Anda di halaman 1dari 11

ENVENOMASI DAN ANIMAL BITE

Pendahuluan

Envenomasi adalah keracunan yang disebabkan oleh gigitan, sengatan, atau sekret dari serangga
atau anthropoda lainnya, dan atau gigitan ular berbisa. Kebanyakan racun ditransmisikan melalui
gigitan pada kulit, tetapi beberapa racun ada yang diterapkan secara eksternal, terutama untuk
bagian jaringan yang sensitif seperti jaringan yang mengelilingi mata. Kasus envenomasi
merupakan kasus kegawatdaruratan yang perlu penanganan secara cepat dan tepat.

Animal Bite adalah gigitan hewan yang menyebabkan luka, biasanya tusukan atau laserasi, yang
disebabkan oleh gigi. Gigitan hewan biasanya menyebabkan luka pada kulit tetapi juga termasuk
luka memar akibat tekanan berlebihan pada jaringan tubuh akibat gigitan. Menggigit adalah
tindakan fisik yang tidak hanya menggambarkan serangan tetapi juga merupakan respons normal
pada hewan saat memakan, membawa benda, melembutkan, dan menyiapkan makanan untuk
anak-anaknya, menghilangkan ektoparasit dari permukaan tubuhnya, menghilangkan biji
tanaman yang menempel pada bulu atau rambutnya. Gigitan hewan sering mengakibatkan infeksi
serius dan kematian.

Tujuan Materi

Peserta diharapkan dapat melakukan penanganan envenomasi dan animal bite

Isi Materi

Serangan Hewan Tersangka Rabies

Rabies merupakan penyakit infeksi virus akut pada sistem saraf pusat mamalia (manusia) yang
biasanya bersifat fatal dan menginfeksi manusia melalui sekret, cakaran, atau gigitan hewan yang
terinfeksi.

Paling sering disebabkan oleh anjing, tapi bisa juga melalui kucing, rubah, kera, rakun, serigala,
kelelawar atau binatang menyusui lainnya yang terinfeksi.

1. Penularannya dapat melalui:

• Luka gigitan

• Jilatan pada luka

• Jilatan pada kulit yang tidak luka

• Inhalasi
• Donor kornea penderita rabies

• Kesalahan di lab waktu pembuatan vaksin rabies

Tanda-tanda penyakit rabies pada hewan :


1. Bertingkah laku aneh, kadang-kadang muram, sedih, gelisah, atau mudah marah
2. Mulutnya berbusa, tidak dapat makan atau minum
3. Kadang-kadang binatang jadi liar (gila) dan dapat menggigit setiap manusia/binatang lain
disekitarnya (agresif)
4. 2-4 hari setelah gejala pertama terjadi kelumpuhan, dan mati dalam waktu 5-7 hari

Penatalaksanaan
1. Di lapangan
 Luka gigitan harus segera dicuci dengan sabun atau detergen dengan air mengalir
selama 5-10 menit
 Debridement luka
 Berikan desinfektan seperti alcohol 40-70%, tinktura yodii, atau larutan ephiran 0,1%

2. Di Rumah Sakit

Vaksinasi

 VAR (Vaksin Anti Rabies)


Vaksinasi pre-exposure
Untuk menghindari infeksi virus rabies, disamping pemberian VAR setelah mendapatkan
gigitan hewan tersangka rabies.
Vaksinasi post-exposure
Neutralizing antibody terhadap virus rabies dapat segera terbentuk dalam serum setelah
masuknya virus ke dalam tubuh dan sebaiknya terdapat dalam titer yang cukup tinggi
selama setahun sehubungan dengan panjangnya masa inkubasi penyakit..
 SAR (Serum Anti Rabies)
SAR dapat digolongkan dalam golongan serum homolog yang berasal dari manusia
(Human Rabies Immune Globulin = HRIG) dan serum heterolog yang berasal dari hewan.
Pada luka gigitan yang parah, gigitan di daerah leher ke atas, pada jari tangan dan
genitalia diberikan SAR 20 IU/ KgBB dosis tunggal, setengahnya diinjeksi ke dalam dan
sekitar luka, sisanya diberikan secara IM.

