Anda di halaman 1dari 34

1.

Resep Pada Hari Pertama

A. KELENGKAPAN/SKRINING RESEP
1. Persyaratan Administratif

No Uraian Pada Resep

Inscription

Ada
1 Nama dokter
(dr. H., Sp.PD)

Ada
2 Alamat Instansi (Jl. Kh. Ahmad Dahlan No.
53 Bandung)

Ada
3 Nomor Telepon
(022-7301062-731448)

Ada
4 Tempat dan tanggal penulisan resep
(Bandung, 2 Agustus 2021)

Invocatio
5 Tanda resep diawal penulisan resep (R/) Ada

Prescriptio/Ordonatio

Ada
6 Nama Obat
(Diamicron)

7 Kekuatan Obat Tidak Ada

Ada
8 Jumlah Obat
(Diamicon = 30)

Signatura

Ada
9 Nama Pasien
(X)

10 Jenis Kelamin Tiak Ada

Ada
11 Umur Pasin
(65 tahun)

12 Berat Badan Tidak Ada

13 Alamat Pasien Tiak Ada

Ada
14 Aturan Pakai Obat (Diamiron = satu kali sehari
pada pagi hari)

15 Iter/Tanda lain Tidak Ada

Subscriptio

16 Tanda Tangan/Paraf dokter Tidak Ada

2. Pengkajian Farmastika

Obat Kajian Farmasetika

Diamicron 40mg 1. Zat aktif : Gliclazide


2. Bentuk Sediaan : Tablet
(Obat Keras)
3. Kekuatan : 40mg
4. Jumlah obat : 30 tablet
5. Dosis dalam resep : 40mg
6. Stabilitas : Stabil
7. inkompatibilitas : Tidak ada
8. Aturan dan cara penggunaan obat : sehari
satu kali pada pagi hari

3. Pengkajian Klinik

Ada/tidak ada
Masalah Penatalaksanaan
(jika ada tulis nama obat)

Ketidaktepatan
Tidak ada -
seleksi obat

Dosis kurang Tidak ada -

Dosis lebih Tidak ada -

Obat tanpa indikasi Tidak ada -

Indikasi tidak diobati Tidak ada -

Potensi interaksi obat Tidak ada -

Reaksi obat
Tidak ada -
merugikan

Duplikasi Tidak ada -

Gagal menerima
Tidak ada -
terapi obat

B. Keterangan Obat
1. Nama obat : Diamicron (Gliclazide)
2. Golongan Obat : Sulfonilurea
3. Mekanisme kerja : meningkatkan sekresi insulin sehingga efektif hanya jika
masih ada aktivitas sel beta pankreas; pada pemberian
jangka lama sulfonilurea juga memiliki kerja di luar
pankreas.
4. Dosis Obat : dosis awal 40-80 mg 1 kali sehari; ditentukan berdasarkan
respon: hingga 160 mg diberikan bersama sarapan, dosis
lebih tinggi diberikan terbagi, maksimal 240 mg/hari dalam
1-2 kali.
5. Indikasi Obat : Untuk mengontrol kadar gula darah.
6. Kontraindikasi : hipersensitif terhadap gliklazid; diabetes tipe 1; diabetes
pre koma dan koma, diabetes ketoasidosis; kelainan fungsi
ginjal dan fungsi hati berat (dalam hal ini penggunaan
insulin direkomendasikan); pengobatan bersamaan
dengan mikonazol
7. Efek samping : Hipoglikemia, meningkatkan berat badan, eaksi pada kulit
dan jaringan subkutan (rash, pruritus, urtikaria,
eritema, maculopapular rashes, bullous reaction, allergic
vasculitis dilaporkan pada penggunaan sulfonilurea lain),
gangguan hematologi, gangguan sistem hepato-biliari,
peningkatan kadar enzim hati, dan gangguan visual
8. Interaksi obat : Sulfonilurea sedapat mungkin dihindari pada gangguan
fungsi hati; gagal ginjal dan pada porfiria. Sulfonilurea
sebainya tidak digunakan pada ibu menyusui dan selama
kehamilan sebaiknya diganti dengan terapi insulin.
Sulfonilurea dikontraindikasikan jika terjadi ketoasidosis
9. Penyimpanan : Pada suhu ruang 150C-300C

2. Resep Pada Hari Kedua


A. KELENGKAPAN/SKRINING RESEP
1. Persyaratan Administratif

No Uraian Pada Resep

Inscription

Ada
1 Nama dokter
(dr. D., Sp.M)

Ada
2 Alamat Instansi (Jl. Kh. Ahmad Dahlan
No. 53 Bandung)
Ada
3 Nomor Telepon
(022-7301062-731448)

Ada
4 Tempat dan tanggal penulisan resep (Bandung, 3 Agustus
2021)

Invocatio

5 Tanda resep diawal penulisan resep (R/) Ada

Prescriptio/Ordonatio

Ada
6 Nama Obat (Cendo timol dan cendo
lyteers)

Ada (Cendo timol : 0,5%),


7 Kekuatan Obat
cendo lyteers (tidak ada

Ada
8 Jumlah Obat (Cendo timol 0,5% = 2
Cendo lyteers = 2)

Signatura

Ada
9 Nama Pasien
(X)

10 Jenis Kelamin Tiak Ada

Ada
11 Umur Pasin
(65 tahun)

