Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF

DISUSUN OLEH:

NAMA : MUH. AL GHAZALI

STAMBUK : 09320220080

KELAS/KELOMPOK : C3 / 2 (dua)

ASISTEN

(NUR FARHANA)

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN

4.1 Latar Belakang


Senyawa-senyawa di alam dapat mengalami suatu proses kimia
seperti proses ionisasi sehingga senyawa-senyawa di alam dapat mengalami
ionisasi menjadi kation.Suatu jenis kation sangat sulit dibedakan secara
langsung tanpa suatu proses analisis.Secara garis besarnya analisis suatu
senyawa kimia dapat dibedakan atas dua macam , yaitu analisis kualitatif
dan analisis kuantitatif.
Dua langkah utama dalam analisis adalah identifikasi dan estimisi
komponen-komponen suatu senyawa. Langkah identifikasi dikenal sebagai
analisis kualitatif sedangkan langkah estimasinya adalah analisis kuantitatif.
Analisis kualitatif berkaitan dengan penerapan berapa banyak suatu zat
tertentu yang terkandung dalam suatu sampel.
Analisa kualitatif adalah analisa yang bertujuan untuk mengenali
komposisi atau struktur bahan kimia, cukup banyak jenisnya, sesuai dengan
jenis bahan kimia yang terdapat dalam sampel. Analisis kualitatif untuk
bahan organik biasanya menjadi bagaian kajian dari kimia organik sehingga
tidak dimasukkan dalam bagian kimia analitik. Bahan kimia dalam sampel
organik juga cukup banyak ragamnya sesuai dengan struktur dari bahan
tersebut. Bahan kimia organik molekul berbeda cara penetapannya dengan
bahan kimia onorganik ionic.
Analisis kualitatif kation dan anion secara sistematis telah
berkembang cukup lama. Berkat kajian yang dilakukan oleh Karl Remegius
Fresenius sejak tahun 1840. Analisa kualitatif untuk anion dan kation dikaji
secara terpisah. Analisis kualitatif anion lebih sederhana dibanding dengan
analisis kation, tetapi analisis anion memerlukan ketelitian dalam
melakukan observasi dari gejala-gejala yang timbul. Mengingat keuntungan
ini, maka analisis anion dipelajari sebelum analisis kation. Untuk lebih
memahami mengenai anion dan kation, maka dilakukanlah percobaan ini.
4.2 Tujuan Percobaan
4.2.1 Menentukan adanya kation dan anion dalam suatu sampel.
4.2.2 Untuk mengetahui kadar asam asetat dalam cuka yang beredar di
pasaran dengan metode volumetrik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kimia Analisis


Kimia analitik adalah cabang kimia yang berhubungan dengan
pemisahan, identifikasi dan kuantifikasi senyawa kimia. Teknik yang
digunakan dalam cabang kimia ini didefinisikan sebagai prinsip kimia atau
fisika yang digunakan untuk mempelajari suatu zat yang akan dianalisis
(analit). Teknik untuk melaksanakan tujuan ini dapat digabungkan atau
masing-masing dapat dilakukan secara terpisah. Identifikasi materi yang
diteliti dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif, sedangkan
analisis kuantitatif digunakan untuk menentukan berapa banyak
(konsentrasi relatif atau jumlah total) dari zat yang hadir dalam analit.
Kimia Analitik memiliki dua tujuan penting. Salah satunya, yang
bersifat intrinsik, adalah memperoleh kualitas metrologi setinggi mungkin
(yaitu informasi analitis setepat mungkin dengan ketidakpastian serendah
mungkin). Yang lain, tujuan ekstrinsik adalah menyelesaikan masalah
analitis yang berasal dari (bio) kebutuhan informasi kimia yang diajukan
oleh “klien” yang terlibat dalam berbagai kegiatan (kesehatan, industri
umum dan pertanian, lingkungan). Tujuan utama terbesar dari Kimia
Analitik adalah untuk memperoleh sejumlah besar (bio) informasi kimia
yang berkualitas tinggi, dan tujuan pengurangan utamanya untuk
menggunakan lebih sedikit bahan (sampel reagen), waktu dan sumber daya
manusia dengan biaya dan risiko minimal untuk analis dan lingkungan.
Maksud dan tujuan Kimia Analitik memiliki dua sisi (dasar dan
terapan) ini biasanya bertentangan dan membutuhkan harmonisasi yang
tepat. Dengan demikian, memastikan kualitas metrologi yang tinggi
mungkin tidak kompatibel dengan memperoleh hasil secara cepat,
ekonomis. Faktanya, memperoleh lebih banyak, informasi kimiawi (bio)
yang lebih baik biasanya membutuhkan lebih banyak waktu, bahan, dan
sumber daya manusia, serta mengambil risiko yang lebih besar.
Menyeimbangkan dua maksud dan tujuan sebelumnya membutuhkan
mengadopsi kompromi kualitas yang harus dinyatakan dengan jelas
sebelum proses analitis tertentu dipilih dan diimplementasikan. (Ilmu
Kimia, 2022)

