Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan karuniaNya berupa nikmat dan kesehatan, iman dan ilmu

pengetahuan.

Makalah ini berisikan tentang informasi Dasar-Dasar Analisis Instrument,

Definisi Instrument, Klasifikasi Analisis Kimia, Istilah Yang Digunakan Dalam

Alat Ukur, Dasar-Dasar Kalibrasi Instrument, Galat Pada Instrument, Derau

Instrument (Noise), dan teori-teori kesalahan. Diharapkan Makalah ini dapat

memberikan informasi kepada kita semua tentang “Konsep Dasar Kimia

Instrument dan Teori Kesalahan dalam Kimia Analitik”.

Kami sepenuhnya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan

kesalahan dalam menyusun makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang

bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya kami mengharapkan semoga makalah ini mendapatkan keridhaan

dari Tuhan Yang Maha Esa dan dapat memberikan manfaat bagi kami dan kepada

semua pembaca. Amin

Jakarta, September 2015

Penulis

Kelompok II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1

1.2 Fungsi Instrument......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3

2.1 Dasar-Dasar Analisis Instrument.................................................................. 3

2.1.1 Definisi Instrument........................................................................... 3

2.1.2 Klasifikasi Analisis Kimia................................................................ 4

2.2 Istilah Yang Digunakan Dalam Alat Ukur................................................... 6

2.3 Dasar-Dasar Kalibrasi Instrument................................................................ 7

2.4 Galat Pada Instrument................................................................................... 9

2.5 Derau Instrument (Noise)............................................................................. 10

2.6 Aplikasi Instrument...................................................................................... 10

BAB III PENUTUP............................................................................................................ 17

3.1 Kesimpulan............................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berhubungan dengan

identifikasi dan penentuan komposisi suatu bahan. Lebih spesifiknya terdapat

kimia analitik kualitatif dan kimia analitik kuantitatif, dan kimia analitik

instrumen.

a. Kimia analitik kualitatif adalah kimia analisa yang hanya membahas

tentang identifikasi atau ada/tidaknya unsur/zat di dalam suatu bahan.

Kimia analitik kuantitatif adalah kimia analisa yang berhubungan dengan

komposisi atau jumlah unsur/zat dalam suatu bahan.

b. Kimia analitik instrumen adalah cabang ilmu kimia yang berhubungan

dengan identifikasi atau penentuan komposisi dengan bantuan instrumen

(alat) khas; keuntungan analisis berlangsung cepat dengan sedikit

pereaksi baik jenis maupun jumlahnya, dan kelemahannya bergantung

pada ketelitian alat.

Analisis kimia melibatkan pemisahan, identifikasi dan penenentuan jumlah

relatif komponen dalam suatu sampel. Metode dari analisis kimia diklasifikasikan

dua macam yaitu:

1. Analisis klasik

Cara klasik dengan melibatkan proses kimia sederhana, peralatan

sederhana, tetapi memerlukan keahlian relatif tinggi.

2. Analisis Instrumen

Cara modern mulai meninggalkan proses kimia, tetapi tetap memerlukan

proses.
Karena ilmu kimia yang meluas dan timbul inspirasi-inspirasi dari berbagai

pihak untuk melakukan percobaan, Dan untuk mempermudah dari

percobaan/pratikum, dilakukan percobaan dengan bantuan instrumen. Dari

berbagai instrumen-instrumen untuk menganalisi meluas menjadi aplikasi-aplikasi

yang memudahkan dalam berbagai bidang kehidupan tidak hanya berkaitan

dengan kimia. Untuk itu makalah ini akan membahas beberapa aplikasi dari

instrumen kimia analisis kimia.

