PERSEDIAAN FARMASI
❖Laba maksimal
Persediaan minimal ->pemesanan dalam jumlah kecil
Biaya pemesanan minimal -> melakukan pesanan besar dan jarang
❖Persediaan terlalu kecil ->risiko tidak bisa memenuhi permintaan kebutuhan
pasien ->laba berkurang
❖Persediaan terlalu besar
Meningkatkan dana investasi -> laba kecil -> meningkatkan risiko kerusakan dan
kadaluwarsa obat
Meningkatkan biaya pengelolaan persediaan -> laba kecil
ALASAN APOTEK PERLU MEMILIKI PERSEDIAAN
❑Berapa banyak suatu item obat akan dipesan pada satu kali pemesanan
kepada PBF
❑Kapan dilakukan pemesanan ulang terhadap item tersebut
❑Mana dari item obat-obatan yang memerlukan dilakukan pengawasan
secara lebih ketat
TUJUAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN
➢ Analisis ini menekankan pada persediaan yang mempunyai nilai penggunaan relatif tinggi atau mahal
➢ Berguna dalam pengelolaan obat -> menentukan frekuensi pemesanan dan prioritas pemesanan
berdasar harga obat dapat diterapkan jika ada data yg benar dari penggunaan obat pada periode
sebelumnya dan terdapat keajegan permintaan dan pengeluaran obat oleh apotek
➢ Metode ini membagi item obat berdasarkan persen penggunaan dana dg jumlah item obat yg tersedia:
kelompok A, B dan C
➢ Pengendalian terhadap 20% item obat, mampu mengendalikan 75% nilai pemakaian
➢ Golongan A jika obat masuk dalam 75% tertinggi dari nilai pemakaian
METODE PARETO ATAU ABC
Kelompok A: kelompok obat yang paling banyak jumlah penjualannya (fast moving) atau
dapat berupa obat mahalmaka perlu mencari penurunan harga yang besar, penyimpanan
harus diperhatikan, kontrol ketat oleh staf, order besar harus dicatat ketat
Kelompok B: penjualannya agak lambat, harganya cukup murahpengendalian dengan
kartu stok
Kelompok C: obat slow moving atau dapat berupa obat paling murahtidak perlu
dimonitor ketat
CARA MELAKUKAN ANALISIS ABC
➢ Masukkan jumlah kebutuhan atau penjualannya dalam periode tertentu, misal 1 tahun
➢ Kalikan antara harga dan jumlah kebutuhan sehingga didapat nilai pemakaian
➢ Hitung presentase nilai pemakaian dari masing-masing item obat terhadap nilai pemakaian semua
obat, didapat persentase nilai pemakaian
➢ Urutkan obat berdasarkan persentase nilai pemakaiannya, obat dengan nilai pemakaian tertinggi
ada di urutan paling atas dst
➢ Hitung persentase kumulatif nilai pemakaian dari masing-masing item obat
❖Syarat JIT:
Pengurangan lead time
Penurunan persediaan ke tingkat minimum
Keandalan equipment
Arus produksi berimbang
Kinerja keseluruhan sistem terprediksi
PEMBELIAN
Kriteria yang menjadi pertimbangan apotek atas barang yang akan dipesan:
❑Jenis dan jumlah yang disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi keuangan dan kategori arus
barang
❑Mencari sumber resmi dan kondisi yang paling menguntungkan
❑Pemilihan PBF
KRITERIA PBF YANG BAIK
❑Legal
❑Menyediakan obat dg kualitas baik, dalam jumlah sesuai yang dipesan, memiliki ED
panjang
❑Pelayanan memuaskan: frekuensi kunjungan tinggi, lead time singkat, mudah retur, ada
insentif khusus
❑Harga bersaing, ada diskon dan bonus
❑Jangka waktu pembayaran longgar, baik pembayaran cash maupun kredit
CARA PEMBAYARAN
❖Persiapan Pemesanan
Selama pelayanan dapat diketahui barang yang habis. Diambilkan di gudang jika
masih ada. Bila barang di gudang habis, barang dicatat di buku defecta
❖Pemesanan
Dilakukan berdasarkan kebutuhan apotek dari buku defecta ( buku yang memuat
daftar obat yg sudah habis dan menipis, berisi nama barang dan jumlah persediaan yang
ada shg keluar-masuknya barang dapat dikendalikan dengan baik)
