Pendahuluan
Intoksikasi adalah masuknya zat toksik (racun) ke dalam tubuh baik melalui saluran cerna, kulit,
inhalasi, atau dengan cara lainnya yang menimbulkan tanda dan gejala klinis. Pada keadaan
keracunan makanan, gejala timbul karena racun ikut tertelan bersama dengan makanan.
Umumnya pada keracunan makanan, gejala timbul tak lama setelah menelan bahan beracun
tersebut, bahkan dapat segera timbul tidak melebihi 24 jam setelah tertelannya racun. Seseorang
yang terkena gejala keracunan harus segera ditangani karena reaksi keracunan dapat terjadi saat
itu juga, beberapa waktu kemudian, atau terasa saat sudah lama.
Tujuan Materi
Isi Materi
GEJALA UMUM
a. Mengantuk hingga koma (narkotika)
b. Nyeri perut, mual, muntah, dan diare
c. Produksi liur berlebih, atau tampak mulut seperti berbusa
d. Pupil mata abnormal (miosis ataupun midriasis berlebih)
e. Rasa terbakar di sekitar bibir dan mulut (racun korosif, 198hlord bahan pemutih)
f. Kejang otot (strychnine)
g. Bingung dan mengalami penurunan kesadaran
h. Keringat berlebih
i. Nafas abnormal (cepat dan dangkal atau terlalu lambat)
j. Hipotermia
k. Kulit menjadi merah muda/cherry red
l. Kulit melepuh
m. Kulit kebiruan/sianosis
n. Napas berbau
o. Detak jantung abnormal (takikardia atau bradikardia)
p. Kelemahan otot
PRINSIP PENATALAKSANAAN
a. Safety first, pastikan bahwa penolong tidak terkena racun
b. Selalu lakukan primary assessment dan diikuti secondary assessment
c. Dekontaminasi racun dari tubuh korban
d. Lakukan manajemen spesifik sesuai dengan jenis racun
e. Pastikan sudah memanggil ambulans atau bantuan medis professional
JENIS INTOKSIKASI
1. Ingested poison
Keracunan melalui saluran cerna ini banyak disebabkan karena bahan-bahan dalam
rumah tangga seperti obat-obatan terutama obat tidur atau penenang (luminal, valium,
mogadon) dengan dosis yang tinggi atau jumlah banyak; makanan yang mengandung
racun misalnya jengkol, singkong, tempe bongkrek, jamur, makanan kaleng kadaluarsa;
obat nyamuk, minyak tanah, bensin, pretoleum; makanan atau minuman yang
mengandung 199hlorda.
Jangan !:
Merangsang muntah jika korban tertelan bensin atau bahan lain yang bersifat korosif
(misalnya karena bahan pemutih, pembersih toilet, asam kuat, atau basa kuat). Tidak
boleh merangsang muntah karena hal ini dapat melukai permukaan dalam organ
pencernaan. Beri korban minum yang banyak dan segera bawa ke rumah sakit karena
harus segera ditangani dengan bilas lambung.
Melakukan breathing rescue secara langsung dari mulut ke mulut karena masih ada
kemungkinan kontak dengan racun yang tersisa di mulut korban. Gunakan pocket face
mask dengan katup satu arah, bag valve mask dengan supplemental oxygen, atau ventilasi
tekanan positif untuk menolong korban.
2. Inhaled Poisons
Racun yang terhirup dapat berbentuk gas, uap air, dan spray. Substansi yang menjadi
penyebab antara lain karbon monoksida, 199hlorda, klorin, spray pembunuh serangga,
dan gas dari senyawa 199hlordan (mudah menguap). Efek toksiknya sepenuhnya
disebabkan oleh hipoksia.
Penanganan:
Dalam penanganan korban, prinsip utamanya adalah menjaga jalan napas dan berikan
bantuan respirasi (oksigen) dengan menggunakan masker yang ketat (tight- fitting).
