwa masyarakat di Jepang memperkirakan tingkat pemanasan
global merupakan masalah lingkungan paling serius dan tingkatannya hampir 7 kali
lipat dari satu dekade yang lalu saat polling kali pertama dilakukan pada tahun 19972).
Seiring dengan hal itu, permasalahan lingkungan pun semakin meningkat. Disinilah,
teknik kromatografi mengambil peran paling penting dalam environmental analysis
(analisis lingkungan) ini. Pada dasarnya permasalahan lingkungan bisa dibagi ke dalam
3 bagian : water hygiene, soil hygiene dan air hygiene. Sebagai contoh, kualitas air
(misal : air ledeng, air sungai, air danau, air permukaan) dapat diketahui salah satunya
dengan mengetahui jenis anion dan kation yang terkandung dalam sampel air tersebut
sekaligus jumlahnya. Apakah mengandung logam-logam berbahaya atau tidak.
Demikian halnya pada daerah yang terkena acid rain (hujan asam). Antisipasi dini dapat
dilakukan dengan mengetahui secara dini kandungan sulfate ion, SO42- (ion sulfat) dan
nitrogen trioxide ion, NO3- (nitrogen trioksida) yang terdapat dalam air hujan tersebut.
Terbentuknya hujan asam disebabkan gas sulfur oxide, SOx dengan uap air dan
membentuk asam sulfat (H2SO4), demikian pula nitrogen oxide NOx dapat membentuk
asam nitrat (HNO3) di udara. Reaksi-rekasi ini mengambil waktu berjam-jam atau
bahkan berhari-hari di udara hingga akhirnya jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam.
Di beberapa negara maju seperti Jepang, Amerika, Eropa, Kanada, dan beberapa negara

10
lainnya, monitoring udara dan air hujan menjadi sangat penting tidak hanya untuk
memperkirakan efek dari polusi itu tapi yang lebih penting lagi adalah memonitor
progress (perkembangan) control polusi dari global ecology (ekologi global). Kontrol
kondisi air hujan ini menjadi penting karena beberapa efek yang fatal yang mungkin
bisa terjadi, di antaranya jatuhnya hujan asam dapat meningkatkan keasaman danau,
sungai, bendungan yang pada akhirnya mungin dapat menyebabkan kematian pada
kehidupan air. Demikian pula keasaman pada tanah dapat meningkat dan merembes ke
air permukaan tanah yaitu sumber air minum sehari-hari.

e. Aplikasi pada bidang yang lain


Sebenarnya masih sangat banyak aplikasi kromatografi dalam bidang-bidang keilmuan
lainnya. Beberapa aplikasi tersebut misalnya dalam industri kertas, pertambangan,
proses logam, petrokimia, pertanian, kedokteran dan lain-lain. Namun karena
keterbatasan pengetahuan, dalam tulisan ini kami hanya menampilkan beberapa contoh
peran serta kromatografi dalam memudahkan dan mempercepat perolehan “target data”
dalam beberapa bidang yang tersebut di atas.

II.c2. Spektrofotometer

Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui jumlah


cahaya yang diserap dan diteruskan oleh suatu larutan yang mengandung
substrat. Spektrofotometer memisahkan gelombang cahaya putih menjadi
sejumlah warna dengan panjang gelombang yang berbeda. Gelombang cahaya
dilewatkan melalui larutan atau sampel. Gelombang cahaya yang diteruskan
akan menabrak tabung fotolistrik. Gelombang kemudian akan diteruskan dalam
bentuk gelombang listrik yang akan diukur menggunakan alat pengukur arus.
Radiasi cahaya yang diserap oleh larutan dinamakan absorbansi, sedangkan
gelombang cahaya yang dilewatkan dinamakan dengan transmitan.