Dalam bidang industri, pengetahuan dasar instrumentasi sangat penting

terutama untuk proses pengukuran dan pengendalian/kontrol. Di dalam suatu

industri kimia, misalnya, bermacam-macam reaksi kimia harus diukur dan

dikendalikan baik suhu, volume campuran bahan, tekanan, derajad keasaman, dan

lain-lainnya. Sementara pada industri baja dan logam, suhu yang tinggi harus

diukur secara tepat dengan menggunakan alat pengukur elektronik untuk bisa

mengendalikan pengepresan logam pada ketebalan yang diinginkan. Pada umumnya,

peralatan pengukuran atau alat pengukur secara elektronik ini merupakan bagian

dasar instrumentasi yang dipakai pada hampir semua bidang industri.

Bidang instrumentasi ini, tidak hanya diaplikasikan untuk industri kimia dan

industri baja semata, tetapi diperlukan juga untuk pabrik mobil, pabrik gula,

pabrik kertas, pabrik pemrosesan makanan, untuk instrumentasi kedokteran, dan

untuk pabrik pembuatan alat-alat elektronik itu sendiri (seperti pabrik

pembuatan telepon genggam, pabrik pembuatan chip/ sirkuit terpadu, pabrik

pembuatan komputer, dsb). Bentuk variable fisis (fisika) dan kimia yang dipakai

untuk dasar kendali dalam bidang instrumentasi ini meliputi:

a. Suhu / temperature

b. Tekanan

c. Kecepatan aliran
d. Ketinggian cairan / level

e. Konduktifitas

f. Kepadatan benda dan kekentalan (viskositas).

1.2 Fungsi Instrument

Secara umum instrumentasi mempunyai 3 fungsi utama:

a. Sebagai alat pengukuran

b. Sebagai alat analisa

c. Sebagai alat kendali


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dasar-Dasar Analisis Instrument

2.1.1 Definisi Instrument

Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk

pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih

kompleks. Instrumen atau piranti ukur merupakan piranti untuk mengukur

sesuatu besaran selama dipengamatan.

a. Penggunaan piranti ukur (instrumen) untuk menentukan harga besaran

yang berubah-ubah, yang seringkali pula untuk keperluan pengaturan

besaran yang perlu berada di batas-batas harga tertentu

b. Semua piranti (kimia, listrik, hidrolik, magnit, mekanik, optik, pneumatik)

yang digunakan untuk : menguji, mengamati,mengukur, memantau;

mengubah, membangkitkan, mencatat,menera,memelihara, atau

mengemudikan sifat-sifat badani (fisik) gerakan atau karakteristik lain.

Piranti itu dapat berupa instrumen tuding (indicating instrument) dan dapat

berupa instrumen rekan (recording instrument) Istilah “INSTRUMENT”

digunakan untuk dua maksud yaitu :

1. Instrumen murni yang terdiri dari mekanisme dan bagian-bagian yang di

bangun didalam wadah (rumah) atau piranti yang berkaitan dengan itu.

2. Instrumen murni berikut sembarang alat-alat imbuhan (auxliary) seperti

misalnya: tahanan kondensator atau transformator instrumen. Sebagai

pengganti kata “Instrumen” (piranti) seringkali dipakai pula kata “alat

ukur” (meter). Kata piranti digunakan pula sebagai pengindonesiaan

“device”.

Instrumentasi sebagai alat pengukuran meliputi instrumentasi survey/

statistik, instrumentasi pengukuran suhu dan lain-lain. Instrumentasi sebagai


alat analisa banyak dijumpai di bidang kimia dan kedokteran. Sedangkan

instrumentasi sebagai alat kendali banyak ditemukan dalam bidang elektronika,

industri dan pabrik-pabrik. Sistem pengukuran, analisa dan kendali dalam

instrumentasi ini bisa dilakukan secara manual (hasilnya dibaca dan ditulis

tangan), tetapi bisa juga dilakukan secara otomatis dengan mengunakan komputer

(sirkuit elektronik). Untuk jenis yang kedua ini, instrumentasi tidak bisa

dipisahkan dengan bidang elektronika dan instrumentasi itu sendiri.

Instrumentasi sebagai alat pengukur sering kali merupakan bagian awal dari

bagian-bagian selanjutnya (bagian kendalinya), dan bisa berupa pengukur dari

semua jenis besaran fisis, kimia, mekanis,maupun besaran listrik. Beberapa

contoh di antaranya adalah pengukur: massa, waktu, panjang, luas, sudut, suhu,

kelembaban,tekanan,aliran, pH (keasaman), level, radiasi, suara, cahaya,

kecepatan, torque, sifat listrik (arus listrik, tegangan listrik, tahanan listrik),

viskositas, densiti, dll.

2.1.2 Klasifikasi Analisis kimia

Analisis kimia dapat memberikan informasi mengenai suatu sampel. Hasil

analisis dapat berupa:

1. Analisa kualitatif

Tujuan utama analisis kualitatif adalah mengidentifikasi komponen

dalam zat kimia. Analisis kualitatif menghasilkan data kualitatif, seperti

terbentuknya endapan, wama, gas maupun data non numerik lainnya.

Umumnya dari analisis kualitatif hanya dapat diperoleh indikasi kasar

dari komponen penyusun suatu analit. Analisis kualitatif biasanya

digunakan sebagai langkah awal untuk analisis kuantitatif. Pada berbagai

cara analisis modem, seperti cara-cara analisis spektroskopi dapat

dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif secara bersamaan, sehingga


waktu dan biaya analisis dapat ditekan seminimal mungkin dan perolehan

hasilnya lebih akurat.

2. Analisis kuantitatif

Tujuan utama analisis kuantitatif adalah untuk untuk mengetahui

kuantitas dari setiap komponen yang menyusun analit. Analisis

kuantitatif menghasilkan data numerik yang memiliki satuan tertentu.

Data hasil analisis kuantitatif umumnya dinyatakan dalam satuan volume,

satuan berat maupun satuan konsentrasi dengan menggunakan metoda

analisis tertentu. Metoda analisis kuantitatif umumnya melibatkan

proses kimia dan proses fisika. Analisis kuantitatif yang melibatkan

proses kimia seperti gravimetri dan volumetri. Analisis kuantitatif yang

melibatkan proses fisika umumnya menggunakan prinsip interaksi materi

dengan energi pada proses pengukurannya. Metode ini umumnya

menggunakan peralatan modem, seperti polarimeter, spektrometer,

sehingga sering dikenal sebagai analisis instrumen.

Berdasarkan sifat analisis terhadap komponen analitnya, jenis analisis dapat

digolongkan menjadi :

a. analisis perkiraan, Disebut analisis perkiraan bila keberadaan komponen

dalam sampel belum dapat dinyatakan dengan pasti, hanya perkiraannya

saja yang diketahui. Analisis perkiraan disebut sebagai analisis

semikualitatif dan semi kuantitatif.

b. analisis parsial, Pada analisis parsial hanya sebagian komponen sampel

yang dianalisis, sebagian lainnya tidak.

c. analisis komponen renik, hanya komponen mikro (renik) yang ditetapkan

keberadaannya secara kualitatif maupun kuantitatif.

d. analisis lengkap, Disebut analisis lengkap apabila keseluruhan komponen

penyusun sampel dianalisis, sehingga diperoleh komposisi sesungguhnya


dari komponen penyusun sampel. Analisis lengkap mengandung informasi

lengkap yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan.

Berdasarkan kuantitas analit yang ingin ditetapkan, analisis dapat

digolongkan dalam tiga kategori, yaitu analisis makro, analisis semi mikro dan

analisis mikro. Analisis makro bila kadarnya besar, misalnya dalam orde gram

atau prosen, sedangkan analisis mikro bila kadar analitnya sangat kecil, seperti

ppm.

Ditinjau dari caranya kimia analitik digolongkan menjadi:

1. Analisis Klasik

Analisis klasik berdasarkan pada reaksi kimia dengan stoikiometri yang

telah diketahui dengan pasti. Cara ini disebut juga cara absolut karena

penentuan suatu komponen di dalam suatu sampel diperhitungkan

berdasarkan perhitungan kimia pada reaksi yang digunakan.

Secara singkat analisis klasik dibagi menjadi 3:

 Pemisahan analit : ekstraksi, destilasi, presipitasi (pengendapan),

filtrasi (penyaringan), dll.

 Analisis kualitatif titik didih, titik beku, warna, bau, densitas, dll.

 Analisis kuantitatif : analisis gravimetri dan volumetri

Pada volumetri, besaran volume zat-zat yang bereaksi meupakan

besaran yang diukur, sedangkan pada gravimetri, massa dari zat-zat

merupakan besaran yang diukur.

2. Analisis Instrumental

Analisis instrumental berdasarkan sifat fisiko-kimia zat untuk

keperluan analisisnya. Misalnya interaksi radiasi elektromagnetik

dengan zat menimbulkan fenomena absorpsi, emisi, hamburan yang

kemudian dimanfaatkan untuk teknik analisis spektroskopi. Sifat fisika–

kimia lain seperti pemutaran rotasi optik, hantaran listrik dan panas,
beda partisi dan absorpsi diantara dua fase dan resonansi magnet inti

melahirkan teknik analisis modern yang lain. Dalam analisisnya teknik ini

menggunakan alat-alat yang modern sehingga disebut juga dengan

analisis modern.

Komponen instrumen yaitu :

1. Signal generator ( penghasil sinyal )

Menghasilkan sinyal analitis dari komponen sampel. Generator dapat

pula sampel itu sendiri.

2. Input transducer/ detector ( Pengubah energi )

Alat yang mengubah sebuah sinyal menjadi bentuk yang lain. Misalnya

Thermocoupel yang mengubah sinyal panas menjadi voltase listrik.

Kebanyakan transducer memasuki tahap pengubahan sinyal analisis

menjadi voltase listrik karena sinar listrik akan mudah diperkuat dan

dimodifikasi untuk sampai pada alat pembacaan.

3. Signal processor ( Pemproses sinyal )

4. Output transducer

 Cara lama, sejak awal kimia analitik

 Tdk diperlukan alat-alat rumit

 Ukuran komponen sampel cukup besar (makro, semi-makro)

 Berdasar reaksi kimia dan pers. Stoikiometri

 Berdasar interaksi materi-materi

 Cara baru, sejalan perkembangan IPTEK

 Diperlukan alat yg lebih rumit

 Ukuran sampel kecil (mikro, ultramikro, submikro)

 Berdasar pengukuran besaran fisika non stoikiometri

 Berdasar interaksi energi-materi

2.2 Istilah Yang Digunakan Dalam Alat Ukur


a. Kepekaan (sensitivity) instrumen adalah perbandingan antara gerakan

linear jarum penunjuk pada instrumen itu dengan perubahan variabel

yang diukur yang menyebabkan gerakan itu. Sensitifitas bisa dikatakan

batas terkecil yang dapat ditentukan untuk analisis kuantitatif (masih

memberikan tanggap detektor yang berbeda dengan pembanding) = limit

of detection.

b. Ketelitian (accuracy) instrumen adalah simpangan baku atau simpangan

relatif dari beberapa kali penentuan kuantitatif terhadap sample yang

dianalisis dengan metoda terpilih yang dilaksanakan dengan normal.

Makin kecil simpangan baku makin baik metoda tersebut. Ketelitian

biasanya dinyatakan dalam persentase.

c. Ketepatan atau presisi (precision) instrumen adalah kemampuan

instrumen menghasilkan kembali bacaan tertentu dengan ketelitian yang

diketahui. Keterdekatan hasil analisis yang diperoleh dengan memakai

metoda tersebut dengan harga sebenarnya. Biasanya dinyatakan dengan

persen perolehan kembali terhadap sample yang kadarnya diketahui

dengan pasti. Persyaratan perolehan kembali metoda analisis adalah 80

– 120%.

d. Ketidakpastian (uncertainty) instrumen adalah daerah deviasi dari nilai

pengukuran alat (instrumen).

e. Kalibrasi (calibration) instrumen adalah membandingkan nilai ukuran

instrumen dengan nilai ukuran standar.

f. Standar ukuran adalah nilai ukuran yang sudah disepakati sebagai

patokan dalam melakukan pengukuran.

g. Teknik analisis merupakan suatu fenomena ilmiah dasar yang telah

terbukti berguna untuk memberikan informasi mengenai susunan zat-

zat yang dianalisis. Sedangkan metoda analisis merupakan penerapan


yang spesifik dari suatu teknik analisis untuk memecahkan persoalan

analisis.

2.3 Dasar-Dasar Kalibrasi Instrument

Untuk mengontrol suatu proses, dibutuhkan informasi mengenai kuantitas

dan kualitas ciri-ciri fisik proses itu. Instrumen-instrumen ukur dipakai untuk

mendapatkan informasi ini. Kontrol yang lebih ketat membutuhkan pengukuran

yang lebih akurat. Beberapa istilah yang lazim dipakai dalam system pengukuran

adalah proves variable, range, zero, span, error, linearitas, akurasi.

1. Proses Variabel

Proses variabel adalah besaran phisik atau besaran kimia karena berbagai

pengaruh proses. Tekanan, temperature, flow dan level adalah variabel

phisik; sedangkan kandungan oksigen dan nilai pH adalah variabel-variabel

kimia

2. Range

Range adalah mengambarkan batasan sinyal yang berhubungan dengan

instrumen input ataupun instrumen output. Batasan sinyal terendah dari

suatu sinyal input adalah kuantitas instrumen terendah yang diukur,

sedang batasan maksimumnya adalah nilai tertinggi. Sebagai contoh,

suatu proses mempunyai batas atau range tekanan dari 100 kPa sampai

500 kPa. Maka alat instrumenasi proses ini tidak dapat digunakan untuk

mengukur nilai dibawah 100 kPa atau diatas 500 kPa.

3. Zero

Nilai terendah suatu sinyal input atau sinyal output disebut zero, meskipun

nilainya tidak nol. Sebagi contoh, range input transmiter tekanan mungkin

0-1000 kPa sedang range outputnya 20 sampai 100 kPa. Dari sini, nilai zero

sinyal output digambarkan dengan 20 kPa. Transmiter temperatur dapat

mengukur temperatur anatara 50oC dan 120oC, sedang nilai outputnya


bervariasi dari 20 sampai 100 kPa. Dalam hal ini, nilai zero pada range

input dan output masing-masing adalah 50oC dan 20 kPa.

4. Span

Span input dan output dari suatu instrumen berhubungan langsung dengan

range input ataupun range outputnya. Span adalah selisih aljabar antara

nilai range teratas dengan nilai range terendah.

5. Error

Error adalah selisih antara nilai yang diukur dengan nilai yang sebenarnya.

Sebagai contoh, jika pressure gage menunjukkan 216 kPa ketika

tekananya nyatanya 220 kPa, maka errornya adalah – 4kPa.

6. Linieritas

Linieritas menggambarkan kedekatan hubungan antara input dengan

output dari suatu instrument yang digambarkan seperti sebuah garis

lurus ; hal tersebut adalah, sebuah gris lusrus dari 0% input dan 0%

output sampai 100% input dan 100% output. Jika hubungan ini

menyimpang maka timbul ketidak linieran. Ketidak linieran output

biasanya dinyatakan dalam persentase skala penuh atau full scale output.

7. Akurasi

Akurasi dari sebuah instrumen dapat didefinisikan sebagai kedekatan

antara pengukuran atau output yang menggambarkan nilai nyata. Akurasi

biasanya dinyatakan dengan persentase span.

Dalam bidang industri, pengetahuan dasar instrumentasi sangat penting

terutama untuk proses pengukuran dan pengendalian/kontrol. Di dalam suatu

industri kimia, misalnya, bermacam-macam reaksi kimia harus diukur dan

dikendalikan baik suhu, volume campuran bahan, tekanan, derajad keasaman, dan

lain-lainnya. Sementara pada industri baja dan logam, suhu yang tinggi harus

diukur secara tepat dengan menggunakan alat pengukur elektronik untuk bisa
mengendalikan pengepresan logam pada ketebalan yang diinginkan. Pada umumnya,

peralatan pengukuran atau alat pengukur secara elektronik ini merupakan bagian

dasar instrumentasi yang dipakai pada hampir semua bidang industri.

Bidang instrumentasi ini, tidak hanya diaplikasikan untuk industri kimia dan

industri baja semata, tetapi diperlukan juga untuk pabrik mobil, pabrik gula,

pabrik kertas, pabrik pemrosesan makanan, untuk instrumentasi kedokteran, dan

untuk pabrik pembuatan alat-alat elektronik itu sendiri (seperti pabrik

pembuatan telepon genggam, pabrik pembuatan chip/ sirkuit terpadu, pabrik

pembuatan komputer, dsb). Bentuk variable fisis (fisika) dan kimia yang dipakai

untuk dasar kendali dalam bidang instrumentasi ini meliputi :

 suhu / temperatur

 tekanan

 kecepatan aliran

 ketinggian cairan / level

 konduktifitas

 kepadatan benda dan kekentalan (viskositas).

2.4 Galat pada Analisis Instrument

Galat atau Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil

pengukuran, yang terdiri dari angka eksak dan satu angka terakhir yang ditaksir

(atau diragukan). Misalnya kita mengukur panjang suatu benda dengan mistar

berskala mm dan melaporkan hasilnya dalam 4 angka penting, didapat 114,5 mm.

Jika panjang benda tersebut kita ukur dengan jangka sorong maka hasilnya

dilaporkan dalam 5 angka penting, misalnya 114,40 mm, dan jika diukur dengan

mikrometer sekrup maka hasilnya dilaporkan dalam 6 angka penting, misalnya

113,390 mm. Ini menunjukkan bahwa banyak angka penting yang dilaporkan

sebagai hasil pengukuran mencerminkan ketelitian suatu pengukuran. Makin

banyak angka penting yang dapat dilaporkan,makin teliti pengukuran tersebut.


Penyebab galat pada analisis instrument adalah:

 Prosedur analisis

 Zat yang ditentukan

 Instrumen

 Faktor manusia yang mengerjakan

1. Galat Sistematik

Galat Sistematik (determinate errors) disebut juga galat prosedur, adalah

hasil analisis yang menyimpang secara tetap dari kadar sebenarnya karena

kesalahan prosedur.

Untuk menghindari galat adalah:

 Kalibrasi instrumen secara berkala

 Pemilihan metoda dan prosedur dari badan resmi

 Pemakain bahan kimia dengan derajat p.a.

 Peningkatan pengetahuan dan kemampuan para peneliti

2. Galat tidak sistemik (indeterminate errors)

Galat tidak sistemik disebut juga galat rawu (random) adalah penyimpangan

yang tidak tetap dari hasil penentuan kadar yang disebabkan fluktuasi dari

instrumen yang dipakai (derau) penyebab biasanya tidak diketahui dan tidak

terkontrol. Derau bisa terjadia pada tiap bagian instrumen dan

terakumulasi.

2.5 Derau Instrumen (noise)

Derau instrumen adalah tanggap detektor yang merupakan fluktuasi yang

rawu yang tidak disebabkan oleh materi yang dianalisis. Sumber : tranduser,

prosesor, perekam (read out). Jenis-jenis noise :

1. Johnson noise (thermal noise)


Disebabkan oleh kenaikan temperatur yang mempengaruhi elektron-

elektron pada elemen atau arus listrik.

2. Shot noise

Disebabkan oleh temperatur tapi efeknya lebih rendah dan terjadi pada

instrumen yang menggunakan semikonduktor dengan prinsip pengalihan

arus listrik.

3. Flicker noise

Dipengaruhi besarnya frekuensi.

4. Environmental noise

Disebabkan oleh energi lingkungan dimana kita bekerja seperti medan

listrik, medan magnet, radiasi elektromagnetik, getaran mekanik dan

interaksi listrik. Dikurangi dengan pemasangan ground.

Anda mungkin juga menyukai