2.2 Penerapan Kimia Analisis


Penarapan kimia analitik mempelajari dan menggunakan instrumen
dan metode yang digunakan untuk memisahkan, mengidentifikasi, dan
mengukur materi. Dalam praktiknya, pemisahan, identifikasi atau
kuantifikasi dapat merupakan keseluruhan analisis atau dikombinasikan
dengan metode lain. Terdapat dua jenis kimia analis, yaitu Analisis
kualitatif yang mengidentifikasi analit, sedangkan analisis kuantitatif
menentukan jumlah numerik atau konsentrasi. Metode yang dapat
digunakan dalam kimia analisis pun beragam, diantaranya yaitu analisa
kualitatif, analisa gravimetri, analisa volumetrik, analisis termal, dan lain-
lain. Bidang ilmu yang satu ini memiliki beragam fungsi, salah satunya
adalah untuk mengamati bagaimana sampel merespon sinyal-sinyal listrik.
Seiring perkembangannya, aplikasinya pun telah meluas ke berbagai bidan
kajian lainnya seperti forensik, bioanalisis, analisis klinis, dan lain-lain.
Kimia analitik telah berevolusi secara dramatis selama beberapa
dekade terakhir, dari gagasan tradisional yang dipegang selama berabad-
abad hingga ilmu kimia modern yang aktif. Perubahan telah berputar
terutama di sekitar cara-cara baru untuk menggambarkan disiplin, maksud
dan tujuannya, gagasan yang lebih luas tentang referensi dasar nyata,
definisi hasil penelitian dan kegiatan pengembangan dan pendekatan
holistik untuk sifat analitik. Kimia analitik dapat didefinisikan dalam empat
cara sederhana sebagai berikut:
2.2.1 Disiplin yang bertanggung jawab atas “Analisis” (komponen
keempat Kimia di samping Teori, Sintesis dan Aplikasi, yang
semuanya saling terkait melalui simpul tetrahedron.
2.2.2 Disiplin yang bertanggung jawab atas produksi yang disebut
“informasi kimia” atau “informasi analitik”.
2.2.3 Disiplin pengukuran (bio) kimia.
2.2.4 Disiplin metrologi kimia, yang terkait dengan definisi
sebelumnya.
Ahli kimia analitik menggunakan pengetahuan mereka tentang
kimia, instrumentasi, komputer, dan statistik untuk menyelesaikan masalah
di hampir semua bidang kimia dan untuk semua jenis industri. Misalnya,
pengukuran mereka digunakan untuk memastikan keamanan dan kualitas
makanan, obat-obatan, dan air; untuk memastikan kepatuhan dengan
peraturan lingkungan dan lainnya; untuk mendukung proses hukum; untuk
membantu dokter mendiagnosis penyakit; dan untuk memberikan
pengukuran dan dokumentasi yang penting untuk perdagangan dan
perdagangan.
Kimiawan analitik sering bekerja dalam pekerjaan yang terkait
dengan layanan dan dipekerjakan di industri, akademisi, dan pemerintah.
Mereka melakukan penelitian laboratorium dasar; melakukan proses dan
pengembangan produk; instrumen desain yang digunakan dalam analisis
analitis; mengajar; dan bekerja di bidang pemasaran dan hukum. Kimia
analitik dapat menjadi profesi yang menantang yang memberikan kontribusi
signifikan pada banyak bidang ilmu pengetahuan.

2.3 Pengertian Kimia Analisis Menurut Para Ahli


Adapun beberapa definisi kimia analisi merutut para ahli kimiawan
adalah sebagai berikut:
2.3.1 Collins Dictionary, Kimia analisis adalah cabang kimia yang
berhubungan dengan identifikasi senyawa dan campuran (analisis
kualitatif) atau penentuan proporsi konstituen (analisis kuantitatif)
teknik yang biasa digunakan adalah titrasi, presipitasi,
spektroskopi, kromatografi, dan lain-lain.
2.3.2 Study Online, Kimia analitik dalah cabang ilmu interdisipliner di
mana sejumlah besar pekerja penelitian telah berkontribusi pada
pengembangannya. Sebagai contoh, sebagian besar metode
kromatografi ditemukan oleh ahli biokimia, atau ilmuwan biologi,
sedangkan metode seperti resonansi magnetik nuklir dan
spektrometri massa ditemukan oleh fisikawan.

2.4 Jenis Kimia Analisis


Adapun jenis-jenis kimia analisis bisa dibedakan menjadi dua, yaitu
sebagai berikut:
2.4.1 Analisa Kualitatif
Analisis kimia kualitatif yaitu suatu rangkaian aktivitas
analisis yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan (dapat juga
identifikasi) suatu ion, unsur, atau senyawa kimia lain, baik yang
berupa organik maupun anorganik pada sampel yang dianalisa.
Tujuan analisis kimia kualitatif yaitu untuk bisa mengetahui
keberadaan suatu unsur atau senyawa kimia, baik itu organik
maupun inorganik.
2.4.2 Analisa Kuantitatif
Analisa kimia kuantitatif yaitu rangkaian aktivitas yang
dilakukan untuk mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa
dalam suatu sampel yang dianalisa. Tujuan analisis kimia
kuantitatif yaitu untuk bisa mengetahui jumlah suatu unsur atau
senyawa dalam suatu sample.