Perawatan rabies :
1. Injeksi SAR dengan dosis 40 IV /kgBB
2. ½ dosis disuntikkan pada luka ½ dosis disuntikkan pada otot

Vaksin Rabies : Vaksin SMBV, Vaksin HDCV


Gigitan Ular

Klasifikasi ular

Ular Berbisa Ular tidak berbisa

1. Bentuk kepala segitiga 1. Bentuk kepala segiempat panjang


2. Dua gigi taring besar di rahang atas 2. Gigi kecil
3. Dua luka gigitan utama akibat gigi taring 3. Luka halus di sepanjang lengkungan bekas
yang berbisa gigitan (bentuk U)
4. Ada lekukan (lubang) di antara mata dan
lubang hidungnya
5. Mata sipit (bentuk elips)
6. Mengeluarkan bunyi gemeretak dengan
menggetarkan cincin pada ujung ekornya
7. Memiliki lapisan bewarna keputihan di
dalam mulutnya
8. Memiliki cincin merah, kuning, dan
9. hitam sepanjang tubuhnya
Gejala klinis

1. Efek lokal
Rasa sakit dan pelunakan di daerah gigitan luka dapat membengkak hebat dan dapat
berdarah serta melepuh
2. Perdarahan
Korban dapat berdarah dari luka gigtan atau berdarah spontan dari luka yang lama.
Perdarahan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan syok atau bahkan kematian
3. Efek sistem syaraf
Bisa ular dapat bereaksi menghentikan otot-otot pernafasan. Gejala awalnya korban dapat
menderita masalah visual, kesulitan bicara, bernafas, dan kesemutan.
4. Kematian otot
Jaringan parut dapat menyebabkan penyumbatan ginjal, yang mencoba menyaring
protein. Hal ini dapat menyebabkan gagal ginjal.
5. Mata
Semburan bisa ular kobra dapat secara tepat mengenai mata korban, menghasilkan sakit
dan kerusakan, bahkan kebutaan sementara pada mata.

Luka
Derajat Venerasi Nyeri Edema/eritema Tanda sistemik
gigit
0 0 + +/- <3cm/12jam 0
I +/- + + 3-12cm/12jam 0
+
>12-
II + + +++ Neurotoksik,mual,
25cm/12jam
pusing,syok
++
Syok,petekia,
II + + +++ >25cm/12jam
Ekimosis

++
>ekstremitas GG(gagal ginjal),
IV + + +++
Koma,perdarahan

Penatalaksanaan
1. Di Lapangan
 Cek ABC
 Tenangkan korban yang cemas rendahkan dari jantung
 Inspeksi area gigitan : cari tanda gigitan taring (fang marks), edema, eritema, nyeri lokal,
perdarahan, memar, dan nekrosis jaringan (terutama akibat ggitan ular dari familia
vipiridae)
 Buka semua perhiasan atau aksesoris yang dapat menimbulkan terjadinya hambatan pada
aliran pembuluh darah
 Lakukan PBI (pressure bandage immobilitation)

i. Tujuan:
mencegah pergerakan dan kontraksi otot yang dapat meningkatkan penyebaran bisa ke dalam
aliran darah dan getah bening.

ii. Teknik :
 Bersihkan area gigitan dengan air steril
 Gunakan perban kasar elastis (lebar ±10-15 cm), lakukan pembebata di area gigitan mulai
dari distal (jari kaki) ke bagian proksimal sampai meutupi seluruh tungkai
 Periksa neurovaskularisasi pada bagian yang di bebat untuk menghindari hambatan aliran
darah
 Posisikan daerah yang tergigit tetap berada di bawah jantung untuk mengurangi aliran
darah
 Jangan lepas perban sebelum ke tempat pelayanan medis Jaga stabilisasi jalan nafas,
fungsi pernafasan, sirkulasi
 Lakukan resusitasi bila ditemukan hipotensi berat dan shock, shock perdarahan,
kelumpuhan saraf pernafasan, nekrosis lokal, dan kondisi buruk lainnya
 Segera bawa korban ke rumah sakit
 Yang harus dihindari
o NO suction and NO incisions
o NO ice directly on wound
o NO tourniquet
o NO alcohol on wound
o NO electric shock or folk remedies
o NO antihistamin and corticosteroid

