Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Kimia analitik adalah cabang
ilmu kimia yang berhubungan
dengan identifikasi dan
penentuan komposisi suatu
bahan. Lebih spesifiknya
terdapat kimia analitik
kualitatif dan kimia analitik
kuantitatif, dan kimia analitik
instrumen.
a. Kimia analitik kualitatif adalah
kimia analisa yang hanya
membahas tentang identifikasi
atau ada/tidaknya unsur/zat di
dalam suatu bahan. Kimia
analitik kuantitatif adalah kimia
analisa yang berhubungan dengan
komposisi atau jumlah unsur/zat
dalam suatu bahan.
b. Kimia analitik instrumen adalah
cabang ilmu kimia yang
berhubungan dengan identifikasi
atau penentuan komposisi dengan
bantuan instrumen (alat) khas;
keuntungan analisis berlangsung
cepat dengan sedikit pereaksi
baik jenis maupun jumlahnya,
dan kelemahannya bergantung
pada ketelitian alat.
Analisis kimia melibatkan pemisahan, identifikasi dan penenentuan jumlah relatif
komponen dalam suatu sampel. Metodeh dari analisis kimia diklasifikasikan dua macam
yaitu:
1. Analisis klasik
Cara klasik dengan melibatkan proses kimia sederhana, peralatan sederhana, tetapi
memerlukan keahlian relatif tinggi.
2. Analisis Instrumen
Cara modern mulai meninggalkan proses kimia, tetapi tetap memerlukan proses.

Pengertian instrumen dalam lingkup evaluasi didefinisikan sebagai perangkat untuk
mengukur hasil belajar siswa yang mencakup hasil belajar dalam ranah kognitif, afektif
dan psikomotor. Bentuk instrumen dapat berupa tes dan non tes. Instrumen bentuk tes
mencakup : tes uraian (uraian objektif dan uraian bebas), tes pilihan ganda, jawaban
singkat, menjodohkan, benar-salah, unjuk kerja (performance test), dan portofolio.
Instrumen bentuk non tes mencakup: wawancara, angket dan
pengamatan(observasi). Sebelum instrumen digunakan hendaknya dianalisis terlebih
dahulu. Dua karakteristik penting dalam menganalisis instrumen adalah validitas dan
reliabilitasnya.
Instrumen dikatakan valid (tepat, absah) apabila instrumen digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen untuk mengukur kemampuan
matematika siswa sekolah dasar tidak tepat jika digunakan pada siswa Sekolah menengah.
Dalam hal ini sasaran kepada siapa instrumen itu ditujukan merupakan salah satu aspek
yang harus dipertimbangkan dalam menganalisis validitas suatu instrumen. yang berlaku,
kaidah-kaidah dalam penulisan butir soal dsb. pemantauan dan standarisasi yang
memerlukan analisis klasik.
Karena ilmu kimia yang meluas dan timbul inspirasi- inspirasi dari berbagai pihak
untuk melakukan percobaan, Dan untuk mempermudah dari percobaan/ pratikum,
dilakukan percobaan dengan bantuan instrumen. Dari berbagai instrumen instrumen
untuk menganalisi meluas menjadi aplikasi- aplikasi yang memudahkan dalam berbagai
bidang kehidupan tidak hanya berkaitan dengan kimia. Untuk itu makalah ini akan
membahas beberapa aplikasi dari instrumen Kimia Analisis kimia.
Dalam bidang industri, pengetahuan dasar instrumentasi sangat penting terutama
untuk proses pengukuran dan pengendalian / kontrol. Di dalam suatu industri kimia,
misalnya, bermacam-macam reaksi kimia harus diukur dan dikendalikan baik suhu,
volume campuran bahan, tekanan, derajad keasaman, dan lain-lainnya. Sementara pada
industri baja dan logam, suhu yang tinggi harus diukur secara tepat dengan menggunakan
alat pengukur elektronik untuk bisa mengendalikan pengepresan logam pada ketebalan
yang diinginkan. Pada umumnya, peralatan pengukuran atau alat pengukur secara
elektronik ini merupakan bagian dasar instrumentasi yang dipakai pada hampir semua
bidang industri.
Bidang instrumentasi ini, tidak hanya diaplikasikan untuk industri kimia dan
industri baja semata, tetapi diperlukan juga untuk pabrik mobil, pabrik gula, pabrik
kertas, pabrik pemrosesan makanan, untuk instrumentasi kedokteran, dan untuk pabrik
pembuatan alat-alat elektronik itu sendiri (seperti pabrik pembuatan telepon genggam,
pabrik pembuatan chip/ sirkuit terpadu, pabrik pembuatan komputer, dsb). Bentuk
variable fisis (fisika) dan kimia yang dipakai untuk dasar kendali dalam bidang
instrumentasi ini meliputi:
a. suhu / temperature
b. tekanan
c. kecepatan aliran
d. ketinggian cairan / level
e. konduktifitas
f. kepadatan benda dan kekentalan (viskositas).