2.5 Metode Kimia Analisis


Metode-metode yang digunakan dalam kimia analisis menggunakan
beberapa metode yaitu sebagai berikut:
2.5.1 Analisa Kualitatif
Analisa kualitatif adalah metode yang dilakukan untuk
menentukan ada atau tidaknya sebuah senyawa, tapi tidak massa
atau juga konsentrasinya. Analisa kualitatif dilakukan tanpa
menghitung jumlah.
2.5.2 Analisa Gravimetri
Analisa gravimetrik adalah metode yang dilakukan untuk
menentukan massa dari suatu analit dengan menimbang sebuah
sampel sebelum dan/atau setelah mengalami beberapa kali
perubahan.
2.5.3 Analisa Volumetrik
Pada titrasi tersebut tejadi penambahan reaktan ke larutan
yang sedang dianalisis hingga titik ekivalen tercapai. Jenis yang
paling umum yaitu titrasi asam basa yang menggunakan beragam
indikator yang menunjukkan perubahan warna. Ada beberapa
macam titrasi, misalnya yaitu pada titrasi potensiometri. Tipe
indikator yang digunakan tersebut berbeda-beda untuk bisa
mencapai titik ekivalen.
2.5.4 Analisa Kromatografi
Kromatografi merupakan salah satu teknik pemisahan
campuran menjadi komponennya dengan berdasarkan perbedaan
sifat fisik masing-masing komponen. Alat yang digunakan dalam
proses ini terdiri atas kolom yang di dalamnya diisikan fasa
stasioner (padatan atau cairan).
2.5.5 Analisa Spektrofotometri
Spektrofotometri merupakan metode kimia analisis yang
dilakukan untuk menentukan komposisi suatu sampel, baik secara
kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara
materi dengan cahaya. Peralatan yang digunakan dalam
spektrofotometri disebut spektrofotometer.
2.5.6 Analisa Thermal
Dalam pengertian luas, analisis termal merupakan
pengukuran sifat kimia-fisika bahan sebagai fungsi suhu.
Penetapan dengan metode termal bisa memberikan informasiyang
berkaitan dengan kesempurnaan kristal, polimorfisma, titik lebur,
sublimasi, transisi kaca, dedrasi, penguapan, pirolisasi, interaksi
padat-padat, dan kemurnian.

2.6 Fungsi Kimis Analisis


Kimia analisis memiliki beragam fungsi, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menguji sampel zat.
2. Untuk mengukur penyerapan cahaya dari substansi.
3. Untuk mengukur penyerapan dan bentuk emisi lain dari radiasi
elektromagnetik.
4. Untuk mengamati bagaimana sampel merespon sinyal-sinyal listrik.
5. Untuk mengedintifikasi senyawa dengan mengukur massa (jumlah
materi) dari bagian-bagian yang berbeda dari molekul.

2.7 Contoh Kajian Kimia Analisis


Deskripsi kimia analitik yang lebih tepat adalah “ilmu menciptakan
dan menerapkan konsep, prinsip, dan … strategi untuk mengukur
karakteristik sistem kimia.” semua ahli kimia membuat pengukuran yang
bermakna pada sampel yang lebih kecil, pada sampel yang lebih kompleks,
pada skala waktu yang lebih pendek, dan pada spesies yang hadir pada
konsentrasi yang lebih rendah. Sepanjang sejarahnya, kimia analitik telah
menyediakan banyak alat dan metode yang diperlukan untuk penelitian di
bidang tradisional kimia lainnya. Kimia analitik memiliki aplikasi termasuk
dalam ilmu forensik, bioanalisis, analisis klinis, analisis lingkungan, dan
analisis bahan. Penelitian kimia analitik sebagian besar didorong oleh:
2.7.1 Kinerja (sensitivitas, batas deteksi, selektivitas, ketahanan,
rentang dinamis, rentang linier, akurasi, presisi, dan kecepatan).
2.7.2 Biaya (pembelian, operasi, pelatihan, waktu, dan ruang).
Di antara cabang-cabang utama dari spektrometri atom analitik
kontemporer, yang paling luas dan universal adalah spektrometri optik dan
massa. Perkembangan terbaru dari otomasi komputer dan teknologi
informasi telah memperluas kimia analitik ke sejumlah bidang biologis
baru.
Sebagai contoh, mesin pengurutan DNA otomatis adalah dasar
untuk menyelesaikan proyek genom manusia yang mengarah ke kelahiran
genomik. Identifikasi protein dan pengurutan peptida dengan spektrometri
massa membuka bidang baru proteomik. Selain mengotomatisasi proses
tertentu, ada upaya untuk mengotomatisasi bagian yang lebih besar dari
pengujian lab, seperti di perusahaan-perusahaan seperti Emerald Cloud Lab
dan Transcriptic.
Kimia analitik telah menjadi bidang yang sangat diperlukan dalam
pengembangan nanoteknologi. Pemanfaatan instrumen karakterisasi
permukaan, mikroskop elektron dan mikroskop probe pemindaian
memberikan kemungkinan bagi para ilmuwan untuk memvisualisasikan
struktur atom dengan karakterisasi kimia (Ilmu Kimia, 2022)