12 Berat Badan Tidak Ada

13 Alamat Pasien Tiak Ada

Ada
(Cendo timol 0,5% =
sehari 2x1 tetes pada mata
14 Aturan Pakai Obat kiri
Cendo lyteers = sehari 4x1
tetes pada mata kanan dan
kiri )

15 Iter/Tanda lain Tidak Ada


Subscriptio

16 Tanda Tangan/Paraf dokter Tidak Ada

2. Pengkajian Farmasetika

Obat Kajian Farmasetika

1. Zat aktif : Timolol Maleat


Cendo Timol 0,5%
2. Bentuk Sediaan : Larutan
(Obat Keras) 3. Kekuatan : 0,25% dan 0,5%
4. Jumlah obat : 2
5. Dosis dalam resep : 0,5%
6. Stabilitas : Stabil
7. inkompatibilitas : Tidak ada
8. Aturan dan cara penggunaan obat : Sehari
dua kali satu tetes pada mata kiri

1. Zat aktif : Sodium clorie dan potassium


chloridde
Cendo lyteers 2. Bentuk Sediaan : Larutan

(Obat bebas) 3. Kekuatan : Sodium clorie 4,40 mg dan


potassium chloridde 0,80mg
4. Jumlah obat : 2
5. Dosis dalam resep : -
6. Stabilitas dan inkompatibilitas : Sesuai
7. Aturan dan cara penggunaan obat : Sehari
empat kali satu tetes pada mata kanan dan
mata kiri
3. Pengkajian Klinis

Ada/tidak ada
Masalah Penatalaksanaan
(jika ada tulis nama obat)

Ketidaktepatan
Tidak ada -
seleksi obat

Dosis kurang Tidak ada -

Dosis lebih Tidak ada -

Obat tanpa indikasi Tidak ada -

Indikasi tidak diobati Tidak ada -

Potensi interaksi obat Tidak ada -

Reaksi obat
Tidak ada -
merugikan

Duplikasi Tidak ada -

Gagal menerima
Tidak ada -
terapi obat

B. Keterangan Obat
1) Cendo Timol 0,5%
1. Nama obat : Cendo Timol (Timolol Maleta)
2. Golongan Obat : Obat Keras
3. Mekanisme kerja : Menghambat reseptor eta-adrenergik nonselektif;
menurangi TIO dengan mengurangi produksi
aqeous humor
4. Dosis Obat :
5. Indikasi Obat : untuk pengobatan peningkatan tekanan intra
okular pada pasien dengan hipertensi okular atau
glaukoma sudut lebar
6. Kontraindikasi : hipersensitif, penderita asma atau riwayat asma,
PPOK, bradikadia, dadan gagal jantung gagal
jantung, aritmia jantung derajat dua atau tiga
dengan blokade AV, bradikardi, syok kardiogenik,
asma bronkial, obstruksi saluran napas kronis
dengan kecenderungan spasmus bronkus atau
riwayat spasmus bronkus; hipersensitif terhadap
timolol maleat dan benzalkonium klorida.
7. Efek samping : mata kering sementara, dan blefarokonjungtivitis
alergis
8. Interaksi obat : penyerapan sistemik mungkin terjadi setelah
penggunaan topikal, kemungkinan interaksi
sebaiknya diingat, khususnya dengan obat
semacam verapamil
9. Penyimpanan :

2) Cendo Lyteers
1. Nama obat : Cendo lyteers (Sodium clorie 4,40 mg dan
potassium chloridde 0,80mg)
2. Golongan Obat : Obat bebas
3. Mekanisme kerja :
4. Dosis Obat :
5. Indikasi Obat :
6. Kontraindikasi : hipersensitivitas
7. Efek samping :
8. Interaksi obat :
9. Penyimpanan : Pada suhu ruang 150C – 300C

3. Resep Pada Hari Ketiga


A. KELENGKAPAN/SKRINING RESEP
1. Persyaratan Administratif

No Uraian Pada Resep

Inscription

Ada
1 Nama dokter
(dr. N., Sp.A, M.Kes)

Ada
2 Alamat Instansi (Jl. Kh. Ahmad Dahlan No.
53 Bandung)

Ada
3 Nomor Telepon
(022-7301062-731448)

Ada
4 Tempat dan tanggal penulisan resep
(Bandung, 4 Agustus 2021)

Invocatio

5 Tanda resep diawal penulisan resep (R/) Ada

Prescriptio/Ordonatio

6 Nama Obat Ada


(Sanadryl DMP dan Sporetik)

7 Kekuatan Obat Tidak ada

Ada
8 Jumlah Obat Sanadryl DMP sirup =1
Sporetik sirup = 2

Signatura

Ada
9 Nama Pasien
(X)

10 Jenis Kelamin Tiak Ada

Ada
11 Umur Pasin
(6 tahun)

12 Berat Badan Tidak Ada

13 Alamat Pasien Tiak Ada

Ada
Sanadryl DMP sirup = sehari
14 Aturan Pakai Obat
3x5cc
Sporetik sirup = sehari 2x 5cc

