Anda di halaman 1dari 20

KASUS DM

PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI 4
KELOMPOK 4
• Yulia Rayhana (052191131)
• Fathur Fadillah Pasha (052191132)
• Ika Fajrin Kurniapuspita A (052191133)
• Meissy Istanty Tanaputra (052191134)
• Rizki Amalia (052191135)
• Dian Alya Kurniasari (052191136)
• Ragil Angga Gunawan (052191137)
Kasus
Pasien Tuan Kim datang ke RS pada tanggal 12 maret 2020 dengan keluhan luka di kaki kiri yang tidak
sembuh – sembuh akibat terkena pisau luka menyebar dan tidak kering-kering dan tuan Kim juga mengeluh
lemas, mual dan mutah, kedinginan serta sesak nafas. Tekanan Darah : 120/70 mmHg, Nadi: 82 x/menit,
RR: 18 x/menit, Suhu: 36,30C. Sehingga dokter menyuruh tuan Kim untuk segera di rawat inap di RS
tersebut dengan diagnosa Diabetic Foot Ulcers dengan Selulitis. Pasien dengan riwayat Diabetes mellitus
tipe 2 sejak 2 tahun yang lalu dan Sering mengkonsumsi Daun Insulin.
Pemeriksaan Darah Terapi Obat
Pertanyaan
1. Bagaimana tatalaksana terapi kasus ini?
2. Bagaimana monitoring terhadap keberhasilan terapi?
3. Informasi apa yang perlu diberikan mengenai penggunaan obat?
Diabetes Mellitus
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan hiperglikemia dan
intoleransi glukosa yang terjadi karena kelenjar pankreas tidak dapat memproduksi insulin secara adekuat
yang atau karena tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif atau kedua-
duanya.
Pada penyandang DM dapat terjadi komplikasi pada semua tingkat sel dan semua tingkatan
anatomik. Manifestas komplikasi kronik dapat terjadi pada tingkat mikrovaskular (stroke, penyakit
jantung kroner, peripheral vascular disease). Komplikasi lain dari DM dapat berupa kerentanan berlebih
terhadap infeksi akibat mudahnya terjadi infeksi saluran kemih, tuberkulosis paru, dan infeksi kaki, yang
kemudian dapat berkembang menjadi ulkus/gangren diabetik. Diabetes mempengaruhi setiap bagian
tubuh, tetapi sering melibatkan kaki terlebih dahulu (Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung).

Diabetic Foot Ulcer (DFU)


Diabetic Foot Ulcers merupakan salah satu komplikasi kronik dari diabetes melitus yang paling
ditakuti. DFU adalah penyakit pada kaki penderita diabetes dengan karakteristik adanya neuropati
sensorik, motorik, otonom serta gangguan makrovaskuler dan mikrovaskuler. DFU merupakan morbiditas
dan penyebab utama penderita diabetes dirawat di rumah sakit. Ulkus, infeksi, gangren, amputasi, dan
kematian merupakan komplikasi signifikan yang tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit dan
perawatan yang lebih lama. Diperlukan pendekatan multidisipliner untuk mengatasi penyakit DFU.
Amputasi merupakan konsekuensi yang serius dari DFU.
METODE SOAP
Subjective
Riwayat Sekarang :
Pasien Tuan Kim (45 tahun) datang ke RS pada tanggal 12 maret 2020 dengan keluhan luka di
kaki kiri yang tidak sembuh-sembuh akibat terkena pisau luka menyebar dan tidak kering-
kering dan Tuan Kim juga mengeluh lemas, mual dan muntah, kedinginan serta sesak nafas

Riwayat Dahulu :
Diabetes melitus tipe II, sejak 2 tahun yang lalu dan sering mengonsumsi Insulin

Pemeriksaan Fisik :
Tensi : 120/70 mmHg  Normal
Nadi 82 x/menit  Normal (60-100x/menit)
RR 18 x/menit  Normal (12-16x/menit)
Suhu : 36,3ºC  Normal

Diagnosa sementara Dokter : Diabetic Foot Ulcers dengan Selulitis, sehingga Dokter
menyuruh Tuan Kim untuk segera di rawat inap di RS
OBJECTIVE
Diabetes melitus tipe II, sejak 2 tahun yang lalu dan sering mengonsumsi
Insulin