2.8 Analisa Kuantitatif


Analisis kimia kuantitatif adalah suatu rangkaian pekerjaan analisis
kimia yang bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa
dalam suatu sampel yang kita analisis. Atau pengertian analisis kimia
kuantitatif yaitu suatu pekerjaan yang dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui kadar senyawa dalam sampel, bisa berupa satuan dalam mol
atau bisa juga persentase dalam gram. Analisis kuantitatif adalah analisis
kimia yang menyangkut penetuan jumlah zat tertentu yang ada di dalam
suatu sampel. Analisis kuantitatif terdiri atas volumetri, gravimetri,
titrimetri (asidimetri dan alkalimetri), presipitrimetri, iodometri, dan
spektrometri. Analisa volumetri merupakan salah satu metode dari analisa
kuantitatif yang bertujuan menentukan banyaknya suatu zat
dalam volume tertentu, Gavimetri adalah suatu teknik pengukuran kadar
dalam suatu bobot tertentu, titrimetri adalah analisis dengan titrasi
menggunakan asam atau basa (Sumardjo, 2010)
Teknik ini memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, sebab
kesalahan dalam pengukuran akan menyebabkan kesalahan data dalam
penelitian. Pada umumnya analisa kuantitatif dilakukan sesudah analisa
kulitatif. Contoh analisa kuantitatif misalnya, kita memperoleh tempe dan
diminta menentukan kadar protein dalam tempe tersebut, maka
mengetahuinya kita lakukan analisis kuantitatif (temukanpengertian.com,
2016). Presipitrimetri adalah cara titrasi dimana terbentuk endapan
(presipilat), iodometri ialah salah satu bentuk pengukuran dari suatu
oksidator menggunakan larutan kalium iodida, dan spektrometri merupakan
penentuan kadar suatu zat berdasarkan hasil analisa spektrum zat atau
berdasarkan transmitasi larutan terhadap cahaya pada panjang gelombang
tertentu menggunakan instrumen spektometri. Jadi, dengan analisis
kuantitatif banyaknya zat dapat dipastikan atau kita tentukan. Analisis ini
akan lebih efektif jika kita sudah mengetahui bahwa sampel tersebut
mengandung senyawa yang kita duga sebelumnya. Analisis ini pun juga
banyak jenisnya, gak mungkin dong, misal senyawa yang kita analisis
bukan asam basa tapi menggunakan analisis secara asidimetri atau
alkalimetri. Artinya, teknik-teknik analisis kuantitatif harus tepat dalam
penggunaannya. Seperti analisis-analisis sebelumnya, sifat-sifat dan
karakter dari senyawa yang akan dianalisis penting kita ketahui (Warda,
2014). Metode analisa kuantitatif yang sudah dikembangkan oleh kimiawan
diantaranya yaitu terdiri dari:
2.8.1 Metode Klasik
Metode klasik dalam analisa kuantitatif yang paling sering
digunakan adalah tritasi atau metode volumetri dan metode
gravimetri. Metode tersebut jug dijadikan praktikum wajid di
Universitas. Cara melakukan analisa kuantitatif volumetri atau titri
metri adalah teknik analisa menggunakan titrasi. Titrasi
merupakan sistem menambahkan volumetri spesifik satu larutan
pada larutan lain. Larutan yang sudah diketahui konsentrasinya
adalah larutan standard, sedangkan analit adalah larutan analit
adalah larutan yang segera akan ditetapkan konsentrasinya.
2.8.2 Metode Kuantitatif Menggunakan Instrument
Analisis kuantitatif metode gravimetri didasarkan pada
stoikiometri reaksi pengendapan. Biasanya senyawa yang
ditambahkan dalam reaksi ini berlebih untuk menghasilkan
endapan. Instrumen analisa yang sekarang ini banyak digunakan
adalah HPLC dan spektrofometer UV-Vis untuk senyawa organik,
sedangkan untuk logam – AAS masih menjadi pilihan utama, juga
instrumen-instrumen analisis kuantitatif yang lainnya, tergantung
dari karakter senyawa yang kadarnya akan segera ditetapkan.

2.9 Asas-asas Teoritis yang mendasari Analisa Kuantitatif


2.9.1 Disosiasi Elektrolit
Pengionan asam dan basa dalam larutan; asam dapat
didefinisikan sebagai zat yang mengalami disosiasi bila dilarutkan
dalam air, dengan membentuk ion hidrogen sebagai satu-satunya
ion positif.
+
HCl H + Cl-
+
HNO3 H + NO3-
2.9.2 Hukum Aksi Massa
Menurut Guldberg dan Waage (1867), Hukum aksi massa;
kecepatan suatu reaksi kimia berbanding langsung dengan hasil
kali massa-massa yang aktif dari zat-zat yang bereaksi. Massa
aktif; konsentrasi dan dinyatakan dalam mol per desimeter kubik.
Reaksi reversible sederhana pada temperature konstan:
A+B C+D
2.9.3 Aktivitas dan Koefisien Aktivitas
Menurut G.N.Lewis; konsep aktivitas adalah suatu
kuantitas termodinamika. Kuantitas itu dihubungkan dengan
konsentrasi oleh suatu factor disebut koefisien aktivitas.
Aktifitas = konsentrasi x koefisien aktivitas
2.9.4 Kesetimbangan Asam Basa Dalam Air
Disosiasi elektrolit lemah, seperti asam acetat, dalam air
yang encer:
+
CH3COOH + H 2O H 3O + CH 3COO-
Demi kesederhanaan akan ditulis dalam cara yang lazim:
+
CH3COOH H + CH 3COO-
Dengan H+ menyatakan ion hidrogen terhidrasi. Menetapkan
hukum aksi massa diperoleh:
[CH3COOH-] x [H +] / [CH 3COOH] = K
K: adalah tetapan kesetimbangan pada temperature tertentu
dikenal sebagai tetapan pengionan atau tetapan disosiasi.