15 Iter/Tanda lain Tidak Ada

Subscriptio

16 Tanda Tangan/Paraf dokter Tidak Ada

2. Pengkajian Farmasetika

Obat Kajian Farmasetika

Sanadryl DMP 1. Zat aktif : Dextromethorphan HBr,

(Obat Keras) definhidramin HCl, ammonium klorida, dan


natrium sitrat, dan menthol
2. Bentuk Sediaan : Larutan
3. Kekuatan :
4. Jumlah obat : 1
5. Dosis dalam resep : -
6. Stabilitas : Stabil
7. Inkompatibilitas : Tidak ada
8. Aturan dan cara penggunaan obat : sehari
3x5cc (sendok teh)

Sporetik sirup 1. Zat aktif : cefixime

(Obat keras) 2. Bentuk Sediaan : Larutan


3. Kekuatan :
4. Jumlah obat : -
5. Dosis dalam resep : 2
6. Stabilitas dan inkompatibilitas : Sesuai
7. Aturan dan cara penggunaan obat : Sehari
2x 5cc (sendok teh)

3. Pengkajian Klinis

Ada/tidak ada
Masalah Penatalaksanaan
(jika ada tulis nama obat)

Ketidaktepatan
Tidak ada -
seleksi obat

Dosis kurang Tidak ada -

Dosis lebih Tidak ada -

Obat tanpa indikasi Tidak ada -

Indikasi tidak diobati Tidak ada -

Potensi interaksi obat Tidak ada -

Reaksi obat
Tidak ada -
merugikan

Duplikasi Tidak ada -


Gagal menerima
Tidak ada -
terapi obat

B. Keterangan Obat
1) Sanadryl dmp
1. Nama obat : Sanadryl DMP
2. Golongan Obat : Obat keras
3. Mekanisme kerja :
4. Dosis Obat : Dewasa : 3-4 kali/hari 10ml; anak 6 tahun-12 tahun: 3-4
kali/hari 5ml
5. Indikasi Obat : Untuk meringankan gejala batuk tidak berdahak yang
menimbulkan rasa sakit atau batuk krena alergi
6. Kontraindikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap komponen obat ini,
wanita hamil dan menyusui
7. Efek samping : Mengantuk, pusing, gangguan koordinasi, sekresi saluran
nafas mengental, mulut ering, kejang epileptiform
8. Interaksi obat :
9. Penyimpanan : Pada suhu ruang 150C – 300C

2) Sporetik Sirup
1. Nama obat : Sporetik sirup (cefixime)
2. Golongan Obat : Obat keras
3. Mekanisme kerja : Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat
satu atau lebih protein pengikat penisilin (PBP). Bakteri
akhinya lisis karena aktivitas enzim autolitik dinding sel
yang sedang brlangsung (autolysins dan murein hidrolase)
sementara perakitan diding sel ditangkap (DIH, Ed17)
4. Dosis Obat :
5. Indikasi Obat : Pengobatan infeksi saluran kemih, otitis media, infeksi
saluan pernafasan karena organisme yang rentan temasuk
S.pneumoniae dan S. pyogenes, H. influenzae, dan banyak
terobacteriaceae; gonore sevikal/uretra tanpa komplikasi
akibat N. gonorrhoeae
6. Kontraindikasi : Hipersensitivitas terhadap cefixime, komponen formulasi
atau sefalosporin
7. Efek samping : Diare, nyeri abdomen, dispepsia, mual
8. Interaksi obat : Tiak ada
9. Penyimpanan : Pada suhu ruang 150C – 300C
4. Resep Pada Hari Keempat

A. KELENGKAPAN/SKRINING RESEP
1. Persyaratan Administratif

No Uraian Pada Resep

Inscription

Ada
1 Nama dokter
(dr. A., Sp.PD, FINASIM)

Ada
2 Alamat Instansi (Jl. Kh. Ahmad Dahlan No.
53 Bandung)

Ada
3 Nomor Telepon
(022-7301062-731448)

Ada
4 Tempat dan tanggal penulisan resep
(Bandung, 5 Agustus 2021)
Invocatio

5 Tanda resep diawal penulisan resep (R/) Ada

Prescriptio/Ordonatio

Ada
6 Nama Obat (Dopamet, osfit platinum, dan
sylex)

7 Kekuatan Obat Tidak ada

Ada
Dopamet = 30
8 Jumlah Obat
Osfit platinum = 60
Sylex = 1

Signatura

Ada
9 Nama Pasien
(Susi)

10 Jenis Kelamin Tiak Ada

Ada
11 Umur Pasin
(30 tahun)

12 Berat Badan Tidak Ada

13 Alamat Pasien Tiak Ada

Ada
Dopamet = sehari 3x1 tablet
Osfit platinum = sehari 1x1
14 Aturan Pakai Obat
tablet
Sylex = sehari 3x1 sendok
makan

15 Iter/Tanda lain Tidak Ada

Subscriptio

16 Tanda Tangan/Paraf dokter Tidak Ada


2. Pengkajian Farmasetika

Obat Kajian Farmasetika

1. Zat aktif : Methyldopa


2. Bentuk Sediaan : Tablet
3. Kekuatan : 250mg
4. Jumlah obat : 30
5. Dosis dalam resep : -
6. Stabilitas : Stabil
7. Inkompatibilitas : Tidak ada
8. Aturan dan cara penggunaan obat : Sehari
3x1 tablet

