R/ Parasetamol 120mg/5ml
PGS q.s
Sirup Simplek 15
Mf. Suspensi ad 60ml
S.prn 1 cth, max 3x sehari
th
Pro : Bintang (5 )
Skrining Resep
1. Administratif ( kelengkapan resep)
PADA RESEP
NO URAIAN
ADA TIDAK
Inscription
Identitas Dokter:
1 Nama dokter
2 SIP dokter
3 Alamat dokter
4 Nomor telepon
5 Tempat dan tanggal
penulisan resep
Invocatio
6 Tanda resep di awal
penulisan resep (R/)
Prescriptio/Ordonatio
7 Nama obat
8 Kekuatan obat
9 Jumlah obat
Signatura
10 Nama pasien
11 Jenis kelamin
12 Umur pasien
13 Berat badan
14 Alamat pasien
15 Aturan pakai obat
16 Iter/tanda lain
Subscriptio
17 Tanda tangan / paraf
dokter
Kesimpulan:
Resep tersebut lengkap / tidak lengkap.
Resep tidak lenkap karena tidak mencantumkan informasi mengenai
-Nomor telepon dokter
-Jenis kelamin pasien
-Berat badan pasien
-Alamat pasien
-Tanda tangan / paraf dokter
Cara pengatasan :
-Jenis kelamin pasien, berat badan pasien dan alamat pasien dapat ditanyakan
langsung kepada pasien / keluarga pasien.
-Nomor telepon dokter ditanyakan langsung oleh apoteker ke dokter yang
menuliskan resep.
-Tanda tangan / paraf dokter dapat diminta langsung oleh apoteker ke dokter
yang menuliskan resep.
2. Dosis
Paracetamol
th
Perhitungan untuk anak umur < 8 tahun Bintang (5 )
n + 12
n + 12 5 + 12
5 + 12
Dosis dalam resep 1x pakai = 1x 120 mg = 120 mg, maka 120 mg : 147,06 mg – 294,12 mg x
100% = 81,6% - 40,81% = TOD
Dosis dalam resep 1hari pakai = 3 x 120 mg = 360 mg, maka 360 mg : 1176,47 mg x 100% =
30,59% = TOD
3. Penimbangan bahan :
4. Kesesuaian Farmasetik
1. Bentuk sediaan obat pada resep ini yaitu sediaan cair suspensi dimana untuk memudahkan
pasien meminum dan mengkonsumsi obat sesuai dengan umurnya.
2. Dalam resep ini mengandung bahan obat Parasetamol 120mg/5ml sebagai zat aktif ; PGS
secukupnya sebagai suspending agent ; Sirup Simplek 15 sebagai pemanis dan Aquadest
sebagai pelarut hingga berukuran 60ml.
3. Dibuat dalam bentuk suspensi karena Parasetamol sebagai zat aktif obat dalam sediaan ini
memiliki tingkat kelarutan yang rendah dalam air serta mudah terhidrolisis dalam air.
5. Pertimbangan Klinis
PARACETAMOL :
Indikasi : Analgetik, Antipiretik, nyeri ringan sampai sedang, nyeri sesudah operasi cabut gigi,
pireksia.
Interaksi : peningkatan risiko kerusakan fungsi hati pada pengunaan bersama alkohol.
Efek Samping : jarang terjadi efek samping, tetapi dilaporkan terjadi reaksi hipersensitivitas,
ruam kulit, kelainan darah (termasuk trombositopenia, leukopenia, neutropenia), hipotensi juga
dilaporkan pada infus,
PENTING : Penggunaan jangka panjang dan dosis berlebihan atau overdosis dapat
menyebabkan kerusakan hati, lihat pengobatan pada keadaan darurat karena keracunan.
Dosis : oral 0,5–1 gram setiap 4–6 jam hingga maksimum 4 gram per hari; anak–anak umur 2
bulan 60 mg untuk pasca imunisasi pireksia, sebaliknya di bawah umur 3 bulan (hanya dengan
saran dokter) 10 mg/kg bb (5 mg/kg bb jika jaundice), 3 bulan–1 tahun 60 mg–120 mg, 1-5 tahun
120–250 mg, 6–12 tahun 250– 500 mg, dosis ini dapat diulangi setiap 4–6 jam jika diperlukan
(maksimum 4 kali dosisdalam 24 jam), infus intravena lebih dari 15 menit, dewasa dan anak–
anak dengan berat badan lebih dari 50 kg, 1 gram setiap 4–6 jam, maksimum 4 gram per hari,
dewasa dan anak–anak dengan berat badan 10 -50 kg, 15 mg/kg bb setiap 4–6 jam, maksimum
60 mg/kg bb per hari.