1.2 Fungsi Instrument
Secara umum instrumentasi
mempunyai 3 fungsi utama:
a. sebagai alat pengukuran
b. sebagai alat analisa
c. sebagai alat kendali









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dasar Dasar Analisis I nstrument
2.1.1 Definisi I ntrument
Instrumentasi adalah alat-
alat dan piranti (device) yang
dipakai untuk pengukuran dan
pengendalian dalam suatu sistem
yang lebih besar dan lebih
kompleks. Instrumen atau piranti
ukur merupakan piranti untuk
mengukur sesuatu besaran
selama dipengamatan.
a. Penggunaan piranti ukur
(instrumen) untuk menentukan
harga besaran yang berubah-
ubah, yang seringkali pula untuk
keperluan pengaturan besaran
yang perlu berada di batas-
batas harga tertentu
b. Semua piranti (kimia, listrik,
hidrolik, magnit, mekanik, optik,
pneumatik) yang digunakan untuk
: menguji, mengamati,mengukur,
memantau; mengubah,
membangkitkan,
mencatat,menera,memelihara,
atau mengemudikan sifat-sifat
badani (fisik) gerakan atau
karakteristik lain.
Piranti itu dapat berupa
instrumen tuding (indicating
instrument) dan dapat berupa
instrumen rekan (recording
instrument) Istilah
INSTRUMEN
digunakan untuk dua maksud
yaitu :
1. Instrumen murni yang terdiri
dari mekanisme dan bagian-
bagian yang di bangun didalam
wadah (rumah) atau piranti yang
berkaitan dengan itu
2. Instrumen murni berikut
sembarang alat-alat imbuhan
(auxliary) seperti misalnya:
tahanan kondensator atau
transformator instrumen.Sebagai
pengganti kata Instrumen
(piranti) seringkali dipakai pula
kata alat ukur (meter). Kata
piranti digunakan pula sebagai
pengindonesiaan device.
Instrumentasi sebagai alat
pengukuran meliputi
instrumentasi survey/ statistik,
instrumentasi pengukuran suhu
dan lain-lain. Instrumentasi
sebagai alat analisa banyak
dijumpai di bidang kimia dan
kedokteran. Sedangkan
instrumentasi sebagai alat
kendali banyak ditemukan dalam
bidang elektronika, industri dan
pabrik-pabrik. Sistem
pengukuran, analisa dan kendali
dalam instrumentasi ini bisa
dilakukan secara manual
(hasilnya dibaca dan ditulis
tangan), tetapi bisa juga
dilakukan secara otomatis
dengan mengunakan komputer
(sirkuit elektronik). Untuk jenis
yang kedua ini, instrumentasi
tidak bisa dipisahkan dengan
bidang elektronika dan
instrumentasi itu sendiri.
Instrumentasi sebagai alat
pengukur sering kali merupakan
bagian awal dari bagian-bagian
selanjutnya (bagian kendalinya),
dan bisa berupa pengukur dari
semua jenis besaran fisis, kimia,
mekanis,maupun besaran listrik.
Beberapa contoh di antaranya
adalah pengukur: massa, waktu,
panjang, luas, sudut, suhu,
kelembaban,tekanan,aliran, pH
(keasaman), level, radiasi,
suara, cahaya,kecepatan,
torque, sifat listrik (arus listrik,
tegangan listrik, tahanan
listrik), viskositas, densiti, dll.