1. Zat aktif :
2. Bentuk Sediaan :
3. Kekuatan :
4. Jumlah obat :
5. Dosis dalam resep :
6. Stabilitas : Stabil
7. Inkompatibilitas : Tidak ada
8. Aturan dan cara penggunaan obat :

1. Zat aktif :
2. Bentuk Sediaan :
3. Kekuatan :
4. Jumlah obat :
5. Dosis dalam resep :
6. Stabilitas : Stabil
7. Inkompatibilitas : Tidak ada
8. Aturan dan cara penggunaan obat :
3. Pengkajian Klinis

Ada/tidak ada
Masalah Penatalaksanaan
(jika ada tulis nama obat)

Ketidaktepatan
Tidak ada -
seleksi obat

Dosis kurang Tidak ada -

Dosis lebih Tidak ada -

Obat tanpa indikasi Tidak ada -

Indikasi tidak diobati Tidak ada -

Potensi interaksi obat Tidak ada -

Reaksi obat
Tidak ada -
merugikan

Duplikasi Tidak ada -

Gagal menerima
Tidak ada -
terapi obat

B. Keterangan Obat
1) Dopamet
1. Nama obat :
2. Golongan Obat :
3. Mekanisme kerja :Metildopa dapat menurunkan tekanan darah dengan
merangsang reseptor alfa-adrenergik penghambat sentral, neurotransmisi
palsu, dan/atau pengurangan aktivitas renin plasma.
4. Dosis Obat : oral, 250 mg 2-3 kali/hari, secara bertahap dinaikkan
dengan selang waktu 2 hari atau lebih; dosis maksimum sehari 3 g;
5. Indikasi Obat : hipertensi, bersama dengan diuretika; krisis hipertensi jika
tidak diperlukan efek segera.
6. Kontraindikasi : Kontraindikasi
7. Penyakit hati aktif, gangguan hati yang terkait dengan pengobatan metildopa
sebelumnya Hipersensitivitas terhadap metildopa atau bahan lain
8. Efek samping : gangguan saluran cerna, stomatis, mulut kering, sedasi,
depresi, mengantuk, diare, retensi cairan, gangguan ejakulasi, kerusakan hati,
anemia hemolitik, sindrom mirip lupus eritematosus, parkinsonismus, ruam
kulit, hidung tersumbat.
a. Interaksi obat :
9. Penyimpanan :

2) Osfit Platinum
1. Nama obat :
2. Golongan Obat :
3. Mekanisme kerja :
4. Dosis Obat :
5. Indikasi Obat :
6. Kontraindikasi :
7. Efek samping :
8. Interaksi obat :
9. Penyimpanan :

3) Sylex
1. Nama obat :
2. Golongan Obat :
3. Mekanisme kerja :
4. Dosis Obat :
5. Indikasi Obat :
6. Kontraindikasi :
7. Efek samping :
8. Interaksi obat :
9. Penyimpanan :

5. Resep Pada Hari Kelima


A. KELENGKAPAN/SKRINING RESEP
1. Persyaratan Administratif

No Uraian Pada Resep

Inscription

Ada
1 Nama dokter
(dr. N., Sp.N)

Ada
2 Alamat Instansi (Jl. Kh. Ahmad Dahlan No.
53 Bandung)

Ada
3 Nomor Telepon
(022-7301062-731448)

Ada
4 Tempat dan tanggal penulisan resep
(Bandung, 6 Agustus 2021)

Invocatio
5 Tanda resep diawal penulisan resep (R/) Ada

Prescriptio/Ordonatio

Ada
(Meloxicam, lansoprazol,
6 Nama Obat
gabapentin, mecobalamin,
dan glucosamine)

Ada

Meloxicam 7,5mg

Lansoprazol 30mf
7 Kekuatan Obat
Gabapentin 300mg

Mecobalamin 500mcg

Glucosamine (tidak ada)

Ada
Meloxicam = 15

Lansoprazol = 10
8 Jumlah Obat
Gabapentin = 30

Mecobalamin = 30

Glucosamine = 15

Signatura

Ada
9 Nama Pasien
(X)

10 Jenis Kelamin Tiak Ada

Ada
11 Umur Pasin
(66 tahun)

12 Berat Badan Tidak Ada

13 Alamat Pasien Tiak Ada


Ada
Meloxicam = Sehari 2x1
tablet

Lansoprazol = Sehari 1x1


kapsul

14 Aturan Pakai Obat Gabapentin = Sehari 1x1


kaplet pada malam hari

Mecobalamin = Sehari 1x1


kapsul

Glucosamine = Sehari 1x1


tablet

15 Iter/Tanda lain Tidak Ada

Subscriptio

16 Tanda Tangan/Paraf dokter Tidak Ada

2. Pengkajian Farmasetika

Obat Kajian Farmasetika

1. Zat aktif : Meloxicam


2. Bentuk Sediaan : Tablet
3. Kekuatan : 7,5mg dan 15mg
4. Jumlah obat : 15
5. Dosis dalam resep : 7,5mg
6. Stabilitas : Stabil
7. Inkompatibilitas : Tidak ada
8. Aturan dan cara penggunaan obat :
Sehari 2x1 tablet sesudah makan
1. Zat aktif : Lansoprazol
2. Bentuk Sediaan : Kapsul
3. Kekuatan : 30mg
4. Jumlah obat : 10
5. Dosis dalam resep : 30mg
6. Stabilitas : Stabil
7. Inkompatibilitas : Tidak ada
8. Aturan dan cara penggunaan obat :
Sehari 1x1 kapsul

