Anda di halaman 1dari 35

DIETETIC CONTEST

TATA LAKSANA DIET PADA PASIEN


(Hipertensi – Diabetes Melitus)

Kode kasus : DM-I1

DISUSUN OLEH :
Gita Kurniasih – P23131115023
Nadya Anindita H - P23131115036
Sitta Nur Fadillah - P23131115043

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II


JAKARTA SELATAN
2017
BAB I
ASSESMENT

A. ANAMNESIS
1. Identitas Pasien

Nama : Tn.SA No RM : tidak ada data


Umur : 62 tahun Ruang : tidak ada data
Jenis : Laki – laki Tanggal Masuk : 11 November 2017
Kelamin
Pekerjaan : Buruh Tani Tanggal Kasus : 17 November 2017
Pendidikan : Sekolah Dasar Alamat : tidak ada data
Agama : tidak ada data Diagnosis Medis : Hipertensi, Diabetes Melitus

2. Berkaitan dengan Riwayat Penyakit

Keluhan Utama : Nyeri pada luka bokong kanan, luka 10 hari, bernanah 3 hari, kaki
terasa pegal.
Riwayat Penyakit :Abses GluteaDiabetes Mellitus dan Hipertensi I
Sekarang
Riwayat Penyakit : tidak ada data
Dahulu
Riwayat Penyakit : tidak ada data
Keluarga

3. Berkaitan Dengan Riwayat Gizi

Data Sosio Ekonomi Penghasilan :Rp.1.000.000 – Rp.1.500.000 per bulan


Jumlah anggota keluarga : tidak ada data
Suku :tidak ada data
Aktifitas Fisik Jumlah Jam kerja : 10 jam tiap harinya
Jumlah tidur sehari : tidak ada data
Jenis olahraga : Bela Diri
Frekuensi olahraga : 1x dalam Seminggu
Alergi makanan Makanan : Tidak ada Jenis diet khusus : tidak ada data
Penyebab : tidak ada dataAlasan : tidak ada data
Yang menganjurkan :tidak ada data
Masalah OS mengalami konstipasi
Gastrointestinal
Penyakit kronik Tidak ada data
Kesehatan mulut Tidak ada data
Pengobatan Infus RL 15 tpm, cefriaxon, metronidazol, novorapid
Perubahan berat badan 1 bulan lalu = 62 kg
BB saat ini = 58,5 kg
Perubahan BB = 3,5 kg ( penurununan sebesar 9,4%)
Mempersiapkan Fasilitas memasak : fasilitas memasak terbatas (penggorengan,
makanan kompor/tungku, panci, dandang)
Fasilitas menyimpan makanan :tempat penyimpanan alami
Riwayat/ pola makan Kebiasaan makan sehari 2 x sehari . Selingan : tidak ada
Makanan pokok : 2x sehari – mie instan seminggu 3x, ubi dan
singkong 4 x dlm seminggu
Lauk hewani : telur dan ikan teri

Lauk nabati : tempe dan tahu tiap hari


Sayuran : tidak ada
Buah : tidak ada
Selingan : tidak ada
Minuman : teh manis

Kesimpulan

Pasien SA dengan jenis kelamin laki-laki, usia 62 th tergolong Lansia menurut Depkes RI
(2003) dalam Maryam dkk (2009) dengan penyakit DM komplikasi hipertensi I pasien tidak
memiliki riwayat penyakit keluarga, pola makan tidak seimbang dan tidak ada pantangan
makan/alergi makan, megalami konstipasi, penurunan BB ±10% ( kategori status gizi
kurang/beresiko malnutrisi) dan sudah mendapatkan obat sesuai dengan penyakitnya.
Pasien bekerja sebagai buruh tani (pendapatan 1.000.000 -1.500.000 /bln) sehingga
masuk katagori rendah ( Badan Pusat Statisitik (BPS), tahun 2008 ).
Secara umum, gambaran fisik kondisinya Pasien adalah baik, tidak memiliki pantangan
makan / alergi makan, tetapi pasien mengalami konstipasi dan penurunan Berat Badan
Subjective Global Assessment (SGA)

B. ANTROPOMETRI

TB BB LILA
165,5 cm 62 kg (1 bulan lalu) 21,5 cm
58,5 kg (saat ini)
*) jika terdapat data antropometri lainnya bisa ditambahkan di tabel tersebut

Kelompok IMT (kg/m2) Status Gizi


Klasifikasi

Kurus/Kurang <18,5 Kurang

Normal 18,5 – 22,9 Normal

23,0 – 24,9 Dengan Resiko

Gemuk/Lebih 25,0 – 29,9 Obesitas I

≥30 Obesitas II

(Sumber : WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asia Pacific Perspective : Redefining Obesity
and its Treatmen)
Interpretasi status gizi berdasarkan %LILA :

Klasifikasi Persentase

Obesitas >120%

Overweight 110 – 120%

Normal 90% - 110%

Underweight <90%

(Sumber : repository.unej.ac.id/)

Berat Badan Ideal Menurut Brosca = (TB dalam cm - 100) x 1 kg


= (165,5 – 100) x 1 kg
= 65,5 kg

BB Normal: 65,5 ± 10 % = 58,95 kg


𝐵𝐵 58,5
IMT = (𝑇𝐵 𝑚) X (TB m)(1,655) X (1,655) = 21,42 (Status Gizi Normal)

LILA Standar Laki-Laki : 29,5 cm


𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐴𝑡𝑎𝑠 21,5
LILA = X 100%  X 100% = 72,88 % (Status gizi
𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐴𝑡𝑎𝑠 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 29,5
Underweight/kurang)

Kesimpulan :
 Pasien berdasarkan hasil antropometri menunjukkan status gizi kurang/underweight
karena berdasarkan perhitungan standar persentase %LILA nilainya 72.88 %.

C. PEMERIKSAAN BIOKIMIA

Pemeriksaan urin/darah Satuan/ Nilai Normal Awal Masuk Keterangan


RS
GDS (gula darah sewaktu) <100 mg/dl 393 mg/dl tinggi
Albumin 3,8-5,1 gr/dl 1,67 mg/dl rendah
Hb 13 g/dl 10,6 g/dl rendah
Sumber : Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.

Tabel. Batasan dan Interpretasi Kadar Serum Protein dan Serum Albumin

Kriteria
No Senyawa & satuan Umur (tahun)
Kurang Margin Cukup
1 Serum Albumin (gr/100 ml) <1 – <2.8 2.5+

1–5 – <3.0 3.0+

6 – 16 – <3.5 3.5+

16+ <2.8 2.8-3.4 3.5+

Wanita hamil <3.0 3.0-3.4 3.5+


2 Serum Protein (gr/100 ml) <1 – <5.0 5.0+

1–5 – <5.5 5.5+

6 – 16 – <6.0 6.0+

16+ 6.0 6.0-6.4 6.5+

Wanita hamil 5.5 5.5-5.9 6.0+

Tabel. Batasan Hemoglobin Darah


Kelompok Batas nilai Hb
Bayi / balita 11 g/dl

Usia sekolah 12 g/dl

Ibu hamil 11 g/dl

Pria dewasa 13 g/dl

Wanita dewasa 12 g/dl

Tabel. Batasan Anemia (Menurut Depkes)

Kelompok Batas Normal


Anak balita 11 gram %

Anak Usia sekolah 12 gram %

Wanita dewasa 12 gram %

Laki-laki dewasa 13 gram %

Ibu hamil 11 gram %

Ibu menyusui > 3 bulan 12 gram %

Kesimpulan : Pasien menderita penyakit DM dengan status gizi kurang (dengan


hipoalbumin dan anemia yang ditandai dengan nilai serum albumin dan kadar Hb
dibawah batas normal. Dengan penurunan protein darah sebesar 43,9% hal ini
mengindikasikan OS termasuk dalam kategori gizi kurang.

