Pendahuluan
Envenomasi adalah keracunan yang disebabkan oleh gigitan, sengatan, atau sekret dari serangga
atau anthropoda lainnya, dan atau gigitan ular berbisa. Kebanyakan racun ditransmisikan melalui
gigitan pada kulit, tetapi beberapa racun ada yang diterapkan secara eksternal, terutama untuk
bagian jaringan yang sensitif seperti jaringan yang mengelilingi mata. Kasus envenomasi
merupakan kasus kegawatdaruratan yang perlu penanganan secara cepat dan tepat.
Animal Bite adalah gigitan hewan yang menyebabkan luka, biasanya tusukan atau laserasi, yang
disebabkan oleh gigi. Gigitan hewan biasanya menyebabkan luka pada kulit tetapi juga termasuk
luka memar akibat tekanan berlebihan pada jaringan tubuh akibat gigitan. Menggigit adalah
tindakan fisik yang tidak hanya menggambarkan serangan tetapi juga merupakan respons normal
pada hewan saat memakan, membawa benda, melembutkan, dan menyiapkan makanan untuk
anak-anaknya, menghilangkan ektoparasit dari permukaan tubuhnya, menghilangkan biji
tanaman yang menempel pada bulu atau rambutnya. Gigitan hewan sering mengakibatkan infeksi
serius dan kematian.
Tujuan Materi
Isi Materi
Rabies merupakan penyakit infeksi virus akut pada sistem saraf pusat mamalia (manusia) yang
biasanya bersifat fatal dan menginfeksi manusia melalui sekret, cakaran, atau gigitan hewan yang
terinfeksi.
Paling sering disebabkan oleh anjing, tapi bisa juga melalui kucing, rubah, kera, rakun, serigala,
kelelawar atau binatang menyusui lainnya yang terinfeksi.
• Luka gigitan
• Inhalasi
• Donor kornea penderita rabies
Penatalaksanaan
1. Di lapangan
Luka gigitan harus segera dicuci dengan sabun atau detergen dengan air mengalir
selama 5-10 menit
Debridement luka
Berikan desinfektan seperti alcohol 40-70%, tinktura yodii, atau larutan ephiran 0,1%
2. Di Rumah Sakit
Vaksinasi
Perawatan rabies :
1. Injeksi SAR dengan dosis 40 IV /kgBB
2. ½ dosis disuntikkan pada luka ½ dosis disuntikkan pada otot
Klasifikasi ular
1. Efek lokal
Rasa sakit dan pelunakan di daerah gigitan luka dapat membengkak hebat dan dapat
berdarah serta melepuh
2. Perdarahan
Korban dapat berdarah dari luka gigtan atau berdarah spontan dari luka yang lama.
Perdarahan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan syok atau bahkan kematian
3. Efek sistem syaraf
Bisa ular dapat bereaksi menghentikan otot-otot pernafasan. Gejala awalnya korban dapat
menderita masalah visual, kesulitan bicara, bernafas, dan kesemutan.
4. Kematian otot
Jaringan parut dapat menyebabkan penyumbatan ginjal, yang mencoba menyaring
protein. Hal ini dapat menyebabkan gagal ginjal.
5. Mata
Semburan bisa ular kobra dapat secara tepat mengenai mata korban, menghasilkan sakit
dan kerusakan, bahkan kebutaan sementara pada mata.