2. Di rumah sakit
 Pemberian obat-obat untuk gigitan ular berbisa
 Infus, NaCl, plasma/darah
 Penyuntikan serum Anti Bisa Ular (ABU) IV/ intra arteri, dapat diulangi sesuai
keparahan gigitan dan gejala klinis, contoh: 3-5 vial diberikan IV drips dalam 500cc
NaCl 0,9%/ Dextrose 5% dapat ditambahkan menjadi 6-8 ampul
 Pemberian fibrinogen Pemberian kortikosteroid
 Pemberian adrenalin 0,5 IM dan hidrokortison 100 mg IV, bila ada tanda-tanda
laringospasme, urtikaria, hipotensi
 Pemberian antibiotik spektrum luas dan vaksinasi tetanus

Gigitan Serangga

Gejala Klinik
Reaksi hebat yang terjadi bukan karena bisanya tetapi reaksi hipersensitivitas terhadap protein
asing. Dari bentuk urtikaria sampai reaksi alergi kronik yang muncul hebat dengan reaksi
anafiaksis dan didahului oleh reaksi setempat berupa kemerahan, bengkak, rasa terbakar, nyeri,
mual, muntah, trismus, laringospasme, konvulsi, dan kesadaran menurun.
Sifat bisa dari serangga : Warna jernih seperti air, larut dalam air dan asam, tak dapat larut
dalam alkohol, rasa tajam, neurotoksik, hemoragia dan hemolitik, mengandung unsur-unsur
hiphonidhae, fosfolifase A dan histamine

Penatalaksanaan
1. Berantas anafilaksis dengan epinefrin IM/SC
2. Lanjutkan simpatomimetik
3. Infus
4. Antihistamin dan kortikosteroid
5. Imunisasi dengan antigen (desesitisasi)

Sengatan Tawon

Pertolongan pertama:
1. Kompres es
2. Berikan krem yang mengandung soda disekitar sengatan

Gejala Klinik
Berupa gatal-gatal dan kemerahan yang berat berupa syok sebagai reaksi histamin

Penatalaksanaan
1. Atasi anafilaksis dengan epinefrin IM/SC
2. Lanjutkan simpatomimetik
3. Infus NaCl 0,5%
4. Antihistamin/kortikosteroid/beta adregenik untuk urtikaria
5. Imunisasi dengan antigen (desentisasi)

Gigitan Kalajengking

Gejala klinis
o Nyeri lokal meluas dengan cepat
o Hiperestesia berlanjut menjadi hipostesia
o Timbul rasa gatal pada hidung, mulut dan kerongkongan, lidah terasa tebal, trismus,
inkontinensia, berbuih, salivasi, hipersalivasi, laringospasme, kejang.
o Bila korban mampu melewati masa kritis yaitu 3 jam pertama maka prognosis baik

Penatalaksanaan
o Pemasangan tormiquet diproksimal sengatan
o Eksisi tempat sengatan
o Kompres es
o Injeksi emetin HCl 1 gram dalam 1 ml larutan NaCl 0,9% didekat sengatan sebagai antagonis
terhadap racun kalajengking sebagai anti bisa

Gigitan Laba-Laba

Gejala klinis
1. Gigitan pada ektremitas inferior menyebabkan nyeri abdomen dan rigiditas mirip peritonitis
2. Gigitan pada ekstremitas superior menyebabkan nyeri dada, retensi urin, mual, muntah,
keringat dingin, vertigo, insomnis, priapisme (ereksi penis yang terus-menerus)

Tatalaksana
1. Suntikan 10% calcium gluconat, 10 ml yang disuntikkan IV dengan perlahan- lahan
2. Diazepam untuk serangan kejang dewasa : mulai dari 5-10 mg
anak-anak : mulai lebih sedikit dari 5 mg

Gigitan Binatang Laut

Ubur-ubur dan Jelatang


Gejala:
Bisa biasanya hanya menyebabkan gatal dan edema lokal, hiperemis. Reaksi anafilaksis terjadi
bila jumlah serangan banyak. Gejala dapat berupa oksilasi tekanan darah, kegagalan pernafasan
dan kardiovaskuler.
Pengobatan
1. Resusitasi
2. Torniquet
3. Lokal: air panas, alkohol
4. Obat-obatan: narkotik, anestesi lokal, kortison cream

Prognosa
Baik bila masa 10 menit dilewati setelah keracunan

Gurita
Bisa dari gurita berasal dari sekret ludah

Gejala Klinis
1. Bekas gigitan tidak sakit, hanya bengkak dengan cairan serohemoragis
2. Beberapa menit kemudian muncul gejala keracunan dengan bentuk paralisis otot- otot
termasuk otot pernafasan kadang-kadang diikuti dengan mual, muntah, hipotensi, dan bradikardi.
Gejala ini biasanya berakhir setelah beberapa jam.