6. Uraian Bahan
PARACETAMOL
Sinonim : Acetaminominofen
PGS
SIRUP SIMPLEX
7. Cara Kerja
a. Siapkan alat dan bahan
b. Kalibrasi botol 60 ml. Caranya Aqua destilata dimasukkan pada gelas ukur sampai volume
yang diinginkan, kemudian dimasukkan botol lalu diberi tanda batas.
d. Buat mucilago dengan air 7 x PGS (7 x 0,6 = 4,2 ml) dan campur PCT lalu gerus ad homogen.
Kemudian masukkan ke dalam botol.
8. Penyerahan
Wadah : Botol
Etiket : Putih
KOCOK DAHULU
a. Kondisi pasien, gejala yang dirasakan pasien, semakin membaik atau tidak.
11. EVALUASI
a. Keberhasilan terapi: pasien sembuh atau tidak, gejala atau keluhan hilang/tidak, pasien
dapat beraktivitas seperti biasa.
b. Ada/tidaknya gejala/keluhan dan penyakit lain yang timbul setelah/selama pengobatan.
Resep 2
Dr. Ahmad
SIP No 171 /DS-IV/10.12/2018
Jl. A.Yani KM 1, Banjarmasin
Banjarmasin, 4 Juli 2020
Skrining Resep
1. Administratif ( kelengkapan resep)
PADA RESEP
NO URAIAN
ADA TIDAK
Inscription
Identitas Dokter:
1 Nama dokter
2 SIP dokter
3 Alamat dokter
4 Nomor telepon
5 Tempat dan tanggal
penulisan resep
Invocatio
6 Tanda resep di awal
penulisan resep (R/)
Prescriptio/Ordonatio
7 Nama obat
8 Kekuatan obat
9 Jumlah obat
Signatura
10 Nama pasien
11 Jenis kelamin
12 Umur pasien
13 Berat badan
14 Alamat pasien
15 Aturan pakai obat
16 Iter/tanda lain
Subscriptio
17 Tanda tangan / paraf
dokter
Kesimpulan:
Resep tersebut lengkap / tidak lengkap.
Resep tidak lenkap karena tidak mencantumkan informasi mengenai
-Nomor telepon dokter
-Jenis kelamin pasien
-Berat badan pasien
-Alamat pasien
-Tanda tangan / paraf dokter
Cara pengatasan :
-Jenis kelamin pasien, berat badan pasien dan alamat pasien dapat ditanyakan
langsung kepada pasien / keluarga pasien.
-Nomor telepon dokter ditanyakan langsung oleh apoteker ke dokter yang
menuliskan resep.
-Tanda tangan / paraf dokter dapat diminta langsung oleh apoteker ke dokter
yang menuliskan resep.
2. Penimbangan Bahan
= 70 – 2,75
= 67,25 ml
3. Perhitungan Dosis
Chloramphenicol
Dosis Max 1x = 250 – 500 mg
Dosis Max 1 H = 1000 – 2000 mg
Umur pasien : 6 tahun
Rumus Young = n/n +12 x DM Dewasa sehingga
Dosis Max 1x : 6 / 6 + 12 x 250 – 500 mg = 83 mg – 166 mg
Dosis Max 1H (dianggap minum 1 H 1x) ; 6 /6 +12 x 1000 – 2000 mg = 333 – 666 mg
Persentase dosis 1x minum = (125mg : 14 sendok the) x 2 sendok = 17,8 mg
1x = 17,8 mg : 83 – 166 mg x 100% = 21,4 – 10,7 % TOD
Dosis 1H tidak bias ditentukan karena signa Pro Renata ( jika diperlukan)
Jika dalam 1H pasien minum 1x maka :
1H = 17,8 mg : 333 – 666 mg x 100 % = 5,34 % - 2,67% TOD
4. Kesesuaian Farmasetik
Dalam resep ini mengandung bahan obat Chloramphenicol palm 125mg, CMC Na 50mg,
Polysorbat 80mg, Propilenglikol 1gr, Sirup 1,5gr dan Aquadest 5ml hingga sediaan berukuran
70ml. Dibuat dalam bentuk suspensi agar Chloramphenicol palm sebagai zat aktif lebih stabil
serta untuk memudahkan pasien meminum dan mengkonsumsi obat sesuai dengan umur pasien.