D. PEMERIKSAAN FISIK KLINIK


1. Kesan Umum : tidak ada
2. Vital Sign :
Tensi : 140/90 mm/Hg Hipertensi 1(Kadar Normal : <120 / 80 mm/Hg)
Nadi : 68 kali/menit Normal ( Nilai Normal : 60 – 70 x / menit)
Respirasi : 16 kali/menit Normal (Nilai Normal : 16 – 20 x / menit)
Suhu : 37,20 C Normal (Nilai Normal :360 C - 37,50 C)

Kesimpulan : Pasien menderita hipertensi tahap 1 yang ditandai dengan nilai tekanan darah
140/90 mmHg

E. ASUPAN ZAT GIZI


Implementasi Energi Protein Lemak Karbohidrat
Asupan Oral 810 kkal 26 gr 13,9 gr 143,9 gr

Kebutuhan 2.369,25 kkal 88,84 gr 65,81 gr 355,38 gr

% Pemenuhan 34,18% 29,2% 21,12% 40,5%

Kesimpulan : Pasien berdasarkan asupan gizi menunjukkan asupan oral makanan dan
minuman tidak adequate berkaitan terbatasnya daya terima makanan akibat faktor fisiologis
penyakit ditandai dengan tidak nafsu makan dan asupan energi 34,18%, protein 29,2%,
lemak 21,12%, dan karbohidrat 40,5%.

F. TERAPI MEDIS

Jenis Obat Fungsi Interaksi dengan zat gizi Solusi


Cefriaxon Untuk mengobati  Pencampuran Obat  Sebaiknya diberikan
berbagai macam ceftriaxone dengan produk jeda waktu untuk
infeksi bakteri, yang mengandung kalsium, memasukkan atau
mengurangi seperti cairan Ringer’s atau konsumsi antibiotik
perkembangan cairan Hartman’s, atau cefriaxone (cara :
bakteri resistan dengan parenteral nutrisi bilas selang secara
terhadap obat dan (makanan yang masuk lewat penuh, ganti dengan
mempertahankan intavena) seperti Ringer NaCl, setelah 4 jam
efektivitas, USP Laktatyang mengandung baru lakukan diinjeksi
dan obat kalsium, dapat mengakibatkan cefriaxon)
antibakteri lain. pembentukan partikulat  Jeda waktu untuk
(partikel endapan garam Cefriaxone oral ±3
cefrtiaxone-kalsium) jam, sedangkan jeda
 Ceftriaxone tidak boleh waktu untuk
diberikan bersamaan dengan memasukkan
cairan intavena yang cefriaxone
mengandung kalsium melalui (Cefriaxone IV) ±4
jalur infus bentuk Y pada jam
rentang usia apa pun karena  Dosis harian : 1
kalau digabungkan akan sampai 2 g/hari IV
terbentuk pengendapan atau IM dalam 1
Cefriaxone dan kalsium di sampai 2 dosis
pembuluh darah intravena. terbagi, tergantung
(balita, anak, & dewasa). pada sifat dan
keparahan infeksi
(Sumber : lib.ui.ac.id)  Untuk infeksi yang
Tanggal akses : 26 November
2017 disebabkan oleh
Staphylococcus
aureus (methicillin -
rentan, MSSA), dosis
yang dianjurkan
adalah 2 sampai 4
g/hari , dalam rangka
mencapai lebih dari
90% pencapaian
target. Dosis harian
total tidak boleh
melebihi 4 g

(Sumber : .
id.scribd.com/doc/30447
0578/Laporan-PTO-
Kasus-2-Kelompok-I-2
Tanggal akses : 26
November 2017)
Metronidazol Mematikan  Hindari minum alkohol atau  Minum bersama
bakteri anaerob makanan yang mengandung makanan untuk
(bakteri yang alkohol seperti tape selama mengurangi gangguan
hidup dalam minum obat ini. saluran cerna
suasana tanpa  Penggunaan alkohol  Penggunaan alkohol
oksigen seperti di bersamaan dengan minum minimal 3 hari
dalam obat ini dapat menyebabkan sesudah berhenti
lukatertutup efek samping seperti mual, minum obat
contohnya luka keram perut, muntah, sakit  Dosis :
pada kaki kepala dan kemerahan Dewasa: 500mg/100
penderita kencing dengan rasa panas di muka. ml tiap 8jam atau
manis (diabetes)) Selain itu, mengonsumsi 1500 mg/hari (3x500
antibiotik dan alkohol secara mg)
bersamaan bisa menghambat Dosis Intravena : 500
proses penyembuhan kamu. mg, setiap 6 jam
Alkohol bisa menganggu Anak: 7.5mg/kgBB
sistem kerja antibitotik yang tiap 8jam
masuk ke dalam tubuh. Obat ini diberikan
 Obat ini dapat dikonsumsi secara injeksi ataupun
bersamaan dengan susu oral (dapat
untuk menghindari mual. dikonsumsi minimal 1
jam sebelum atau 2
(Sumber 1: jam setelah makan)
https://hellosehat.com/obat/metr
onidazole/) (Sumber 1 : .
(Sumber 2 : id.scribd.com/doc/30447
https://kumparan.com/) 0578/Laporan-PTO-
Tanggal akses : 26 November Kasus-2-Kelompok-I-2)
2017 (Sumber 2 : http://obat-
drug.blogspot.co.id/2014
/12/metronidazol-
metronidazole-bagian-
2.html) Tanggal akses :
26 November 2017
Novorapid mengobati  Pengunaan obat dapat  Diberikan ½ jam
penyakit diabetes mengontrol kadar glukosa sebelum makan atau
melitus atau dalam darah menjelang makan
kencing manis. dengan 3 kali x sehari
(Sumber : untuk pemberian. Dan
https://hellosehat.com/obat/insul diberikan secara
in-aspart/) injeksi pada jaringan
Tanggal akses : 26 November subkutan.
2017
(Sumber :
http://omedicine.info/id/n
ovorapid-flekspen.html)
Tanggal akses : 26
November 2017

Kesimpulan :
Obat yang diberikan pada OS adalah obat yang terkait dengan penyakit diabetes
mellitus dan antibakteri/antibiotik.Penggunaan obat novorapid untuk stabilitas kadar gula
darah, dan obat cefriaxon dan meftronidazole untuk mengatasi infeksi pada pasien dan
gangguan saluran cerna.Antibiotik Ceftriaxone dikombinasikan dengan metronidazole,
diberikan kepada pasien untuk mengobati infeksi berat pada luka pasien karena luka pada
pasien meliputi bakteri aerob dan anaerob.
BAB II
DIAGNOSIS GIZI

1. Asupan oral makanandan minuman inadeaquate (NI.2.1) berkaitan dengan


terbatasnya daya terima makan faktor fisiologis penyakit ditandai dengan tidak nafsu
makan dan asupan energi 34,18%.
2. Gangguan utilitas zat gizi (NC.2.1) berkaitan dengan terganggunya fungsi endokrin
ditandai dengan kadar glukosa darah 393 mg/dl.
3. Adanya perubahan nilai laboratorium terkait rendahnya kadar albumin (NC.2.2)
berkaitan dengan status gizi kurang ditandai dengan hipoalbumin dan anemia.
4. Perubahan fungsi gastrointestinal (NC.1.4) berkaitan dengan kurangnya asupan serat
ditandai dengan konstipasi yang dialami OS
5. Adanya penurunan berat badan yang tidak diharapkan (NC.3.2) berkaitan dengan
gangguan metabolisme zat gizi ditandai dengan penurunan berat badan sebesar +
10% dalam 30 hari yang termasuk dalam kategori .
6. Kurangnya pengetahuan mengenai asupan makanan gizi yang seimbang (NB-1.1)
berkaitan dengan kebiasaan makan yang tidak seimbang ditandai dengan
kurangnya variasi makanan, banyak mengonsumsi sumber karbohidrat, gula dan
konsumsi makanan sumber serat(sayur dan buah) yang kurang.
BAB III
INTERVENSI GIZI

PLANNING

1. Tujuan Diet :

a) Mencapai kadar glukosa darah mendekati normal dengan memberikan


makanan yang adequate, dan selaras dengan obat yang diberikan termasuk
insulin (menghindari interaksi obat dan zat gizi) serta aktivitas fisik
b) Mencapai tekanan darah normal dengan memberikan makanan yang
adequate dengan mengurangi/menghindari bahan makanan
makanan/masakan tinggi natrium.

c) Memperbaiki asupan makan yang adequate dengan meningkatkan asupan


protein diatas normal, cukup serat (diusahakan mempunyai kandungan
flavonoid) , dan kandungan natrium rendah sehingga selain dapat
meningkatkan BB pasien dapat pula memperbaiki kadar albumin darah,
tekanan darah, mengurangi keluhan konstipasi dan membantu
pengendalian kadar gula darah.

d) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pasien tentang pemilihan


bahan makanan (terutama kadar lemak jenuh rendah, kadar natrium rendah,
protein tinggi) , jumlah dan waktu pemberian makan yang tepat sesuai
dengan daya beli, ketersediaan dan kemudahan penyediaannya.