1. Zat aktif : Gabapentin


2. Bentuk Sediaan : Kaplet
3. Kekuatan : 100mg dan 300mg
4. Jumlah obat : 30
5. Dosis dalam resep : 300mg
6. Stabilitas : Stabil
7. Inkompatibilitas : Tidak ada
8. Aturan dan cara penggunaan obat :
Sehati 1x1 kaplet pada malam hari

1. Zat aktif : Mecobalamin


2. Bentuk Sediaan : Kapsul
3. Kekuatan : 250mcg dqn 500mcg
4. Jumlah obat : 30
5. Dosis dalam resep : 500mcg
6. Stabilitas : Stabil
7. Inkompatibilitas : Tidak ada
8. Aturan dan cara penggunaan obat :
Sehari 1x1 kapsul
1. Zat aktif : Glucosamine
2. Bentuk Sediaan : Tablet
3. Kekuatan :
4. Jumlah obat : 15
5. Dosis dalam resep :
6. Stabilitas : Stabil
7. Inkompatibilitas : Tidak ada
8. Aturan dan cara penggunaan obat :
Sehari 1x1 tablet

3. Pengkajian Klinis

Ada/tidak ada
Masalah Penatalaksanaan
(jika ada tulis nama obat)

Ketidaktepatan
Tidak ada -
seleksi obat

Dosis kurang Tidak ada -

Dosis lebih Tidak ada -

Obat tanpa indikasi Tidak ada -

Indikasi tidak diobati Tidak ada -

Potensi interaksi obat Tidak ada -

Glucosamin ( Obat ini


dapat menyebabkan
pusing atau mengantuk,
Reaksi obat
Ada jika terpengaruh, jangan
merugikan
mengemudi atau
mengoperasikan
mesin )

Duplikasi Tidak ada -


Gagal menerima
Tidak ada -
terapi obat

B. Keterangan Obat
1) Meloxicam
1. Nama obat : Meloxicam
2. Golongan Obat : Obat keras
3. Mekanisme kerja :Anggota kelas oxicam; menghambat sintesis prostaglandin
dalam jaringan tubuh dengan menghambat setidaknya 2 isoenzim siklooksigenase
(COX), COX-1 dan COX-2; COX-2 dapat dihambat lebih besar daripada COX-1
4. Dosis Obat :
5. Indikasi Obat : untuk mengobati rasa sakit atau peradangan yang
disebabkan oleh rheumatoid arthritis dan osteoarthritis pada orang dewasa.
6. Kontraindikasi :hipersensitivitas, riwayat asma, urtikaria, atau reaksi tipe
alergi lainnya setelah mengonsumsi aspirin atau NSAID lainnya
7. Efek samping : bersin, pilek atau hidung tersumbat; mengi atau kesulitan
bernapas; gatal-gatal; pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
8. Interaksi obat :
9. Penyimpanan : Pada suhu ruang

2) Lansoprazol
1. Nama obat : Lansoprazole
2. Golongan Obat : obat kerae
3. Mekanisme kerja :penghambat pompa proton; mengikat H+/K+-penukar
ATPase (pompa proton) di sel parietal lambung, menghasilkan penekanan
sekresi asam basal dan terstimulasi
4. Dosis Obat :15-30 mg sehari pada pagi hari selama 2-4 minggu.
5. Indikasi Obat :untuk mengobati dan mencegah tukak lambung dan usus,
esofagitis erosif (kerusakan kerongkongan akibat asam lambung), dan kondisi
lain yang melibatkan asam lambung yang berlebihan
6. Kontraindikasi : Hipersensitivitas
7. Efek samping :alopesia, paraestesia, bruising, purpura, petechiae, lelah,
vertigo, halusinasi, bingung; jarang terjadi: ginekomastia, impotensi
8. Interaksi obat : Dapat menurunkan konsentrasi plasma rilpivirine,
atazanavir dan nelfinavir. Peningkatan INR dan waktu protrombin dengan
warfarin. Dapat mengurangi efek terapeutik clopidogrel. Dapat meningkatkan
paparan digoksin. Dapat mengurangi penyerapan ketoconazole dan
itraconazole. Dapat meningkatkan risiko hipomagnesemia dengan diuretik.
Dapat meningkatkan konsentrasi plasma methotrexate dan tacrolimus. Dapat
mengurangi konsentrasi serum teofilin. Bioavailabilitas berkurang dengan
sukralfat dan antasida. Peningkatan konsentrasi plasma dengan inhibitor
CYP2C19 (misalnya fluvoxamine). Penurunan kadar serum dengan penginduksi
CYP2C19 dan CYP3A4 (misalnya rifampisin).
9. Penyimpanan : Pada suhu ruang

