DISUSUN OLEH :
Gita Kurniasih – P23131115023
Nadya Anindita H - P23131115036
Sitta Nur Fadillah - P23131115043
A. ANAMNESIS
1. Identitas Pasien
Keluhan Utama : Nyeri pada luka bokong kanan, luka 10 hari, bernanah 3 hari, kaki
terasa pegal.
Riwayat Penyakit :Abses GluteaDiabetes Mellitus dan Hipertensi I
Sekarang
Riwayat Penyakit : tidak ada data
Dahulu
Riwayat Penyakit : tidak ada data
Keluarga
Kesimpulan
Pasien SA dengan jenis kelamin laki-laki, usia 62 th tergolong Lansia menurut Depkes RI
(2003) dalam Maryam dkk (2009) dengan penyakit DM komplikasi hipertensi I pasien tidak
memiliki riwayat penyakit keluarga, pola makan tidak seimbang dan tidak ada pantangan
makan/alergi makan, megalami konstipasi, penurunan BB ±10% ( kategori status gizi
kurang/beresiko malnutrisi) dan sudah mendapatkan obat sesuai dengan penyakitnya.
Pasien bekerja sebagai buruh tani (pendapatan 1.000.000 -1.500.000 /bln) sehingga
masuk katagori rendah ( Badan Pusat Statisitik (BPS), tahun 2008 ).
Secara umum, gambaran fisik kondisinya Pasien adalah baik, tidak memiliki pantangan
makan / alergi makan, tetapi pasien mengalami konstipasi dan penurunan Berat Badan
Subjective Global Assessment (SGA)
B. ANTROPOMETRI
TB BB LILA
165,5 cm 62 kg (1 bulan lalu) 21,5 cm
58,5 kg (saat ini)
*) jika terdapat data antropometri lainnya bisa ditambahkan di tabel tersebut
≥30 Obesitas II
(Sumber : WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asia Pacific Perspective : Redefining Obesity
and its Treatmen)
Interpretasi status gizi berdasarkan %LILA :
Klasifikasi Persentase
Obesitas >120%
Underweight <90%
(Sumber : repository.unej.ac.id/)
Kesimpulan :
Pasien berdasarkan hasil antropometri menunjukkan status gizi kurang/underweight
karena berdasarkan perhitungan standar persentase %LILA nilainya 72.88 %.
C. PEMERIKSAAN BIOKIMIA
Tabel. Batasan dan Interpretasi Kadar Serum Protein dan Serum Albumin
Kriteria
No Senyawa & satuan Umur (tahun)
Kurang Margin Cukup
1 Serum Albumin (gr/100 ml) <1 – <2.8 2.5+
6 – 16 – <3.5 3.5+
6 – 16 – <6.0 6.0+
Kesimpulan : Pasien menderita hipertensi tahap 1 yang ditandai dengan nilai tekanan darah
140/90 mmHg
Kesimpulan : Pasien berdasarkan asupan gizi menunjukkan asupan oral makanan dan
minuman tidak adequate berkaitan terbatasnya daya terima makanan akibat faktor fisiologis
penyakit ditandai dengan tidak nafsu makan dan asupan energi 34,18%, protein 29,2%,
lemak 21,12%, dan karbohidrat 40,5%.
F. TERAPI MEDIS
(Sumber : .
id.scribd.com/doc/30447
0578/Laporan-PTO-
Kasus-2-Kelompok-I-2
Tanggal akses : 26
November 2017)
Metronidazol Mematikan Hindari minum alkohol atau Minum bersama
bakteri anaerob makanan yang mengandung makanan untuk
(bakteri yang alkohol seperti tape selama mengurangi gangguan
hidup dalam minum obat ini. saluran cerna
suasana tanpa Penggunaan alkohol Penggunaan alkohol
oksigen seperti di bersamaan dengan minum minimal 3 hari
dalam obat ini dapat menyebabkan sesudah berhenti
lukatertutup efek samping seperti mual, minum obat
contohnya luka keram perut, muntah, sakit Dosis :
pada kaki kepala dan kemerahan Dewasa: 500mg/100
penderita kencing dengan rasa panas di muka. ml tiap 8jam atau
manis (diabetes)) Selain itu, mengonsumsi 1500 mg/hari (3x500
antibiotik dan alkohol secara mg)
bersamaan bisa menghambat Dosis Intravena : 500
proses penyembuhan kamu. mg, setiap 6 jam
Alkohol bisa menganggu Anak: 7.5mg/kgBB
sistem kerja antibitotik yang tiap 8jam
masuk ke dalam tubuh. Obat ini diberikan
Obat ini dapat dikonsumsi secara injeksi ataupun
bersamaan dengan susu oral (dapat
untuk menghindari mual. dikonsumsi minimal 1
jam sebelum atau 2
(Sumber 1: jam setelah makan)
https://hellosehat.com/obat/metr
onidazole/) (Sumber 1 : .
(Sumber 2 : id.scribd.com/doc/30447
https://kumparan.com/) 0578/Laporan-PTO-
Tanggal akses : 26 November Kasus-2-Kelompok-I-2)
2017 (Sumber 2 : http://obat-
drug.blogspot.co.id/2014
/12/metronidazol-
metronidazole-bagian-
2.html) Tanggal akses :
26 November 2017
Novorapid mengobati Pengunaan obat dapat Diberikan ½ jam
penyakit diabetes mengontrol kadar glukosa sebelum makan atau
melitus atau dalam darah menjelang makan
kencing manis. dengan 3 kali x sehari
(Sumber : untuk pemberian. Dan
https://hellosehat.com/obat/insul diberikan secara
in-aspart/) injeksi pada jaringan
Tanggal akses : 26 November subkutan.
2017
(Sumber :
http://omedicine.info/id/n
ovorapid-flekspen.html)
Tanggal akses : 26
November 2017
Kesimpulan :
Obat yang diberikan pada OS adalah obat yang terkait dengan penyakit diabetes
mellitus dan antibakteri/antibiotik.Penggunaan obat novorapid untuk stabilitas kadar gula
darah, dan obat cefriaxon dan meftronidazole untuk mengatasi infeksi pada pasien dan
gangguan saluran cerna.Antibiotik Ceftriaxone dikombinasikan dengan metronidazole,
diberikan kepada pasien untuk mengobati infeksi berat pada luka pasien karena luka pada
pasien meliputi bakteri aerob dan anaerob.
BAB II
DIAGNOSIS GIZI
PLANNING
1. Tujuan Diet :
2. Preskripsi diet : Diet DM / TETP 2300 kkal / RG III / bentuk makanan lunak dan
makanan cair / diberikan melalui oral
Asupan natrium dibatasi 1000 mg – 1500 mg/hari. Garam hanya digunakan pada
masakan sayuran. Sedangkan masakan lauk dipayakan tidak, karena sumber lauk
mempnyai kandungan natrium relative tinggi disbanding sayur.
b. Kebutuhan Protein
Kebutuhan Protein 15% dari Kebutuhan Energi Total
15% 𝑥 2369,25 𝑘𝑘𝑎𝑙
Kebutuhan Protein = 88,84 gram ~ 90gram
4
c. Kebutuhan Lemak
Kebutuhan Lemak Sedang adalah 25% dari Kebutuhan Energi Total
25% 𝑥 2369,25 𝑘𝑘𝑎𝑙
Lemak Sedang = = 65,81gram ~ 66 gram
9
Kebutuhan Lemak Tak Jenuh Ganda 10% dari Kebutuhan Energi Total
8% 𝑥 2.369,25
Lemak Tak Jenuh Ganda (8%) = = 21,06 gram
9
Kebutuhan Lemak Tak Jenuh Tunggal sisa dari Kebutuhan Energi
Total
10% 𝑥 2.369,25
Lemak Tak Jenuh Ganda (10%) = 9
= 26,33 gram
d. Kebutuhan Karbohidrat
Kebutuhan karbohidrat = Sisa dari Kebutuhan Energi Total
60% 𝑋 2369,25
Kebutuhan Karbohidrat = = 355,38 gram ~ 355 gram
4
Perhitungan Kebutuhan gizi saat ini dimana pasien masih ada mual, asupan rendah
diberikan dengan rumus menggunakan BMR tanpa koreksi aktifitas dan stress .