a. Pengujian kualitas minyak bumi

11
Salah satu pengujian kualitas minyak bumi adalah uji kualias warna warna produk
yang tidak sesuai dengan standar tidak layak untuk dipasartan dapat dilakukan
dengan pengujian warna yang efektif , yaitu dilakukan secara spektrofotometri yang
menguraikan cahaya polilkromatis menjadi monokromatis. Cahaya tersebut
dilewatkan pada sampel minyak bumi, dimana sebagian energinya diserap,kemudian
diukur intensitas radiasi yang diteruskan. Dengan demikian didapatkan transmitansi
spektral, yang merupakan perbandingan intensitas cahaya yang diteruskan dengan
intensitas datang. Spektrum yang dihasilkan di analisa pengaruh perubahan
spektrum dan tingkat luminasi standar CIE terhadap kenaikan nomor warna dari
minyak bumi. Pengujian dilakukan dengan berbagai sampel minyak yang telah
diketahui nomor warnanya kemudian di analisa tiap kenaikan warnanya. Dari
persamaan generasi dapat dianalisa kualitas warna produk minyak bumi yang
diproduksi. Dari hasil yang diperoleh didapatkan besarnya nomor warna dengan
menganalisa perubanan spektrum; untuk pertasolC A : +37 wana Saybolt,p ertasol
CB: +21wamaS ayboltp, ertasoCl C : +9 wamaS ayboldt ans olar: 2.0 warna ASTM.
Dengan analisa tingkat luminasis standar CIE didapakan nomor warna; pqtasol CA:
+30 wama Sayboh pe1tasl CB : +25 warna Saybohpqta.sd CC : *16 waxnaS aybottd
an solar: 2-5 warna ASTM- Dengan menggulnakan alat Saybolt coloru dan ASIM
mloru didapatkan ; pemasol CA: +30, pemasol cB : +26, Pertasol CC : +16 dan
Solar : 2.0. Dua hasil analisa setelah dibandingkan dengan alat tersebut didapatkan
analisa tingkat luminasi standar CIE lebih tepat dengan hasil penyimpangan
maksimal I tingkat warna dibandingkan dengan analisa perubahan spektrum yang
menghasilkan penyimpangan maksimal 7 tingkat warna.
b. Emisi pada analisa unsur- unsur bahan panduan aluminium AlMgSi-1
Analisis unsur-unsur kelumit (Si, Mn, Cu, Ti, Ni, Cr, Mg) dalam paduan aluminium
AlMgSi-1 telah dilakukan dengan metode uji ASTM menggunakan alat
spektrometer emisi. Analisis dilakukan setelah alat uji dikalibrasi dengan mengukur
beberapa bahan standar aluminium dengan berbagai konsentrasi. Hasil kalibrasi
berupa kurva kalibrasi, yang menggambarkan hubungan antara konsentrasi dan
intensitas pengukuran. Dari hasil evaluasi terhadap kurva kalibrasi dengan
menggunakan metode kuadrat terkecil (least square) didapatkan daerah pengukuran
linier, persamaan linier dan koefisien regresi serta limit deteksi. Dari hasil tersebut

12
diperoleh ketepatan cukup baik antara persamaan linier dengan data pengukuran
yang ditunjukkan dari nilai koefisien regresi pengukuran (0,997 hingga 0,999) yang
berada dalam daerah yang dipersyaratkan (0,96). Ketepatan dan ketelitian
pengukuran diperoleh dari pengukuran bahan standar sebanyak 7 kali pengulangan
yang memiliki konsentrasi dalam daerah linieritas. Uji kuadrat chi (chi square)
dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa presisi pengukuran masih
dalam batas yang diterima, sedangkan akurasi pengukuran dihitung dengan
membandingkan nilai hasil pengukuran dengan nilai acuan dan diperoleh berkisar
antara 95% hingga 99,97%. Dengan menggunakan alat yang telah terkalibrasi
tersebut di atas maka dilakukan analisis terhadap bahan AlMgSi-1. Secara kualitatif
sebagian besar unsur yang terkandung dalam bahan AlMgSi-1 dapat terdeteksi.
Diantara unsur-unsur Si, Mn, Cu, Ti, Ni, Cr dan Mg yang ditentukan secara
kuantitatif, hanya unsur Cr yang konsentrasinya diperoleh secara lebih akurat.
c. Aplikasi Spektrometer lainnya
Spektofotometer UV
1. Memeriksa dan mengendalikankemurnian produk atau bahan baku
sepertikonsentrasi gas aseton dalam tabung gas asetilen.
2. Perlindungan terhadap polusi udara, seperti memonitor kandungan solven dari
air limbah atau SO2 di cerobong pembuangan pabrik asam sulfat.
3. Pengendalian operasi purifier (pemurnian seperti kolom destilasi.
4. Membunyikan alarm saat uap beracun atau mudah terbakar terdeteksi pada
pabrikaromatik atau keton.
5. Memonitor kebocoran pada sistim vakum dan peralatan proses.

