Anda di halaman 1dari 33

Nama : Dian Safitri Febriani

Asal Universitas : Universitas Garut

Tugas Harian Skrining Resep Minggu keempat

1. Respirasi

A. KELENGKAPAN/SKRINING RESEP
1. Persyaratan Administratif

No Uraian Pada Resep


Inscription
Ada
1 Nama dokter dr. Herudian Amadin, SpP
(K) FISR
SIP.445/7724/256-SI II-
2 SIP dokter
DSP/IV/16
Ada
3 Alamat Instansi Jl. Kh. Ahmad Dahlan No. 53
Bandung
Ada
4 Nomor Telepon
022-7301062-731448
Ada
5 Tempat dan tanggal penulisan resep
Bandung, 21 Agustus 2021
Invocatio
6 Tanda resep diawal penulisan resep (R/) Ada
Prescriptio/Ordonatio
Ada
7 Nama Obat Salbutamol, ambroxol, dan
cetirizine
Ada
Salbutamol = 0,8mg
8 Kekuatan Obat
ambroxol = 30mg
Cetirizine = 10mg
Ada
Salbutamol = 6tablet
9 Jumlah Obat
ambroxol = 30tablet
Cetirizine = 10 tablet
Signatura
Ada
10 Nama Pasien
Yetti Mulya
Ada
11 Jenis Kelamin
Perempuan
Ada
12 Umur Pasien
53 tahun
13 Berat Badan Tidak Ada
14 Alamat Pasien Tidak Ada
Ada
Racikan (Salbutamol dan
15 Aturan Pakai Obat ambroxol) = sehari 2x1
kapsul
Cetirizine = sehari 1x1 tablet
16 Iter/Tanda lain Tidak Ada
Subscriptio
17 Tanda Tangan/Paraf dokter Tidak Ada
Kesimpulan : Dalam pengkajian resep terhadap kelengkapan resep tersebut
bahwa pada resep terdapat beberapa bagian yang tidak tertulis di resep, yaitu
diantaranya bagian berat badan, alamat pasien, tanda iter, dan tanda tangan
dokter. Untuk alamat dan berat badan sudah tercantum dalam rekam medik
mengenai informasi tentang pasien dan saat penyerahan obat bisa di konfirmasi
kembali kepada pasien mengenai informasi tersebut agar tidak terjadi kesalahan
pada saat penyerahan obat, dalam penandaan iter tidak tercantum karena resep
ini tidak digunakan secara berulang.
2. Pengkajian Farmastika

Obat Kajian Farmasetika


1. Zat aktif : Salbutamol
Salbutamol
2. Bentuk Sediaan : tablet
(Obat Keras)
3. Kekuatan : 2mg dan 4mg
4. Jumlah obat : 6 tablet
5. Dosis dalam resep : 0,8mg
6. Stabilitas : Stabil
7. Inkompatibilitas : Tidak ada
Ambroxol 1. Zat aktif : Amboxol
(Obat Keras)
2. Bentuk Sediaan : tablet
3. Kekuatan : 30mg
4. Jumlah obat : 30 tablet
5. Dosis dalam resep : 30mg
6. Stabilitas : Stabil
7. Inkompatibilitas : Tidak ada
1. Zat aktif : Cetirizine
2. Bentuk Sediaan : Tablet
Cetirizie 3. Kekuatan : 10mg
(Obat Keras)
4. Jumlah obat : 10
5. Dosis dalam resep : 10mg
6. Stabilitas : Stabi`l
7. Inkompatibilitas : Tidak ada
8. Aturan dan cara penggunaan obat :
sehari 1x1 tablet
Keterangan : salbutamol, ambroxol, dan teofilin diracik kemudian dimasukka
kedalam kapsul cara penggunaannya diminum sehari 2x1 kapsul sesudah
makan

3. Pengkajian Klinik

Masalah Ada/tidak ada Penatalaksanaan


(jika ada tulis nama obat)

Ketidaktepatan
Tidak ada -
seleksi obat

Dosis kurang Tidak ada -

Dosis lebih Tidak ada -

Obat tanpa indikasi Tidak ada -

Indikasi tidak diobati Tidak ada -

Potensi interaksi obat Tidak ada -

Reaksi obat
merugikan

Duplikasi Tidak ada -

Gagal menerima
Tidak ada -
terapi obat

B. Perhitungan Obat racik


Dosis yang diminta x jumlah yang diminta
Dosis sediaan obat
a. Salbutamol = 0,8 mg x 30 kasul
4mg
= 6 tablet
b. Ambroxol = 30 mg x 30 kasul
30mg
= 30 tablet

C. Informasi Obat
1) Salbutamol
1. Nama obat : Salbutamol
2. Golongan Obat : Beta adrenergik agonis
3. Mekanisme kerja : Merangsang reseptor beta 2 adrenergik terutama pada otot bronchus,
golongan beta 2 agonis merangsang produksi AMP siklik dengan cara mengaktifkan kerja
enzim adenil siklase
4. Dosis Obat : 2-4mg, 3-4 kali sehari maksimal 8mg
5. Indikasi Obat : Kejang bronchus pada semua jenis asma bronchial, bronchitis kronis
dan emphysema
6. Kontraindikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap salbutamol
7. Efek samping : Palpitasi, kejang otot, takikardia, sakit kepala
8. Interaksi obat : Efek salbutamol dihambat oleh beta, antagonis, salbutamol dan obat
obat beta blocker kon selektif seperti propanolol tidak bisa diberikan bersamaan
9. Penyimpanan : Pada suhu ruang 150C – 300C