5. Pertimbangan Klinis
Kategori : Antibiotik
Peringatan : hindari pemberian berulang dan jangka panjang. Turunkan dosis pada gangguan
fungsi hati dan ginjal. Lakukan hitung jenis sel darah sebelum dan secara berkala selama
pengobatan. Pada neonatus dapat menimbulkan grey baby syndrome. (Periksa kadar dalam
plasma).
Interaksi : Ada beberapa efek interaksi yang mungkin terjadi jika menggunakan
chloramphenicol bersamaan dengan obat-obatan lain, yaitu:
Penurunan efektivitas chloramphenicol dalam membasmi bakteri, bila digunakan bersama
rifampicin dan phenobarbital.
Peningkatan risiko terjadinya efek samping yang fatal, jika digunakan bersama obat yang bisa
menekan fungsi sumsum tulang.
Peningkatan risiko terjadinya efek samping phenytoin, ciclosporin, dan tacrolimus.
Penurunan efektivitas ceftazidime, cynacobalamin (vitamin B12), dan beberapa vaksin hidup,
seperti vaksin BCG, vaksin kolera, dan vaksin tifoid.
Penurunan efektivitas antibiotik lain, seperti ceftriaxone, dalam mengatasi infeksi bakteri.
Peningkatan risiko terjadinya perdarahan, bila digunakan bersama warfarin.
Peningkatan efek obat antidiabetes golongan sulfonilurea, seperti gliclazide dan glipizide,
sehingga dapat terjadi hipoglikemia.
Kontraindikasi : wanita hamil, menyusui dan pasien porfiria.
Efek Samping : kelainan darah yang reversibel dan ireversibel seperti anemia aplastik
(dapat berlanjut menjadi leukemia), neuritis perifer, neuritis optik, eritema multiforme, mual,
muntah, diare, stomatitis, glositis, hemoglobinuria nokturnal.
Dosis : oral, injeksi intravena atau infus: 50 mg/kg bb/hari dibagi dalam 4 dosis (pada infeksi
berat seperti septikemia dan meningitis, dosis dapat digandakan dan segera diturunkan bila
terdapat perbaikan klinis).ANAK: epiglotitis hemofilus, meningitis purulenta, 50-100 mg/kg
bb/hari dalam dosis terbagi. BAYI di bawah 2 minggu, 25 mg/kg bb/hari (dibagi dalam 4 dosis).
2 minggu-1 tahun, 50 mg/kg bb/hari (dibagi 4 dosis).
6. Uraian Bahan
Chloramphenicol palmitat : Merupakan serbuk hablur halus seperti lemak; putih; bau lemah;
hamper tidak berasa. Tidak larut dalam air; mudah larut dalam aseton dan dalam chloroform; larut
dalam eter; agak sukar larut dalam etanol; sangat sukar arut dalam heksan. Chloramphenicol palmitat
harus terlindung dari cahaya. Chloramphenicol palmitat tidak stabil atau tidak larut dalam air.
Suspense Chloramphenicol palmitat memiliki pH = 6,7. Inkompatibel dengan senyawa berikut :
Aminophyllin, ampisillin, asam askorbat, kalsium klorida, sedium karesilin, klorpromazin,
klorpromazin HCL, garam erythromycin, gentamicin sulfat, hydrocortisone, sodium sukinat,
hydroxyzine HCL, methicillin sodium, oxytetraphate HCL, sulphafurazole diethanolamine,
tetracycline HCL, tripelennamine HCL, vitamin B complex. Penyimpanan dalam wadah tidak tembus
cahaya.
CMC Na : Merupakan serbuk granul berwarna putih sampai krem, sifat higroskopis.
Berfungsi sebagai suspending agent, stabilizing agent, viscosity increasing agent, water
absorbsing agent. Kelarutan, praktik tidak larut dalam aseton, etanol, eter dan toluene.
Memiliki konsentrasi 0,1 – 1 % dan pH = 6 – 10.
Polisorbat 80 : Cairan kental seperti minyak, jernih, kuning, bau asam lemak, khas.
Mudah larut daam dalam air, dalam etanol (95%), dalam etil asetat dan dalam methanol, sukar
larut dalam paraffin cair dan dalam minyak biji kapas. Fungsinya untuk meningkatkan
kekentalan. Keguaannya untuk zat tambaha saja. Penyimpanan dalam wadah tertutup.