Spektofotometer Visibel

Salah satu contohnya adalah pada analisa kadar protein terlarut (soluble protein).
Protein terlarut dalam larutan tidak memiliki warna. Oleh karena itu, larutan ini
harus dibuat berwarna agar dapat dianalisa. Reagent yang biasa digunakan adalah
reagent Folin.Saat protein terlarut direaksikan dengan Folin dalam suasana sedikit
basa, ikatan peptide pada protein akan membentuk senyawa kompleks yang
berwarna biru yang dapat dideteksi pada panjang gelombang sekitar 578 nm.
Semakin tinggi intensitas warna biru menandakan banyaknya senyawa kompleks

13
yang terbentuk yang berarti semakin besar konsentrasi protein terlarut dalam
sample.

Spektrofotometer Infra Red (IR)

1. Memonitor uap berbahaya


Misalnya untuk menganalisis uap aseton, instrumen dapat dikalibrasi terhadap
batas bawah eksplosif dapat dapat digunakan untuk membunyikan alarm.
2. Pada cerobong gas di regenarator
Pengukuran adalah pada kandungan CO. Setetes kandungan CO dapat di indikasi
dalam beberapa detik oleh analiser IR sehingga lebih sensitive penggunaannya
dibanding dengan temperatur indikator.
3. Mengukur Isobutana dalam pabrik alkilasi
Hilangnya isobutana yang berbahaya dalam fraksionator merupakan hal yang
penting. Analiser IR dapat merekam jumlah Isobutana dalam aliran hidrokarbon
komplek secara akurat. Idealnya isobutana haruslah nol ketika analiser IR
mengindikasi beberapa persen isobutana, langkah- langkah untuk daur ulang atau
menyipanproduk dapat dilakukan sampai kondisi normal tercapai kembali
4. Produksi etilena dan butadiena
Analiser digunakan untuk memonitor konsentrasi dan kemurnian rendah dan
tinggi dari etile dan butadiena
5. Sintesa amonia
Analiser IR digunakan untuk mengukur CO, CO2, dan CH4 dari aliran pembakar
gas alam untuk sintesa amonia.

BAB III

PENUTUP

14
III.A. KESIMPULAN

Kimia analitik instrumen adalah cabang ilmu kimia yang berhubungan dengan
identifikasi atau penentuan komposisi dengan bantuan instrumen (alat) khas; keuntungan
analisis berlangsung cepat dengan sedikit pereaksi baik jenis maupun jumlahnya, dan
kelemahannya bergantung pada ketelitian alat.

Instrumen analitik terdiri dari antara lain:

 pemisahan gas, yang digunakan dengan kromatografi

 spektofotometer

 spektofotometer serapan atom dan sinar tampak

 spektofotometer ultraviolet

 spektofotometer infra merah

III.B. SARAN DAN KRITIK

Kami kelompok 5 menyadari masih banyak kekurangan- kekurangan dari makalah yang
telah kami buat.Hal dikarenakan kekurangan baik dari segi pengetahuan maupun literaur yang
kami miliki. Untuk itu kami harapkan saran dan kritik yang tentunya bersifat membangun.
Sehingga dapat memperbaiki makalah kelompok kami berikutnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Gohlke, R. S., (1959). "Waktu Spektrometri Massa-Penerbangan dan Kromatografi Gas-Cair


Partisi". Kimia Analitik. From http://google.co.id, 13 Maret 2011

Gohlke, R; McLafferty, Fred W. (1993). "Awal kromatografi gas spektrometer massa". Journal
of American Society for Spektrometri Massa.From http://google.co.id, 13 Maret 2011

Gritter,Roy J. Dkk.(1991). Pengantar Kromatografi. Bandung: Penerbit ITB. From


http://goole.co.id, 13 Maret 2011

Meidinariasty, Anerasari. Dkk., (2010). Kimia Analitik Instrumen. Palembang: POLSRI.

Bow, Yohandri., Anerasari & Yuniar. (2010). Instrumen dan Teknik pengukuran. Palembang:
POLSRI

http://jawigo.blogspot.com/2009/12/kromatografi-gas.html Dikunjungi Tanggal 03 juni 2010

http:// Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas dikunjungi tgl. 11 juni 2010

http://blog.uin-malang.ac.id

http://catatankimia.com/catatan/kromatografi-gas.html

http://www.dokterkimia.com

16

Anda mungkin juga menyukai