2) Ambroxol
1. Nama obat : Ambroxol
2. Golongan Obat : Mukolitik
3. Mekanisme kerja : Ambroxol mempunyai sifat sekretolitik yanh dapat mempermudah
seket yang kental dan lengket di dalam saluran pernafasan
4. Dosis Obat : 1 tablet 2-3 kali sehari; anak anak 6-12 tahun : ½ tablet 2-3 kali sehari
5. Indikasi Obat : Sebagai sekretolitik pada gangguan saluran nafas akut dan kronis
khususnya pada eksaserbasi bronkitis kronis
6. Kontraindikasi : hipersensitif terhadap ambroxol
7. Efek samping : Angioedema, ruam, urikaria
8. Interaksi obat : Pemberian bersama dengan antibiotik (amoxicillin, cefotaxime,
eritromisin, doksisiklin) menyebabkan peningkatan penerimaan antibiotik ke dalam
jaringan paru-paru
9. Penyimpanan : Pada suhu ruang 150C – 300C

3) Cetirizine
1. Nama obat : Cetirizine
2. Golongan Obat : Antihistamin
3. Mekanisme kerja : Memblokir zat histamin yang menyebabkan alergi pada tubuh
4. Dosis Obat : Dewasa dan anak diatas 12 tahun: 1 tablet, 1 kali per hari
5. Indikasi Obat : rinitis menahun, rinitis alergi seasonal, konjungtivitis, pruritus, urtikaria
idiopati kronis.
6. Kontraindikasi : Riwayat hipersensitif terhadap cetirizine, menyusui
7. Efek samping : Sakit kepala, pusing, mengantuk, agitasi, mulut kering, rasa tidak
nyaman di perut, reaksi hipersensitif seperti reaksi kulit dan angioudem.
8. Interaksi obat : obat penenang
9. Penyimpanan : Pada suhu ruang 150C – 300C
Sumber : brosur, medscape, dan pionas

2. Resep Syaraf dan Jiwa


A. KELENGKAPAN/SKRINING RESEP
1. Persyaratan Administratif

No Uraian Pada Resep


Inscription
Ada
1 Nama dokter
dr. Gemah Nuripah, Sp.KJ
SIP.445/14634-Dinkes/430-
2 SIP dokter
SIP-1-DSP/VIII/18
Ada
3 Alamat Instansi Jl. Kh. Ahmad Dahlan No. 53
Bandung
Ada
4 Nomor Telepon
022-7301062-731448
Ada
5 Tempat dan tanggal penulisan resep
Bandung, 23 Agustus 2021
Invocatio
6 Tanda resep diawal penulisan resep (R/) Ada
Prescriptio/Ordonatio
Ada
7 Nama Obat Setralin, aminitriphthylin, dan
risperidone
Ada
Setralin = 50mg
8 Kekuatan Obat
Aminitriphthylin = 25mg
Risperidone = 0,25mg
Ada
Setralin = 30tablet
9 Jumlah Obat
Aminitriphthylin = 30tablet
Risperidone = 60tablet
Signatura
Ada
10 Nama Pasien
Eky Pebruari
Ada
11 Jenis Kelamin
Laki-laki
Ada
12 Umur Pasien
23 tahun
13 Berat Badan Tidak Ada
14 Alamat Pasien Tidak Ada
Ada
Setralin = sehari 1x1 tablet
pada malam hari
15 Aturan Pakai Obat Aminitriphthylin = sehari 1x1
tablet pada malam hari
Risperidone = sehari x1 tablet
pada pagi dan malam hari
16 Iter/Tanda lain Tidak Ada
Subscriptio
17 Tanda Tangan/Paraf dokter Tidak Ada
Kesimpulan : Dalam pengkajian resep terhadap kelengkapan resep tersebut
bahwa pada resep terdapat beberapa bagian yang tidak tertulis di resep, yaitu
diantaranya bagian berat badan, alamat pasien, tanda iter, dan tanda tangan
dokter. Untuk alamat dan berat badan sudah tercantum dalam rekam medik
mengenai informasi tentang pasien dan saat penyerahan obat bisa di konfirmasi
kembali kepada pasien mengenai informasi tersebut agar tidak terjadi kesalahan
pada saat penyerahan obat, dalam penandaan iter tidak tercantum karena resep
ini tidak digunakan secara berulang.

2. Pengkajian Farmastika
Obat Kajian Farmasetika
1. Zat aktif : sertralin
2. Bentuk Sediaan : tablet
Setralin 3. Kekuatan : 25 mg, 50mg, dan 100mg
(Obat Keras) 4. Jumlah obat : 30tablet
5. Dosis dalam resep : 50mg
6. Stabilitas : stabil
7. inkompatibilitas : tidak ada
8. Aturan dan cara penggunaan obat : seharo
1x1 tablet pada pagi hari

1. Zat aktif : aminitriptilin


2. Bentuk Sediaan : tablet
Aminitriptillin
3. Kekuatan : 25mg dan 50mg
(Obat Keras)
4. Jumlah obat : 30 tablet
5. Dosis dalam resep : 25mg
6. Stabilitas : stabil
7. inkompatibilitas : tidak ada
8. Aturan dan cara penggunaan obat : sehari
1x1 tablet pada malam hari3

1. Zat aktif : risperidone


Risperidone
2. Bentuk Sediaan : tablet
(Obat Keras)
3. Kekuatan : 1mg dan 2mg
4. Jumlah obat : 30
5. Dosis dalam resep : 2mg
6. Stabilitas : Stabil
7. Inkompatibilitas : Tidak ada
8. Aturan dan cara penggunaan obat : sehari 2 x
½ tablet pada pagi dan malam hari

3. Pengkajian Klinik
Ada/tidak ada
Masalah Penatalaksanaan
(jika ada tulis nama obat)

Ketidaktepatan
Tidak ada -
seleksi obat

Dosis kurang Tidak ada -

Dosis lebih Tidak ada -

Obat tanpa indikasi Tidak ada -

Indikasi tidak diobati Tidak ada -

Ada

sertraline akan meningkatkan


kadar atau efek risperidon
dengan mempengaruhi
metabolisme enzim CYP2D6 Gunakan perhatian atau
Potensi interaksi obat di hati monitoring

amitriptyline dan risperidone


keduanya meningkatkan
interval QTc

Reaksi obat
merugikan

Duplikasi Tidak ada -

Gagal menerima
Tidak ada -
terapi obat

B. Informasi Obat
1) Sertralin
1. Nama obat : Sertralin
2. Golongan Obat :
3. Mekanisme kerja :inhibitor reuptake serotonin selektif; sedikit atau tidak ada afinitas
untuk histamin alfa-adrenergik atau reseptor kolinergik
4. Dosis Obat : Depresi, dosis awal 50 mg per hari, naikkan dosis jika perlu sebesar 50
mg dalam beberapa minggu hingga maksimum 200 mg per hari; dosis perawatan 50 mg
per hari; anak-anak dan remaja di bawah 18 tahun tidak direkomendasikan
5. Indikasi Obat : Depresi termasuk depresi yang timbul karena ansietas pada pasien
dengan atau tanpa riwayat mania, kelainan obsesif-kompulsif (obsessive-compulsive
disorder), kelainan stres post-trauma (post traumatic stress disorder).
6. Kontraindikasi : hipersensitivitas komponen obat, penggunaan bersama dengan
inhibitor monoamin oksidase (MAOIs) dan penggunaan bersama dengan pimozide
7. Efek samping : takikardi, hipotensi postural, bingung, amnesia, perilaku agresif,
psikosis, pankreatitis, hepatitis, jaundice, kegagalan hati, iregular menstruasi, paraestesia,
8. Interaksi obat :
9. Penyimpanan : Pada suhu ruang 150C – 300C

2) Amitrophyllin
1. Nama obat :
2. Golongan Obat :
3. Mekanisme kerja :Neurotransmitter (terutama norepinefrin dan serotonin) reuptake
inhibitor; antikolinergik
4. Dosis Obat : dosis awal 75 mg 1 kali (lansia dan remaja 30-75 mg/hari), dosis
terbagi, atau dosis tunggal menjelang tidur. Naikkan bertahap bila perlu, maksimal 150
mg
5. Indikasi Obat :depresi, terutama bila diperlukan sedasi; nocturnal enuresis pada anak
6. Kontraindikasi : infark miokardial yang baru, aritmia, mania, penyakit hati berat
7. Efek samping : mulut kering, sedasi, pandangan kabur, konstipasi, mual, sulit buang
air kecil, efek pada kardiovaskular (aritmia, hipotensi postural, takikardia, sinkope,
terutama pada dosis tinggi), berkeringat, tremor, ruam, gangguan perilaku (terutama
anak), hipomania, bingung (terutama lansia), gangguan fungsi seksual, perubahan gula
darah, nafsu makan bertambah. Lebih jarang dapat terjadi: lidah hitam, ileus paralitik,
kejang, agranulositosis, leukopenia, eosinofilia, purpura, trombositopenia, hiponatremia,
sakit kuning.
8. Interaksi obat :
9. Penyimpanan :Pada suhu ruang 150C – 300C

3) Risperidone
1. Nama obat : Risperidone
2. Golongan Obat : Obat keras
3. Mekanisme kerja : Memiliki afinitas tinggi untuk reseptor serotonin tipe 2
(5-HT2); mengikat reseptor dopamin D2 dengan afinitas 20 kali lebih
rendah daripada untuk reseptor 5-HT2; antagonis alfa1-adrenergik,
alfa2-adrenergik, dan reseptor histaminergik; memiliki afinitas moderat
untuk reseptor serotonin tipe 1 (5-HT1C, 5-HT1D, 5-HT1A); memiliki
afinitas lemah untuk reseptor dopamin D1; tidak memiliki afinitas
untuk reseptor muskarinik, beta1-adrenergik, dan beta2-adrenergik
4. Dosis Obat : Psikosis, 2 mg dalam 1-2 dosis terbagi pada hari
pertama, kemudian 4 mg dalam 1-2 dosis terbagi pada hari kedua
(titrasi dosis yang lebih lambat dibutuhkan dibutuhkan pada beberapa
pasien). Dosis lazim 4-6 mg per hari. Dosis di atas 10 mg per hari hanya
jika manfaatnya lebih besar daripada risikonya (maksimum 16 mg per
hari). Indikasi Obat : psikosis akut dan kronik, mania.
5. Kontraindikasi : Menyusui
6. Efek samping : insomnia, agitasi, ansietas, sakit kepala, mengantuk,
gangguan konsentrasi, lelah, pandangan kabur, konstipasi, mual dan
muntah, dispepsia, nyeri abdominal, hiperprolaktinemia (dengan
galaktorea, gangguan menstruasi, ginekomastia), disfungsi seksual,
priapisme, inkontinensia urin, takikardi, hipertensi, udem, ruam kulit,
rhinitis, trauma serebrovaskular, dilaporkan juga terjadinya neutropenia
dan trombositopenia. Jarang terjadi: kejang, hiponatremia, pengaturan
temperatur yang abnormal, serta epitaksis
7. Interaksi obat : Meningkatkan risiko terjadinya efek samping yang fatal,
seperti gangguan pernapasan, koma, bahkan kematian, jika digunakan
dengan obat golongan opioid, seperti tramadol atau oxycodone
8. Penyimpanan : Pada suhu ruang 150C – 300C