2.10 Prinsip-prinsip Dalam Kimia Analisis Kuantitatif


2.10.1 Pemilihan Metode
Metode yang baik seharusnya memenuhi kriteria sebagai
berikut:
1. Peka (sensitive): Metode harus dapat digunakan untuk
menetapkan kadar senyawa dalam konsentrasi yang kecil.
2. Akurasi: Metode dapat menghasilkan nilai yang sangat
mendekati nilai yang sebenarnya.
3. Presisi: Metode dapat menghasilkan satu seri rangkaian data
yang datanya satu sama lain hampir sama.
4. Selektif: Untuk penetapan kadar tertentu, metode yang
dipilih tidak banyak terpengaruh oleh adanya senyawa lain
yang ada.
5. Praktis: Metode mudah dikerjakan serta tidak benyak
memerlukan waktu dan biaya
2.10.2 Pengambilan Sampel
Berdasarkan prinsip ini dikenal dua macam cara
pengambilan sampel dalam analisis kimia:
1. Pengambilan sampel random (cuplikan random, cuplikan
acak), dilakukan terhadap sampel yang serba sama
(homogen), misalnya; larutan sejati, tablet, ampul, dsb.
2. Pengambilan sampel reprensentatif: jika sampel yang harus
dianalisa heterogen, misalnya; bahan obat nabati (serbuk
opium, digitalis dan sebagainya).
2.10.3 Akurasi dan Presisi
Akurasi adalah hasil analisis yang sangat mendekati nilai
sebenarnya dalam suatu pengukuran kuantitas. Sedangkan, presisi
jika perbedaan hasil pengukuran dari suatu seri pengukuran kadar
sangat kecil perbedaannya antara satu data dengan yang lain.
Terdapat tiga macam ukuran ketepatan:
a. Range: Selisih antara hasil penetapan yang paling besar
dengan hasil yang paling kecil.
b. Deviasi rata-rata (mean deviation): Rata-rata deviasi
masing-masing hasil penetapan terhadap mean, dengan tidak
memperhatikan tanda deviasinya (positif atau nagatif).
c. Standar deviasi (S.D): Akar jumlah kuadrat deviasi masing-
masing hasil penetapan terhadap mean dibagi dengan derajat
kebebasannya (degrees of freedom).
2.10.4 Kesalahan Dalam Analisis Kuantitatif
Pada prinsipnya kesalahan dibedakan menjadi dua macam,
yaitu kesalahan random (random error) dan kesalahan sistematik
(determinate error).
2.10.5 Memperkecil Kesalahan Sistematik
Dapat dilakukan cara kalibrasi alat serta dilakukan
penetapan blangko. Kesalahan pada umumnya dapat dibagi
menjadi dua, yaitu kesalahan absolute dan kesalahan relative.
Kesalahan absolut adalah besarnya perbedaan antara hasil analisis
dengan nilai sebenarnya. Sedangkan kesalahan relative merupakan
salah mutlak pengukuran dibagi hasil pengukuran.
2.11 Macam-macam Analisa Kuantitatif
2.11.1 Analisa Titrimetri
Analisa titrimetric dianggap lebih baik dalam menunjukan

proses titrasi dibandingkan dengan analisis volumetri. Analisa


titrimetri adalah pemeriksaan jumlah zat yang didasarkan pada
pengukuran volume larutan pereaksi yang dibutuhkan untuk
bereaksi secara stoikiometri dengan zat yang ditentukan.
2.11.2 Analisa Gravimetri
Analisa gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah
zat yang paling tua dan sederhana dibandingkan dengan
pemeriksaan zat lainnya. Analisa gravimetri adalah analisa yang
menyangkut pengukuran berat. Proses pemisahan hendaknya
cukup sempurna hingga kualitas analit yang tak terendapkan
secara analitis tak dapat terdeteksi
2.11.3 Analisa Instrumental
Analisa kuantitatif instrumental didasarkan pada interaksi
energy dengan materi (matter- energy interaction). Juga
didasarkan pada pengukuran besaran fisik untuk menetukan
jumlah zat atau komponen yang dicari atau non-stoikhiometri.
Diatas disebutkan interaksi materi energy. Energy ada bermacam-
macam antara lain cahaya, listrik, panas, maka instrumental ini
juga bermacam-macam menurut macam energy yang digunakan
dan dalam penggunaan energy tertentu. Istilah instrumental
merujuk pada suatu instrumen yang khusus dalam tahap-tahap
pengukuran suatu sampel (Rivai, 2014).

2.12 Analisa Kualitatif


Analisis kimia kualitatif yaitu sebuah rangkaian pekerjaan
tentang analisis kimia yang tujuannya untuk mengetahui keberadaan (dapat
juga identik) sebuah ion, senyawa, atau unsur kimia lain baik organik
maupun anorganik dalam suatu sampel yang kita analisis. Atau pengertian
analisis kimia kuantitatif adalah sebuah metode analisis kimia yang
digunakan untuk mengidentifikasi atau mengenali suatu senyawa kimia
(anion atau kation) atau unsur kimia yang ada di dalam sebuah sampel
berdasarkan dari sifat kimia serta fisiknya. Contoh analisa kualitatif yaitu
kita mempunyai sampel air minum, dan diminta dicek apakah mengandung
logam berat atau tidak, maka untuk mengetahuinya kita melakukan teknik
analisis secara kualitatif.
Analisis kualitatif berdasarkan dari sifat kimianya melibatkan
beberapa reaksi, yang mana hukum kesetimbangan massa berguna dalam
menentukan ke arah mana reaksi tersebut berjalan. Misalnya reaksi redoks,
reaksi pengendapan, kompleks, dan reaksi asam-basa. Sedangkan untk
reaksi analisis berdasarkan dari sifat fisiknya bisa diamati dengan langsung
secara organoleptis, misalnya seperti warna, bau, terbentuknya gelembung
gas maupun endapan yang merupakan informasi awal yang berguna untuk
analisis berikutnya (temukanpengertian.com, 2016). Adapun macam-
macam teknik analisa kualitatif yaitu:
2.12.1 Cara Klasik
Cara klasik yang paling penting yaitu dengan melakukan
analisa warna atau reaksi warna. Dengan cara membakar senyawa
uji, lalu melihat warna nyala spesifik yang dihasilkan maka bisa
diketahui senyawa yang terdapat di dalamnya. Cara ini bisa
dipergunakan untuk senyawa anorganik baik itu anion, kation atau
senyawa organik seperti teknik fitokimia dalam pemilihan
metabolisme sekunder tumbuhan.
2.12.2 Menggunakan Instrumental
Di masa sekarang ini instrumen analisa bisa melakukan
beragam analisa kualitatif tergantung dari spesifikasi instrumen.
Misalkan Spektrofotometer UV-Vis untuk senyawa organik yang
memiliki gugus kromosom, HPLC untuk senyawa-senyawa
organik, AAS untuk logam-logam, Spektrofotometer IR untuk
analisa gugus fungsi senyawa organik, dan lain-lain.
Contoh dari analisis kimia kualitatif adalah analisis pendahuluan.
Untuk sampel padat analisis pendahuluan meliputi warna, bau, bentuk,
kelarutan, pemanasan dalam tabung uji dan uji nyala. Sedangkan untuk
sampel cair meliputi warna, bau, kelarutan serta keasaman. Contoh analisa
kimia kualitaitf lain adalah pemisahan kation dan anion dalam suatu sampel.

