DI APOTEK
a. Obat bebas
▫ Relatif plg aman
▫ Tanpa R/ dokter
▫ Ex:parasetamol, vit.C, aspirin,
antasida DOEN dan OBH
▫ Ditandai dg lingkaran berwarna
hijau :
4
P No. 3 P No. 4
Awas ! Obat Keras Awas ! Obat Keras
Hanya untuk bagian luar dari Hanya untuk dibakar
badan
P No. 5 P No. 6
Awas ! Obat Keras Awas ! Obat Keras
Tidak boleh ditelan Obat wasir, jangan ditelan
6
c. Obat keras
▫ Disebut gol.G (Gevarliijk /berbahaya)
▫ Hanya dpt diperoleh dg R/ dokter di apotek
▫ Ditandai dg lingkaran merah dg huruf K di
tengahnya
▫ Ex: amoksisilin, as.mefenamat, semua obat
injeksi, semua obat baru
7
d. Psikotropika
▫ Zat/obat baik alamiah/sintesis (bukan
narkotika) yg dpt mempengaruhi SSP,
aktiv.mental/perilaku
▫ Hanya dpt diperoleh dg R/ dokter
▫ Dulu: obat keras tertentu (OKT)
▫ Dpt menyebabkan ketergantungan
▫ UU No.5 thn 1997→ digol.mjd 4 (I,II,III
& IV)
8
• Psikotropika gol.I
▫ Hanya dpt digunakan utk tujuan IP
▫ Tdk digunakan utk terapi
▫ Berpotensi amat kuat menyebabkan
sindrome ketergantungan
▫ Ex: DMA, MDMA, Meskalin, Psilosibina,
dll
9
• Psikotropika gol.II
▫ Berkhasiat utk pengobatan
▫ Dpt digunakan utk terapi
▫ Utk tujuan IP
▫ Berpotensi kuat menyebabkan sindrome
ketergantungan
▫ Ex: Amfetamin, Metakualon,
Sekobrbital, dll
10
• Psikotropika gol.III
▫ Berkhasiat utk pengobatan
▫ Dpt digunakan utk terapi
▫ Utk tujuan IP
▫ Berpotensi sedang menyebabkan sindrome
ketergantungan
▫ Ex: Amobarbital, Flunitrazepam, Pentobarbital,
Siklobarbital, dll
11
• Psikotropika gol.IV
▫ Berkhasiat utk pengobatan
▫ Utk tujuan terapi
▫ Utk tujuan IP
▫ Berpotensi ringan menyebabkan sindrome
ketergantungan
▫ Ex: Alprazolam, Bromazepam, Diazepam,
Klobazam, Klonazepam, Klordiazepoksid,
Lorazepam, Nitrazepam, Oksazolam, Triazolam,
dll
12
e. Narkotika
▫ Mrp zat/obat yg dpt menyebabkan
ketdksadaran/pembiusan, krn zat2 tsb bekerja
lgsg mempengaruhi SSP
▫ Hanya dpt diperoleh dg R/ dokter
▫ Ditandai dg lingkaran berwarna merah dg dasar
putih yg di dlmnya ada palang medali berwarna
merah
▫ Narkotika dibagi menjadi 3 golongan
13
• Narkotika gol.I
▫ Hanya dpt digunakan utk tujuan IP
▫ Tdk digunakan utk terapi
▫ Berpotensi sangat tinggi menyebabkan
ketergantungan
▫ Ex: Papaver somniferum L., opium mentah,
opium masak, tanaman koka, daun koka, kokain
mentah, kokaina, tanaman ganja,
Tetrahydrocannabinol, Heroin, dll
PELAYANAN
• Pelayanan Resep
• Pelayanan OWA
• PelayananObat Bebas dan Bebas Terbatas
• Pelayanan Obat Generik
• Pelayanan Farmasi Klinik
1. PELAYANAN RESEP DAN SALINAN RESEP
▪ Resep
permintaan tertulis dari dokter, drg, atau drh,
kepada APA untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi penderita, sesuai aturan
per UU-an yang berlaku
Skrining resep
Administratif
A. Skrining
Farmasetik
resep
Pertimbangan
klinis
Keputusan Mentri Kesehatan
No. 1027/MENKES/SK/IX/2004
1. Persyaratan adsministratif
-Nama, SIP, dan Alamat dokter.
-Tanggal penulisan resep
-Tanda tangan / paraf dokter penulis resep.
-Nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien
-Nama obat, potensi, dosis, jumlah yang diminta
-Cara pemakian yang jelas
-Informasi lainnya
• OBAT PATEN
Obat yang masih memiliki hak paten, biasanya
selam 20 tahun. Setelah 20 tahun baru boleh
diproduksi oleh perusahaan lain
1) Administratif
2) Farmasetis
3) Klinis
B. DISPENSING
Kegiatan dimulai dari penyiapan obat dalam resep
termasuk proses peracikan obat, penyerahan
obat kepada pasien, dan pemberian informasi
obat kepada pasien
Kegiatan penyiapan obat dimulai dengan
1. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan
dalam resep
2. Melakukan peracikan obat bila obat tersebut perlu
diracik terlebih dahulu
3. Memberikan etiket sekurang-kurangnya meliputi:
- Warna putih untuk obat dalam
- Warna biru untuk obat luar’
- Menempelkan label “kocok dahulu” pada sediaan
bentuk suspensi atau emulsi
4. Memasukkan obat ke dalam wadah yang tepat dan
terpisah untuk obat berbeda demi menjaga mutu
obat dan menghindari penggunaan yang salah
Penyerahan obat dimulai dengan:
1. Memeriksa kembali mengenai penulisan nama pasien pada
etiket, cara penggunaan, jenis dan jumlah obat
2. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien
3. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien untuk
mengurangi kesalahan pemberian obat pada pasein yang
berbeda
4. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat
5. Memberikan informasi cara penggunaan obat
6. Penyerahan obat kepada pasien harus dilakukan dengan
baik
7. Memastikan bahwa yang mnerima obat adalah keluarga
pasien’
8. Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf
apoteker
9. ‘menyimpan resep pada tempatnya
10. Apoteker membuat catatan pengobatan pasien sesuai
dengan Formulir 5
C. PELAYANAN INFORMASI OBAT
Adalah Kegiatan yang dilakukan oleh apoteker
dalam pemberian informasi mengenai obat yang
tidak memihak , dievaluasi dengan kritis, dan
dengan bukti terbaik dalam segala aspek
penggunaan obat kepada profesi kesehatan lain,
pasien, atau masyarakat.
Kegiatan Pelayanan Informasi Obat meliputi:
1. Menjawab pertanyaan baik lisan maupun tulisan
2. Membuat dan menyebarkan
buletin/brosur/leaflet, pemberdayaan masyarakat
(penyuluhan)
3. Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien
4. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan
kepada mahasiswa farmasi yang sedang praktek
5. Melakukan penelitian penggunaan obat
6. Membuat atau menyampaikan makalah dalam
forum ilmiah
7. Melakukan program jaminan mutu
D. KONSELING
Merupakan proses interaktif anatara Apoteker
dengan pasien/ keluarga untuk meningkatkan
pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan
kepatuhan sehingga terjasi perubahan perilaku
dalam penggunaan obat dan meyelesaikan
masalah yang dihadapi pasien.
Kriteria Pasien yang mendapatkan Konseling
a. Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri,
gangguan fungsi hati dan/atau ginjal, ibu hamil
dan menyusui)
b. Pasien dengan terapi jangka panjang/ penyakit
kronis
c. Pasien yang mendapatkan obat dengan instruksi
khusus dan pasien yang menggunakan
kortoikosteroid
d. Pasien yang menggunakan obat dengan IT sempit
e. Pasien dengan polifarmasi
f. Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah
E. PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMA
(Home Pharmacy Care)
Jenis Pelayanan kefarmasian yang dapat dilakukan di
rumah:
1. Penilaian/ pencarian (assesment) masalah yang
berhubungan dengan pengobatan
2. Identifikasi kepatuhan pasien
3. Pendampingan pengelolaan obat dan/atau alat
kesehatan di rumah
4. Konsultasi masalah obat atau kesehatan secara umum
5. Monitoring pelaksanaan, efektivitas, dan keamanan
penggunaan obat berdasarkan catatan pengobatan
pasien
6. Dokumentasi pelaksanaan pelayanan kefarmasian di
rumah dengan menggunakan formulir 8
F. PEMANTAUAN TERAPI OBAT
Kriteria Pasien yang mendapatkan PTO:
1. Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan
menyusui
2. Menerima obat lebih dari 5 jenis
3. Adanya multidiagnosis
4. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan hati
5. Menerima obat dengan IT sempit
6. Menerima obat yang sering diketahui
menyebabkan reaksi obat yang merugikan
Kegiatan dalam PTO
a. Memilih pasien yang memenuhi kriteria
b. Mengambil data yang dibutuhkan
c. Melakukan identifikasi maslah terkait obat
d. Apoteker menentukan prioritas masalah sesuai
kondisi pasien dan menentukan apakah masalah
tersebut sudah atau berpotensi akan terjadi
e. Memberikan rekomendasi atau rencana tindak
lanjut
f. Hasil identifikasi masalah terkait obat dan
rekomendasi yang telah dibuat oleh apoteker
harus dikomunikasikan dengan tenaga kesehatan
terkait untuk mengoptimalkan tujuan terapi
g. Melakukan dokumentasi pelaksanaan
pemantauan terapi obat dengan menggunakan
formulir 9
G. MONITORING EFEK SAMPING OBAT
Kegiatan dalam MESO :