Sumber : pionas, medscape, drugs.com, dan brosur

3. Resep Renal dan Saluran Kemih


A. KELENGKAPAN/SKRINING RESEP
1. Persyaratan Administratif

No Uraian Pada Resep


Inscription
Ada
1 Nama dokter
dr. Akhmad Mustafa, Sp.U
SIP. 410/12xxx-Dinkes/412-
2 SIP dokter
SIP-I-DSP/VIII/16
Ada
3 Alamat Instansi Jl. Kh. Ahmad Dahlan No. 53
Bandung
Ada
4 Nomor Telepon
022-7301062-731448
Ada
5 Tempat dan tanggal penulisan resep
Bandung, 24 Agustus 2021
Invocatio
6 Tanda resep diawal penulisan resep (R/) Ada
Prescriptio/Ordonatio
7 Nama Obat Ada
Harnal ocas
8 Kekuatan Obat Tidak ada
Ada
9 Jumlah Obat Harnal ocas = 30 tablet
Avodart = 30 tablet
Signatura
Ada
10 Nama Pasien
Edy W
Ada
11 Jenis Kelamin
Laki-laki
12 Umur Pasin Tidak Ada
13 Berat Badan Tidak Ada
14 Alamat Pasien Tidak Ada
Ada
Harnal ocas = sehari 1x1
15 Aturan Pakai Obat tablet pada malam hari
Avodart = sehari 1xqtablt
pada pagi hari
16 Iter/Tanda lain Tidak Ada
Subscriptio
17 Tanda Tangan/Paraf dokter Tidak Ada
Kesimpulan : Dalam pengkajian resep terhadap kelengkapan resep tersebut
bahwa pada resep terdapat beberapa bagian yang tidak tertulis di resep, yaitu
diantaranya bagian berat badan, jenis kelamin, alamat pasien, tanda iter, dan
tanda tangan dokter. Untuk alamat, berat badan, dan jenis kelamin sudah
tercantum dalam rekam medik mengenai informasi tentang pasien dan saat
penyerahan obat bisa di konfirmasi kembali kepada pasien mengenai informasi
tersebut agar tidak terjadi kesalahan pada saat penyerahan obat, dalam
penandaan iter tidak tercantum karena resep ini tidak digunakan secara berulang
serta untuk kekuatan dosis tidak tercantum kekuatan dosis karena pada resep
obat tersebut hanya satu bentuk kekuatan, jadi tidak masalah apabila kekuatan
obat tersebut tidak dicantumkan

2. Pengkajian Farmastika

Obat Kajian Farmasetika


Harnal ocas 1. Zat aktif : Tamsulosin HCl
(Obat Keras) 2. Bentuk Sediaan : Tablet
3. Kekuatan : 0,4mg
4. Jumlah obat : 30 tablet
5. Dosis dalam resep : Tidak ada
6. Stabilitas : Stabil
7. Inkompatibilitas : Tidak ada
8. Aturan dan cara penggunaan obat : Sehari
1x1 tablet pada malam hari

1. Zat aktif : dutastire


2. Bentuk Sediaan : tablet
Avodart
3. Kekuatan : 0,5mg
(Obat Keras)
4. Jumlah obat : 30 tablet
5. Dosis dalam resep : tidak ada
6. Stabilitas : stabil
7. inkompatibilitas : tidak ada
8. Aturan dan cara penggunaan obat : sehari
1x1 tablet pada pagi hari

3. Pengkajian Klinik

Ada/tidak ada
Masalah Penatalaksanaan
(jika ada tulis nama obat)

Ketidaktepatan
Tidak ada -
seleksi obat

Dosis kurang Tidak ada -

Dosis lebih Tidak ada -

Obat tanpa indikasi Tidak ada -

Indikasi tidak diobati Tidak ada -

Potensi interaksi obat Tidak ada -

Reaksi obat
merugikan

Duplikasi Tidak ada -


Gagal menerima
Tidak ada -
terapi obat

B. Informasi Obat
1) Harnal Ocas
2) Nama obat : Harnal ocas
3) Golongan Obat : obat keras golongan golongan alpha-adrenoreseptor
antagonis
4) Mekanisme kerja : bekerja merelaksasi otot-otot di prostat dan uretra
serta membuat urin keluar lebih mudah dan membantu buang air
kecil.
5) Dosis Obat : 0,2mg - 0,4mg sehari sekali
6) Indikasi Obat : Gejala saluran kemih bawah yang berhubungan
dengan pembesaran prostat jinak
7) Kontraindikasi : Gangguan fungsi ginjal, insufisiensi hati berat.
Pemberian bersama dengan Vardenafil HCl.
8) Efek samping : Gangguan fungsi hati, ikterus. Pusing, sakit kepala,
gelisah, penurunan tekanan darah, hipotensi ortostatik, takikardi,
palpitasi, gatal, ruam kulit, gangguan gastrointestinal (saluran cerna);
obstruksi nasal, edema, inkontinensia urin, rasa panas terbakar pada
fari
9) Interaksi obat : Meningkatkan kadar tamsulosin dalam darah jika
dikonsumsi dengan obat paroxetine, ketoconazole, terbinafine,
atazanavir, clathromycin, atau cimetidine, menurunkan kadar
tamsulosin dalam darah jika digunakan dengan furosemide,
eningkatkan percepatan pembuangan diclofenac atau warfarin, dan
meningkatkan risiko terjadinya hipotensi jika dikonsumsi dengan
obat disfungsi ereksi, seperti sildenafil, vardenafil, atau tadalafil
10) Penyimpanan : Pada suhu ruang 150C – 300C

11) Avodart
1. Nama obat : Avodart
2. Golongan Obat : Obat keras
3. Mekanisme kerja : menghambat pembesaran prostat
4. Dosis Obat : 1 kapsul 1xsehari
5. Indikasi Obat : Pengobatan dan pencegahan hiperplasia prostat, mengurangi ukuran
prostat, meningkatkan aliran urinary, mengurangi resiko retensi urin akut.
6. Kontraindikasi : wanita hamil, wanita yang memiliki potensi melahirkan, pasien anak-
anak, hipersensitif
7. Efek samping : Impotensi, penurunan libido, penyakit ejakulasi, gangguan payudara.
Reaski alergi, gatal-gatal, edema dan angioedema
8. Interaksi obat : Verapamil, diltiazem
9. Penyimpanan : Pada suhu ruang 150C – 300C
Sumber : pionas, medscape, dan mims