2.1.2 Klasifikasi Analisis kimia
Analisis kimia dapat memberikan informasi mengenai suatu sampel. Hasil analisis
dapat berupa:
Analisa kualitatif
Tujuan utama analisis kualitatif adalah mengidentifikasi komponen dalam zat
kimia. Analisis kualitatif menghasilkan data kualitatif, seperti terbentuknya endapan,
wama, gas maupun data non numerik lainnya. Umumnya dari analisis kualitatif hanya
dapat diperoleh indikasi kasar dari komponen penyusun suatu analit. Analisis kualitatif
biasanya digunakan sebagai langkah awal untuk analisis kuantitatif. Pada berbagai cara
analisis modem, seperti cara-cara analisis spektroskopi dapat dilakukan analisis kualitatif
dan kuantitatif secara bersamaan, sehingga waktu dan biaya analisis dapat ditekan
seminimal mungkin dan perolehan hasilnya lebih akurat.
Analisis kuantitatif
Tujuan utama analisis kuantitatif adalah untuk untuk mengetahui kuantitas dari
setiap komponen yang menyusun analit. Analisis kuantitatif menghasilkan data numerik
yang memiliki satuan tertentu. Data hasil analisis kuantitatif umumnya dinyatakan dalam
satuan volume, satuan berat maupun satuan konsentrasi dengan menggunakan metoda
analisis tertentu. Metoda analisis kuantitatif umumnya melibatkan proses kimia dan
proses fisika. Analisis kuantitatif yang melibatkan proses kimia seperti gravimetri dan
volumetri. Analisis kuantitatif yang melibatkan proses fisika umumnya menggunakan
prinsip interaksi materi dengan energi pada proses pengukurannya. Metode ini umumnya
menggunakan peralatan modem, seperti polarimeter, spektrometer, sehingga sering
dikenal sebagai analisis instrumen.

Berdasarkan sifat analisis terhadap komponen analitnya, jenis analisis dapat di-
golongkan menjadi :
a. analisis perkiraan, Disebut analisis perkiraan bila keberadaan komponen dalam
sampel belum dapat dinyatakan dengan pasti, hanya perkiraannya saja yang
diketahui. Analisis perkiraan disebut sebagai analisis semikualitatifdan semi
kuantitatif.
b. analisis parsial, Pada analisis parsial hanya sebagian komponen sampel yang
dianalisis, sebagian lainnya tidak.
c. analisis komponen renik, hanya komponen mikro (renik) yang ditetapkan
keberadaannya secara kualitatif maupun kuantitatif.
d. analisis lengkap, Disebut analisis lengkap apabila keseluruhan komponen penyusun
sampel dianalisis, sehingga diperoleh komposisi sesungguhnya dari komponen
penyusun sampel. Analisis lengkap mengandung informasi lengkap yang dapat
digunakan untuk berbagai keperluan.
Berdasarkan kuantitas analit yang ingin ditetapkan, analisis dapat digolongkan
dalam tiga kategori, yaitu analisis makro, analisis semi mikro dan analisis mikro. Analisis
makro bila kadamya besar, misalnya dalam orde gram atau prosen, sedangkan analisis
mikro bila kadar analitnya sangat kecil, seperti ppm.


Ditinjau dari caranya kimia analitik digolongkan menjadi:
Analisis Klasik
Analisis klasik berdasarkan pada reaksi kimia dengan stoikiometri yang telah
diketahui dengan pasti. Cara ini disebut juga cara absolut karena penentuan suatu
komponen di dalam suatu sampel diperhitungkan berdasarkan perhitungan kimia pada
reaksi yang digunakan.
Secara singkat analisis klasik dibagi menjadi 3:
1. pemisahan analit : ekstraksi, destilasi, presipitasi (pengendapan), filtrasi (penyaringan),
dll.
2. Analisis kualitatif titik didih, titik beku, warna, bau, densitas dll
3. Analisis kuantitatif : analisis gravimetri dan volumetri
Pada volumetri, besaran volume zat-zat yang bereaksi meupakan besaran yang
diukur, sedangkan pada gravimetri, massa dari zat-zat merupakan besaran yang diukur.

Analisis Instrumental
Analisis instrumental berdasarkan sifat fisiko-kimia zat untuk keperluan
analisisnya. Misalnya interaksi radiasi elektromagnetik dengan zat menimbulkan
fenomena absorpsi, emisi, hamburan yang kemudian dimanfaatkan untuk teknik analisis
spektroskopi. Sifat fisikakimia lain seperti pemutaran rotasi optik, hantaran listrik dan
panas, beda partisi dan absorpsi diantara dua fase dan resonansi magnet inti melahirkan
teknik analisis modern yang lain. Dalam analisisnya teknik ini menggunakan alat-alat yang
modern sehingga disebut juga dengan analisis modern.
Cara lama, sejak awal kimia analitik
Tdk diperlukan alat-alat rumit
Ukuran komponen sampel cukup besar (makro, semi-makro)
Berdasar reaksi kimia dan pers. Stoikiometri
Berdasar interaksi materi-materi
Cara baru, sejalan perkembangan IPTEK
Diperlukan alat yg lebih rumit
Ukuran sampel kecil (mikro, ultramikro, submikro)
Berdasar pengukuran besaran fisika non stoikiometri
Berdasar interaksi energi-materi

