SUSUT PENGERINGAN
Disusun oleh :
Nim : 48401200010
2022
PENDAHULUAN
I. Dasar teori
Jambu biji (Psidium guajava) adalah salah satu tanaman herba buah jenis perdu,
dalam bahasa Inggris disebut Lambo guava (Suradikusumah, 1989).
Tanaman ini berasal dari Brazilia Amerika Tengah, menyebar ke Thailand kemudian
ke negara Asia lainnya seperti halnya di negara Indonesia. Sampai saat ini telah
dibudidayakan dan menyebar luas di daerah-daerah Jawa. Daun jambu biji, sejak
lama digunakan untuk pengobatan secara tradisional, dan sudah banyak produk herbal
dari sediaan jambu biji. Daun jambu biji mengandung flavonoid, tannin (17,4 %),
fenolat (575,3 mg/g), polifenol, karoten dan minyak atsiri (Vijayakumar, et al, 2015).
Adapun salah satu senyawa dari flavonoid yang terkandung dalam daun jambu
biji adalah kuersetin, yang memiliki titik lebur 3100 C, sehingga kuersetin tahan
terhadap pemanasan (Daud, M., et al, 2011). Penelitian yang pernah dilakukan
berkisar Pada khasiatnya sebagai anti diare. Disamping itu, jambu biji mempunyai
khasiat sebagai antiinflamasi, antimutagenik, antioksidan, antidiabetes,
antihipertensi, penambah trombosit dan analgesic (Chludil, et al, 2008).
1.2 Simplisia
II. Tujuan
Untuk menetapkan susut pengeringan pada simplisia daun jambu biji pada suhu 1000 C
III. Alat dan bahan Percobaan
Alat :
1. Oven
2. Penjepit
3. Cawan porselen
4. Timbangan
5. Desikator
6. Kaca Arloji
Bahan :
B. Penimbangan sampel
1. Timbang sampel dalam cawan porselen sebanyak 10 gram
2. Panaskan dengan suhu 100 o C selama 1 jam menggunakan oven
3. Setelah 1 jam keluarkan dan dinginkan dengan desikator
4. Timbang dan catat hasilnya
5. Ulangi dari Langkah kedua sampai tercapai berat konstan.
Hasil
Hasil pengukuran cawan kosong
No Berat I Berat II
1. 28,70 gr 28,66 gr
No Berat I Berat II
1. 36,75 gr 36,41 gr
Pembahasan
Susut pengeringan merupakan kadar bagian yang menguap dari suatu zat. Kecuali
dinyatakan lain, sebanyak 1 g sampai 2 g zat ditetapkan pada temperatur 105°C selama
30 menit atau sampai bobot tetap.
Pada praktikum kali ini dilakukan susut pengeringan dengan sample simplisia
daun jambu biji. Prosedur pertama yaitu dengan penetapan kadar konstan cawan
porselen. cawan porselen dimasukkan ke dalam oven dan panaskan pada suhu 100 0 C
selama 1 jam. Lalu Setelah 1 jam keluarkan dan dinginkan dalam desikator,Setelah
dingin timbang cawan porselen lalu Ulangi dari tahap pertama sampai tercapai berat
konstan. Tujuan dari pemanasan cawan porselen kosong untuk memperoleh bobot
konstan dan menentukan perubahan kadar air selama
pengeringan bahan yang mengandung air tinggi hal ini akan menyebabkan perubahan
bentuk,densitas dan porositas bahan.
Lalu prosedur selanjutnya dalah Penimbangan sampel. Timbang sampel dalam
cawan porselen sebanyak 10 gram. Panaskan dengan suhu 100 o C selama 1 jam
menggunakan oven, Setelah 1 jam keluarkan dan dinginkan dengan desikator,
Timbang dan catat hasilnya, Ulangi dari Langkah kedua sampai tercapai berat konstan.
Jadi susut pengeringan pada daun jambu biji sebesar 5,81%, hal ini sesuai dengan
standar farmakope herbal indonesia yaitu kadar susut pengeringan < 10 % sehingga
hasil praktikum susut pengeringan ini sudah sesuai standar farmakope herbal
Indonesia.
VI. Kesimpulan
Kesimpulan :
Hasil Susut pengeringan pada daun jambu biji sebesar 5,81%, hal ini sesuai dengan
standar farmakope herbal indonesia yaitu kadar susut pengeringan < 10 % sehingga
hasil praktikum susut pengeringan ini sudah sesuai standar farmakope herbal
Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
M. Ubaidillah, dkk (2018) Makalah farmakognosi simplisia. Akademi farmasi mitra sehat
mandiri siduarjo
http://pkm07.blogspot.com/2018/09/v-behaviorurldefaultvmlo.html
https://www.academia.edu/36637745/LAPORAN_AKHIR_FARMAKOGNOSI_IV_Susut_pengeringan
https://id.wikipedia.org/wiki/Jambu_biji