2. Preskripsi diet : Diet DM / TETP 2300 kkal / RG III / bentuk makanan lunak dan
makanan cair / diberikan melalui oral

3. Syarat / prinsip Diet :


 Asupan energi mencukupi kebutuhan pasien dan diberikan secara bertahap
diawali dengan pemberian sama dengan BMR, setelah dievaluasi bisa habisa
dinaikkan dengan BMR + koreksi aktifitas dan stress. Tahap I diberikan asupan
1500 kkal ( 250-195-435-200-335-180) 65,21% dari tahap 2. Tahap II diberikan Commented [I1]: Dipindah kalimat diatas dan tolong
dibenarkan pembagiannya
asupan 2300 kkal ( 350- 450- 600-200-500-200) 65,21% . Energi dibagi dalam 3
Commented [I2]: Ini tdk seimbang snack tetap lebih kecil
kali makan utama dan 3 kali makanan selingan yaitu makan pagi (20%), siang disbanding makan utama
(25 %), dan sore (25%), serta 3 porsi kecil untuk makanan selingan masing- Commented [I3]: Tolong dihitung dengan benar
masing (10 %). tahap II. Commented [I4]: Pilih salah satu 15 %
 Kebutuhan protein diberikan 15% dari kebutuhan energi total yaitu 88,84 gr dan
tahap 1 59,23 gr, karbohidrat 60% dari kebutuhan energi total yaitu 355,38 gr dan
untuk tahap 1 236,92 gr, kebutuhan lemak sedang sebesar 25% dari kebutuhan
energi total yaitu 65,81 gr dengan pembagian kebutuhan lemak tak jenuh ganda
8% dari kebutuhan energi total yaitu sebesar 21,06gram, kebutuhan lemak tak
jenuh tunggal 10% dari kebutuhan energi total yaitu 26,3 gram, kebutuhan lemak
jenuh 7% dari kebutuhan energi yaitu sebesar 18,43 gram dan untuk tahap 1
43,87 gr untuk tahap I pemberian lemak tak jenuh ganda sebesar 8% dari
kebutuhan energiyaitu 14,04 gram, kebutuhan lemak tak jenuh tunggal 10% dari
kebutuhan energi yaitu 17,5 gram, kebutuhan lemak jenuh 7% dari kebutuhan
energi yaitu 12,3 gram . Asupan kolesterol makanan kurang dari 300 mg hari.
 Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan diberikan maksimal 5%
dari kebutuhan energi total Commented [I5]: Tambahkan berapa gram itu

 Asupan natrium dibatasi 1000 mg – 1500 mg/hari. Garam hanya digunakan pada
masakan sayuran. Sedangkan masakan lauk dipayakan tidak, karena sumber lauk
mempnyai kandungan natrium relative tinggi disbanding sayur.

4. Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi :


a. Kebutuhan Energi :
Kebutuhan Energi menurut Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes
Melitus Tipe 2 tahun 2015 jika kondisi gangguan saluran cerna membaik
Laki-Laki = 30 kal/kgBB x BB
= 30 kal/kgBB x 58,5 kg
= 1755 kkal– faktor koreksi umur (10%)
= 1755 kkal – 175,5
= 1579,5 kkal
Kebutuhan Energi = 1579,5 kkal + faktor aktivitas (40%) + faktor stress (10%)
= 1579,5 + 50%
= 1579,5 + 789,75 kkal
Kebutuhan Energi Tuan S = 2369,25 kkal ~ 2300 kkal

b. Kebutuhan Protein
Kebutuhan Protein 15% dari Kebutuhan Energi Total
15% 𝑥 2369,25 𝑘𝑘𝑎𝑙
Kebutuhan Protein = 88,84 gram ~ 90gram
4

c. Kebutuhan Lemak
Kebutuhan Lemak Sedang adalah 25% dari Kebutuhan Energi Total
25% 𝑥 2369,25 𝑘𝑘𝑎𝑙
Lemak Sedang = = 65,81gram ~ 66 gram
9

 Kebutuhan Lemak Tak Jenuh Ganda 10% dari Kebutuhan Energi Total
8% 𝑥 2.369,25
Lemak Tak Jenuh Ganda (8%) = = 21,06 gram
9
 Kebutuhan Lemak Tak Jenuh Tunggal sisa dari Kebutuhan Energi
Total
10% 𝑥 2.369,25
Lemak Tak Jenuh Ganda (10%) = 9
= 26,33 gram

 Kebutuhan Lemak Jenuh< 10% dari Kebutuhan Energi Total


7% 𝑥 2.369,25
Lemak Jenuh Dislipid I ( 7%) = 9
= 18,43 gram

d. Kebutuhan Karbohidrat
Kebutuhan karbohidrat = Sisa dari Kebutuhan Energi Total
60% 𝑋 2369,25
Kebutuhan Karbohidrat = = 355,38 gram ~ 355 gram
4

Perhitungan Kebutuhan gizi saat ini dimana pasien masih ada mual, asupan rendah
diberikan dengan rumus menggunakan BMR tanpa koreksi aktifitas dan stress .
Dengan kata lain pemberian makanan saat ini, diberikan beberapa hari saja dengan
mengevaluasi daya terima dan kondisi pasien. Perhitungannya sebagai berikut :

BMR = 30 kal/kgBB x BB
= 30 kal/kgBB x 58,5 kg
= 1755 kkal– faktor koreksi umur (10%)
= 1755 kkal – 175,5
= 1579,5 kkal

Protein = 15% x 1579,5/4 = 59,23 gram


Lemak = 25% x 1579,5/9 = 43,87gram

 Kebutuhan Lemak Tak Jenuh Ganda 10% dari Kebutuhan Energi Total
8% 𝑥 1579,5
Lemak Tak Jenuh Ganda (8%) = 9
= 14,04 gram
 Kebutuhan Lemak Tak Jenuh Tunggal sisa dari Kebutuhan Energi
Total
10% 𝑥 1579,5
Lemak Tak Jenuh Ganda (10%) = = 17,55gram
9

 Kebutuhan Lemak Jenuh< 10% dari Kebutuhan Energi Total


7% 𝑥 1579,5
Lemak Jenuh Dislipid I ( 7%) = 9
= 12,3 gram

Karbohidrat = 60% x 1579,5/4 = 236,92 gram


Pembahasan Preskripsi Diet :
1. Preskipsi tahap 1 adalah Diet DM L, 1500 kkal, RG 3.
Hasil perhitungan kebutuhan energi sebesar 1579,5 kkal, protein 15% yaitu 59,23
gram, lemak 25% yaitu 43,87gram, dan karbohidrat 60% yaitu236,92 gram. Dasar
pemberian ini adalah masih ada mual dan nafsu makan rendah, serta asupannya masih
rendah (+ 800 kkal).
2. Preskripsi tahap II (diberikan setelah diet tahap I bisa dihabiskan, dan keluhan
gangguan saluran cerna sudah mereda) yaitu Diet DM B 2300 kkal, protein 90 g
3. dengan hasil perhitungan energi sebesar 2369,25 kkal, protein 15% yaitu 88,84
gram, lemak 25% yaitu 65,81gram, karbohidrat 60% yaitu 355,38 gram. Tahap I
diberikan asupan 1500 kkal ( 250-195-435-200-335-180) 65,21% dari tahap 2. Tahap Commented [I6]: Dipindah kalimat diatas dan tolong
dibenarkan pembagiannya
II diberikan asupan 2300 kkal ( 350- 450- 600-200-500-200) 65,21% dari
Commented [I7]: Ini tdk seimbang snack tetap lebih kecil
disbanding makan utama
Commented [I8]: pengulangan
5. a. Bentuk makanan tahap I : bentuk makanan lunak.
Route Makanan : Oral
Frekuensi Makan : 3x makan utama, 3 x selingan termasuk
penambahan suplemen oral khusus diabetes.
Cara pemberian : diberikan melalui oral.

b. Bentuk makanan tahap II: bentuk makanan biasa


Route Makanan : Oral
Frekuensi Makan : 3x makan utama, 3 x selingan termasuk
penambahan suplemen oral khusus diabetes.
Cara pemberian : diberikan melalui oral.

6. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

a. Bahan Makanan yang Dianjurkan


 Karbohidrat yang diupayakan sebesar 60% dari total asupan energi.
Terutama karbohidrat yang berserat tinggi. Pemberian karbohidrat
dapat pula dengan sumber karbohidrat yang kompleks (nasi, roti, mi,
kentang, singkong, ubi, sagu). Dan sebaiknya karbohidrat total <130
gram/hari Commented [I9]: ini tdk perlu sdr kasih 60 %

 Sumber protein tinggi (kandungan albumin)rendah lemak seperti ikan


gabus, putih telur, susu skim,tempe, tahu, dan kacang-kacangan yang
ada di pedesaan), dan cara pengolahan bahan makanan dipilih yang
dikukus, ditim dan direbus dari pada di goreng.
 Bahan makanan yang mempunyai kandungan natrium rendah dan
sedang yang dianjurkan contohnya : ikan segar, kacang-kacangan
Cara pemasakan terutama sumber lauk sebaiknya tanpa garam, dan
garam hanya digunakan untuk sayur.
 Sayur dan buah khususnya yang berwarna seperti bit, wortel,
bayam merah, tomat, labu kuning, jagung, pepaya yang
mempunyai kandungan bio flavonoid seperti beta karoten,
likopen dll sebaiknya sering digunakan karena punya zat
bioaktif yang dapat membatu penurunan kadar gula darah dan
penyakit degenerative lainnya.
 Penggunaan bumbu alami seperti kunyit, jahe, kayu manis dll
sebaiknya digunakan karena mempunyai zat bioaktif juga yang
menunjang untuk pengendalian penyakit degenerative.

 Bahan Makanan yang Tidak Dianjurkan


 Makanan yang banyak mengandung gula sederhana seperti gula
pasir, gula jawa, sirup, jam, jelly, buah-buahan yang diawetkan
dengan gula, susu kental manis, minuman botol ringan, dan es
krim, kue manis, dodol, cake, tarcis.
 Makanan yang banyak mengandung banyak lemak seperti cake,
makanan siap saji, goreng-gorengan.
 Makanan yang banyak mengandung natrium seperti ikan asin, telur
asin, makanan yang diawetkan

7. Rekomendasi Diet
TAHAP I (1500 kkal), sesuai BMR OS (mungkin suplemen diabetasol pada saat
tahap 1 3 kali, dan pada tahap 22 kali misalnya Commented [I10]: ini diperharikan

Nama Bahan URT Berat Energi KH Lemak Protein


Waktu
Masakan Makanan (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr)

Sarapan Nasi Tim 0,5 gls 100gr 87,5 20 0 2

(07.00) Ikan gabus 1 bh sdg 40gr 50 0 2 7

Tahu kukus Tahu


bumbu ½ bj bsr 55 gr 37,5 3,5 1,5 2,5 Commented [I11]: makan pagi tidak cocok, berikan saja bubur
sumsum , telur rebus, dan buah papaya, susu atau bubur manado
kuning

Sup labu Daun kelor ½ gls 50 gr 12,5 2,5 0 0,5


sayur
Labu kuning ½ gls 50 gr 12,5 2,5 0 0,5

Buah Pepaya 1 ptg bsr 110gr 50 12 0 0

Snack Buah Potong Papaya ½ ptg


95 gr 25 6 0 0
Pagi besar

(10.00) Sirsak 3/8 bh bsr 45 gr 25 6 0 0

Semangka ½ ptg bsr 90 gr 25 6 0 0 Commented [I12]: pisang rebus cari yang praktis dan dia bisa
buat di rumah
Suplemen Suplemen Oral
Oral Khusus Khusus Diabetes 2 sdm 30 gr 120 19,5 3,5 5
Diabetes

Makan Nasi Tim Nasi Tim 1/2 gls 100 87,5 20 0 2


Siang
Gadon belut Belut 1 ptg sdg 35 gr 75 0 5 7
(12.00)
Putih telur 1/2btr 25gr 47,5 0 3 5

Minyak 1sdt 5gr 50 0 5 0

Sup tofu Tofu ½ bh 55 gr 37,5 3,5 1,5 2,5

Labu kuning 1/2 gls 50gr 12,5 2,5 0 0,5

Kacang merah 2 sdm 20 gr 75 7 3 5

Buah Pisang

1 bh 50 gr 50 12 0 0

Snack Puding Tepung maizena 2 sdm 25 gr 87,5 20 0 2


Sore maizena
Susu skim 2 sdm 10 gr 37,5 5 0 3,5
saos guava
(16.00)
Gula pasir 1 sdm 13 gr 50 12 0 0

Jambu Biji ¼ bh 50 gr 25 6 0 0

Makan Nasi Tim Nasi Tim 0,5 gls 100 gr 87,5 20 0 2


Malam
Ikan gabus Ikan gabus kuah
1 ptg 40gr 50 0 2 7
(19.00) semur

Telur Ayam 1 butir 55 gr 60 0 2,4 8,4


orak arik
kacang koro Wortel 1/2 gls 50gr 12,5 2,5 0 0,5
dan sayur Kacang koro
2 sdm 20 gr 75 7 3 5
muda

Margarin 1 sdt 5 gr 50 0 5 0

Extra Suplemen Suplemen Oral


Malam OralKhusus Khusus Diabetes 2 sdm 30 gr 120 19,5 3,5 5
Diabetes

putih telur putih telur 1 butir 30 gr 60 0 2,4 8,4

TOTAL 1595 215 42,8 81,3


Commented [I13]: diet tahap I hindari gas, semangka , nanas,
melon hindari
Rekomendasi Diet Commented [I14]: Os atau pasien cari satu saja saja konsisten,
ekxtraputih telur itu banyak nak jangan sekali paling tidak 3-5 kali
masukkan dalam bubur, minujman, atau dikukus dulu masukkan
TAHAP 2 (2300 kkal), sesuai Kebutuhan OS dalam masakan