Dengan kata lain pemberian makanan saat ini, diberikan beberapa hari saja dengan
mengevaluasi daya terima dan kondisi pasien. Perhitungannya sebagai berikut :
BMR = 30 kal/kgBB x BB
= 30 kal/kgBB x 58,5 kg
= 1755 kkal– faktor koreksi umur (10%)
= 1755 kkal – 175,5
= 1579,5 kkal
Kebutuhan Lemak Tak Jenuh Ganda 10% dari Kebutuhan Energi Total
8% 𝑥 1579,5
Lemak Tak Jenuh Ganda (8%) = 9
= 14,04 gram
Kebutuhan Lemak Tak Jenuh Tunggal sisa dari Kebutuhan Energi
Total
10% 𝑥 1579,5
Lemak Tak Jenuh Ganda (10%) = = 17,55gram
9
7. Rekomendasi Diet
TAHAP I (1500 kkal), sesuai BMR OS (mungkin suplemen diabetasol pada saat
tahap 1 3 kali, dan pada tahap 22 kali misalnya Commented [I10]: ini diperharikan
Semangka ½ ptg bsr 90 gr 25 6 0 0 Commented [I12]: pisang rebus cari yang praktis dan dia bisa
buat di rumah
Suplemen Suplemen Oral
Oral Khusus Khusus Diabetes 2 sdm 30 gr 120 19,5 3,5 5
Diabetes
Buah Pisang
1 bh 50 gr 50 12 0 0
Jambu Biji ¼ bh 50 gr 25 6 0 0
Margarin 1 sdt 5 gr 50 0 5 0
Energi
Protein (g) Lemak (g) KH (g)
(kkal)
Rekomendasi Diet 2410,9 kkal 91,1 gr 62,42 gr 301,5 gr
Kebutuhan (planning) 2369 kkal 88,84 gr 65,81 gr 355,38gr
% rekomendasi/kebutuhan 101,76% 102,54% 94,84% 84,83%
Perilaku makan
yang tidak
seimbang, dan
pengetahun gizi
yang rendah
(missal) Commented [I26]:
1. Penerapan Konseling
a. Sasaran Konseling
1) Pasien : Tn. SA
2) Keluarga pasien : istri atau anak
b. Tujuan Konseling
1) Mempertahankan status gizi OS
2) Memberikan informasi mengenai penyakit DM komplikasi hipertensi
3) Memberikan informasi mengenai diet DM dan RG
4) Memperbaiki pola hidup OS menjadi lebih baik
c. Target Konseling
1) OS dan keluarga memahami tentang penyakit DM dan hipertensi
2) OS dan keluarga memahami makanan yang disarankan dan tidak disarankan
pada diet DM dan TETP
3) OS menerapkan syarat-syarat diet DM dan TEP
d. Waktu Konseling
Waktu konseling kepada pasien dan keluarga pasien sekitar 30 menit.
e. Metode Konseling : Konseling
f. Alat Bantu Konseling
1) Leaflet
2) Food Model
g. Materi Konseling
1) Penjelasan / informasi mengenai penyakit diabetes melitus dan hipertensi
2) Materi mengenai diet DM dan RG terkait pola makanan yang dianjurkan dan
makanan yang tidak dianjurkan
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
Serum Albumin
Indikator yang tak kalah pentingnya dalam menilai status nutrisi dan sintesa
protein adalah nilai dari serum albumin. Kadar albumin rendah sering
terjadi pada keadaan infeksi, injuri, atau penyakit yang mempengaruhi kerja dari
hepar, ginjal, dan saluran pencernaan
Tabel. Batasan dan Interpretasi Kadar Serum Protein dan Serum Albumin
6 – 16 – <3.5 3.5+
6 – 16 – <6.0 6.0+
4.3 Hipertensi
Hipertensi yang diderita seseorang erat kaitannya dengan tekanan sistolik dan
diastolik atau keduanya secara terus menerus. Tekanan sistolik berkaitan dengan
tingginya tekanan pada arteri bila jantung berkontraksi, sedangkan tekanan darah
diastolik berkaitan dengan tekanan arteri pada saat jantung relaksasi diantara dua
denyut jantung. Dari hasil pengukuran tekanan sistolik memiliki nilai yang lebih besar
dari tekanan diastolik (Corwin, 2005).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari atau sama
dengan 140 mmHg atau tekanan darah diastolik lebih dari atau sama dengan 90
mmHg dalam 2 kali pengukuran dengan jarak pemeriksaan minimal 10 menit
(Setiati, 2008).
HEMATOLOGI Keterangan
Protein
Protein total 6-7,8 g/dl
Albumin 4-5,2 g/dl
Globulin 1,3 – 2,7 g/dl
Energi basal +
6.Hitung kebutuhan
aktivitas + stress –
energi total
koreksi usia
(c + e + g – i)
Tujuan Diet :
Tujuan Umum : Untuk membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan dan
olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik
Tujuan Khusus :
1. Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal
dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin, obat
penurunan glukosa oral serta aktivitas fisik
2. Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal
3. Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai BB
normal
4. Menghindari atau menangani komlikasi akut pasien yang
menggunakan insulin seperti hipoglikemia, komplikasi jangka pendek
dan jangka lama serta masalah yang berhubungan dengan latihan
jasmani
5. Meningkakan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang
optimal
Kelompok
IMT (kg/m2) Status Gizi
Klasifikasi
(Sumber : WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asia Pacific Perspective : Redefining Obesity
and its Treatmen)
Klasifikasi Persentase
Obesitas >120%
Underweight <90%
(Sumber : repository.unej.ac.id/)
Menurut Schultz (1961) dalam Soenarya (2000), pembiayaan yang dialokasikan tidak
semata-mata berbentuk konsumtif melainkan investasi dalam rangka meningkatkan kapasitas
tenaga kerja untuk menghasilkan suatu barang dan jasa. Pendidikan di sekolah merupakan
suatu investasi untuk meningkatkan sumber daya manusia.
Investasi yang dilakukan masyarakat dalam dunia pendidikan tidak lepas dari
pengaruh pendapatan yang diperoleh sebagai akibat dari pekerjaan yang dijalani. Berdasrkan
Badan Pusat Statisitik (BPS)tahun 2008 mengklasifikasikan pendapatan menjadi empat
golongan :
Klasifikasi Pendapatan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada kasus ini OS laki-laki 62 tahun, pendidikan terakhir sekolah dasar, bekerja
sebagai buruh tani dengan penghasilan Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000 / bulan di diagnosa
Diabetes Mellitus dengan komplikasi Hipertensi dengan tekanan darah tinggi yaitu 140/90
mmHg (Hipertensi I). OS bekerja 10 jam dalam sehari ditambah dengan aktivitas fisik lain
seperti olahraga bela diri setiap minggunya. OS tidak memiliki alergi makanan. Dilihat dari
pola selain itu pemberian putih telur juga diberikan pada OS untuk mengupayakan
peningkatan kadar albumin darah mencapai kadar normal. Commented [I27]: Pemberikan asuhan gizi bertujuan utnuk
………………………………….. Intervensi yang diberikan adalah dengan
memberikan diet yaitu dengan bertahap yang diawali dengan
B. Saran ………….., dan memberikan konseling gizi
makan, pola makan OS kurang seimbang salah satunya OS kurang asupan serat karena tidak
mengonsumsi sayur dan buah sehingga OS mengalami konstipasi.Nafsu makan OS menurun
Saran sehingga asupan oral makanan dan minuman inadequate dan terjadi penurunan berat
Saranbadan pada OS sekitar + 10% dalam waktu satu bulan. Untuk nilai laboratorium
menunjukkan bahwa GDS di atas batas normal, albumin dan Hb di bawah batas normal.
Status gizi OS adalah kurang dilihat dari pengukuran status gizi berdasarkan LILA.
Ayu, Anita. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Di Rumah Sakit Marinir Cilandak
Periode 6 Februari – 30 Maret 2012.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358991-
PR...RS%20Marinir.pdf. 22 November 2017 (23:00).
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen. 2007. Sehat dengan pangan indeks
glikemik rendah. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Budiyanto. 2002. Gizi dan kesehatan. Bayu Media dan UMM Press. Malang
Corwin E.J. 2009. Hipertensi di Buku Saku Patofisiologi. EGC.Jakarta.
Daniels SR, Arnett DK, Eckel RH, Gidding SS. 2005. Overweight in children and
adolescents, pathophysiology, consequence, prevention, and treatment. Circulation.
Darmojo, B. 2010. Buku ajar geriatri (ilmu kesehatan lanjut usia). FK UI : Jakarta.
Effendi, F & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktek
Dalam Keperawatan.Salemba medika. Jakarta.
Elia, Stephanie. https://kumparan.com/. 23 November 2017 (13:18)
Groff JL, Gropper SS, Hunt SM. 1995. Dietary fiber: advance nutrition and human
metabolism. Los Angeles, New York.
Hasanah. Penilaian Status Gizi Secara Biokimia. forgamingaja.wordpress.com. 25 November
2017. (9:40)
Made A. 2009. Sehat dengan hidangan kacang dan biji-bijian. Penebar Swadaya. Jakarta.
Marsono Y, Zuheid N, Fitri R. 2002. Pengaruh diet kacang merah terhadap kadar gula
darah tikus diabetik induksi alloxan. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Martayasa, Erlangga R. id.scribd.com/doc/304470578/Laporan-PTO-Kasus-2-Kelompok-I-2.
25 November 2017. (11:59)Maryam, R. Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan
Perawatannya. Salemba.Jakarta.
Rimbawan, Siagian A. 2004. Indeks glikemik pangan: cara mudah memilih pangan yang
menyehatkan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Samiadi,Lika A.https://hellosehat.com/obat/metronidazole/. 23 November 2017 (13:20)
Setiati, S. 2008. Lima Puluh Masalah Kesehatan Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Edisi
Pertama. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI.Jakarta.
Yunir, E. 2007. Mengenal Penyakit Diabetes Melitus dalam Kliping Humas Universitas
Indonesia. FKUI. Jakarta.
eprints.undip.ac.id. 22 November 2017 (23:00).