2.2 Dasar - Dasar Kalibrasi I nstrument
Untuk mengontrol suatu
proses, dibutuhkan informasi
mengenai kuantitas dan kualitas
ciri-ciri fisik proses itu.
Instrumen-instrumen ukur
dipakai untuk mendapatkan
informasi ini. Kontrol yang lebih
ketat membutuhkan pengukuran
yang lebih akurat. Beberapa
istilah yang lazim dipakai dalam
system pengukuran adalah proves
variable, range, zero, span,
error, linearitas, akurasi.
Sekarang akan kita bahas masing
masing dari istilah diatas.
1. Proses Variabel
Proses variabel adalah besaran
phisik atau besaran kimia karena
berbagai pengaruh proses.
Tekanan, temperature, flow dan
level adalah variabel phisik;
sedangkan kandungan oksigen dan
nilai pH adalah variabel-variabel
kimia
2. Range
Range adalah mengambarkan
batasan sinyal yang berhubungan
dengan instrumen input ataupun
instrumen output. Batasan sinyal
terendah dari suatu sinyal input
adalah kuantitas instrumen
terendah yang diukur, sedang
batasan maksimumnya adalah
nilai tertinggi. Sebagai contoh,
suatu proses mempunyai batas
atau range tekanan dari 100 kPa
sampai 500 kPa. Maka alat
instrumenasi proses ini tidak
dapat digunakan untuk mengukur
nilai dibawah 100 kPa atau
diatas 500 kPa.
3. Zero
Nilai terendah suatu sinyal input
atau sinyal output disebut zero,
meskipun nilainya tidak nol.
Sebagi contoh, range input
transmiter tekanan mungkin 0
1000 kPa sedang range
outputnya 20 sampai 100 kPa.
Dari sini, nilai zero sinyal output
digambarkan dengan 20 kPa.
Transmiter temperatur dapat
mengukur temperatur anatara
50oC dan 120 oC, sedang nilai
outputnya bervariasi dari 20
sampai 100 kPa. Dalam hal ini,
nilai zero pada range input dan
output masing-masing adalah 50
oC dan 20 kPa.
4. Span
Span input dan output dari suatu
instrumen berhubungan langsung
dengan range input ataupun
range outputnya. Span adalah
selisih aljabar antara nilai range
teratas dengan nilai range
terendah.
5. Error
Error adalah selisih antara nilai
yang diukur dengan nilai yang
sebenarnya. Sebagai contoh,
jika pressure gage menunjukkan
216 kPa ketika tekananya
nyatanya 220 kPa, maka
errornya adalah 4kPa.
6. Linieritas
Linieritas menggambarkan
kedekatan hubungan antara input
dengan output dari suatu
instrument yang digambarkan
seperti sebuah garis lurus ; hal
tersebut adalah, sebuah gris
lusrus dari 0% input dan 0%
output sampai 100% input dan
100% output. Jika hubungan ini
menyimpang maka timbul ketidak
linieran. Ketidak linieran output
biasanya dinyatakan dalam
persentase skala penuh atau full
scale output.
7. Akurasi
Akurasi dari sebuah instrumen
dapat didefinisikan sebagai
kedekatan antara pengukuran
atau output yang menggambarkan
nilai nyata. Akurasi biasanya
dinyatakan dengan persentase
span.
Dalam bidang industri,
pengetahuan dasar instrumentasi
sangat penting terutama untuk
proses pengukuran dan
pengendalian / kontrol. Di dalam
suatu industri kimia, misalnya,
bermacam-macam reaksi kimia
harus diukur dan dikendalikan
baik suhu, volume campuran
bahan, tekanan, derajad
keasaman, dan lain-lainnya.
Sementara pada industri baja
dan logam, suhu yang tinggi
harus diukur secara tepat
dengan menggunakan alat
pengukur elektronik untuk bisa
mengendalikan pengepresan
logam pada ketebalan yang
diinginkan. Pada umumnya,
peralatan pengukuran atau alat
pengukur secara elektronik ini
merupakan bagian dasar
instrumentasi yang dipakai pada
hampir semua bidang industri.
Bidang instrumentasi ini, tidak
hanya diaplikasikan untuk
industri kimia dan industri baja
semata, tetapi diperlukan juga
untuk pabrik mobil, pabrik gula,
pabrik kertas, pabrik
pemrosesan makanan, untuk
instrumentasi kedokteran, dan
untuk pabrik pembuatan alat-
alat elektronik itu sendiri
(seperti pabrik pembuatan
telepon genggam, pabrik
pembuatan chip/ sirkuit terpadu,
pabrik pembuatan komputer,
dsb). Bentuk variable fisis
(fisika) dan kimia yang dipakai
untuk dasar kendali dalam bidang
instrumentasi ini meliputi :
suhu / temperatur
tekanan
kecepatan aliran
ketinggian cairan / level
konduktifitas
kepadatan benda dan
kekentalan (viskositas).
dll.