Propilenglikol : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agakmanis, dan
higroskopis. Dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95%) dan dengan kloroform, larut
dalam 6 bagian eter, tidak dapat campur dengan eter mnyak tanah dan dengan minyak lemak.
Khasiatnya sebagai antmakroba (menghambat atau membunuh bakteri) dan desinfektan
( membunuh mikroorganisme pada benda mati). Kegunaannya sebagai zat tambahan dan
pelarut. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik.
Sirup : atau Sirup gula. Cairan jernih, tidak berwarna. Fungsi sebagai zat
tambahan. Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat ditempat sejuk.
7. Cara Kerja
1. Siapkan alat serta bahan kemudian timbang semua bahan dan kalibrasi botol 70ml.
2. Masukan CMC Na ke dalam mortir yang berisi air pembuatan dengan cara ditaburkan,
tunggu sampai mengembang dan membentuk suspending agent (bahan 1).
3. Masukan Chloramphenicol palm, Polysorbat, Propilenglikol serta sirup ke dalam mortir
gerus ad homogen (bahan 2).
4. Bahan 2 dimasukan ke dalam mortir bahan 1 yang sudah membentuk mucilago, gerus
halus sambil tambahkan perlahan sisa air aduk ad homogen.
5. Masukan dalam botol yang sudah di kalibrasi, tutup, kemas, dan beri etiket putih dengan
tambahan keterangan kocok dahulu.
8. Etiket
Aturan pakai yang tercantum di resep 2 kurang benar, dimana suspensi chloramphenicol palm
diminum bila perlu 1 kali sehari 2 sendok teh. Padahal obat chloramphenichol palm adalah
antibiotik yang aturan pakainya harus dihabiskan. Sebaiknya mengkonfirmasikan lagi kepada
dokter yang membuat resep 2 agar aturan pakainya diperbaiki.
KOCOK DAHULU
10. Monitoring
a. Kondisi pasien, gejala yang dirasakan pasien, semakin membaik atau tidak.
11. EVALUASI
a. Keberhasilan terapi: pasien sembuh atau tidak, gejala atau keluhan hilang/tidak, pasien
dapat beraktivitas seperti biasa.
b. Ada/tidaknya gejala/keluhan dan penyakit lain yang timbul setelah/selama pengobatan
Resep 3
Dr. Ahmad
SIP No 171 /DS-IV/10.12/2018
Jl. A.Yani KM 1, Banjarmasin
Banjarmasin, 4 Juli 2020
Skrining Resep
1. Administratif ( kelengkapan resep)
PADA RESEP
NO URAIAN
ADA TIDAK
Inscription
Identitas Dokter:
1 Nama dokter
2 SIP dokter
3 Alamat dokter
4 Nomor telepon
5 Tempat dan tanggal
penulisan resep
Invocatio
6 Tanda resep di awal
penulisan resep (R/)
Prescriptio/Ordonatio
7 Nama obat
8 Kekuatan obat
9 Jumlah obat
Signatura
10 Nama pasien
11 Jenis kelamin
12 Umur pasien
13 Berat badan
14 Alamat pasien
15 Aturan pakai obat
16 Iter/tanda lain
Subscriptio
17 Tanda tangan / paraf
dokter
Kesimpulan:
Resep tersebut lengkap / tidak lengkap.
Resep tidak lenkap karena tidak mencantumkan informasi mengenai
-Nomor telepon dokter
-Jenis kelamin pasien
-Berat badan pasien
-Alamat pasien
-Tanda tangan / paraf dokter
Cara pengatasan :
-Jenis kelamin pasien, berat badan pasien dan alamat pasien dapat ditanyakan
langsung kepada pasien / keluarga pasien.
-Nomor telepon dokter ditanyakan langsung oleh apoteker ke dokter yang
menuliskan resep.
-Tanda tangan / paraf dokter dapat diminta langsung oleh apoteker ke dokter
yang menuliskan resep.