2.13 Tujuan Analisa Kualitatif


Tujuan analisis kimia kualitatif adalah untuk memisahkan dan
mengidentifikasi sejumlah unsur/senyawa. Analisis kimia kualitatif
berhubungan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam
sampel. Analisis kimia kualitatif digunakan untuk menganalisis komponen
atau jenis zat yang ada dalam suatu larutan. Analisis kimia kualitatif
merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan
unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan.
Analisis kimia kualitatif dapat mengamati warna, bau, indeks bias,
titik didih, massa jenis serta kelarutan. Begitu pula bila sampel berupa
padatan, kita tentukan bagaimanakah warna, bau, warna nyala, titik leleh,
bentuk kristal, serta kelarutannya. Harus disadari bahwa untuk melakukan
analisis kimia kualitatif yang cepat dan tepat diperlukan pengetahuan yang
cukup mengenai sifat fisis bahan-bahan yang dianisa. Pengetauan ini sangat
diperlukan dalam manarik kesimpulan yang tepat. Analisi kimia kualitatif
dapat dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu:
2.13.1 Analisis bahan berdasarkan karakterisasi fisis, yaitu penentuan
sifat fisis dan keasaman. Kedua, analisis bahan berdasarkan
metode H2S, yaitu analisis kation dan analisis anion.
2.13.2 Analisis jenis meliputi analisis pendahuluan dan analisis sifat fisis.
Analisis pendahuluan meliputi: warna, bau, bentuk, kelarutan, dan
tes nyala. Analisis sifat fisis berupa penentuan titik leleh dan
bentuk kristal untuk sampel padat dan penentuan titik didih dan
indeks bias untuk sampel cair.
Analisis kimia kualitatif dapat dilakukan dalam berbagai skala.
Jumlah sampel dalam analisis makro adalah 0,5 – 1 gram dan volume
larutan yang diambil untuk analisis sekitar 20 mL. Jumlah dalam analisis
semimikro adalah 0,01-0,1 gram dan volume larutan sekitar 1 mL dan dalam
analisis mikro jumlah sampel 0,0001-0,01 gram.
2.14 Klasifikasi Analisa Kation
Untuk analisa kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasi dalam
lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagen.
Reagen golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paing umum
adalah asam klorida, hydrogen sulfida, ammonium sulfida dan ammonium
karbonat. Kalasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi
dengan reagen-reagen ini dengan membentuk endapan atau tidak (Adhi,
2019).
Menurut G. Svehla (1985), kelima golongan kation dan ciri-ciri khas
golongan-golongan ini adalah sebagai berikut:
2.14.1 Golongan I, kation golongan ini membentuk endapan dengan asam
klorida encer. Ion-ion golongan ini adalah timbal, merkuri(I)
(raksa), dan perak.
2.14.2 Golongan II, kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida,
tetapi membentuk endapan dengan hydrogen sulfida dalam
suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah
merkurium(II), tembaga, bismut, kadmium, arsenik(III),
arsenik(V), stibium(V), timah(II), dan timah(III) (IV). Keempat
ion yang pertama merupakan sub-golongan (IIa) dan keenam yang
terakhir merupakan sub-golongan (IIb). Sementara sulfida dari
kation dalam golongan (IIa) tak dapat larut dalam ammonium
polisulfida, sulfida dari kation dalam golongan (IIb) justru dapat
larut.
2.14.3 Golongan III, kation golongan ini tak bereaksi dengan asam
klorida encer, ataupun dengan hydrogen sulfida dalam suasan
asam mineral encer. Namun, kation ini membentuk endapan
dengan ammonium sulfida dengan suasana netral atau amonikal.
Kation-kation golongan ini adalah kobalt(II), nikel(II), besi(II),
besi(III), kromium(III), alumunium, zink, dan mangan(II).
2.14.4 Golongan IV, kation golongan ini tak bereaksi dengan reagen
golongan I, II, dan III. Kation-kation ini membentuk endapan
dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida,
dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan
ini adalah kalsium, strontium, dan barium.
2.14.5 Golongan V, kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi
dengan reagen-reagen golongan sebelumnya, merupakan
golongan kation yang terakhir, yang meliputi ion-ion magnesium,
natrium, kalium, ammonium, litium, dan hydrogen.