Tatalaksana
1. Luka gigitan dicuci
2. Jalan nafas dipertahankan kalau perlu di resusitasi
3. Simptomatis

Ikan Pari Dan Ikan Singa


Ikan pari berbahaya karena sabetan ekornya yang bergerigi 2 baris pada sisi dorsal. Ikan singa
yang terdiri dari beberapa jenis mengeluarkan racun dari 12-13 sirip dorsal, 3 sirip anal, dan
sepasang sirip panggul.

Gejala dan tanda


Umumnya menunjukkan tanda keracunan hebat yang timbul bila tusukan mencapai 5 atau 6
tempat. Dapat berupa sinkop, rasa lemah, mual, muntah, berkeringat, fasikulasi, kejang-kejang
otot. Syok primer dan sekunder sampai koma fatal dapat terjadi pada sengatan ikan pari. Nyeri
menjalar mencapai puncak dalam 90 menit jika tidak ditolong dapat langsung dapat berlangsung
sampai 10 jam, gigitan ikan singa berbentuk berbentuk luka tusuk dengan tepi membengkak
berwarna kemerahan.

Tatalaksana
1. Lokal
• Luka dicuci dengan air garam dan kulit yang teracun dibersihkan
• Luka direndam dengan air panas hangat kuku karena toksin rusak dengan suhu tinggi
• Dapat ditambahkan dengan asam encer, amonia, atau MgSO4
2. Sistemik
 ATS/ toksoid
 Diazepam
 Atropin
 Antibiotik

Bulu Babi
Bulu babi berbahaya karena duri primer dan sekunder yang panjang dan mudah patah jika
disentuh kaki dan terinjak. Duri sekunder berakhir pada kelenjar racun yang memuntahkan
produknya lewat lubang pada ujung duri. Bulu babi juga punya organ penjepit (pedicelariae) di
antara duri. Tertusuk pedicelariae agak lebih berat sampai menyebabkan nyeri, bengkak, mual
dan sinkop.

Tatalaksana
 Ujung duri yang tertinggal harus dikeluarkan secepat mungkin.
 Pengeluaran duri dicoba dengan merendam luka dengan cairan cuka selama 1 jam.
 Kemudian selama 30 menit 4 kali sehari untuk 3 hari
DAFTAR TILIK

No
Materi Nilai
.

1. Jelaskan singkat envenomasi dan animal bite 0 1 2

Menjelaskan Apa itu rabies


a. Definisi Rabies
2. b. Media Penularan Rabies
c. Gejala Rabies
d. Ciri Hewan Rabies
Tatalaksana rabies dilapangan
a. Bersihkan bekas gigitan dengan cuci mengunakan
3. sabut
b. Debridement luka
c. Desinfektan menggunakan alkohol 70%
Gunakan serum Vaksin anti rabies jika di rumah sakit :
4.
VAR & SAR
Menjelaskan Ciri
5. a. Ular berbisa
b. Ular tidak berbisa
Tatalaksana gigitan ular di lapangan
a. Cek ABC
b. Tenangkan korban
c. Inspeksi area gigitan
d. Buka aksesoris dll
e. Lakukan PBI
6.
f. Bersihkan area gigitan dengan air steril
g. Lakukan pembebatan menggunakan perban elastis
h. Periksa hambatan aliran darah
i. Posisikan daerah terggit lebih rendah dari jantung
j. Resusitasi jika hipotensi berat, shock, dll
k. Segera bawa kerumah sakit
(Menjelaskan gejala dan tata laksana)

Gigitan Serangga
7. a. Sengatan Tawon
b. Gigitan Kalajengking
c. Gigitan Laba-Laba
Gigitan Binatang Laut
a. Ubur-ubur dan Jelatang
8. b. Gurita
c. Ikan Pari Dan Ikan Singa
d. Bulu Babi
Catatan : 
1. Tidak menyebutkan maupun melakukan sama sekali : 0
2. Hanya dapat menyebutkan atau melakukan dengan benar : 1
3. Dapat Menyebut dan melakukan dengan benar secara lengkap : 2

Anda mungkin juga menyukai