Langkah-langkah penanganan:
a. Perkenalan diri dan tenangkan keadaan
b. Primary assessment, evaluasi apakah dibutuhkan transportasi segera terkait kondisi
kritis pasien
c. Lakukan secondary assessment dan cek tanda vital
d. Berikan oksigen konsentrasi tinggi
e. Transportasikan korban dan bawa kaleng, botol, atau label dari substansi yang
menyebabkan keracunan ke layanan medis
f. Lakukan reassessment di perjalanan
3. Smoke Inhalation
Masalah serius pada kasus kebakaran adalah menghirup asap. Asap hasil pembakaran
memiliki substansi berbahaya, selain itu dapat menyebabkan kulit yang terbakar, iritasi
mata, menyebabkan respiratory arrest, dan efek berbahaya lainnya.
4. Absorbed Poisons
Keracunan ini dapat menyebabkan kontaminasi pada kulit dan mata.
Penanganan Korban:
a. Perkenalan dan tenangkan keadaan
b. Primary assessment, evaluasi apakah dibutuhkan transportasi segera terkait kondisi
kritis pasien
c. Lakukan secondary assessment, cek tanda vital, dan lepas pakaian yang terkontaminasi
d. Hilangkan racun dengan:
e. Hilangkan racun dengan:
Jika berupa serbuk, sikat serbuk yang menempel pada kulit korban menggunakan
sikat yang halus (agar tidak terjadi iritasi pada kulit) lalu lanjutkan seperti
penanganan absorbed poisons
Jika berupa cairan, irigasi dengan air bersih selama paling tidak 20 menit dan
lanjutkan selama di perjalanan jika memungkinkan
Jika pada mata, irigasi dengan air bersih selama paling tidak 20 menit dan lanjutkan
selama di perjalanan jika memungkinkan
f. Antar pasien dan bawa substansi yang menyebabkan keracunan ke layanan medis
g. Lakukan reassessment di perjalanan
Kontaminasi kulit
a. Lepaskan semua pakaian dan barang pribadi dan cuci menyeluruh seluruh daerah
yang terkontaminasi dengan air hangat yang banyak. Gunakan sabun dan air untuk
bahan berminyak.
b. Petugas kesehatan yang menolong harus melindungi dirinya terhadap kontaminasi
sekunder dengan menggunakan sarung tangan dan celemek.
c. Pakaian dan barang pribadi yang telah dilepas harus diamankan dalam kantung
plastik transparan yang dapat disegel, untuk dibersihkan lebih lanjut atau dibuang.
d. Setelah penanganan awal, bawa pasien ke unit kesehatan terdekat untuk pemeriksaan
dan penanganan lanjut.
Kontaminasi Mata
a. Bilas mata selama 20 menit dengan air bersih yang mengalir atau larutan saline,
pastikan bahwa mata yang terkontaminasi berada di bawah.
b. Balikkan kelopak mata bagian atas dan bawah dan pastikan semua permukaannya
terbilas.
c. Pada kasus asam atau alkali irigasi mata hingga Ph mata kembali dan tetap normal
(periksa kembali Ph mata 15-20 menit setelah irigasi dihentikan).
d. Jika memungkinkan, mata harus diperiksa secara seksama dengan pengecatan
fluorescein untuk mencari tanda kerusakan kornea. Jika ada kerusakan pada
permukaan mata (konjungtiva atau kornea), korban harus diperiksa segera oleh dokter
mata.
e. Salah satu kasus kontaminasi racun yang sering terjadi adalah terciprat/terpercik
pembersih toilet saat membukanya. Karena itu kita dapat mencegahnya dengan cara
mengarahkan mulut botol menjauhi muka saat membuka suatu produk agar jika
memercik tidak mengenai mata.
f. Setelah penanganan awal, bawa pasien ke unit kesehatan terdekat untuk pemeriksaan
dan penanganan lanjut.