2.3 Aplikasi I nstrument
2.3.1 Pemisahan Analitik
Pemisahan analitik yang dilakukan dengan asam atau basa berkonsentrasi tinggi,
dengan pemanasan (refluk) ihngga beberapa jam, dengan proses distilasi dan proses
ekstraksi pelarut telah digantikan dengan menggunakan pemisahan kormatografi.
Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacam-macam teknik
pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu fasa gerak yang bisa
berupa gas ataupun cair dan fasa diam yang juga bisa berupa cairan ataupun suatu
padatan. Penemu Kromatografi adalah Tswett yang pada tahun 1903, mencoba
memisahkan pigmen-pigmen dari daun dengan menggunakan suatu kolom yang berisi
kapur (CaSO4). Aplikasi kromatografi banyak digunakan untuk uji obat, vitamin dalam
makanan dan laju pertumbuhan daging.
Berikut bebrapa aplikasi dari kromatografi
a. Pada Bidang Bioteknologi.
Dalam bidang bioteknologi, kromatografi mempunyai peranan yang sangat besar.
Misalnya dalam penentuan, baik kualitatif maupun kuantitatif, senyawa dalam protein.
Protein sering dipilih karena ia sering menjadi obyek molekul yang harus di-purified
(dimurnikan) terutama untuk keperluan dalam bio-farmasi. Kromatografi juga bisa
diaplikasikan dalam pemisahan molekul-molekul penting seperti asam nukleat,
karbohidrat, lemak, vitamin dan molekul penting lainnya. Dengan data-data yang
didapatkan dengan menggunakan kromatografi ini, selanjutnya sebuah produk obat-
obatan dapat ditingkatkan mutunya, dapat dipakai sebagai data awal untuk menghasilkan
jenis obat baru, atau dapat pula dipakai untuk mengontrol kondisi obat tersebut sehingga
bisa bertahan lama.
b. Pada Bidang Klinik
Dalam bidang clinical (klinik), teknik ini sangat bermanfaat terutama dalam
menginvestigasi fluida badan seperti air liur. Dari air liur seorang pasien, dokter dapat
mengetahui jenis penyakit yang sedang diderita pasien tersebut. Seorang perokok dapat
diketahui apakah dia termasuk perokok berat atau ringan hanya dengan mengetahui
konsentrasi CN- (sianida) dari sampel air liurnya. Demikian halnya air kencing, darah dan
fluida badan lainnya bisa memberikan data yang akurat dan cepat sehingga keberadaan
suatu penyakit dalam tubuh manusia dapat dideteksi secara dini dan cepat.
Sekarang ini, deteksi senyawa oksalat dalam air kencing menjadi sangat penting terutama
bagi pasien kidney stones (batu ginjal). Banyak metode analisis seperti spektrofotometri,
manganometri, atau lainnya, akan tetapi semuanya membutuhkan kerja ekstra dan waktu
yang cukup lama untuk mendapatkan hasil analisis dibandingkan dengan teknik
kromatografi. Dengan alasan-alasan inilah, kromatografi kemudian menjadi pilihan utama
dalam membantu mengatasi permasalahan dalam dunia bioteknologi, farmasi, klinik dan
kehidupan manusia secara umum.
c. Pada Bidang Forensik
Aplikasi kromatografi pada bidang forensik pun sangat membantu, terutama dilihat dari
segi keamanan. Masih lekat dalam ingatan kita, sebuah peristiwa Black September
Tragedy mengguncang Amerika pada tanggal 11 September 2001 yang ditandai dengan
runtuhnya dua gedung kesayangan pemerintah Amerika Serikat. Demikian halnya di
Indonesia yang marak dengan aksi peledakan bom yang terjadi di mana-mana. Perhatian
dunia pun akhirnya mulai beralih dengan adanya peristiwa-peristiwa
pengeboman/peledakan tersebut ke bahaya explosive (bahan peledak) dengan peningkatan
yang cukup tajam. Kini kromatrografi menjadi hal yang sangat penting dalam
menganalisis berbagai bahan-bahan kimia yang terkandung dalam bahan peledak. Hal ini
didorong karena dengan semakin cepat diketahuinya bahan-bahan dasar apa saja bahan
peledak, maka akan makin mempercepat diambilnya tindakan oleh bagian keamanan
untuk mengatasi daerah-daerah yang terkena ledakan serta antisipasi meluasnya efek
radiasi yang kemungkinan akan mengena tubuh manusia di sekitar lokasi ledakan. Lebih
jauh lagi, efek negatifnya terhadap lingkungan juga bisa segera diketahui.
Pada dasarnya setiap bahan peledak, baru akan meledak jika terjadi benturan, gesekan,
getaran atau adanya perubahan suhu yang meningkat. Dengan terjadinya hal-hal seperti
ini, memberikan peluang bahan peledak tersebut berubah manjadi zat lain yang lebih
stabil yang diikuti dengan tekanan yang tinggi, yang bisa menghasilkan ledakan dahsyat
atau bahkan munculnya percikan api. Ada banyak bahan kimia yang biasa digunakan
dalam bahan peledak, baik bahan peledak yang kerkekuatan tinggi maupun rendah,
beberapa diantaranya adalah 2,4,6-trinitrotoluene (TNT), siklonit (RDX), tetril,
pentaeritritol tetranitrat (PETN) dan tetritol serta beberapa anion lain seperti perklorat,
klorat, klorida, nitrat, nitrit, sulfate dan tiosianat.Bisa dikatakan bahwa analisis organic
ion (ion organik) dan inorganic ion (ion anorganik) memainkan peranan yang sangat
penting pada saat investigasi lokasi ledakan bom berlangsung. Pendeteksian ion-ion
anorganik misalnya, setelah pengeboman berlangsung, akan memberikan harapan karena
tidak semua material dari bahan peledak tersebut ikut meledak pada saat terjadi ledakan.
Bahan-bahan anorganik seperti klorat, klorida, nitrat, nitrit, sulfate, tiosianat, dan
perklorat adalah bahan-bahan kimia yang biasa digunakan sebagai oksidator untuk low
explosive (bahan peledak berkekuatan rendah).