Nama Bahan Berat Energi KH Lemak Protein


Waktu Nama Masakan URT Menu pagi di desa :uarap singkong (campur singkong dan kacang
Makanan (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr)
tolo) dengan susu /telur , buah potong
Nasi Nasi 1 gls 100 175 40 0 4
Daging Bumbu 1 ptg
55 50 0 2 7
Bali Ayam Tanpa Kulit sdg Commented [I15]: tdk sesuai tolong/hindari daging/ayam
mereka orang tidak mampu/ lebih bagus telur saja , mudah dan
Tempe bb 2 ptg
50 75 7 3 5 praktis
Snack pagi Kuning Tempe sdg
Makan Pagi Buncis 1/4 gls 35 8,75 1,75 0 0,35
Sup Sayuran Putren 1/4 gls 30 7,5 1,5 0 0,3
Wortel 1/4 gls 35 8,75 1,75 0 0,35
1/2 ptg
80 25 6 0 0
Buah Potong Melon bsr
Suplemen oral khusus diabetes 4 sdm 60 240 19,5 3,5 5
susu sapi 1/2 gls 100 62,5 5 3 3,5
agar-agar 1/2 sdt 2 0 0 0 0
Snack Pagi
Pudding busa putih telur 1/2 btr 30 40,9 0 2,72 3,8
gula pasir 2 sdm 26 50 6 0 0
Tepung maizena 1 sdm 15 52,5 12 0 1,2 Commented [I16]: usahakan yang mudah seperti kuaeh talam
buah
Nasi Nasi 1 gls 100 175 40 0 4
1 ptg
55 50 2 7
Ikan wader Ikan sdg
/ikan gurameh Minyak k. Sawit
kuah Kemangi (u/ Tumis 1 sdt 5 50 0 5 0 Commented [I17]: kamu gimana ini petani makan ayam sama
bumbu) daging biasnya hari besar saj
ini makan baisa , ikan wader/gurameh kuah kemangi
2 ptg
50 75 7 3 5
Tempe Tempe sdg
Steak Tempe
Makan Tepung terigu 1 sdm 10 35 8 0 0,8
Panggang
Siang minyak k. Sawit
1 sdt 5 50 0 5 0
(u/ Tumis saos) Commented [I18]: nama masakan pakai nama masakan kuno
missal besengek tempe/Tempe telur saoss bumbu rujak (putih t
Daun kelor 1/4 gls 30 7,5 1,5 0 0,3
Rebusan sayur
Daun kenikir 1/4 gls 30 7,5 1,5 0 0,3
Labu
putih/ketimun Commented [I19]: misalnya seperti ini
1 ptg
110 50 12 0 0
Buah Potong Pepaya bsr
Suplemen oral khusus diabetes 2 sdm 30 120 19,5 3,5 5
1 ptg
180 50 12 0 0
Semangka bsr
Madu 1 sdm 15 50 12 0 0
Snack Sore Salad Buah
1/2 bh
60 50 0 5 0
Alpukat bsr
yoghurt 2/3 gls 120 75 10 0 7 Commented [I20]: coba kamu buat lerut atau ganyong thailand
(ganyong kukusmaizena/thailand
Nasi Nasi 1 gls 100 175 40 0 4
Makan
Daging suwir 1 ptg
Malam 35 75 0 7 5
saos bawang Daging sapi sdg Commented [I21]: ikan gabus suwir
Gula 1 sdt 5 25 6 0 0
1 bj
Botok 110 75 7 3 5
Tahu besar
tahu+iakan teri
Telur ayam 1 btr 55 75 0 5 7
basah
Minyak k. Sawit 1 sdt 5 50 0 5 0
Labu siam 1/4 gls 25 6,25 1,25 0 0,25
Sayur Bening Wortel 1/2 gls 50 12,5 2,5 0 0,5
Buncis 1/4 gls 25 6,25 1,25 0 0,25 Commented [I22]: sayur kare koro dan daun kacng muda,
campurkan putih telur rebus yang dipotong potong nak
Extra Suplemen Oral khusus Diabetes 4 sdm 60 240 19,5 3,5 5
Malam Extra Putih Telur 1/2 btr 30 30 0 1,2 4,2
TOTAL 2410,9 301,5 62,42 91,1
Kajian Rekomendasi Diet

TAHAP I (1500 kkal)


Energi
Protein (g) Lemak (g) KH (g)
(kkal)
Rekomendasi Diet 1595 kkal 81,3 gr 42,8 gram 215 gram
Kebutuhan (planning) 1579,5 kkal 59,23 gr 43,87 gr 236,92gr
% rekomendasi/kebutuhan 101% 137% 97,5% 90,7%

TAHAP II (2300 kkal)

Energi
Protein (g) Lemak (g) KH (g)
(kkal)
Rekomendasi Diet 2410,9 kkal 91,1 gr 62,42 gr 301,5 gr
Kebutuhan (planning) 2369 kkal 88,84 gr 65,81 gr 355,38gr
% rekomendasi/kebutuhan 101,76% 102,54% 94,84% 84,83%

6. Rencana monitoring dan evaluasi

Yang diukur Pengukuran Evaluasi/ target


Antropometri Berat Badan Penimbangan Mempertahan BB normal
Berat Badan OS
Biokimia GDS (Gula Darah Pengukuran gula Menurunnya GDS
Sewaktu) darah mencapai nilai normal
(menggunakan (100 mg/dl) Commented [I23]: sumber dari mana GDS itu normal < 200
nak, Gula darah puasa < 100
alat tes gula
darah)
Albumin Pengukuran Meningkatnya kadar
albumin albumin dalam darah
(menggunakan mencapai nilai normal
albuminometer) ( 3,8 – 5,1 gr/dl)

Hb (Haemoglobin) Pengukuran Hb Meningkatnya kadar Hb


(menggunakan mencapai nilai normal
Haemometer) (13 gr/dl)

Fisik Klinis tekanan darah Tensi darah Tekanan darah menurun


mencapai normal
(120/80 mmHg)
Asupan zat Energi, protein, Meningkatkan Asupan makanan oral
gizi lemak, karbohidrat asupan makan (energi, protein, lemak,
karbohidrat) mencapai
>80%

1. Rencana Konsultasi Gizi

Masalah gizi Tujuan Materi konseling Keterangan


Ganguan Menambah pengetahuan  Pengetahuan dasar Konsultasi
metabolisme zat mengenai penyakit diabetes tentang penyakit Diabetes dilakukan
gizi akibat dari mellitus dan diet yang Melitus dengan cara
gangguan dianjurkan  Pemberian pengetahuan konseling Commented [I25]: kebiasaana makan terutama sumber lauk
pauk dan sayaur dan buah yang sering dikonsumsi
endokrin diet yang dianjurkan pada selama 30 -Tujuan : mempelajari kebiasaan dan pola makan Os
(penyakit DM) menit kepada - Sesuaikan dengan tujuan
pasien Diabetes Melitus
Commented [I24]: masalah gizi bukan penyakit
 Pemberian pengetahuan OS dan
tentang makanan yang keluarga.
dianjurkan dan makanan Dengan ini
yang tidak dianjurkan diharapkan OS
bagi pasien DM dan keluarga
 Memberikan pemahaman dapat
mengenai pola makan dan memahami dan
kebiasaan makan yang menerapkannya
baik untuk
 Pemberian pengetahuan mengupayakan
contoh menu yang dapat kondisi OS
dibuat menjadi lebih
baik.
Penurunan Berat Menambah pengetahuan  Pengetahuan dasar Konsultasi
badan mengenai penyakit Hipertensi tentang penyakit dilakukan
dan diet yang dianjurkan Hipertensi dengan cara
 Pemberian pengetahuan konseling
diet yang dianjurkan pada selama 30
pasien Hipertensi menit kepada
 Pemberian pengetahuan OS dan
tentang makanan yang keluarga.
dianjurkan dan makanan Dengan ini
yang tidak dianjurkan diharapkan OS
bagi pasien Hipertensi dan keluarga
termasuk konsumsi garam dapat
yang dianjurkan sehari memahami dan
 Memberikan pemahaman menerapkannya
mengenai pola makan dan untuk
kebiasaan makan yang mengupayakan
kondisi OS
baik menjadi lebih
 Pemberian pengetahuan baik.
contoh menu yang dapat
dibuat

Perilaku makan 
yang tidak
seimbang, dan
pengetahun gizi
yang rendah
(missal) Commented [I26]:

1. Penerapan Konseling
a. Sasaran Konseling
1) Pasien : Tn. SA
2) Keluarga pasien : istri atau anak
b. Tujuan Konseling
1) Mempertahankan status gizi OS
2) Memberikan informasi mengenai penyakit DM komplikasi hipertensi
3) Memberikan informasi mengenai diet DM dan RG
4) Memperbaiki pola hidup OS menjadi lebih baik
c. Target Konseling
1) OS dan keluarga memahami tentang penyakit DM dan hipertensi
2) OS dan keluarga memahami makanan yang disarankan dan tidak disarankan
pada diet DM dan TETP
3) OS menerapkan syarat-syarat diet DM dan TEP
d. Waktu Konseling
Waktu konseling kepada pasien dan keluarga pasien sekitar 30 menit.
e. Metode Konseling : Konseling
f. Alat Bantu Konseling
1) Leaflet
2) Food Model
g. Materi Konseling
1) Penjelasan / informasi mengenai penyakit diabetes melitus dan hipertensi
2) Materi mengenai diet DM dan RG terkait pola makanan yang dianjurkan dan
makanan yang tidak dianjurkan
BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

4.1 Usia Lanjut (Lansia)


4.1.1 Pengertian Lansia
Pengertian Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada
daur kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13
Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang
telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008).
Berdasarkan defenisi secara umum, seseorang dikatakan lanjut usia
(lansia) apabila usianya 65 tahun ke atas. Lansia bukan suatu penyakit, namun
merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. Lansia
adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan
keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan
penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara
individual (Efendi, 2009).
Menurut pendapat berbagai ahli dalam Efendi (2009) batasan-batasan
umur yang mencakup batasan umur lansia adalah sebagai berikut:
 Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab 1 Pasal 1 ayat 2
yang berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam
puluh) tahun ke atas”.
 Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang
telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur
pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya.
Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang
disebut Aging Process atau proses penuaan. Usia lanjut dibagi menjadi empat
kriteria berikut : usia pertengahan (middle age) ialah 45-59 tahun, lanjut usia
(elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90 tahun, usia
sangat tua (very old) ialah di atas 90 tahun.
 Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) terdapat empat fase yaitu : pertama
(fase inventus) ialah 25-40 tahun, kedua (fase virilities) ialah 40-55 tahun,
ketiga (fase presenium) ialah 55-65 tahun, keempat (fase senium) ialah 65
hingga tutup usia.
 Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro masa lanjut usia (geriatric age):
> 65 tahun atau 70 tahun. Masa lanjut usia (getiatric age) itu sendiri dibagi
menjadi tiga batasan umur, yaitu young old (70-75 tahun), old (75-80 tahun),
dan very old ( > 80 tahun) (Efendi, 2009).

4.1.2 Klasifikasi Lansia


Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia berdasarkan
Depkes RI (2003) dalam Maryam dkk (2009) yang terdiri dari : pralansia
(prasenilis) yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun, lansia ialah
seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, lansia resiko tinggi ialah seseorang
yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih

4.1.3 Karakteristik Lansia


Lansia memiliki karakteristik sebagai berikut: berusia lebih dari 60 tahun
(sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU No.13 tentang kesehatan), kebutuhan dan
masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan
biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga kondisi
maladaptif, lingkungan tempat tinggal bervariasi (Maryam dkk, 2008).

4.2 Penilaian Status Gizi dengan Pemeriksaan Biokimia


Pemeriksaan biokimiaadalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris
yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan
antara lain: darah, urine, tinja dan jugabeberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.
Selain itu,kadar protein dan kolesterol juga bisa dijadikan sebagai indikator untuk
mengetahui status gizi pada lansia. Pengukuran simpanan protein tubuh seperti albumin,
trransferin dan total iron binding (TIBC) sering dipakai untuk mengukur status gizi lansia.
Sementara serum kolesterol yang rendah pada lansia juga merupakan indikator status gizi
yang kurang pada lansia (Darmojo, 2010).

 Hemoglobin dan Hematokrit


Protein yang kaya akan protein disebut juga dengan hemoglobin.
Hemoglobin ini memiliki afinitas atau daya gabung terhadap oksigen dan oksigen
tersebut membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Pengukuran
hemoglobin (Hb) dan kematokrit (Ht) merupakan pengukuran yang
mengindikasikan defisiensi sebagai bahan nutrisi. Kadar hemoglobin dapat
mencerminkan status protein pada malnutrisi berat. Pada pengukuran hematokrit
menggunakan satuan persen (%) dan untuk hemoglobin menggunakan satuan
gram/dl.

Anemia Gizi Besi (AGB)


Anemia gizi adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah
kurang dari normal, yang berbeda untuk setiap kelompok umur dan jenis kelamin.
Prevalensi anemia paling tinggi pada ibu hamil (70%) dan pekerja berpenghasilan
rendah (40%). Pada anak sekolah sekitar 30% dan pada anak balita sekitar 40%.

Tabel. Batasan Hemoglobin Darah

Kelompok Batas nilai Hb


Bayi / balita 11 g/dl

Usia sekolah 12 g/dl

Ibu hamil 11 g/dl

Pria dewasa 13 g/dl

Wanita dewasa 12 g/dl

Tabel. Batasan Anemia (Menurut Depkes)

Kelompok Batas Normal


Anak balita 11 gram %

Anak Usia sekolah 12 gram %

Wanita dewasa 12 gram %

Laki-laki dewasa 13 gram %

Ibu hamil 11 gram %

Ibu menyusui > 3 bulan 12 gram %

 Serum Albumin
Indikator yang tak kalah pentingnya dalam menilai status nutrisi dan sintesa
protein adalah nilai dari serum albumin. Kadar albumin rendah sering
terjadi pada keadaan infeksi, injuri, atau penyakit yang mempengaruhi kerja dari
hepar, ginjal, dan saluran pencernaan

Tabel. Batasan dan Interpretasi Kadar Serum Protein dan Serum Albumin

No Senyawa & satuan Umur (tahun) Kriteria


Kurang Margin Cukup
1 Serum Albumin (gr/100 ml) <1 – <2.8 2.5+

1–5 – <3.0 3.0+

6 – 16 – <3.5 3.5+

16+ <2.8 2.8-3.4 3.5+

Wanita hamil <3.0 3.0-3.4 3.5+


2 Serum Protein (gr/100 ml) <1 – <5.0 5.0+

1–5 – <5.5 5.5+

6 – 16 – <6.0 6.0+

16+ 6.0 6.0-6.4 6.5+

Wanita hamil 5.5 5.5-5.9 6.0+

4.3 Hipertensi
Hipertensi yang diderita seseorang erat kaitannya dengan tekanan sistolik dan
diastolik atau keduanya secara terus menerus. Tekanan sistolik berkaitan dengan
tingginya tekanan pada arteri bila jantung berkontraksi, sedangkan tekanan darah
diastolik berkaitan dengan tekanan arteri pada saat jantung relaksasi diantara dua
denyut jantung. Dari hasil pengukuran tekanan sistolik memiliki nilai yang lebih besar
dari tekanan diastolik (Corwin, 2005).

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari atau sama
dengan 140 mmHg atau tekanan darah diastolik lebih dari atau sama dengan 90
mmHg dalam 2 kali pengukuran dengan jarak pemeriksaan minimal 10 menit
(Setiati, 2008).

Klasifikasi Tekanan Darah Untuk Orang Dewasa Menurut JNC-7

KLASIFIKASI TEKANAN SISTOLIK TEKANAN DIASTOLIK


TEKANAN DARAH (mmHg) (mmHg)

Normal < 120 Dan < 80

Pre Hipertensi 120 – 139 Atau 80 – 89

Hipertensi I 140 – 159 Atau 90 – 99

Hipertensi II >160 Atau >100

Pangan Fungsional Untuk Menurunkan Tekanan Darah


a. Daun Kelor
Daun kelor dapat menurunkan tekanan darah. Berdasarkan penelitian Efek Antihipertensi
Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa Oleifera Lmk.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Sprague-
Dawley yang bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian ekstrak etanol daun
kelor (Moringa oleifera Lmk.) dalam menurunkan tekanan darah pada tikus putih jantan
galur Sprague-Dawley. Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kelor yang
mempunyai potensi efek antihipertensi.
b. Labu Siam
Labu Siam dipercaya dapat menurunkan tekanan darah bagi penderita hipertensi. Hal ini
dapat dibuktikan dengan adanya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sari
buah labu siam terhadap perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah mengkonsumsi sari
buah labu siam pada lansia penderita hipertensi bahwa sari buah labu siam berpengaruh untuk
menurunkan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. Pengobatan penyakit darah tinggi
secara herbal yang dibutuhkan adalah buah-buahan, sayur-sayuran, daun-daunan dan akar-
akaran yang mengandung kalium, potassium, kalsium dan zat-zat penting lainnya. Penderita
penyakit darah tinggi pada umumnya kekurangan kalium, potassium, dan kalsium. Oleh
karena itu, mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yang mengandung kalium,
postasium, dan kalsium merupakan cara yang tepat untuk menurunkan tekanan darah tinggi,
salah satunya adalah labu siam. Labu siam berkhasiat sebagai antipiretik, antiinflamasi, dan
menurunkan tekanan darah tinggi

4.4 Diabetes Melitus


Diabetes Melitus (DM) adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah
akibat penurunan sekresi insulin yang progresif dilatarbelakangi oleh resistensi
insulin (Soegondo, 2011). Hormon insulin berfungsi untuk mengatur
keseimbangan kadar gula dalam darah sebagai akibat dari gangguan produksi
hormon insulin, akan terjadi kenaikan kadar gula darah di atas batas normal (Yunir,
2007). Hiperglikemi atau peningkatan kadar gula dalam darah merupakan efek yang biasa
terjadi pada DM yang tidak terkontol dan apabila hal ini bertahan dalam waktu yang lama
(WHO,2008).

Mengidentifikasi diabetes melitus pada seseorang adalah dengan pemeriksaan


kadar glukosa darah dan tidak dapat ditegakkan hanya atas dasar adanya glukosuria saja
(Soegondo, 2011). Pemeriksaan glukosa dengan cara enzimatik dengan bahan
darah plasma vena, seyogyanya dilakukan di laboratorium klinik terpercaya.
Walaaupun demikian sesuai dengan kondisi setempat dapat juga dipakai bahan
darah utuh, vena, ataupun kapiler dengan memperhatikan angka-angka kriteria
diagnostik yang berbeda sesuai pembakuan oleh WHO. Pemeriksaan penyaring
dapat dilakukan melalui pemeriksaan kadar glukosa darah puasa, kemudian dapat
diikuti dengan tes toleransi glukosa oral (TTGO) standar (Soegondo, 2011)
Tabel Nilai Laboratorium Normal

HEMATOLOGI Keterangan

Hemoglobin Laki-laki : 13- 16 g / dl


Perempuan : 12-14 g/dl
Eritrosit 40-48%
Trombosit 4,5 – 5,5 juta / ml
LED < 15
Leukosit 5-10
KIMIA

Protein
Protein total 6-7,8 g/dl
Albumin 4-5,2 g/dl
Globulin 1,3 – 2,7 g/dl

Pangan Fungsional Untuk Menurunkan Gula Darah


a. Kacang Merah
Masih sedikit yang memanfaatkan kacang merah sebagai bahan tambahan makanan.
Padahal jenis kacang-kacangan yang satu ini sangat bermanfaat untuk kesehatan Anda.
Dibandingkan dengan jenis kacang-kacangan yang lain, kacang merah memiliki kandungan
rendah kolesterol. Selain itu, kacang merah memiliki indeks glikemik yang rendah yang
membuat kenaikan gula darah yang rendah setelah makan dan juga kenyang lebih lama. Para
penderita diabetes melitus, gula darah rendah (hypoglycemia) dan yang sedang menjalani
terapi insulin, sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dengan indeks glikemik
rendah.
Kacang merah merupakan salah satu bahan makanan yang merupakan sumber serat dan
berindeks glikemik rendah. Kacang merah memiliki indeks glikemik yaitu 26. Serat dianggap
mempunyai efek hipoglikemik karena mampu memperlambat pengosongan lambung, mengubah
peristaltik lambung, memperlambat difusi glukosa, menurunkan aktifitas α-amilase akibat
meningkatnya viskositas isi usus, dan menurunkan waktu transit yang mengakibatkan pendeknya
absorbsi glukosa dan berpengaruh terhadap peningkatan sekresi insulin dan pemakaian
glukosa oleh sel hati, dengan demikian kadar gula darah menjadi berkurang. Peran pangan
yang berindeks glikemik rendah adalah akan dicerna dan diubah menjadi glukosa secara
bertahap dan perlahan, sehingga puncak kadar glukosa darah juga akan rendah yang berarti
fluktuasi peningkatan kadar glukosa darah relatif pendek.

Langkah-Langkah Perhitungan Kebutuhan Energi

1.Hitung BB Ideal L : BBI = (TB dalam BBI = A


m)2 x 22,5
P : BBI = (TB dalam
m)2 x 21

L : 30 kkal /kgBB Energi basal = (c) axb=c


2.Hitung energi (b)
basal P : 25 kkal /kgBB
(b)
3.Hitung energi Faktor aktivitas (d) Energi untuk d x c = e
untuk aktivitas Bedrest 10% aktivitas = (e)
Ringan 20%
Sedang 30%
Berat 40%
Sangat berat 50%

4. Hitung energi Faktor stress ( f ) Energi untuk stress = f x c


untuk kondissi stress 10% : DM murni (g)
13 % : febris,
kenaaikan suhu 10
celcius
50% : sirosis, kanker
10% - 25% : luka
bakar 10%
25% - 50% : luka
bakar 25%
50% - 100% : luka
bakar 50%
10% - 20% : CHF ,
bedah minor, CVA
20% - 40% : infeksi
50% - 80% : sepsis,
post operasi elektif
5.Hitung energi Faktor koreksi umur Koreksi usia = (i) hxc
untuk koreksi umur :
40 tahun – 50 tahun :
-5%
50 tahun – 60 tahun :
-10%
Dan seterusnya
setiap kenaikan 10
tahun di kurangi 5%

Energi basal +
6.Hitung kebutuhan
aktivitas + stress –
energi total
koreksi usia
(c + e + g – i)

Tujuan Diet :
 Tujuan Umum : Untuk membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan dan
olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik
 Tujuan Khusus :
1. Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal
dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin, obat
penurunan glukosa oral serta aktivitas fisik
2. Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal
3. Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai BB
normal
4. Menghindari atau menangani komlikasi akut pasien yang
menggunakan insulin seperti hipoglikemia, komplikasi jangka pendek
dan jangka lama serta masalah yang berhubungan dengan latihan
jasmani
5. Meningkakan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang
optimal

Syarat / prinsip Diet :

 Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan BB normal. Kebutuhan


energi ditentukan dengan memperhitungkan kebutuhan untuk metabolisme
basal sebesar 25-30 kkal/ kg BB normal, ditambah kebutuhan untuk aktivitas
fisik dan keadaan khusus, misalnya dibagi dalam 3 porsi besar, yaitu makan
pagi (20%), siang (30%), dan sore (25%), serta 2-3 porsi kecil untuk makanan
selingan masing-masing (10-15%).
 Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
 Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total, yaitu 60-70%.
 Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam
bentuk < 10% dari kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh, 10% dari
lemak tidak jenuh ganda, sedangkan sisanya dari lemak tidak jenuh tunggal.
Asupan kolesterol makanan dibatasi, yaitu 300 mg hari.
 Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak diperbolehkan
kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu.
 Bila kadar glukosa darah sudah terkendali, diperbolehkan mengkonsumsi gula
murni sampai 5% dari kebutuhan energi total.
 Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas.
 Asupan serat dianjurkan 25 gr/hari dengan mengutamakan serat larut air yang
terdapat di dalam sayur dan buah. Menu seimbang rata-rata memenuhi
kebutuhan serat sehari.
 Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan mengkonsumsi
natrium dalam bentuk garam dapur seperti orang sehat, yaitu 3000 mg/hari.
Apabila mengalami hipertensi, asupan garam harus dikurangi (Diet Garam
Rendah III 1000 – 1200 mg Na/ 1 sdt ( 4 gram garam dapur)).
 Cukup vitamin dan mineral.
 Apabila asupan dari makanan cukup, penambahan vitamin dan mineral dalam
bentuk suplemen tidak diperlukan.

4.3 Subjective Global Assessment (SGA)


Klasifikasi status gizi berdasarkan persentase penurunan Berat Badan menurut
Subjective Global Assessment (SGA)

Status Gizi Persentase

Gizi Baik (A) <5%

Gizi kurang/beresiko malnutrisi (B) 5% - 10%

Malnutrisi berat (C) >10%

4.4 Status Gizi


Tabel Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan IMT
𝐵𝐵
IMT (Indeks Massa Tubuh) :(TB
m)X(TB m)

Kelompok
IMT (kg/m2) Status Gizi
Klasifikasi

Kurus/Kurang <18,5 Kurang

Normal 18,5 – 22,9 Normal

23,0 – 24,9 Dengan Resiko


Gemuk/Lebih
25,0 – 29,9 Obesitas I
≥30 Obesitas II

(Sumber : WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asia Pacific Perspective : Redefining Obesity
and its Treatmen)

Tabel Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan LILA

LILA Standar : 29,5 cm (Laki-laki), 23,5 cm (wanita subur (WUS))


𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐴𝑡𝑎𝑠
LILA = X 100%
𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐴𝑡𝑎𝑠 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟

Klasifikasi Persentase

Obesitas >120%

Overweight 110 – 120%

Normal 90% - 110%

Underweight <90%

(Sumber : repository.unej.ac.id/)

4.5 Pengaruh Tingkat Pendapatan Dengan Pendidikan


Karsidi dalam Ahmad Ridwan mendefinisikan dengan pendapatan adalah semua
penghasilan yang didapat sebuah keluarga baik berupa uang atau jasa. Untuk keluarga yang
berpenghasilan minim, mereka berupaya bahwa hasil dari pekerjaanya hanya untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk keluarga berpenghasil menegah, mereka lebih
teratrah kepada pemenuhan kebutuhan pokok yang layak seperti makan, , pakaian,
perumahan, pendidikan, dan lain-lain. Sedangkan untuk keluarga yang berpenghasilan tinggi,
mereka lebih mengupayakan untuk memenuhi keinginan salah satunya jenjang pendidikan
yang tinggi.

Menurut Schultz (1961) dalam Soenarya (2000), pembiayaan yang dialokasikan tidak
semata-mata berbentuk konsumtif melainkan investasi dalam rangka meningkatkan kapasitas
tenaga kerja untuk menghasilkan suatu barang dan jasa. Pendidikan di sekolah merupakan
suatu investasi untuk meningkatkan sumber daya manusia.

Investasi yang dilakukan masyarakat dalam dunia pendidikan tidak lepas dari
pengaruh pendapatan yang diperoleh sebagai akibat dari pekerjaan yang dijalani. Berdasrkan
Badan Pusat Statisitik (BPS)tahun 2008 mengklasifikasikan pendapatan menjadi empat
golongan :

Klasifikasi Pendapatan

Sangat Tinggi > Rp 3.500.000/ bulan


Tinggi Rp 2.500.000 – Rp 3.500.000/bulan

Sedang Rp 1.500.000 – Rp 2.500.000/bulan

Rendah < Rp 1.500.000

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada kasus ini OS laki-laki 62 tahun, pendidikan terakhir sekolah dasar, bekerja
sebagai buruh tani dengan penghasilan Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000 / bulan di diagnosa
Diabetes Mellitus dengan komplikasi Hipertensi dengan tekanan darah tinggi yaitu 140/90
mmHg (Hipertensi I). OS bekerja 10 jam dalam sehari ditambah dengan aktivitas fisik lain
seperti olahraga bela diri setiap minggunya. OS tidak memiliki alergi makanan. Dilihat dari
pola selain itu pemberian putih telur juga diberikan pada OS untuk mengupayakan
peningkatan kadar albumin darah mencapai kadar normal. Commented [I27]: Pemberikan asuhan gizi bertujuan utnuk
………………………………….. Intervensi yang diberikan adalah dengan
memberikan diet yaitu dengan bertahap yang diawali dengan
B. Saran ………….., dan memberikan konseling gizi

makan, pola makan OS kurang seimbang salah satunya OS kurang asupan serat karena tidak
mengonsumsi sayur dan buah sehingga OS mengalami konstipasi.Nafsu makan OS menurun
Saran sehingga asupan oral makanan dan minuman inadequate dan terjadi penurunan berat
Saranbadan pada OS sekitar + 10% dalam waktu satu bulan. Untuk nilai laboratorium
menunjukkan bahwa GDS di atas batas normal, albumin dan Hb di bawah batas normal.
Status gizi OS adalah kurang dilihat dari pengukuran status gizi berdasarkan LILA.

OS diberikan implementasi dengan menggunakan perhitungan kebutuhan sesuai


konsensus Perkeni 2015. Pada perlakuan implementasi pada OS dilakukan secara bertahap,
tahap pertama dilakukan implementasi menggunakan perhitungan sesuai kebutuhan BMR
yaitu sekitar 1500 kkal. Lalu untuk tahap selanjutnya implementasi dengan menggunakan
perhitungan kebutuhan sesuai konsensus Perkeni 2015yaitu sekitar 2300 kkal. Pada
perencannan / rekomendasi menu yang diberikan pada implementasi tahap satu dan dua
diberikan suplemen oral khusus diabetes saat snack pagi, makan siang, dan extra malam / Commented [I28]: Terlalu panjang nak , saran apa jika ada
lemas mendadak, segera minum manis dan uapayakan segera
snack malam makan sesuai dengan waktu makan, baru konsuktasi ke tenaga
medis terdeka
OS dan keluarga harus lebih menjaga dan memerhatikan pola makan OS dan
pemilihan bahan makanan. Selain pola makan yang harus diperhatikan yaitu waktu makan
OS dengan terapi medis yang diberikan yaitu insulin yang diberikan dengan dosis dan waktu
yang tepat agar dapat bekerja optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet. PT Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.

Ayu, Anita. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Di Rumah Sakit Marinir Cilandak
Periode 6 Februari – 30 Maret 2012.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358991-
PR...RS%20Marinir.pdf. 22 November 2017 (23:00).
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen. 2007. Sehat dengan pangan indeks
glikemik rendah. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Budiyanto. 2002. Gizi dan kesehatan. Bayu Media dan UMM Press. Malang
Corwin E.J. 2009. Hipertensi di Buku Saku Patofisiologi. EGC.Jakarta.

Daniels SR, Arnett DK, Eckel RH, Gidding SS. 2005. Overweight in children and
adolescents, pathophysiology, consequence, prevention, and treatment. Circulation.
Darmojo, B. 2010. Buku ajar geriatri (ilmu kesehatan lanjut usia). FK UI : Jakarta.
Effendi, F & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktek
Dalam Keperawatan.Salemba medika. Jakarta.
Elia, Stephanie. https://kumparan.com/. 23 November 2017 (13:18)
Groff JL, Gropper SS, Hunt SM. 1995. Dietary fiber: advance nutrition and human
metabolism. Los Angeles, New York.
Hasanah. Penilaian Status Gizi Secara Biokimia. forgamingaja.wordpress.com. 25 November
2017. (9:40)

Made A. 2009. Sehat dengan hidangan kacang dan biji-bijian. Penebar Swadaya. Jakarta.
Marsono Y, Zuheid N, Fitri R. 2002. Pengaruh diet kacang merah terhadap kadar gula
darah tikus diabetik induksi alloxan. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Martayasa, Erlangga R. id.scribd.com/doc/304470578/Laporan-PTO-Kasus-2-Kelompok-I-2.
25 November 2017. (11:59)Maryam, R. Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan
Perawatannya. Salemba.Jakarta.

Misra A, Shrivatava U. 2013. Obesity & dyslipidemia in South Asians. J Nutr.


Nisa, Y.T. 2012. Gambaran Gaya Hidup Pekerja yang Beresiko Terserang Penyakit
Kardiovaskular di PT. Komatsu Indonesia cakung Jakarta 2012.
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20320227-S-Nisa%20Yartin%20Thalasa.pdf (diakses 28
November 2017)
Nurfi A. Kacang merah turunkan kolesterol dan gula darah. Depkes RI. Jakarta.
Pakar Gizi Indonesia. 2016. Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. EGC. Jakarta.

PERKENI. 2015. Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di


Indonesia. PERKENI. Jakarta.

Rimbawan, Siagian A. 2004. Indeks glikemik pangan: cara mudah memilih pangan yang
menyehatkan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Samiadi,Lika A.https://hellosehat.com/obat/metronidazole/. 23 November 2017 (13:20)
Setiati, S. 2008. Lima Puluh Masalah Kesehatan Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Edisi
Pertama. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI.Jakarta.

Soegondo,S. 2011. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus Terkinidalam buku


Penatalaksanaan Diabetes Terpadu sebagai Panduan Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
bagi dokter maupun educator diabetes. FKUI. Jakarta.
Sutejo, Ika R. Modul Keterampilan Klinik Dasar Blok 6 Pemeriksaan Fisik Dasar dan BLS
(3).
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/75043/Ika%20R.%20Sutejo%2C
%20Azham%20P_Modul_Ketrampilan%20Klinik%20dasar%20Pemeriksaan%20Fisik%2
0dan%20BLS%20%283%29_%28F.K%29.pdf?sequence=1. 23 November 2017 (21:47)

Yunir, E. 2007. Mengenal Penyakit Diabetes Melitus dalam Kliping Humas Universitas
Indonesia. FKUI. Jakarta.
eprints.undip.ac.id. 22 November 2017 (23:00).

Anda mungkin juga menyukai