Keracunan Botulisme
Botulisme adalah suatu bentuk keracunan yang spesifik, akibat penyerapan toksin/racun
yang dikeluarkan oleh kuman Clostridium botulinum.
Gejala Klinis
a. Mual dan muntah
b. Rasa lemah, pusing dan vertigo (perasaan berputar-putar)
c. Rasa kering pada mulut dan tenggorokan, kadang-kadang disertai rasa nyeri
d. Gejala neurologis berupa gangguan penglihatan (mata kabur), disfagia, kelelahan dan
diikuti dengan gangguan otot-otot pernafasan.
Penatalaksanaan
a. Menjaga jalan nafas tetap terbuka dan mengontrol vital sign
b. Muntahkan korban, 202hlo dilakukan dengan cara mekanik (menekan reflek muntah di
tenggorokan), atau pemberian air garam. Kontraindikasi : cara ini tidak boleh dilakukan
pada keracunan zat korosif (asam/basa kuat, minyak tanah, bensin), kesadaran menurun
dan penderita kejang.
c. Bilas Lambung
d. Pemberian susu dan air kelapa dapat dipertimbangkan
e. Segera rujuk ke RS
Zat yang menyebabkan keracunan tersebut ialah asam jengkol, yaitu suatu asam amino
yang mengadung belerang yang dapat diisolasi dari biji jengkol (Pithecolobium lobatum).
a. Ringan, bila terdapat keluhan ringan seperti sakit pinggang, kencing berwarna merah.
b. Berat, bila disertai oligouria.
c. Sangat berat, bila terdapat anuria atau tanda-tanda gagal ginjal akut yang nyata.
Penatalaksanaan
a. Lapangan
Minum yang banyak dengan penambahan air soda dan Pemberian natrium bikarbonat.
Jika kondisi tidak membaik atau bertambah buruk penderita dibawa ke rumah sakit.
b. Rumah Sakit
Gagal ginjal akut (Indikasi biokimiawi: Ureum darah >200 mg%, Kalium >6 mEq/L,
HCO3 <10 – 15 mEq/L, Ph < 7,1)
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit atau asam basa
Intoksikasi obat atau bahan lain
Gagal ginjal kronik
Keadaan klinis lain di mana 204hlordan peritoneal telah terbukti manfaatnya
Penanganan tambahan 204hlo diberikan 204hlordane204 jika ditemui infeksi
sekunder dan anjuran untuk tidak memakan jengkol.
Gejala Klinis
Penatalaksanaan
a. Bila makanan diperkirakan masih ada di dalam lambung (kurang dari 4 jam setelah
makan singkong), dilakukan pencucian lambung atau membuat penderita muntah.
b. Natrium 205hlordane205205 30% (antidotum) sebanyak 10-30 ml secara intravena
perlahan. Sebelumnya dapat diberikan amil nitrit secara inhalasi.
c. Bila timbul sianosis dapat diberikan oksigen.
d. Beri 10 cc Na Nitrit 5 % iv dalam 3 menit
e. Beri 50 cc Na Thiosulfat 25 % iv dalam 10 menit.
f. Bila gejala sangat berat, bawa ke Rumah Sakit.
Penatalaksanaan
a. Monitor 206hlord respirasi
b. Inhalasi oksigen
c. Jangan muntahkan korban
d. Nebulisasi dengan salbutamol : bila mulai timbul gangguan napas
e. Antibiotika : bila telah timbul infeksi, tidak dianjurkan sebagai profilaksis
f. Hidrokortison : dulu direkomendasikan, sekarang jarang dilakukan
g. Bilas lambung dan charcoal aktif (arang): beberapa 206hlordane206 menolak
penatalaksanaan dengan bilas lambung, dengan 207hlorda dapat menyebabkan
aspirasi dan kerusakan paru.
h. Sedangkan 207hlordane207 lain memperbolehkannya, utamanya bila jumlah yang
ditelan cukup banyak, karena dikhawatirkan terjadi penguapan dari lambung ke paru.