4. Resep Infeksi

A. KELENGKAPAN/SKRINING RESEP
1. Persyaratan Administratif

No Uraian Pada Resep


Inscription
Ada
1 Nama dokter
Drg. Dewi S, Dj
Ada
2 SIP dokter 445/12284-Dinkes/135-
SIP.drg/XI/18
Ada
3 Alamat Instansi Jl. Kh. Ahmad Dahlan No. 53
Bandung
Ada
4 Nomor Telepon
022-7301062-731448
Ada
5 Tempat dan tanggal penulisan resep
Bandung, Agustus 2021
Invocatio
6 Tanda resep diawal penulisan resep (R/) Ada
Prescriptio/Ordonatio
Ada
7 Nama Obat Amoxsan dan kalium
diklofenak
Ada
8 Kekuatan Obat Amoxsan = 500mg
Kalium diklofenak (tidak ada)
Ada
8 Jumlah Obat Amoxsan = 30 kapsul
Kalium diklofenak = 30 tablet
Signatura
Ada
10 Nama Pasien
Ny. Titin
Ada
11 Jenis Kelamin
Perempuan
TIdak ada
12 Umur Pasien

13 Berat Badan Tidak ada


14 Alamat Pasien Tidak ada
15 Aturan Pakai Obat Ada
Amoxsan = sehari 3x1 kapsul
Kalium diklofenak = sehari
2x1 tablet

16 Iter/Tanda lain Tidak ada


Subscriptio
17 Tanda Tangan/Paraf dokter Tidak ada
Kesimpulan : Dalam pengkajian resep terhadap kelengkapan resep tersebut
bahwa pada resep tersebut terdapat beberapa bagian yang tidak tertulis di
resep, yaitu diantaranya berat badan, jenis kelamin, kekuatan obat, alamat
pasien, tanda iter, dan tanda tangan dokter. Untuk alamat, berat badan, dan
jenis kelamin sudah tercantum dalam rekam medik mengenai informasi
tentang pasien dan saat penyerahan obat bisa di konfirmasi kembali kepada
pasien mengenai informasi tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam
penyerahan obat, dalam penandaan iter tidak tercantum karena resep ini tidak
digunakan secara berulang serta untuk kekuatan dosis pada obat hanya
terdapat satu dosis yang tercantum pada nama obat yaitu diamicron mr yang
hanya memiliki dosis 60mg

2. Pengkajian Farmastika

Obat Kajian Farmasetika


1. Zat aktif : amoxicillin
2. Bentuk Sediaan : kapsul
3. Kekuatan : 500mg
Amoxsan
4. Jumlah obat : 30 kapsul
(Obat Keras)
5. Dosis dalam resep : 500mg
6. Stabilitas : stabil
7. inkompatibilitas : tidak ada
8. Aturan dan cara penggunaan obat : sehari
3x1 kapsul

Kalium dickofenak 1. Zat aktif : kalium diklofenak


(Obat Keras) 2. Bentuk Sediaan : tablet
3. Kekuatan : 25mg dan 50mg
4. Jumlah obat : 30 tablet
5. Dosis dalam resep : tidak ada
6. Stabilitas : stabil
7. inkompatibilitas : tidak ada
8. Aturan dan cara penggunaan obat : sehari
2x1 tablet

3. Pengkajian Klinik

Ada/tidak ada
Masalah Penatalaksanaan
(jika ada tulis nama obat)

Ketidaktepatan
Tidak ada -
seleksi obat

Dosis kurang Tidak ada -

Dosis lebih Tidak ada -

Obat tanpa indikasi Tidak ada -

Indikasi tidak diobati Tidak ada -

Potensi interaksi obat Tidak ada -

Reaksi obat
merugikan

Duplikasi Tidak ada -

Gagal menerima
Tidak ada -
terapi obat

B. Informasi Obat
1) Amoxsan
1. Nama obat : amoxsan
2. Golongan Obat : Beta lakta.
3. Mekanisme kerja :Turunan dari ampisilin dan memiliki spektrum antibakteri yang sama
(organisme gram positif dan gram negatif tertentu); aksi bakterisida serupa dengan
penisilin; bekerja pada bakteri yang rentan selama tahap multiplikasi dengan
menghambat biosintesis mukopeptida dinding sel; bioavailabilitas dan stabilitas yang
unggul terhadap asam lambung dan memiliki spektrum aktivitas yang lebih luas daripada
penisilin; kurang aktif dibandingkan penisilin terhadap Streptococcus pneumococcus;
strain resisten penisilin juga resisten terhadap amoksisilin, tetapi dosis yang lebih tinggi
mungkin efektif; lebih efektif melawan organisme gram negatif (misalnya, N
meningitidis, H influenzae) daripada penisilin
4. Dosis Obat : Dewasa 250-500 mg tiap 8 jam. Anak 20 mg/kgBB/hr terbagi tiap 8
jam. Infeksi berat Dosis ganda. GO akut 2-3 g dosis tunggal
5. Indikasi Obat : Infeksi saluran napas, saluran genito-urinaria, kulit & jaringan lunak
yang disebabkan organisme Gram positif & Gram Negatif yang peka terhadap
Amoxicillin
6. Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap penisilin
7. Efek samping : Reaksi hipersensitif, gangguan GI, reaksi anafilaktoid, reaksi
hematologik
8. Interaksi obat : Probenesid memperpanjang waktu paruh amoksisilin. Alopurinol
meningkatkan insiden ruam kulit
9. Penyimpanan : Pada suhu ruang 150C – 300C

2) Kalium diklofenak
1. Nama obat :
2. Golongan Obat :
3. Mekanisme kerja :
4. Dosis Obat :
5. Indikasi Obat :
6. Kontraindikasi :
7. Efek samping :
8. Interaksi obat :
9. Penyimpanan : Pada suhu ruang 150C – 300C

Sumber : pionas, medscape, drugs.com, dan brosur


5. Resep Infeksi

A. KELENGKAPAN/SKRINING RESEP
1. Persyaratan Administratif

No Uraian Pada Resep


Inscription
Ada
1 Nama dokter

Ada
2 SIP dokter

3 Alamat Instansi Ada


Jl. Kh. Ahmad Dahlan No. 53
Bandung
Ada
4 Nomor Telepon
022-7301062-731448
Ada
5 Tempat dan tanggal penulisan resep
Bandung, Agustus 2021
Invocatio
6 Tanda resep diawal penulisan resep (R/) Ada
Prescriptio/Ordonatio
Ada
7 Nama Obat