2. Dosis
Diphenhydramin HCl
th
Pro : Atikah(6 )
Dosis 1 H tidak bias ditentukan karena signa S.o.s (si opus sit = jika diperlukan)
3. Penimbangan Bahan
60 ml/5ml = 12 cth
4. Kesesuaian Farmasetik
No KRITERIA PERMASALAHAN PENGAMATAN
1 Bentuk sediaan - Sesuai
2 Stabilitas obat - Sesuai
3 Inkompatibilitas - Sesuai
4 Cara pemberian - Sesuai
5 Jumlah dan aturan pakai - Sesuai
Bentuk sediaan pada resep ini yaitu potio. Dalam resep ini mengandung bahan obat
Diphenhydramin HCl 0,15gr, Salmiak 1gr, Mentholum 0,1gr, Etanol 3ml, Syr thymi 12ml dan
Aquadest hingga berukuran 60ml. Bahan ini dicampur satu persatu lalu digerus hingga homogen
dan dibuat dalam bentuk potio untuk memudahkan pasien meminum dan mengkonsumsi obat
sesuai dengan umur pasien.
5. Pertimbangan Klinis
DIPHENHYDRAMIN HCL
Indikasi:
antihistamin, antiemetik, anti spamodik; parkinsonisme, reaksi ekstrapiramidal karena obat; anak
dengan gangguan emosi.
Peringatan:
glaukoma sudut sempit, tukak lambung, obstruksi piloro duodenal, gejala hipertropi prostat atau
obstruksi struktural kandung kencing; riwayat asma bronkial, kenaikan tekanan intra okuler,
hipertiroid, penyakit kardiovaskuler atau hipertensi; hamil; hindari mengemudi dan menjalankan
mesin; lihat juga keterangan di atas.
Interaksi:
alkohol, depresan SSP, penghambat MAO.
Kontraindikasi:
Jangan diberikan kepada riwayat hipersensitivitas (alergi) pada obat ini, penyakit saluran napas
bagian bawah seperti asma (masih diperdebatkan), bayi prematur dan neonatus, wanita
menyusui, digunakan sebagai anestesi lokal, untuk membuat anak <6 tahun tidur (tidak aman).
Efek Samping:
Mengantuk, pusing, sakit perut, sembelit, penglihatan kabur dan mulut kering. Efek samping
yang jarang namun serius, seperti reaksi alergi berat (gatal-gatal, kemerahan, dan bengkak pada
wajah, lidah, dan tenggorokan), perubahan mental (gelisah dan kebingungan), kesulitan buang
air kecil serta detak jantung tidak teratur.
Dosis:
Dosis anak untuk rhinitis alergi yaitu 2-6 tahun: 6.25 mg diminum setiap 4-6 jam, tidak lebih dari
37.5 mg/24 jam; 6-12 tahun: 12.5-25 mg diminum setiap 4-6 jam, tidak lebih dari 150 mg/24
jam; 12 tahun ke atas: 25-50 mg diminum setiap 4-6 jam, tidak lebih dari 300 mg/24 jam.
Untuk Reaksi Alergi
Dewasa: 25-50 mg diminum setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan, tidak lebih dari 300 mg/24 jam.
Anak: 1-12 tahun: 5 mg/kg/hari atau 150 mg/m2/hari.
Untuk Batuk
Dewasa: 25 mg diminum setiap 4 jam sesuai kebutuhan, tidak lebih dari 150 mg per hari.
Anak: 2-6 tahun: 6.25 mg diminum setiap 4 jam, tidak lebih dari 37.5 mg/24 jam; 6-12 tahun:
12.5 mg diminum setiap 4 jam, tidak lebih dari 75 mg/24 jam; 12 tahun ke atas: 25 mg
diminum setiap 4 jam, tidak lebih dari 150 mg/24 jam.
Untuk Gejala Flu
Dewasa: 25-50 mg diminum setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan, tidak lebih dari 300 mg/24 jam.
Anak: 2-6 tahun: 6.25 mg diminum setiap 4-6 jam, tidak lebih dari 37.5 mg/24 jam; 6-12
tahun: 12.5-25 mg diminum setiap 4-6 jam, tidak lebih dari 150 mg/24 jam; 12 tahun ke atas:
25-50 mg diminum setiap 4-6 jam, tidak lebih dari 300 mg/24 jam.
Terapi dan Pencegahan Mabuk Perjalanan
Dewasa: 25-50 mg 3-4 kali sehari. Untuk mencegah mabuk dalam perjalanan, berikan 30
menit sebelum melakukan perjalanan. Maks: 300 mg setiap hari.
Anak: 2-6 tahun 6,25 mg 4-6 jam; 6-12 tahun 12,5-25 mg 4-6 jam. Untuk mencegah mabuk
dalam perjalanan, dibutuhkan 30 menit sebelum melakukan perjalanan.