d. Dalam bidang lingkungan
Dalam masalah lingkungan, sebagai konsekuensi majunya peradaban manusia, berarti
permasalahan pun semakin maju. Salah satu permasalahan serius yang dihadapi oleh
negara-negara berkembang dan utamanya negara maju adalah persoalan global warming
(pemanasan global). Menurut survei National Institute for Environmental Studies, Japan,
tahun 2006 lalu, bahwa masyarakat di Jepang memperkirakan tingkat pemanasan global
merupakan masalah lingkungan paling serius dan tingkatannya hampir 7 kali lipat dari
satu dekade yang lalu saat polling kali pertama dilakukan pada tahun 19972). Seiring
dengan hal itu, permasalahan lingkungan pun semakin meningkat. Disinilah, teknik
kromatografi mengambil peran paling penting dalam environmental analysis (analisis
lingkungan) ini. Pada dasarnya permasalahan lingkungan bisa dibagi ke dalam 3 bagian :
water hygiene, soil hygiene dan air hygiene. Sebagai contoh, kualitas air (misal : air ledeng,
air sungai, air danau, air permukaan) dapat diketahui salah satunya dengan mengetahui
jenis anion dan kation yang terkandung dalam sampel air tersebut sekaligus jumlahnya.
Apakah mengandung logam-logam berbahaya atau tidak. Demikian halnya pada daerah
yang terkena acid rain (hujan asam). Antisipasi dini dapat dilakukan dengan mengetahui
secara dini kandungan sulfate ion, SO42- (ion sulfat) dan nitrogen trioxide ion, NO3-
(nitrogen trioksida) yang terdapat dalam air hujan tersebut. Terbentuknya hujan asam
disebabkan gas sulfur oxide, SOx dengan uap air dan membentuk asam sulfat (H2SO4),
demikian pula nitrogen oxide NOx dapat membentuk asam nitrat (HNO3) di udara.
Reaksi-rekasi ini mengambil waktu berjam-jam atau bahkan berhari-hari di udara hingga
akhirnya jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam. Di beberapa negara maju seperti
Jepang, Amerika, Eropa, Kanada, dan beberapa negara lainnya, monitoring udara dan air
hujan menjadi sangat penting tidak hanya untuk memperkirakan efek dari polusi itu tapi
yang lebih penting lagi adalah memonitor progress (perkembangan) control polusi dari
global ecology (ekologi global). Kontrol kondisi air hujan ini menjadi penting karena
beberapa efek yang fatal yang mungkin bisa terjadi, di antaranya jatuhnya hujan asam
dapat meningkatkan keasaman danau, sungai, bendungan yang pada akhirnya mungin
dapat menyebabkan kematian pada kehidupan air. Demikian pula keasaman pada tanah
dapat meningkat dan merembes ke air permukaan tanah yaitu sumber air minum sehari-
hari.
e. Aplikasi pada bidang yang lain
Sebenarnya masih sangat banyak aplikasi kromatografi dalam bidang-bidang keilmuan
lainnya. Beberapa aplikasi tersebut misalnya dalam industri kertas, pertambangan, proses
logam, petrokimia, pertanian, kedokteran dan lain-lain. Namun karena keterbatasan
pengetahuan, dalam tulisan ini kami hanya menampilkan beberapa contoh peran serta
kromatografi dalam memudahkan dan mempercepat perolehan target data dalam
beberapa bidang yang tersebut di atas.