8 Kekuatan Obat Tidak ada


Ada
8 Jumlah Obat

Signatura
Ada
10 Nama Pasien

11 Jenis Kelamin Tidak Ada


Ada
12 Umur Pasien

13 Berat Badan Tidak ada


14 Alamat Pasien Tidak ada
Ada
15 Aturan Pakai Obat

16 Iter/Tanda lain Tidak ada


Subscriptio
17 Tanda Tangan/Paraf dokter Tidak ada
Kesimpulan : Dalam pengkajian resep terhadap kelengkapan resep tersebut
bahwa pada resep tersebut terdapat beberapa bagian yang tidak tertulis di
resep, yaitu diantaranya berat badan, jenis kelamin, kekuatan obat, alamat
pasien, tanda iter, dan tanda tangan dokter. Untuk alamat, berat badan, dan
jenis kelamin sudah tercantum dalam rekam medik mengenai informasi
tentang pasien dan saat penyerahan obat bisa di konfirmasi kembali kepada
pasien mengenai informasi tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam
penyerahan obat, dalam penandaan iter tidak tercantum karena resep ini tidak
digunakan secara berulang serta untuk kekuatan dosis pada obat hanya
terdapat satu dosis yang tercantum pada nama obat yaitu diamicron mr yang
hanya memiliki dosis 60mg

2. Pengkajian Farmastika
Obat Kajian Farmasetika
1. Zat aktif : rifampicin
2. Bentuk Sediaan : tablet
3. Kekuatan : 450mg
Rifampicin
4. Jumlah obat : 30tablet
(Obat Keras)
5. Dosis dalam resep : 450mg
6. Stabilitas : stabil
7. inkompatibilitas :
8. Aturan dan cara penggunaan obat : sehari
1x1 tablet

1. Zat aktif : isoniazid


2. Bentuk Sediaan : tablet
Isoniazid 3. Kekuatan : 100mg dan 300mg
(Obat Keras) 4. Jumlah obat : 30tablet
5. Dosis dalam resep : 300mg
6. Stabilitas : stabil
7. inkompatibilitas : tidak ada
8. Aturan dan cara penggunaan obat : sehari
1x1 tablet

1. Zat aktif : vitamin b6


2. Bentuk Sediaan : tablet
Vitamin B6 3. Kekuatan : 10mg
(Obat Keras) 4. Jumlah obat : 30tablet
5. Dosis dalam resep : tidak ada
6. Stabilitas : stabil
7. inkompatibilitas : tidak ada
8. Aturan dan cara penggunaan obat : sehari
1x1 tablet

3. Pengkajian Klinik
Ada/tidak ada
Masalah Penatalaksanaan
(jika ada tulis nama obat)

Ketidaktepatan
Tidak ada -
seleksi obat

Dosis kurang Tidak ada -

Dosis lebih Tidak ada -

Obat tanpa indikasi Tidak ada -

Indikasi tidak diobati Tidak ada -

ada

rifampisin meningkatkan
toksisitas isoniazid dengan
meningkatkan metabolisme.
Hindari atau Gunakan Obat
Alternatif. Rifampisin
meningkatkan metabolisme
isoniazid menjadi metabolit
Dalam pengkonsumsi
hepatotoksik.
ini diusahan tidak
Potensi interaksi obat bersamaan karena dapat
menimbulkan interaksi
isoniazid menurunkan kadar
antar obat
piridoksin melalui
mekanisme interaksi yang
tidak ditentukan. Kecil/
Signifikansi Tidak Diketahui.
Jika dosis INH >10
mg/kg/hari, tambahkan 50
100mg piridoksin/hari
Reaksi obat
merugikan

Duplikasi Tidak ada -

Gagal menerima
Tidak ada -
terapi obat

B. Informasi Obat
1) Rifampicin
1. Nama obat : Rifampicin
2. Golongan Obat :
3. Mekanisme kerja : Menghambat RNA polimerase yang bergantung pada DNA dengan
mengikat subunit beta, yang pada gilirannya memblokir transkripsi RNA; penginduksi
enzim yang kuat
4. Dosis Obat : Tuberkulosis : Dewasa 450-600mg/hari sebagai dosis tunggal.
Maksimal : 600mg/hari. Lepra : Dewasa 450-600mg/hari
5. Indikasi Obat : Tuberkulosis dan Lepra
6. Kontraindikasi : Penderita hipersensitif, penderita gangguan saluran empedu, serta
selama kehamilan trimester pertama
7. Efek samping : Efek Gastrointestinal, fungsi hati abnormal, ikterus, demam disertai
gejala seperti flu. Perubahan fungsi ginjal dan gagal ginjal (karena hipersensitivitas) ,
Reaksi kulit, eosinofilia, leukopenia, trombositopenia, purpura, syok
8. Interaksi obat : Dapat meningkatkan risiko hepatotoksisitas bila diberikan dengan
halotan atau isoniazid. Dapat menurunkan konsentrasi serum, sehingga mengurangi
kemanjuran praziquantel. Dapat meningkatkan efek samping, terutama perdarahan, bila
diberikan bersamaan dengan cefazolin dan sefalosporin lain yang mengandung rantai
samping N-methylthiotetrazole. Dapat meningkatkan metabolisme dan menurunkan
konsentrasi serum dan efek antiaritmia (misalnya disopyramide, quinidine), antiepilepsi
(misalnya fenitoin,), barbiturat, antagonis hormon (misalnya tamoxifen, toremifene),
antipsikotik (misalnya haloperidol, aripiprazole), antikoagulan (misalnya warfarin),
antijamur (misalnya flukonazol, ketokonazol), antiretroviral lain (misalnya zidovudine,
indinavir, efavirenz), obat antivirus hepatitis C (misalnya daclatasvir), beta-blocker
(misalnya bisoprolol), Ca channel blocker (misalnya diltiazem), Ansiolitik dan hipnotik
(misalnya diazepam), antibakteri tertentu (misalnya kloramfenikol, klaritromisin),
kortikosteroid, glikosida jantung, kontrasepsi hormonal (misalnya estrogen, progestogen),
agen antidiabetes (misalnya glipizide, rosiglitazone), imunosupresan (misalnya
siklosporin), hormon tiroid (misalnya levothyroxine), analgesik (misalnya metadon,
morfin), antagonis reseptor 5-HT3 selektif (misalnya ondansetron), statin yang
dimetabolisme oleh CYP3A4 (misalnya simvastatin), TCA (misalnya amitriptyline,
nortriptyline), sitotoksik (misalnya imatinib), enalapril , losartan, irinotecan, teofilin,
kina, riluzole. Penyerapan dapat dikurangi dengan antasida. Penggunaan bersamaan
dengan atovakuon meningkatkan konsentrasi plasma rifampisin dan menurunkan
konsentrasi plasma atovakuon.
9. Penyimpanan : Pada suhu ruang 150C – 300C