i. Antasida : untuk mencegah iritasi mukosa lambung
j. Pemberian susu atau bahan dilusi lain
k. Anus dan perineum harus dibersihkan secepatnya untuk mencegah iritasi (skin burn)
sekunder
l. Bila terjadi gagal napas, dapat dilakukan ventilasi mekanik (Positive End –
Expiratory Pressure – PEEP)
Keracunan Bongkrek
Bongkrek ialah sejenis tempe yang dalam proses pembuatannya di campur dengan ampas
kelapa dan kacang tanah. Sering pada proses pembuatan ini terjadi kontaminasi dengan
Clostridium botulinum, suatu kuman anaerob yang membentuk spora, dan Bacterium
cocovenenans yang mengubah gliserinum menjadi racun toksoflavin.
Gejala Klinis
Penatalaksanaan
a. Kontrol tanda vital
b. Bilas lambung atau buat pasien muntah
c. Antitoxin yang disertai dengan pemberian glukosa intravena. Pemberian glukosa
intravena ini sebaiknya disertai dengan larutan garam fisiologis dan plasma. Cairan
ini harus diberikan secepatnya bila ada persangkaan.
Keracunan Jamur
Gejala Klinis
Keracunan yang diakibatkan makan jamur, yang mengandung racun muskarin
mempunyai gejala-gejala:
a. Setelah 5-10 menit si penderita akan mengeluarkan air mata, peluh atau ludah.
b. Penyempitan pupil mata, sesak nafas, buang air, pusing,
c. Lemah, kollaps, koma, diikuti kejang-kejang, apabila tidak segera ditolong dapat
menimbulkan kematian.
Gejala Klinis
Penatalaksanaan
a. Cegah kontak selanjutnya 209hlord melepaskan pakaian, cuci kulit yang
terkontaminasi
b. Bilas lambung bila racun tertelan
c. Beri 209hlordan
d. Kontrol vital sign
e. Segera rujuk ke rumah sakit terdekat
Gejala Klinis
a. Rasa mual dan muntah,
b. Sakit kepala, pusing, gelisah, tremor dan kelemahan.
Gejala ini berkembang dengan cepat dan terjadi hipereksitabilitas susunan saraf pusat
secara umum dengan delirium dan kejang klonik atau tonik. Fase ini kemudian diikuti
oleh depresi yang progresif, paralysis, koma dan kematian
Penatalaksanaan
a. Control vital sign
b. Bilas lambung
c. Muntahkan bila perlu
d. Rujuk ke rumah sakit
Gejala Klinis
b. Kondisi delirium
c. Penglihatan kabur, kejang perut, mual dan muntah
d. Kehilangan kontrol diri
e. Pasien berbicara tanpa arti
f. Disertai delusi, ilusi, dan halusinasi
Penatalaksanaan
a. Pastikan ABC aman
b. Control vital sign
c. Biarkan korban muntah hingga mualnya berkurang
d. Bilas lambung, induksi muntah, dialisis
e. Kontrol
DAFTAR TILIK
N Materi 0 1 2
O
1 Gejala umum
2 Prinsip penatalaksanaan
3 JENIS INTOKSIKASI
1. Ingested poison
2. Inhaled Poisons
3. Smoke Inhalation
4. Absorbed Poisons
- Kontaminasi kulit
- Kontaminasi Mata
4 5. PENANGANAN SPESIFIK INGESTED POISONS
- Keracunan Botulisme
- Keracunan Jengkol (Pithecolobium lobatum)
- Keracunan Singkong (Manihot utilissima)
- Keracunan Minyak Tanah
- Keracunan Bongkrek
- Keracunan Jamur
Catatan :
1. Tidak menyebutkan maupun melakukan sama sekali : 0
2. Hanya dapat menyebutkan atau melakukan dengan benar : 1
3. Dapat Menyebut dan melakukan dengan benar secara lengkap : 2