Luka
Derajat Venerasi Nyeri Edema/eritema Tanda sistemik
gigit
0 0 + +/- <3cm/12jam 0
I +/- + + 3-12cm/12jam 0
+
>12-
II + + +++ Neurotoksik,mual,
25cm/12jam
pusing,syok
++
Syok,petekia,
II + + +++ >25cm/12jam
Ekimosis
++
>ekstremitas GG(gagal ginjal),
IV + + +++
Koma,perdarahan
Penatalaksanaan
1. Di Lapangan
Cek ABC
Tenangkan korban yang cemas rendahkan dari jantung
Inspeksi area gigitan : cari tanda gigitan taring (fang marks), edema, eritema, nyeri lokal,
perdarahan, memar, dan nekrosis jaringan (terutama akibat ggitan ular dari familia
vipiridae)
Buka semua perhiasan atau aksesoris yang dapat menimbulkan terjadinya hambatan pada
aliran pembuluh darah
Lakukan PBI (pressure bandage immobilitation)
i. Tujuan:
mencegah pergerakan dan kontraksi otot yang dapat meningkatkan penyebaran bisa ke dalam
aliran darah dan getah bening.
ii. Teknik :
Bersihkan area gigitan dengan air steril
Gunakan perban kasar elastis (lebar ±10-15 cm), lakukan pembebata di area gigitan mulai
dari distal (jari kaki) ke bagian proksimal sampai meutupi seluruh tungkai
Periksa neurovaskularisasi pada bagian yang di bebat untuk menghindari hambatan aliran
darah
Posisikan daerah yang tergigit tetap berada di bawah jantung untuk mengurangi aliran
darah
Jangan lepas perban sebelum ke tempat pelayanan medis Jaga stabilisasi jalan nafas,
fungsi pernafasan, sirkulasi
Lakukan resusitasi bila ditemukan hipotensi berat dan shock, shock perdarahan,
kelumpuhan saraf pernafasan, nekrosis lokal, dan kondisi buruk lainnya
Segera bawa korban ke rumah sakit
Yang harus dihindari
o NO suction and NO incisions
o NO ice directly on wound
o NO tourniquet
o NO alcohol on wound
o NO electric shock or folk remedies
o NO antihistamin and corticosteroid
2. Di rumah sakit
Pemberian obat-obat untuk gigitan ular berbisa
Infus, NaCl, plasma/darah
Penyuntikan serum Anti Bisa Ular (ABU) IV/ intra arteri, dapat diulangi sesuai
keparahan gigitan dan gejala klinis, contoh: 3-5 vial diberikan IV drips dalam 500cc
NaCl 0,9%/ Dextrose 5% dapat ditambahkan menjadi 6-8 ampul
Pemberian fibrinogen Pemberian kortikosteroid
Pemberian adrenalin 0,5 IM dan hidrokortison 100 mg IV, bila ada tanda-tanda
laringospasme, urtikaria, hipotensi
Pemberian antibiotik spektrum luas dan vaksinasi tetanus
Gigitan Serangga
Gejala Klinik
Reaksi hebat yang terjadi bukan karena bisanya tetapi reaksi hipersensitivitas terhadap protein
asing. Dari bentuk urtikaria sampai reaksi alergi kronik yang muncul hebat dengan reaksi
anafiaksis dan didahului oleh reaksi setempat berupa kemerahan, bengkak, rasa terbakar, nyeri,
mual, muntah, trismus, laringospasme, konvulsi, dan kesadaran menurun.
Sifat bisa dari serangga : Warna jernih seperti air, larut dalam air dan asam, tak dapat larut
dalam alkohol, rasa tajam, neurotoksik, hemoragia dan hemolitik, mengandung unsur-unsur
hiphonidhae, fosfolifase A dan histamine
Penatalaksanaan
1. Berantas anafilaksis dengan epinefrin IM/SC
2. Lanjutkan simpatomimetik
3. Infus
4. Antihistamin dan kortikosteroid
5. Imunisasi dengan antigen (desesitisasi)
Sengatan Tawon
Pertolongan pertama:
1. Kompres es
2. Berikan krem yang mengandung soda disekitar sengatan
Gejala Klinik
Berupa gatal-gatal dan kemerahan yang berat berupa syok sebagai reaksi histamin
Penatalaksanaan
1. Atasi anafilaksis dengan epinefrin IM/SC
2. Lanjutkan simpatomimetik
3. Infus NaCl 0,5%
4. Antihistamin/kortikosteroid/beta adregenik untuk urtikaria
5. Imunisasi dengan antigen (desentisasi)
Gigitan Kalajengking
Gejala klinis
o Nyeri lokal meluas dengan cepat
o Hiperestesia berlanjut menjadi hipostesia
o Timbul rasa gatal pada hidung, mulut dan kerongkongan, lidah terasa tebal, trismus,
inkontinensia, berbuih, salivasi, hipersalivasi, laringospasme, kejang.