2.15 Klasifikasi Analisis Anion


Anion merupakan ion yang muatan totalnya negative akibat adanya
kenaikan jumlah electron. Misalnya; atom kalorin (Cl) dapat memperoleh
tambahan satu electron untuk mendapat ion klorida (Cl-). Natrium klorida
(NaCl), yang dikenal sebagai garam dapur, disebut senyawa ionic (ionic
compound) karena dibentuk dari kation dan anion. Atom dapat kehilangan
atau memperoleh lebih dari satu electron. Contoh ion-ion yang terbentuk
dengan kehilangan atau memperoleh lebih dari satu electron adalah Mg2+,
Fe3+, S2-, dan N3-, Na+ dan Cl-. Ion-ion ini disebut ion monoatomic karena
ion-ion ini mengandung hanya satu atom (Tama, 2019).
Pengujian anion dilakukan setelah uji kation. Pengujian terhadap
anion relative lebih sederhana karena gangguan-gangguan dari ion-ion lain
yang ada dalam larutan minimal (dapat diabaikan). Pada umumnya anion-
anion dapat digolongkan sebagai berikut:
2.15.1 Golongan sulfat: SO42-, SO32-, PO43-, Cr2O42-, BO33-, Cr2O42-,
AsO42-, AsO33-.
Anion-anion ini mengendap dengan Ba2+ dalam suasana basa.
2.15.2 Golongan halida: Cl-, Br-, I, dan S2-
Anion golongan ini mengendap dengan Ag+ dalam larutan asam
(NHO3).
2.15.3 Golongan nitrat: NO3-, NO2-, C2H3O2-.
Semua garam dari golongan ini larut. NO3-, NO2-, CH3OO-.

2.16 Prinsip Analisa Kualitatif


Prinsip yang paling utama dari teknik analisa kualitatif adalah
mengolah dan menganilisa data-data yang terkumpul menjadi sebuah data
yang sistematik, teratur, terstruktur serta mempunyai makna (Riswandi,
2019). Prosedur teknik analisa data kualitatif terbagi ke dalam lima langkah
yaitu sebagai berikut.
3.1.1 Membuat kategori
Cara ini dilakukan dengan membaca berulang kali data yang ada
sehingga peneliti dapat menentukan data yang sesuai dengan
penelitiannya dan membuang data yang tidak sesuai.
3.1.2 Membuat Tema dan pengkategorian
Menentukan tema dan pola, langkah kedua adalah menentukan
kategori yang merupakan proses yang cukup rumit karena peneliti
harus mempu mengelompokkan data yang ada ke dalam suatu
kategori dengan tema masing-masing sehingga pola keteraturan
data menjadi terlihat secara jelas.
3.1.3 Menguji hipotesa
Menguji hipotesa yang muncul dengan menggunakan data yang
ada stelah proses pembuatan kategori maka peneliti melakukan
pengujian kemungkinan berkembangannya suatu hipotesa dan
mengujinya dengan menggunakan data.
3.1.4 Mencari eksplanasi alternatif data
Proses berikutnya adalah peneliti emeberikan keterangan yang
masuk akal dengan data yang ada dan peneliti harus mampu
menerangkan data tersebut didasarkan pada hubungan logika
makna yang terkandung dalam data tersebut.
3.1.5 Menulis laporan
Penulisan laporan merupakan bagian analisa kualitatif yang tidak
terpisahkan. Dalam laporan ini peneliti harus mapu menuliskan
kata-kata frasa dan kalimat serta penertian secara tepat yang dapat
digunakan untuk mendekripsikan data dan hasil analisanya.
BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1 Alat
3.1.1 Analisa Kualitatif

Gambar (a) Pipet Tetes Gambar (b) Tabung Reaksi


3.1.2 Analisa Kuantitatif

Gambar (a) Corong Gambar (b) Gelas Piala Gambar (c) Erlenmeyer

Gambar (d) Labu Ukur Gambar (e) Pipet Volume Gambar (f) Batang Pengaduk
3.2 Bahan
3.2.1 Analisa Kualitatif
1. Dimetil glioksima (DMG) CH3C(NOH)C(NaOH)CH3
a. NH4OH Pekat
b. NH4Cl
c. NaClO4 20%
d. K2Cr2O7
e. AgNO3 0,1 M
f. HCl 1 M
g. BaCl2
h. FeCl
i. KCNS
2. Difenil Karbazida (C6H5NH)2CO
a. FeSO4
b. H2SO4
3.2.2 Analisa Kuantiatif
a. Cuka Makan
b. Indikator PP
c. NaOH
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Analisa Kualitatif
a. Identifikasi Kation
Sediakan 5 macam larutan dengan tanda A, B, C, D
dan E. Kemudian ambil masing-masing 1 ml dan tambahkan
2-3 tetes zat pereaksi dan catat endapannya menurut table.
b. Identifikasi Anion
Sediakan 6 macam larutan dengan tanda X, Y, Z, P,
Q dan R. Kemudian kerjakan sesuai Langkah yang dilakukan
pada Langkah awal.
3.3.2 Analisa Kuantitatif
Menyiapkan pipet 10 ml kemudian celupkan kedalam labu
ukur 100 ml, kemudian encerkan dengan air hingga tanda garis dan
kocok. Kemudian pipet lagi 10 ml larutan ini kedalam
Erlenmeyer, lalu tambahkan 2 tetes indikator PP, lalu titrasi
Kembali dengan NaOH 1N hingga terjadi perubahan warna (dari
tidak berwarna menjadi berwarna merah muda). Setelah itu catat
volume NaOH dan hitunglah konsentrasi asam asetat dalam
cuplikan tersebut (kerja duplo).

BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
4.1.1 Tabel Data Pengamatan Analisa Kualitatif Kation

Pereaksi A B C D
KCNS Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
endapan, tidak endapan, endapan, endapan,
ada warna. warna warna tidak ada
coklat. hijau. warna.
NH4OH+ Tidak ada Tidak ada Endapan Tidak ada
DMG endapan, tidak endapan putih, endapan,
ada warna. warna warna tidak ada
orange. merah warna.
muda.
HCl+NH4 Endapan putih, Tidak ada Tidak ada Tidak ada
OH tidak ada endapan endapan, endapan,
warna. warna warna tidak ada
kuning hijau. warna.

HCl+Pem Endapan putih, Tidak ada Tidak ada Tidak ada


anasan tidak ada endapan, endapan, endapan,
warna. warna warna tidak ada
kuning. hijau. warna.
K2Cr2O7 Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
endapan, endapan, endapan, endapan,
warna coklat warna orang warna warna
kuning. kuning.

4.1.2 Tabel Data Pengamatan Analisa Kualitatif Anion

Pereaksi X Y Z P Q R
AgNO3 Tidak Endapan Endapan Tidak Tidak Tidak
+NH4O ada putih putih ada ada ada
H endapa dan dan endapa endapan endapan
n dan warna warna n dan dan dan
tidak putih. putih. berwar berwarn tidak
ada na a putih berwarn
warna. putih. a.
FeCl3 Tidak Tidak Endapan Tidak Tidak Tidak
+HCl ada ada putih ada ada ada
endapa endapan dan endapa endapan endapan
n dan dan berwarn n dan dan dan
tidak berwarn a berwar berwarn tidak
ada a orange. na a putih berwarn
warna. kuning. ungu. a.
H2SO4 + Ada Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
FeSO4 endapa ada ada ada ada ada
n dan endapan endapan endapa endapan endapan
berwar dan dan n dan dan dan
na tidak tidak tidak tidak tidak
kuning ada berwarn berwar berwarn berwarn
. berwarn a. na. a. a.
a.

4.1.3 Data Pengamatan Analisa Kuantitatif Volumetri


Volumetri contoh Pengenceran Volume Titran Kons NaOH
10 ml 100/10 6 ml 0,1 M

4.2 Hasil Pengamatan


Fp . M NaOH . Mr CH3 COOH + V NaOH
CH3COOH = x 100%
Volume contoh . Volume titran . Berat Jenis CH3COOH . 1000

Ar = C = 12
H=1
O=6
Fp = Faktor pengenceran
= MrCH3COOH
= (2 x 12) + (4x 1) + (2 x 16)
= 60
100
. 0,1 . 60 . 50
10
CH3COOH = x 100%
10 . 6 . 1,05 . 1000

= 4,7%

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan perhitungan yang telah kami kerjakan,
dapat disimpulkan bahwa larutan NaOH yang di tetesi fenolftalein akan
berwarna merah yang menunjukkan bahwa terjadinya reduksi dengan basa.
Dan setelah larutan NaOH yang telah di tetesi fenolftalein di titrasi asam
askalat standar, lama kelamaan berwarna bening karena terjadi reaksi antara
basa kuat (NaOH) dan asam lemah (CH3COOH). Dan juga dari hasil
praktikum kualitatif dan kuantitatif dapat disimpulkan bahwa memberikan
informasi mengenai berapa banyak komposisi dari suatu komponen dan
praktikan dapat mengetahui cara menentukan kadar asam cuka.

5.2 Saran
5.2.1 Saran untuk laboratorium, semoga kebersihan lab nya bisa dijaga,
beserta dengan kerapian alat-alat dan bahannya. Dan semoga
ruangannya bisa segera punya AC agar ketika praktikum kita bisa
fokus karena tidak kepanasan.
5.2.2 Saran untuk asisten, pertama saya pribadi minta maaf ke kakak-
kakak asisten karena pasti saya selaku praktikan ada kalanya
menjengkelkan. Tapi saya harap kakak-kakak asisten bisa sedikit
mengerti kebingungan kami mengenai praktikum ini, dikarenakan
ini adalah langkah awal kami sebagai Mahasiswa. Dan untuk kak
Farah, walaupun sedikit ketus saat pertama kali ketemu, tapi ternyata
kak Farah sangat baik sekali. Tapi kak semoga di lain waktu kakak
bisa sedikit ramah agar saat asistensi kami tidak begitu tegang.
Terima kasih kak Farah, semoga Allah mudahkan setiap langkah
kakak.

DAFTAR PUSTAKA

Adhi. (2019). Laporan praktikum kimia analisa. Surabaya: www.slideshare.net.

Ilmu Kimia. (2022). Pengertian Kimia Analisis, Jenis, Metode, Fungsi, dan
Contohnya. Tangerang: Pengertian Kimia Analisis, Jenis, Metode, Fungsi,
dan Contohnya.

Kimia, I. (2022). Pengertian Kimia Analisis, Jenis, Metode, Fungsi, dan


Contohnya. Tangerang: www.pakarkimia.com.
Riswandi, R. (2019). Laporan Praktikum Kimia Tentang Analisa Kualitatif
Beberapa Kation. Jakarta: www.kakakiky.id.

Rivai. (2014). Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: Universitas Indonesia.

Sumardjo. (2010). Pengantar Kimia. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Tama, A. (2019). Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF).


Surabaya: www.slideshare.net.

temukanpengertian.com. (2016). Pengertian Analisa Kimia Kualitatif. Jakarta:


www.temukanpengertian.com.

temukanpengertian.com. (2016). Pengertian Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta:


www.temukanpengertian.com.

Warda. (2014). Modul, Rumus, & Soal Analisis Kuantitatif. Bandung:


www.wardayacollege.com.

Anda mungkin juga menyukai