3) Gabapentin
1. Nama obat : Gabapentin
2. Golongan Obat : Obat keras
3. Mekanisme kerja : analog GABA; secara struktural terkait dengan
neurotransmitter GABA, tetapi tidak memiliki efek pada pengikatan,
penyerapan, atau degradasi GABA; kehadiran situs pengikatan gabapentin di
seluruh otak dilaporkan; mekanisme untuk aktivitas analgesik dan antikonvulsan
tidak diketahuil
4. Dosis Obat : Epilepsi. 300 mg pada hari ke-1, kemudian 300 mg 2 kali
sehari pada hari ke-2, dan 300 mg 3 kali sehari (kira-kira setiap 8 jam) pada hari
ke-3. Selanjutnya dinaikkan sesuai respons, bertahap 300 mg sehari (dalam 3
dosis terbagi) sampai maksimal 2,4 gram sehari, dosis lazim 0,9-1,8 g sehari.
ANAK 6-12 tahun (hanya diberikan oleh spesialis saja) : 10 mg/kg bb pada hari
ke-1, kemudian 20 mg/kg bb pada hari ke-2, kemudian 25-35 mg sehari (dalam 3
dosis terbagi, kira-kira setiap 8 jam sekali). ANAK 3-5 tahun 40 mg/kg/hari
(dalam 3 dosis terbagi). Dosis dapat ditingkatkan hingga 50 mg/kg/hari. Interval
waktu penggunaan antar dosis tidak lebih dari 12 jam. Nyeri neuropatik. 300 mg
pada hari ke-1, kemudian 300 mg 2 kali sehari pada hari ke-2, 300 mg 3 kali
sehari (kira-kira setiap 8 jam) pada hari ke-3, kemudian ditingkatkan sesuai
respons bertahap 300 mg per hari (dalam dosis terbagi 3) sampai maksimal 1,8 g
sehari.
5. Indikasi Obat : terapi tambahan untuk epilepsi parsial dengan atau
tanpa kejang umum yang tidak dapat dikendalikan dengan antiepilepsi lain,
nyeri neuropati.
6. Kontraindikasi :hipersensitivitas, pankreatitis akut, tidak efektif pada
kejang generalisasi primer, galaktosemia (intoleransi galaktosa) untuk sediaan
kapsul gabapentin yang mengandung laktosa
7. Efek samping : gatal - gatal ; sulit bernapas; pembengkakan pada wajah,
bibir, lidah, atau tenggorokan.
8. Interaksi obat : Penggunaan gabapentin bersamaan dengan opioid dapat
meningkatkan kadar gabapentin dalam darah, penggunaan bersama antasida
yang mengandung aluminium dan magnesium dapat mengurangi bioavailabilitas
gabapentin, alkohol atau obat yang bekerja sentral dapat meningkatkan efek
samping gabapentin pada SSP.
9. Penyimpanan : Pada suhu ruang

4) Mecobalamin
1. Nama obat :
2. Golongan Obat :
3. Mekanisme kerja :
4. Dosis Obat :
5. Indikasi Obat :untuk megaloblastik oral yang disebabkan oleh defisiensi
vitamin B12, neuropati perifer
6. Kontraindikasi :
7. Efek samping : Gangguan gastrointestinal: Mual, muntah, diare, sakit
perut. Gangguan umum dan kondisi situs admin: Sensasi panas, diaforesis,
nyeri/indurasi (IM). Gangguan sistem imun: Jarang, reaksi hipersensitivitas
misalnya ruam, dispnea. Gangguan metabolisme dan nutrisi: Anoreksia.
Gangguan sistem saraf: Sakit kepala.
8. Interaksi obat : Penurunan penyerapan dengan asam aminosalisilat,
kloramfenikol, colchicine, antagonis histamin-2, neomisin dan penghambat
pompa proton (misalnya omeprazole). Penurunan konsentrasi serum dengan
kontrasepsi oral. Gangguan respon terapeutik dengan asam folat dosis besar dan
terus menerus.
9. Penyimpanan : Tab/tutup: Simpan di bawah 30°C. Solusi untuk injeksi:
Simpan antara 2-8°C. Lindungi dari cahaya.

5) Glucosamine
1. Nama obat :
2. Golongan Obat :
3. Mekanisme kerja :
4. Dosis Obat :
5. Indikasi Obat : Osteoarthritis lutut
6. Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap glukosamin dan kerang.
7. Efek samping : Signifikan: Eksaserbasi asma, hiperkolesterolemia,
kontrol glukosa darah yang memburuk.
Gangguan gastrointestinal: Mual, muntah, diare, sembelit, sakit perut, mulas,
perut kembung, dispepsia.
Gangguan umum dan kondisi tempat pemberian: Kelelahan, edema perifer.
Gangguan Hepatobilier: Penyakit kuning.
Pemeriksaan penunjang: Peningkatan enzim hati.
Gangguan sistem saraf: Sakit kepala, pusing, mengantuk.
Gangguan kulit dan jaringan subkutan: Ruam, pruritus, eritema, urtikaria.
Gangguan pembuluh darah: Flushing.
8. Interaksi obat : Dapat meningkatkan efek antikoagulan warfarin dan
acenocoumarol. Dapat meningkatkan absorpsi dan kadar serum tetrasiklin
9. Penyimpanan : Simpan di bawah 30°C. Lindungi dari cahaya dan
kelembaban

6. Resep Pada Hari Keenam

A. KELENGKAPAN/SKRINING RESEP
1. Persyaratan Administratif

No Uraian Pada Resep

Inscription

Ada
1 Nama dokter
(dr. N., Sp.A, M.Kes)

Ada
2 Alamat Instansi (Jl. Kh. Ahmad Dahlan No.
53 Bandung)

3 Nomor Telepon Ada


(022-7301062-731448)

Ada
4 Tempat dan tanggal penulisan resep
(Bandung, 4 Agustus 2021)

Invocatio

5 Tanda resep diawal penulisan resep (R/) Ada

Prescriptio/Ordonatio

Ada
6 Nama Obat
(Sanadryl DMP dan Sporetik)

7 Kekuatan Obat Tidak ada

Ada
8 Jumlah Obat Sanadryl DMP sirup =1
Sporetik sirup = 2

Signatura

Ada
9 Nama Pasien
(X)

10 Jenis Kelamin Tiak Ada

Ada
11 Umur Pasin
(6 tahun)

12 Berat Badan Tidak Ada

13 Alamat Pasien Tiak Ada

Ada
Sanadryl DMP sirup = sehari
14 Aturan Pakai Obat
3x5cc
Sporetik sirup = sehari 2x 5cc

15 Iter/Tanda lain Tidak Ada

Subscriptio

16 Tanda Tangan/Paraf dokter Tidak Ada

2. Pengkajian Farmasetika
Obat Kajian Farmasetika

1. Zat aktif :
2. Bentuk Sediaan :
3. Kekuatan :
4. Jumlah obat :
5. Dosis dalam resep :
6. Stabilitas : Stabil
7. Inkompatibilitas : Tidak ada
8. Aturan dan cara penggunaan obat :

1. Zat aktif :
2. Bentuk Sediaan :
3. Kekuatan :
4. Jumlah obat :
5. Dosis dalam resep :
6. Stabilitas : Stabil
7. Inkompatibilitas : Tidak ada
8. Aturan dan cara penggunaan obat :

1. Zat aktif :
2. Bentuk Sediaan :
3. Kekuatan :
4. Jumlah obat :
5. Dosis dalam resep :
6. Stabilitas : Stabil
7. Inkompatibilitas : Tidak ada
8. Aturan dan cara penggunaan obat :
1. Zat aktif :
2. Bentuk Sediaan :
3. Kekuatan :
4. Jumlah obat :
5. Dosis dalam resep :
6. Stabilitas : Stabil
7. Inkompatibilitas : Tidak ada
8. Aturan dan cara penggunaan obat :

1. Zat aktif :
2. Bentuk Sediaan :
3. Kekuatan :
4. Jumlah obat :
5. Dosis dalam resep :
6. Stabilitas : Stabil
7. Inkompatibilitas : Tidak ada
8. Aturan dan cara penggunaan obat :

3. Pengkajian Klinis

Ada/tidak ada
Masalah Penatalaksanaan
(jika ada tulis nama obat)

Ketidaktepatan
Tidak ada -
seleksi obat

Dosis kurang Tidak ada -

Dosis lebih Tidak ada -

Obat tanpa indikasi Tidak ada -

Indikasi tidak diobati Tidak ada -

Potensi interaksi obat Tidak ada -


Obat ini dapat
menyebabkan pusing,

ada sakit kepala, kelelahan


Reaksi obat
atau mual, jika
merugikan
terpengaruh, jangan
mengemudi atau
mengoperasikan mesin

Duplikasi Tidak ada -

Gagal menerima
Tidak ada -
terapi obat

B. Keterangan Obat
1) Metformin
1. Nama obat :
2. Golongan Obat :
3. Mekanisme kerja :Menurunkan produksi glukosa hepatik; menurunkan
penyerapan glukosa GI; meningkatkan sensitivitas insulin sel target
4. Dosis Obat : 500 atau 850 mg bid atau tid, secara bertahap
ditingkatkan dengan interval minimal 1 minggu sesuai respons. Maks: 3.000 mg
setiap hari dalam 3 dosis terbagi
5. Indikasi Obat : Diabetes melitus tipe 2
6. Kontraindikasi : Asidosis metabolik akut atau kronis dengan atau tanpa
koma, kondisi akut yang dapat mengubah fungsi ginjal (misalnya dehidrasi,
infeksi berat, syok), hipoksia penyebab penyakit akut atau kronis (misalnya gagal
jantung atau pernapasan tidak stabil, MI baru-baru ini, syok), alkohol akut
keracunan atau alkoholisme. Gangguan ginjal berat (eGFR<30 mL/menit).
Pemberian agen kontras iodinasi intravaskular.
7. Efek samping :
8. Interaksi obat : Peningkatan risiko hipoglikemia dengan insulin dan
sekretagog insulin (misalnya sulfonilurea). Peningkatan risiko asidosis laktat
dengan inhibitor karbonat anhidrase (misalnya acetazolamide,
dichlorphenamide), NSAID, dan agen antihipertensi (misalnya ACE inhibitor).
Peningkatan konsentrasi plasma dan penurunan klirens dengan penghambat
OCT2 (misalnya simetidin, dolutegravir, ranolazine, trimetoprim, vandetanib,
isavukonazol).
9. Penyimpanan :Simpan di bawah 30°C. Lindungi dari cahaya dan
kelembaban.