2.2.2 Spektrofotometer
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui
jumlah cahaya yang diserap dan diteruskan oleh suatu larutan yang mengandung
substrat. Spektrofotometer memisahkan gelombang cahaya putih menjadi
sejumlah warna dengan panjang gelombang yang berbeda. Gelombang cahaya
dilewatkan melalui larutan atau sampel. Gelombang cahaya yang diteruskan akan
menabrak tabung fotolistrik. Gelombang kemudian akan diteruskan dalam bentuk
gelombang listrikyang akan diukur menggunakan alat pengukur arus. Radiasi
cahaya yang diserap oleh larutan dinamakan absorbansi, sedangkan gelombang
cahaya yang dilewatkan dinamakan dengan transmitan.
a. Pengujian kualitas minyak bumi
Salah satu pengujian kualitas minyak bumi adalah uji kualias warna warna produk yang
tidak sesuai dengan standar tidak layak untuk dipasartan dapat dilakukan dengan
pengujian warna yang efektif , yaitu dilakukan secara spektrofotometri yang menguraikan
cahaya polilkromatis menjadi monokromatis. Cahaya tersebut dilewatkan pada sampel
minyak bumi, dimana sebagian energinya diserap,kemudian diukur intensitas radiasi yang
diteruskan. Dengan demikian didapatkan transmitansi spektral, yang merupakan
perbandingan intensitas cahaya yang diteruskan dengan intensitas datang. Spektrum yang
dihasilkan di analisa pengaruh perubahan spektrum dan tingkat luminasi standar CIE
terhadap kenaikan nomor warna dari minyak bumi. Pengujian dilakukan dengan berbagai
sampel minyak yang telah diketahui nomor warnanya kemudian di analisa tiap kenaikan
warnanya. Dari persamaan generasi dapat dianalisa kualitas warna produk minyak bumi
yang diproduksi. Dari hasil yang diperoleh didapatkan besarnya nomor warna dengan
menganalisa perubanan spektrum; untuk pertasolC A : +37 wana Saybolt,p ertasol CB:
+21wamaS ayboltp, ertasoCl C : +9 wamaS ayboldt ans olar: 2.0 warna ASTM. Dengan
analisa tingkat luminasis standar CIE didapakan nomor warna; pqtasol CA: +30 wama
Sayboh pe1tasl CB : +25 warna Saybohpqta.sd CC : *16 waxnaS aybottd an solar: 2-5
warna ASTM- Dengan menggulnakan alat Saybolt coloru dan ASIM mloru didapatkan ;
pemasol CA: +30, pemasol cB : +26, Pertasol CC : +16 dan Solar : 2.0. Dua hasil analisa
setelah dibandingkan dengan alat tersebut didapatkan analisa tingkat luminasi standar
CIE lebih tepat dengan hasil penyimpangan maksimal I tingkat warna dibandingkan
dengan analisa perubahan spektrum yang menghasilkan penyimpangan maksimal 7
tingkat warna.
b. Emisi pada analisa unsur- unsur bahan panduan aluminium AlMgSi-1
Analisis unsur-unsur kelumit (Si, Mn, Cu, Ti, Ni, Cr, Mg) dalam paduan aluminium
AlMgSi-1 telah dilakukan dengan metode uji ASTM menggunakan alat spektrometer
emisi. Analisis dilakukan setelah alat uji dikalibrasi dengan mengukur beberapa bahan
standar aluminium dengan berbagai konsentrasi. Hasil kalibrasi berupa kurva kalibrasi,
yang menggambarkan hubungan antara konsentrasi dan intensitas pengukuran. Dari hasil
evaluasi terhadap kurva kalibrasi dengan menggunakan metode kuadrat terkecil (least
square) didapatkan daerah pengukuran linier, persamaan linier dan koefisien regresi serta
limit deteksi. Dari hasil tersebut diperoleh ketepatan cukup baik antara persamaan linier
dengan data pengukuran yang ditunjukkan dari nilai koefisien regresi pengukuran (0,997
hingga 0,999) yang berada dalam daerah yang dipersyaratkan (0,96). Ketepatan dan
ketelitian pengukuran diperoleh dari pengukuran bahan standar sebanyak 7 kali
pengulangan yang memiliki konsentrasi dalam daerah linieritas. Uji kuadrat chi (chi
square) dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa presisi pengukuran masih
dalam batas yang diterima, sedangkan akurasi pengukuran dihitung dengan
membandingkan nilai hasil pengukuran dengan nilai acuan dan diperoleh berkisar antara
95% hingga 99,97%. Dengan menggunakan alat yang telah terkalibrasi tersebut di atas
maka dilakukan analisis terhadap bahan AlMgSi-1. Secara kualitatif sebagian besar unsur
yang terkandung dalam bahan AlMgSi-1 dapat terdeteksi. Diantara unsur-unsur Si, Mn,
Cu, Ti, Ni, Cr dan Mg yang ditentukan secara kuantitatif, hanya unsur Cr yang
konsentrasinya diperoleh secara lebih akurat.
c. Aplikasi Spektrometer lainnya
Spektofotometer UV
1. Memeriksa dan mengendalikankemurnian produk atau bahan baku sepertikonsentrasi gas
aseton dalam tabung gas asetilen.
2. Perlindungan terhadap polusi udara, seperti memonitor kandungan solven dari air limbah
atau SO
2
di cerobong pembuangan pabrik asam sulfat.
3. Pengendalian operasi purifier (pemurnian seperti kolom destilasi.
4. Membunyikan alarm saat uap beracun atau mudah terbakar terdeteksi pada
pabrikaromatik atau keton.
5. Memonitor kebocoran pada sistim vakum dan peralatan proses.