o Bila korban mampu melewati masa kritis yaitu 3 jam pertama maka prognosis baik
Penatalaksanaan
o Pemasangan tormiquet diproksimal sengatan
o Eksisi tempat sengatan
o Kompres es
o Injeksi emetin HCl 1 gram dalam 1 ml larutan NaCl 0,9% didekat sengatan sebagai antagonis
terhadap racun kalajengking sebagai anti bisa
Gigitan Laba-Laba
Gejala klinis
1. Gigitan pada ektremitas inferior menyebabkan nyeri abdomen dan rigiditas mirip peritonitis
2. Gigitan pada ekstremitas superior menyebabkan nyeri dada, retensi urin, mual, muntah,
keringat dingin, vertigo, insomnis, priapisme (ereksi penis yang terus-menerus)
Tatalaksana
1. Suntikan 10% calcium gluconat, 10 ml yang disuntikkan IV dengan perlahan- lahan
2. Diazepam untuk serangan kejang dewasa : mulai dari 5-10 mg
anak-anak : mulai lebih sedikit dari 5 mg
Prognosa
Baik bila masa 10 menit dilewati setelah keracunan
Gurita
Bisa dari gurita berasal dari sekret ludah
Gejala Klinis
1. Bekas gigitan tidak sakit, hanya bengkak dengan cairan serohemoragis
2. Beberapa menit kemudian muncul gejala keracunan dengan bentuk paralisis otot- otot
termasuk otot pernafasan kadang-kadang diikuti dengan mual, muntah, hipotensi, dan bradikardi.
Gejala ini biasanya berakhir setelah beberapa jam.
Tatalaksana
1. Luka gigitan dicuci
2. Jalan nafas dipertahankan kalau perlu di resusitasi
3. Simptomatis
Tatalaksana
1. Lokal
• Luka dicuci dengan air garam dan kulit yang teracun dibersihkan
• Luka direndam dengan air panas hangat kuku karena toksin rusak dengan suhu tinggi
• Dapat ditambahkan dengan asam encer, amonia, atau MgSO4
2. Sistemik
ATS/ toksoid
Diazepam
Atropin
Antibiotik
Bulu Babi
Bulu babi berbahaya karena duri primer dan sekunder yang panjang dan mudah patah jika
disentuh kaki dan terinjak. Duri sekunder berakhir pada kelenjar racun yang memuntahkan
produknya lewat lubang pada ujung duri. Bulu babi juga punya organ penjepit (pedicelariae) di
antara duri. Tertusuk pedicelariae agak lebih berat sampai menyebabkan nyeri, bengkak, mual
dan sinkop.
Tatalaksana
Ujung duri yang tertinggal harus dikeluarkan secepat mungkin.
Pengeluaran duri dicoba dengan merendam luka dengan cairan cuka selama 1 jam.
Kemudian selama 30 menit 4 kali sehari untuk 3 hari
DAFTAR TILIK
No
Materi Nilai
.
Gigitan Serangga
7. a. Sengatan Tawon
b. Gigitan Kalajengking
c. Gigitan Laba-Laba
Gigitan Binatang Laut
a. Ubur-ubur dan Jelatang
8. b. Gurita
c. Ikan Pari Dan Ikan Singa
d. Bulu Babi
Catatan :
1. Tidak menyebutkan maupun melakukan sama sekali : 0
2. Hanya dapat menyebutkan atau melakukan dengan benar : 1
3. Dapat Menyebut dan melakukan dengan benar secara lengkap : 2