2) Amlodipin
1. Nama obat :
2. Golongan Obat :
3. Mekanisme kerja :
4. Dosis Obat :
5. Indikasi Obat :Angina stabil kronis
6. Kontraindikasi :Hipotensi berat, syok kardiogenik, obstruksi saluran
keluar ventrikel kiri (misalnya stenosis aorta derajat tinggi), gagal jantung
setelah infark miokard akut.
7. Efek samping :
8. Interaksi obat : Peningkatan konsentrasi plasma sistemik dengan
imunosupresan (misalnya siklosporin, tacrolimus). Peningkatan konsentrasi
serum simvastatin. Peningkatan paparan dengan inhibitor enzim CYP3A4
(misalnya inhibitor protease, antijamur azole, eritromisin, diltiazem). Penurunan
konsentrasi plasma dengan penginduksi CYP3A4 (misalnya rifampisin).
9. Penyimpanan :

3) Galvus
1. Nama obat :
2. Golongan Obat :
3. Mekanisme kerja :
4. Dosis Obat : Monoterapi 50 mg sekali sehari pada pagi hari atau 100
mg dalam 2 dosis terbagi pada pagi & sore hari. Terapi kombinasi ganda 50 mg
sekali sehari pada pagi hari atau 100 mg dalam 2 dosis terbagi pada pagi & sore
hari dalam kombinasi dengan metformin, TZD atau insulin. Terapi kombinasi
rangkap tiga 50 mg dua kali sehari dg metformin & SU. Pasien dg ggn ginjal
sedang atau berat 50 mg 1 x/hr .
5. Indikasi Obat : Galvus diindikasikan sebagai tambahan untuk diet dan
olahraga untuk meningkatkan kontrol glikemik pada pasien dengan diabetes
mellitus tipe 2 (T2DM)
6. Kontraindikasi : Hipersensitivitas terhadap vildagliptin atau salah satu
eksipien.
7. Efek samping :Pusing, nasofaringitis, hipertensi. Terapi kombinasi:
Pusing, nasofaringitis, hipertensi, tremor, sakit kepala, asthenia, peningkatan BB,
edema perifer, mual, GERD, menggigil, penurunan glukosa darah, asthesia,
hipoglikemia, hiperhidrosis.
8. Interaksi obat :
9. Penyimpanan :

4) Concor

1. Nama obat :
2. Golongan Obat :
3. Mekanisme kerja :
4. Dosis Obat :1 tab (Concor 5) setiap hari di pagi hari. Kisaran dosis
biasa: 5-10 mg setiap hari; beberapa pasien mungkin memerlukan hingga 20 mg
setiap hari. CHF stabil Awal 1,25 mg 1 x/hr pd minggu pertama & dosis titrasi
bertahap. Pemeliharaan: 10 mg sekali sehari.
5. Indikasi Obat : Gagal jantung kronis sedang sampai berat yang stabil dg
penurunan fungsi ventrikel sistolik selain ACE inhibitor, & diuretik & glikosida
jantung (opsional). Hipertensi & angina pektoris.
6. Kontraindikasi : Gagal jantung akut atau selama episode dekompensasi
gagal jantung yang memerlukan terapi inotropik IV, syok kardiogenik, blok AV
derajat 2 atau 3, sindrom sinus sakit, blok SA, bradikardia (<60 bpm), hipotensi
(TD sistolik <100 mmHg), bronkial berat asma atau PPOK berat, penyakit oklusi
arteri perifer stadium lanjut & sindrom Raynaud, feokromositoma yang tidak
diobati, asidosis metabolik.
7. Efek samping : Gagal jantung, dispnea, pusing, kardiomiopati,
bradikardia, kelelahan, infeksi virus, pneumonia. Perasaan dingin atau mati rasa
pada ekstremitas, mual, muntah, diare, sembelit. Kelelahan, kelelahan, pusing,
sakit kepala (terjadi pada awal pengobatan tetapi biasanya hilang setelah 1-2
minggu).
8. Interaksi obat : Antiaritmia kelas I, non-dihydropyrdine (misalnya,
verapamil & diltiazem) & dihydropyridine (misalnya, felodipine & amlodipine) Ca
antagonis, antihipertensi kerja sentral (misalnya, clonidine, methyldopa,
monoxonide, rimenidine), parasimpatomimetik, termasuk -blocker mata lainnya
tetes), insulin & obat antidiabetik oral, agen anestesi, glikosida digitalis, NSAID, -
& simpatomimetik non-selektif (mis., noradrenalin, adrenalin), TCA, barbiturat,
fenotiazin, agen antihipertensi lain, meflokuin, MAOI (kecuali MAO-B inhibitor),
turunan ergotamin, rifampisin.
9. Penyimpanan : Store below 30°C.

5) Miniaspi
1. Nama obat :
2. Golongan Obat :
3. Mekanisme kerja :
4. Dosis Obat : 80-160 mg/hari.
5. Indikasi Obat : Mencegah proses agregasi trombosit pada pasien infark
miokard & angina tidak stabil; mencegah serangan otak iskemik sementara
6. Kontraindikasi : Hipersensitivitas termasuk asma. Tukak lambung,
varisela/cacar air & gejala influenza; menderita pendarahan SC; terapi
antikoagulan; hemofilia & trombositopenia. Trimester ke-3 kehamilan
7. Efek samping :Iritasi GI, mual, muntah, perdarahan GI, tukak lambung,
serangan dispnea, reaksi kulit, trombositopenia.
8. Interaksi obat :Antikoagulan oral, asetosal, kortikosteroid atau NSAID,
spironolakton, furosemid, agen urikosurik.
9. Penyimpanan :

Anda mungkin juga menyukai