Terapi Insomnia Jangka Pendek
Dewasa: 50 mg dalam 30 menit sebelum tidur jika diperlukan.
Anak: 12 tahun ke atas: 25-50 mg diminum sebelum tidur.
SALMIAK
Indikasi : Ekspektoran.
Perhatian : Jika dikonsumsi dalam dosis yang tinggi, maka dapat meningkatkan
risiko terjadinya asidosis dan hipokalemia, sehingga menimbulkan gangguan pernapasan, sakit
kepala, dan rasa kantuk.
6. Uraian Bahan
Diphenhydramin HCl : Serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa pahit disertai rasa tebal.
Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) dan dalam kloroform P; sangat sukar larut dalam
eter P; agak sukar larut dalam aseton P. Difenhidramin HCl tidak kompatibel dengan
amfopterisin B, Natrium sefmetazol, Natrium sefalotin, Hidrokortison natrium suksinat,
beberapa barbiturat yang larut air, larutan basa atau asam kuat. Stabil pada suhu penyimpanan
15 – 30°C. Dalam wadah tertutup baik dan terlindung dari cahaya.
Salmiak : Serbuk hablur tidak berwarna atau serbuk halus atau kasar,
berwarna putih; rasa asin dan dingin; higroskopik. Mudah larut dalam air dan dalam gliserin
dan lebih mudah larut dalam air mendidih; sediaan larut dalam etanol. Tidak kompatibel
dengan Asam kuat dan Basa kuat. Bereaksi keras dengan Ammonium nitrat dan kalium klorat,
menyebabkan kebakaran dan ledakan bahaya, itu juga menyerang tembaga dan senyawanya.
Secara kimiawi stabil; ini benar-benar terurai 338°C untuk mebentuk ammonia dan asam
klorida. Simpan di wadah kedap udara, ditempat yang sejuk dan kering.
Mentholum : Hablur berbentuk jarum atau prisma, tidak berwarna, berbau tajam seperti
minyak permen, rasa panas dan aromatik di ikuti rasa dingin. Sukar larut dalam air, sangat
mudah larut dalam etanol (95%), dalam kloroform, dan dalam eter, mudah larut dalam
parafin cair dan dalam minyak atsiri. Khasiatnya antiiritan, corrigens.
Etanol : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap, dan mudah bergerak; bau khas,
rasa panas; mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap. sangat
mudah larut dalam air, dalam kloroform P, dan dalam eter P. Kegunaan: sebagai pereaksi.
Syr Thymi : Sirup yang mengandung bahan herba thymi. Sirup warna coklat, aroma
dan rasa semacam thymi. Khasiatnya sebagai ekspektoran, antispasmodik.
Aquadest : Tidak bewarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa. Larut dalam semua
jenis larutan. Fungsinya sebagai pelarut.
Terdapat polifarmasi dalam sediaan obat ini, dimana bahan obat Salmiak dan Syr thym sama-
sama berkhasiat sebagai ekspektoran yang saling menunjang untuk meredakan batuk yang di
derita oleh pasien. Tidak terdapat interaksi obat dalam sediaan ini.
7. Cara Kerja
a. Siapkan alat dan bahan kemudian timbang semua bahan dan kalibrasi botol 60ml lalu beri
garis tanda.
b. Larutkan Diphenhydramin HCl dalam Aquadest secukupnya aduk ad homogen (campuran
1).
c. Larutkan Salmiak dalam Aquadest secukupnya aduk ad homogen (campuran 2).
d. Larutkan Mentholum dalam Etanol aduk ad homogen, masukkan campuran 1 dan 2 aduk
ad homogen, tambahkan Syr thymi aduk ad homoogen.
e. Masukan dalam botol, tambahkan sisa Aquadest hingga batas 60ml tutup, kemas, dan beri
etiket putih dengan tambahan keterangan kocok dahulu.
8. Etiket
KOCOK DAHULU
c. Monitoring
a. Kondisi pasien, gejala yang dirasakan pasien, semakin membaik atau tidak.
d. EVALUASI
a. Keberhasilan terapi: pasien sembuh atau tidak, gejala atau keluhan hilang/tidak, pasien
dapat beraktivitas seperti biasa.
b. Ada/tidaknya gejala/keluhan dan penyakit lain yang timbul setelah/selama pengobatan.