2) Isoniazid
1. Nama obat :
2. Golongan Obat :
3. Mekanisme kerja : menghambat biosintesis dinding sel dengan mengganggu sintesis lipid
dan DNA (bakterisida)
4. Dosis Obat : Sehari 5 mg/kgBB sampai 300 mg sebagai dosis tunggal.
5. Indikasi Obat : Terapi penyakit Tuberculosis (TB) dalam kombinasi dengan obat anti
Tuberculosis lain
6. Kontraindikasi : Hepatitis atau penyakit hati yang dinduksi oleh obat, epilepsi,
gangguan ginjal.
7. Efek samping : Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan sesuai
dengan masing-masing individu. Jika terjadi efek samping yang berlebih dan berbahaya,
harap konsultasikan kepada tenaga medis. Efek samping yang mungkin terjadi dalam
penggunaan obat adalah: Neuropati perifer dan efek neurotoksik lainnya, mual, muntah
8. Interaksi obat :Menghambat metabolisme hati antiepilepsi (misalnya karbamazepin,
etosuksimida, primidon, fenitoin), benzodiazepin (misalnya diazepam, triazolam),
klorzoksazon, teofilin, disulfiram, kadang-kadang menyebabkan peningkatan toksisitas.
Peningkatan metabolisme enfluran, menghasilkan tingkat fluorida yang berpotensi
nefrotoksik. Peningkatan konsentrasi dan peningkatan efek atau toksisitas clofazimine,
cycloserine dan warfarin. Mengurangi penyerapan dengan antasida yang mengandung Al.
Peningkatan risiko neuropati perifer dengan zalcitabine dan stavudine.
9. Penyimpanan : Pada suhu ruang 150C – 300C

3) Vitamin B6
1. Nama obat : Vitamim B6/pirydoxin
2. Golongan Obat : obat bebas
3. Mekanisme kerja :Prekursor piridoksal; berperan dalam metabolisme protein, karbohidrat,
dan lemak; membantu dalam sintesis GABA
4. Membantu pelepasan glikogen yang disimpan hati dan otot
5. Dosis Obat : 150 mg setiap hari
6. Indikasi Obat : Defisiensi vitamin B6
7. Kontraindikasi : Kehamilan dan menyusui
8. Efek samping : Mual, ataksia
9. Interaksi obat : Penggunaan bersamaan dengan cycloserine, hydralazine, isoniazid,
penicillamine, estrogen (misalnya kontrasepsi oral) dapat meningkatkan kebutuhan dosis
untuk pyridoxine. Dapat mengurangi efek altretamin, levodopa, fenobarbital, fenitoin
10. Penyimpanan :

Sumber : pionas, medscape, dan mims

6. Resep Kardiovaskular
A. KELENGKAPAN/SKRINING RESEP
1. Persyaratan Administratif

No Uraian Pada Resep


Inscription
Ada
1 Nama dokter

Ada
2 SIP dokter

Ada
3 Alamat Instansi Jl. Kh. Ahmad Dahlan No. 53
Bandung
Ada
4 Nomor Telepon
022-7301062-731448
5 Tempat dan tanggal penulisan resep Ada
Bandung, Agustus 2021
Invocatio
6 Tanda resep diawal penulisan resep (R/) Ada
Prescriptio/Ordonatio
Ada
7 Nama Obat

8 Kekuatan Obat Tidak ada


Ada
8 Jumlah Obat

Signatura
Ada
10 Nama Pasien

11 Jenis Kelamin Tidak Ada


Ada
12 Umur Pasien

13 Berat Badan Tidak ada


14 Alamat Pasien Tidak ada
Ada
15 Aturan Pakai Obat

16 Iter/Tanda lain Tidak ada


Subscriptio
17 Tanda Tangan/Paraf dokter Tidak ada
Kesimpulan : Dalam pengkajian resep terhadap kelengkapan resep tersebut
bahwa pada resep tersebut terdapat beberapa bagian yang tidak tertulis di
resep, yaitu diantaranya berat badan, jenis kelamin, kekuatan obat, alamat
pasien, tanda iter, dan tanda tangan dokter. Untuk alamat, berat badan, dan
jenis kelamin sudah tercantum dalam rekam medik mengenai informasi
tentang pasien dan saat penyerahan obat bisa di konfirmasi kembali kepada
pasien mengenai informasi tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam
penyerahan obat, dalam penandaan iter tidak tercantum karena resep ini tidak
digunakan secara berulang serta untuk kekuatan dosis pada obat hanya
terdapat satu dosis yang tercantum pada nama obat yaitu diamicron mr yang
hanya memiliki dosis 60mg