PEMESANAN
❑Dilakukan menggunakan surat pesanan (SP) yang ditandatangani apoteker melalui PBF
❑Pada hari yang disepakati, salesman datang dengan membawa barang pesanan dan faktur
rangkap 3 (1 lembar untuk PBF, 1 lembar untuk penagihan, 1 lembar untuk apotek)
❑Apotek mendapat faktur tembusan, faktur asli diserahkan saat pelunasan
❑Faktur berisi: jumlah barang/obat, bonus/potongan harga, waktu ED dan tanggal jatuh tempo
❑Setelah dicocokkan, apoteker/TTK menandatangani faktur dan memberi cap apotek sbg bukti
penerimaan barang
❑Jika tidak cocok, barang dikembalikan
PENGELOLAAN PREKURSOR DAN OBAT YANG
SERING DISALAHGUNAKAN
❑Prekursor: zat/bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan sebagai bahan
baku/penolong untuk keperluan proses produksi narkotika atau produk antara, produk
rumahan dan produk jadi yang mengandung efedrin, pseudoefedrin,
norefedrin/fenilpropanolamin, ergotamin, ergometrin atau potassium permanganate
❑SP prekursor harus dibuat terpisah ditandatangani apoteker
❑obat mengandung prekursor harus disimpan di tempat aman
❑Pengelolaan obat yang sering disalahgunakan diatur dalam perka BPOM no 7 tahun
2016
❑Meliputi tramadol, triheksifenidil, klorpromazin, amitriptilin dan haloperidol
❑Secara prinsip: pengadaan, penyimpanan, penyerahan dan pemusnahan obat yang
sering disalahgunakan sama dengan pengelolaan precursor
❑Tidak ada SP khusus, hanya jika apotek nempil ke apotek lain harus disertai dg fotokopi
resep obat yang akan dilayani
❑Verifikasi: keabsahan resep, kewajaran jumlah, frekuensi resep untuk pasien yang sama
PENGELOLAAN DAN PEMUSNAHAN OBAT-
OBAT RUSAK DAN KADALUARSA
PENCATATAN
Dilakukan tiap proses pengelolaan sediaan farmasi meliputi proses pengadaan (DP, faktur),
penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota/struk penjualan) dan pencatatan lainpenting untuk
dokumentasi
PELAPORAN
Pelaporan internal: keperluan manajemen apotek yaitu laporan keuangan, jumlah sediaan/stock
opnamepelaporan eksternal: pelaporan narkotikadan psikotropika lewat online SIPNAP,
prekursor, statistika resep, penggunaan obat generik, pajak, laporan nakes
PENGELOLAAN UNTUK MENGHINDARI OBAT
RUSAK ATAU ED
❑Setiap penerimaan obat dari PBF harus dilakukan pengecekan: obat atu ED nyobat dg ED
pendek dibuat daftar agar mudah dimonitor
❑Obat disimpan dengan tepatobat mendekati ED segera ditukar ke PBF
❑Penerapan sistem FEFO
❑Manajemen apotek harus selalu ingat, obat rusak dan kadaluarsa merugikan
apotek
PEMUSNAHAN OBAT
❑Harus ada saksi, pemusnahan obat selain narkotika dan psikotropika, saksi cukup dari
apotek
❑Untuk pemusnahan psikotropika-narkotika, harus ada APA, petugas apotek, dan wakil
dari dinkes kabupaten/kotaberita acara pemusnahan narkotika memuat nama(jenis, sifat
dan jumlah), keterangan(tempat, jam, hari, tanggal, bulan dan tahun pemusnahan) serta
cara pemusnahan
❑Dibuat rangkap 3 dan harus dikirim kepada balai BPOM dan dinkes provinsi
PENGELOLAAN RESEP RESEP YANG DILAYANI
OLEH APOTEK HARUS DISIMPAN
❑Resep yang baru dilayani sebagian harus dibuatkan salinan resep
❑Resep untuk narkotika-psikotropika harus dipisah
❑Resep biasanya dibendel setiap bulan, diurutkan
❑Resep memuat informasi rahasia mengenai kesehatan pasien. Maka harus dirahasiakan dan
hanya diperbolehkan dilihat orang-orang tertentu
❑Resep yang telah disimpan 5 tahun dapat dimusnahkan. Dilakukan oleh apoteker disaksikan
petugas lain dengan cara dibakar atau yang lain yang dibuktikan dengan berita acara
pemusnahan resep (dari tanggal berapa sampai berapa), berita acara rangkap 4