Spektofotometer Visibel
Salah satu contohnya adalah pada analisa kadar protein terlarut (soluble protein). Protein
terlarut dalam larutan tidak memiliki warna. Oleh karena itu, larutan ini harus dibuat
berwarna agar dapat dianalisa. Reagent yang biasa digunakan adalah reagent Folin.Saat
protein terlarut direaksikan dengan Folin dalam suasana sedikit basa, ikatan peptide pada
protein akan membentuk senyawa kompleks yang berwarna biru yang dapat dideteksi
pada panjang gelombang sekitar 578 nm. Semakin tinggi intensitas warna biru
menandakan banyaknya senyawa kompleks yang terbentuk yang berarti semakin besar
konsentrasi protein terlarut dalam sample.

Spektrofotometer Infra Red (IR)
1. Memonitor uap berbahaya
Misalnya untuk menganalisis uap aseton, instrumen dapat dikalibrasi terhadap batas
bawah eksplosif dapat dapat digunakan untuk membunyikan alarm.

2. Pada cerobong gas di regenerator
Pengukuran adalah pada kandungan CO. Setetes kandungan CO dapat di indikasi dalam
beberapa detik oleh analiser IR sehingga lebih sensitive penggunaannya dibanding dengan
temperatur indikator.

3. Mengukur Isobutana dalam pabrik alkilasi
Hilangnya isobutana yang berbahaya dalam fraksionator merupakan hal yang penting.
Analiser IR dapat merekam jumlah Isobutana dalam aliran hidrokarbon komplek secara
akurat. Idealnya isobutana haruslah nol ketika analiser IR mengindikasi beberapa persen
isobutana, langkah- langkah untuk daur ulang atau menyipanproduk dapat dilakukan
sampai kondisi normal tercapai kembali.

4. Produksi etilena dan butadiene
Analiser digunakan untuk memonitor konsentrasi dan kemurnian rendah dan tinggi dari
etile dan butadiene

5. Sintesa ammonia
Analiser IR digunakan untuk mengukur CO, CO
2
, dan CH
4
dari aliran pembakar gas
alam untuk sintesa amonia.

Anda mungkin juga menyukai