Anda di halaman 1dari 17

ILMU

RESEP
O le h :
su n
Disu

Kelompok 10 :

1 Lilasari Putri Maharani 1400023190


2 Rica ErlinaAfriyani 1400023201
3 AfandiHadi 1400023235
4 Agung Giana Wibowo 1400023245
5 Siti Gundari 1400023271
Dr, Djatmiko , Sp. PD
SIP : 2341/2005

Yogyakarta, 12 Desember 2016
R/ Salbutamol tab No. XXX
S 3 dd 1 tab
R/ Seretide inhaler No. I
S 2 dd 2 puf
R/ Metil prednisolon 4 mg tab No. XX
S 2 dd 1 tab

Pro : Ny. Rahmi (28th)
Alamat : Gedongtengen
Keterangan kasus :
Diagnosa: Asma Persisten Mild
Ny. Rahmi ( 28 tahun ) mengalami sesak nafas disertai dengan mengi. Pasien sudah mengonsumsi
salbutamol tablet sebelumnya dan membaik sementara, kemudian mengalami sesaqk kembali.
Pasien saat ini sedang hamil 37 minggu.
Riwayat : asma sejak 5 tahun yang lalu, alergi dingin dan obat salbutamol oral

SKRINING ADMINISTRATIF

NO URAIAN Pada Resep

Ada Tidak

1 Nama dokter v
2 SIP dokter v
3 Alamat dokter V

4 Tanggal penulisan resep v


5 Tanda tangan dokter V

6 Nama pasien v

7 Alamat pasien v
Umur v
8 Nama dokter v
SKRINING ADMINISTRATIF

NO URAIAN Pada Resep


Ada Tidak

9 Jenis kelamin v
10 Berat badan V

11 Nama obat v
12 Potensi obat v
13 Dosis V

14 Jumlah yang diminta v


15 Frekuensi penggunaan v
16 Petunjuk penggunaan lainnya V

V
17 Tanda tangan / paraf dokter
SKRINING KLINIS

No Kriteria Ada Tidak Alasan


1 Ada indikasi tidak ada Penyebab Asma karena
obat alergi dingin seharusnya
V diberikan juga
oksimetazolin HCl.

2 Ada obat tidak ada Metil prednisolon(sebagai


indikasi V anti inflamasi)

3 Salah memilih obat Seretide inhaler digunakan


V untuk asma persisten
sedang-berat sehingga,
digantikan budesonid.

4 Ada Interaksi obat Salbutamol (hindari


V penggunaan bersama beta
non selektif)
No Kriteria Ada Tidak Alasan

5 Gagal menerima obat V

6 Efek samping Salbutamol(mual,pusing


V dan kadang timbul
palpitasi,teromor,nerveoust
ension,sakit
kepala,vasodilatasi
periperal. ISO hal 520,vol
48)
Seretide inhaler(serak atau
disfonia,sakit
kepala,kandidiasis mulut
dan tenggorokan,iritasi
tenggorokan,palpitasi,trem
or,dan bronkopasme)

7 Interaksi obat
-
8 Duplikasi -
DRP dan Solusinya
Ada obat tidak ada indikasi yaitu pada Seretide inhaler
mengandung salmeterol (laba) dan fluticasone (ics) yang
merupakan obat untuk pasien asma persisten berat
sedangkan pasien persisten ringan sehingga tidak diberikan.
Duplikasi yaitu pada Salbutamol dan salmeterol(seretide)
memiliki mekanisme kerja hanya saja berbeda pada waktu
berefeknya. Salah memilih obat yaitu pada Salbutamol oral
diganti salbutamol inhalasi yang kerjanya local sehingga
mengurangi resiko pada ibu dan janin dan Metal prednisolon
adalah kortikosteroid oral, sedangkan untuk asma persisten
ringan seharusnya digunakan saba dan kortikosteroid
inhalasi sehingga diganti dengan Budesonid
Tinjauan Penyakit
Asma adalah penyakit pernapasan kronis yang ditandai
dengan peradangan dan penyumbatan laruran nafas,
menyebabkan sesak napas, mengik, sesak dada dan batuk
Pasien menderita asma persisten ringan dimana gejala ini
terjadi secara teratur
Standar Terapi
Penderita asma persisten ringan membutuhkan obat
pengontrol setiap hari untuk mengontrol asmanya dan
mencegah agar asmanya tidak bertambah berat sehingga
terapi utama pada persisten ringan adalah bronkodilator
(agonis beta 2 kerja singkat inhalasi) jika dibutuhkan
sebagai pelega, sebaiknya tidak lebih dari 3-4 sehari
Informasi Obat
No Jenis informasi Disampaikan
.
1 Nama obat salbutamol
2 Bentuk sediaan tablet
3 Kegunaan obat dan tindakan yang Sebagai obat sesak nafas
diharapkan
4 Cara pemakaian obat diminum
5 Dosis dan jadwal pemberian obat 2-4 mg sehari 3-4 x sehari
6 Efek samping yang umum yang mungkin Dosis terlalu tinggi
terjadi, termasuk menghindarinya dan menyebabkan ,kejang otot,
tindakan yang diperlukan jika terjadi sakit kepala dan tegang
7 Aktivitas serta makanan dan minuman yang
harus dihindari selama terapi
8 Jangka waktu pengobatan 8 jam sekali
9 Cara penyimpanan obat disimpan di suhu kamar
10 Interaksi potensial obat-obat dan obat- Hiperesensitif
makanan, serta kemungkinan kontraindikasi
lainnya
Tinjauan Penyakit
Pada dasarnya obat anti asma dibagi dua golongan yaitu obat
anti inflamasi dan pelega. Obat anti inflamasi dipakai terus
menurus meskipun tidak ada gejala, asma adalah penyakit yang
didasari oleh proses inflamasi maka obat inflamasi yang utama
adalah kortikosteroid inhalasi. Kortikosteroid inhalasi selain
menekan inflllamasi, juga mengurangi gejala asma menurunkan
reaktifitas bronkus dan memperbaiki fungsi paru. Kortikosteroid
tidak menyembuhkan penyakit, artinya bila obat dihentikan
pemakaiannya gejala akan muncul kembali