Pemeriksaan Fisik :
Tensi : 120/70 mmHg  Normal
Nadi 82 x/menit  Normal (60-100x/menit)
RR 18 x/menit  Normal (12-16x/menit)
Suhu : 36,3ºC  Normal
Diagnosa sementara Dokter : Diabetic Foot Ulcers dengan Selulitis,
sehingga Dokter menyuruh Tuan Kim untuk segera di rawat inap di RS
Pemeriksaan Darah
Terapi Obat
Assesment
Pemeriksaan Darah
1. HB : 6  rendah, normalnya (11-17 G%) 
anemia
2. Leukosit : 30  tinggi, normalnya (4-11 Rb/MMK)
 terdapat infeksi.
3. HMT : 17,7  rendah, normalnya (32-52%)
4. Trombosit : 522  tinggi, normalnya (150-450
Rb/MMK)
5. Eritrosit : 2,0  rendah, normalnya (3,5-5,5
Rb/MMK)  anemia
6. GDS : 112,6 normal (80-120 mg/dL)
7. Ureum : 42  tinggi, normalnya (10-40 mg/dL)
8. Kreatinin : 1,32  tinggi, normalnya (0,9-1,3
mg/dL)
9. SGOT : 29,6  normal (11-41 mg/dL)
10. SGPT : 48,4  tinggi, normalnya (11-41 mg/dL)
11. Albumin : 1,98  rendah, normalnya (3,5-5,0
D/DL)  proses penyembuhan luka pasien
kurang.
 Pada hasil pemeriksaan didapatkan nilai HB pasien
rendah yang menunjukkan pasien mengalami Anemia,
dan Infeksi.
1.
Plan
Penggunaan metamizole inj dihilangkan karena dapat menyebabkan hipotensi dimana pasien menderita anemia
2. Untuk mual dan muntah pada pasien diberikan metoclopramid karena tidak memiliki interkasi dengan obat lainnya
3. Untuk pusingnya digunakan obat paracetamol. Bila perlu 1 tablet, max. 3xsehari
4. Untuk ciprofloxacin dihilangkan karena apabila dikombinasikan dengan metronidazole dapat menyebabkan mual dan
muntah, serta juga terdapat interaksi dengan insulin.
5. Kombinasi Antibiotik Ceftriaxone + Metronidazole sudah sesuai dengan Guidelines (Wahyuni, 2016).
Alur Diagnostik dan Tatalaksana Ulkus DFU (Sumber : Blanes, 2011)
Terapi Non Farmakologi:
1. Konsumsi makanan penambah darah, seperti bayam, daging merah, kacang-kacangan,
dan biji-bijian
2. Menjaga kebersihan kaki dengan, mempertahankan kelembaban kulit
3. Mengontrol gula darah untuk pasien diabetes melitus, seperti diet, olahraga, dan gaya
hidup
4. Kontrol metabolik, Kontrol neuropati, Kontrol vaskuler, Kontrol mekanis – tekanan,
Kontrol luka dan mikrobiologi dan infeksi
Tata laksana terapi
1. Antibiotik yang diberikan Ceftriaxone Inj 1 gram/vial 3x1 gram i.v, dan Metronidazole Inj 500mg
3x500mg i.v.
2. Insulin yang diberikan Novorapid 100 U/mL 3x4 UI i.v.
3. Untuk pusing dan nyeri dapat diberikan Paracetamol Tablet 500mg Jika perlu 1 tablet maksimal
3xsehari secara p.o.
4. Untuk mual muntah dapat diberikan Metoclopramide 10mg Jika perlu 1 tablet maksimal 2xsehari
secara p.o.
5. Proses penyembuhan luka Gangren dapat ditambahkan salep/obat topikal, yakni Silver Burnazine atau
Iaulset Plus (Silver Sulfadiazine), namun tetap dengan perawatan luka yakni dibersihkan dengan
NaCl kemudian dioleskan salep tersebut.
6. Tambahan vitamin untuk daya tahan tubuh dan proses penyembuhan luka dapat diberi Vitamin
Albumin (Vip Albumin / Albusmin) untuk memenuhi kekurangan Albumin pasien.
Monitoring keberhasilan terapi
1. Bila dilakukan deteksi dini dan pengobatan yang adekuat akan dapat mengurangi kejadian tindakan
amputasi
2. Diberikan vitamin albumin sampai kadar albuminnya normal
3. Perhatian yang lebih pada kaki penderita DM dan pemeriksaan secara reguler diharapkan akan
mengurangi kejadian komplikasi berupa ulkus diabetik, yang pada akhirnya akan mengurangi biaya
rawat dan kecacatan
4. Oleh karena itu perlu peningkatan pemahanan mengenai diagnosis DFU yang kemudian dilanjutkan
dengan penatalaksanaan yang optimal
5. Monitoring kadar Gula pada pasien secara rutin.
Informasi yang diberikan mengenai
penggunaan obat
1. Informasikan kepada pasien bagaimana cara penggunaan insulin yang baik dan benar.
2. Informasi kepada pasien terkait perawatan luka yang baik dan benar.
3. Informasi kepada pasien untuk selalu mengontrol kadar Gula dengan menjaga pola makan pasien,
menghindari makanan-makanan manis yang memicu kadar Glukosa dalam darah.
Daftar pustaka
1. Dipiro Pharmacotherapy Handbook 7th Edition, 2008. Pharmacotherapy A Phatophysiology Approach
7th Edition. American Pharmacist Association.
2. Drugs.com, 2020, Prescription Drug Information, Interactions & Side Effects, Terdapat di:
https://www.drugs.com/drug_interactions.html [Diakses pada November 16, 2020].
3. Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung. Ulkus Kaki Diabetik Kanan dengan Diabetes Melitus Tipe 2.
4. Eva Decroli Subbagian Endokrin Metabolik Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fak. Kedokteran Unand/ RSUP
Dr. M. Djamil Padang. DIAGNOSTIC OF DIABETIC FOOT ULCER.
5. Medscape.com, 2020. Prescription Drug Information, Interactions & Side Effects, Terdapat di:
https://www.medscape.com [Diakses pada November 16, 2020]
6. Wahyuni, Ari. 2016. Studi Penggunaan Seftriakson Pada Pasien Gangren Diabetik. Program Studi
Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Malang.
THANKS !
Do you have any question?

Anda mungkin juga menyukai