2. Pengkajian Farmastika

Obat Kajian Farmasetika


Candesartan 1. Zat aktif : candesartan
(Obat Keras) 2. Bentuk Sediaan : tablet
3. Kekuatan : 8mg dan 16mg
4. Jumlah obat : 30tablet
5. Dosis dalam resep : 8mg
6. Stabilitas : stabil
7. inkompatibilitas : tidak ada
8. Aturan dan cara penggunaan obat : sehari
1x1 tablet pada pagi hari
1. Zat aktif : Amlodipin
2. Bentuk Sediaan : tablet
Amlodipine 3. Kekuatan : 5mg dan 10mg
(Obat Keras) 4. Jumlah obat : 30 tablet
5. Dosis dalam resep : 5mg
6. Stabilitas : stabil
7. inkompatibilitas : tidak ada
8. Aturan dan cara penggunaan obat : sehari
1x1 tablet pada pagi hari

1. Zat aktif : Calciun laktat


Calcium laktat 2. Bentuk Sediaan : tablet
(Obat Keras) 3. Kekuatan : 500mg
4. Jumlah obat : 100 tablet
5. Dosis dalam resep : tidak ada
6. Stabilitas : stabil
7. inkompatibilitas : tidak ada
8. Aturan dan cara penggunaan obat : sehari
3x1 tablet

Ketosteril 1. Zat aktif : ketosteril


(Obat Keras) 2. Bentuk Sediaan : tablet
3. Kekuatan :
4. Jumlah obat : 100tablet
5. Dosis dalam resep : tidak ada
6. Stabilitas : stabil
7. inkompatibilitas : tidak ada
8. Aturan dan cara penggunaan obat : dehari
3x1 tablet

3. Pengkajian Klinik

Ada/tidak ada
Masalah Penatalaksanaan
(jika ada tulis nama obat)

Ketidaktepatan
Tidak ada -
seleksi obat

Dosis kurang Tidak ada -

Dosis lebih Tidak ada -

Obat tanpa indikasi Tidak ada -

Indikasi tidak diobati Tidak ada -

Potensi interaksi obat Tidak ada -

Reaksi obat
merugikan

Duplikasi Tidak ada -

Gagal menerima
Tidak ada -
terapi obat

B. Informasi Obat
1) Candesartan
10. Nama obat : Candesartan
11. Golongan Obat : angotensin reseptor blocker
12. Mekanisme kerja :Penghambat reseptor angiotensin II (ARB);
mencegah angiotensin II mengikat reseptornya, yang pada gilirannya memblokir efek
vasokonstriksi dan sekresi aldosteron dari angiotensin II.
13. Dosis Obat : dosis awal 8 mg (gangguan fungsi hati 2 mg,
gangguan fungsi ginjal atau volume deplesi intravaskular 4 mg) sekali sehari, tingkatkan
jika perlu pada interval 4 minggu hingga maksimal 32 mg sekali sehari; dosis penunjang
lazim 8 mg sekali sehari
14. Indikasi Obat : hipertensi; kombinasi dengan HCT:
Pengobatan hipertensi yang tidak dapat terkontrol dengan kandesartan sileksetil atau
HCT sebagai monoterapi
15. Kontraindikasi :
16. Efek samping : sakit kepala; sangat jarang mual, hepatitis,
kerusakan darah, hiponatremia, nyeri punggung, sakit sendi, nyeri otot, ruam, urtikaria,
rasa gatal.
17. Interaksi obat : Kombinasi dengan HCT
18. Penyimpanan :

4) Amlodipin
10. Nama obat : Amlodipin
11. Golongan Obat : Chalcium channel blocker
12. Mekanisme kerja : Menghambat masuknya ion kalsium
ekstraseluler transmembran melintasi membran sel miokard dan sel otot polos pembuluh
darah tanpa mengubah konsentrasi kalsium serum; ini menghambat kontraksi otot polos
jantung dan pembuluh darah, sehingga melebarkan arteri koroner dan sistemik utama
13. Meningkatkan pengiriman oksigen miokard pada pasien dengan angina
vasospastik
14. Dosis Obat :Dosis awal 5 mg per hari. Maksimal 10 mg per hari.
Titrasi dosis dilakukan tiap 7-14 hari.
15. Indikasi Obat :Hipertensi, angina stabil kronik dan vasospastik.
16. Kontraindikasi : Hipotensi berat, syok kardiogenik, obstruksi
saluran keluar ventrikel kiri (misalnya stenosis aorta derajat tinggi), gagal jantung setelah
infark miokard akut.
17. Efek samping : edema dan sakit kepala
18. Interaksi obat :Peningkatan konsentrasi plasma sistemik dengan
imunosupresan (misalnya siklosporin, tacrolimus). Peningkatan konsentrasi serum
simvastatin. Peningkatan paparan dengan inhibitor enzim CYP3A4 (misalnya inhibitor
protease, antijamur azole, eritromisin, diltiazem). Penurunan konsentrasi plasma dengan
penginduksi CYP3A4 (misalnya rifampisin).
19. Penyimpanan :

5) Calcium laktat
11. Nama obat :
12. Golongan Obat :
13. Mekanisme kerja :
14. Dosis Obat :
15. Indikasi Obat :
16. Kontraindikasi :
17. Efek samping :
18. Interaksi obat :
19. Penyimpanan :

6) Ketosteril
20. Nama obat : Ketosteril
21. Golongan Obat : Obat keras
22. Mekanisme kerja :
23. Dosis Obat : Ginjal Khronik : 3 x sehari 4-8 tablet, Compensated
Retention/Retensi terkompensasi : 3 x sehari 4-6 tablet dengan diet nutrisi Tinggi Kalori
Rendah
24. Indikasi Obat : Tuberkulosis
25. Kontraindikasi :Hindari pemberian pada pasien hiperkalsemia
(Kadar kalsium yang tinggi), gangguan metabolisme asam amino, hamil, dan
anakHiperkalsemia, gangguan metabolisme asam amino, hamil, anak
26. Efek samping : Hiperkalsemia
27. Interaksi obat :
28. Penyimpanan :

Sumber : pionas, medscape, dan mims

Anda mungkin juga menyukai