Standar Terapi
Penggunaan kortikosteroid inhalasi pada ibu hamil lebih sedikit
menimbulkan efek samping karena kortikosteroin Inhalasi pada
orang dewasa kerjanya local sehingga mengurangi resiko pada
ibu dan janin
No. Jenis informasi Disampaikan
1 Nama obat Budesonide
2 Bentuk sediaan Inhaler
3 Kegunaan obat dan tindakan yang diharapkan Pengobatan asma
4 Cara pemakaian obat Disemprotkan di dalam mulut
5 Dosis dan jadwal pemberian obat 200 1200 mcg diberikan selama 2
- 4 dosis terbagi
6 Efek samping yang umum yang mungkin terjadi, termasuk Suara parau
menghindarinya dan tindakan yang diperlukan jika terjadi

7 Aktivitas serta makanan dan minuman yang harus Jus jeruk dan buah jeruk
dihindari selama terapi
8 Jangka waktu pengobatan . Obat anti inflamasi dipakai terus
menurus meskipun tidak ada gejala

9 Cara penyimpanan obat Simpan di suhu kamar


10 Interaksi potensial obat-obat dan obat-makanan, serta Hindari makan jeruk atau minum jus
kemungkinan kontraindikasi lainnya jeruk karna dapat meningkatkan
jumlah obat didalam tubuh
PROFIL OBAT SALBUTAMOL
VENTOLIN INHALER (Salbutamol inhaler ) ISO Vol 50 hal 439 dan literature
lain
Indikasi
Meredakan asma ringan berat, penatalaksanaan dan pencegahan
serangan asma , melebarkan saluran nafas, menghilangkan sesak dan
mengi
Golongan obat
Short acting beta agonist inhaler (relative paling aman untuk masa
kehamilan karena hanya jumlah kecil yang diserap ke dalam aliran
darah )Kategori C untuk ibu hamil
Perhatian
Penderita hipertensi, wanita hamil, menyusui, anak < 2 tahun
Efek samping
Pada pemakaian dosis besar dapat menyebabkan tremor halus pada
otot skelet ( biasanya pada tangan ), mimisan , susah tidur
Mekanisme Kerja
Meningkatkan siklik AMP melalui perangsangan reseptor B2 yang terdapat pada
membrane otot polos bronkus. Dengan perangsangan ini maka aktivitas enzim
adenisiklase meningkat sehingga perubahan-perubahan ATP menjadi siklik AMP
bertambah. Akibat perangsangan pada reseptor B2 dapat menyebabkan relaksasi otot
uterus sehingga dianjurkan untuk menghindari penggunaan pada kehamilan tua atau
penggunaan inhaler harena efek local pada saluran nafas dan penyerapan dalam darah
sedikit.
Dosis
Pencegahan bronkospasme yang disebabkan karena alergi (dewasa) 200mcg sebelum
beraktifitas
Interaksi Obat
Dengan Beta blocker (antihipertensi)
Intruksi Khusus
Cara penggunaan yaitu latih cara pernafasan, cek terlebih dahulu semprotan dari
inhaler apakah berfungsi dengan baik. Selanjutnya tarik nafas dalam bersamaan
dengan alat sudah dimulut ( menghirup obat) kemudian lepas inhaler dan tahan
hingga 10 detik supaya obat terabsorbsi baik, kemudian perlahan atur nafas kembali
Profil Obat Budesonid
Indikasi
Asma bronchial
Golongan obat
Kortikosteroid inhalasi ( kategori B untuk ibu hamil )
Kontraindikasi
TBC dan infeksi saluran nafas lain yang disebabkan
oleh bakteri / jamur
Efek samping
Suara parau
Mekanisme Kerja
Efek anti alergi dan anti inflamasi
Meningkatkan otot polos bronkus yang refrakter terhadap stimulant
adrenoreseptor B2
Dosis
Dosis dewasa : 200 -1200 mcg, diberikan selama 2-4 dosis terbagi
Interaksi Obat
Metabolism budesonid dalam organ hati dapat dihambat oleh simetidin
Intruksi Khusus
Cara penggunaan yaitu latih cara pernafasan, cek terlebih dahulu
semprotan dari inhaler apakah berfungsi dengan baik. Selanjutnya
tarik nafas dalam bersamaan dengan alat sudah dimulut ( menghirup
obat) kemudian lepas inhaler dan tahan hingga 10 detik supaya obat
terabsorbsi baik, kemudian perlahan atur nafas kembali
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai