Anda di halaman 1dari 7

A.

Judul Percobaan:
Penetapan Kadar Siklamat Metode Gravimetri
B. Tujuan Percobaan:
Mahasiswa dapat mengetahui prinsip penetapan kadar siklamat pada bahan
pangan.
Mahasiswa dapat menentukan kadar siklamat pada bahan pangan metode
gravimetri.
C. Prinsip Percobaan:
Mengidentifikasi kandungan pemanis siklamat pada sampel dengan cara
mengadsorpsi zat warnanya kemudian direaksikan dengan asam klorida (HCl),
Barium Klorida (BaCl2), disaring kemudian ditambahkan dengan natrium nitrit
(NaNO2) dan dipanaskan sampai terbentuk endapan putih yang menandakan
adanya siklamat serta menghitung kadarnya.
D. Landasan Teori:
Minuman ringan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol,
merupakan minuman olahan dalam bentuk bubur atau cair yang
mengandungbahan makanan atau bahan tambahan lainnya, baik alami maupun
sintetis yang dikemas dalam kemasan siap saji. Bahan tambahan tersebut dapat
berupa pemanis buatan.Pemanis merupakan bahan tambahan makanan yang
berfungsi untuk memberikan rasa manis dan membantu mempertajam terhadap
rasa manis tersebut, biasanya memiliki nilai kalori yang lebih rendah dari gula
biasa dan hampir tidak mempunyai nilai gizi (Winarno, 1997).
Berdasarkan proses produksi bahan pemanis dapat dibagi menjadi 2golongan,
yaitu pemanis alami dan pemanis buatan (sintetis). Pemanis alami biasanya berasal
dari tanaman. Tanaman penghasil pemanis yang utama adalahtebu (Saccharum
officinarum L.) dan bit (Beta vulgaris L.). Bahan pemanis yangdihasilkan oleh
kedua tanaman tersebut dikenal sebagai gula alam atau sukrosa. Pemanis sintetis
merupakanbahan tambahan yang dapat menyebabkan rasa manis pada pangan,
tetapi tidak memiliki nilai gizi. Beberapa pemanis sintetis yangtelah dikenal dan
banyak digunakan adalah sakarin, siklamat dan aspartam
(Cahyadi, 2008)
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan POM RI No: HK.00.05.5.1.4547
tahun 2004, siklamat merupakan pemanis sintetis non-kalori yang diperbolehkan
untuk dikonsumsi di Indonesia. Dalam perdagangan dikenal sebagai assugrin atau
sucaryl. Menurut Departemen Kesehatan Republik4 Indonesia, penggunaannya
hanya diperbolehkan untuk pasien diabetes ataupun orang yang membutuhkan
makanan berkalori rendah (BPOM,2004)
Tetapi pada kenyataannya penggunaan siklamat semakin meluas pada berbagai
kalangan dan beragam produk. Hal ini dikarenakan harganya yang jauh lebih
murah, menimbulkan rasa manis tanpa rasa ikutan (tidak ada after taste-nya) dan
memiliki tingkat kemanisan 30 kali gula (Sudarmaji, 1982).
Mengingat adanya bahaya yang dapat ditimbulkan oleh siklamat terhadap
kesehatan, maka diperlukan pemeriksaan terhadap bahan pemanis sintetis ini pada
makanan dan minuman, khususnya pada minuman ringan kemasan gelas.
Penetapan kadar pemanis sintetis ini akan dilakukan dengan metode gravimetri.
Hasil pemeriksaan ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan tambahan
informasi bagi yang berwenang dalam pengawasan terhadap kesehatan masyarakat
(SNI, 1992).
Pemanis buatan siklamat hingga saat ini penggunaannya masih banyak
menimbulkan kontroversi karena aspek keamanan jangka panjangnya yang
berpotensi karsinogenik jika terkonversi menjadi cyclohexylamine di dalam
saluran pencernaan (Cahyadi, 2008).
E. Alat dan Bahan:
1) Alat yang digunakan yaitu
gelas kimia 300mL, neraca analitik, labu takar 25 ml, pengaduk, corong,
pipet gondok 5 mL, pipet volumetri 1 mL, oven, batang statif, tabung
reaksi botol semprot 300 ml
2) Bahan yang digunakan yaitu
larutan HCl 37% untuk membuat larutan HCl 10%, BaCl2 padatan untuk
membuat larutan BaCl2 10%, NaNO2 padatan untuk membuat larutan
10%, aquades, kertas saring whatman 40, dan sampel minuman kopi hitam.

F. Prosedur Kerja:
1. Prosedur Uji Kualitatif (uji pengendapan)
Pada uji pengendapan atau gravimetri ini prinsipnya berdasarkan
mengendapkan sampel dengan menambahkan suatu pelarut yang sesuai ke
dalamsampel sehingga sampel terendapkan.Sampel diambil sebanyak 5 ml
kemudian ditambahkan BaCl2 10% sebanyak 2,5 ml, didiamkan selama 30
menit. Kemudian endapan dipisahkan dengan filtratnya dengan cara disaring
menggunakan kertas saring Whatman 40. Lalu ditambahkan 2,5 ml HCl 10%
dan ditambahkan lagi 2,5 ml NaNO2 10% dan dipanaskan di atas penangas
air. Kemudian diamati hingga terdapat endapan putih yang menunjukkan
adanya siklamat.
2. Uji Kuantitatif (uji pengendapan)
Sampel diambil sebanyak 5 ml kemudian ditambahkan BaCl2 10%
sebanyak 2,5 ml, didiamkan selama 30 menit. Kemudian endapan dipisahkan
dengan filtratnya dengan cara disaring menggunakan kertas saring Whatman
40. Lalu ditambahkan 2,5 ml HCl 10% dan ditambahkan lagi 2,5 ml NaNO2
10% dan dipanaskan di atas penangas air. Kemudian diamati hingga terdapat
endapan putih yang menunjukkan adanya siklamat. Penentuan kadar siklamat
ditentukan dengan cara menyaring endapan putih dari BaSO4 dengan kertas
saring. Lalu dikeringkan. Kemudian ditimbang massa siklamat pada neraca
analitik hingga berat konstan.
G. Hasil Pengamatan:

Hasil Analisa Data Standar


N Jenis Warna Kualitatif Kuantitatif maksimal Keterangan
o Sampel Endapa yang
n diperbolehka
n
1. Kopi Kuning Bening 1,4% 350 ppm
hitam (0,035%)

H. Analisis data
Dik: a ꞊ 0,93 gr
b ꞊ 1,00
v sampel ꞊ 5ml
Dit: kadar % siklamat
Penyelesaian :
Kadar % siklamat = b -a ×%
Volume sampel

= 1 – 0,93 × 100 %
5
= 0, 07 × 100
5
= 1, 4 %
I. Pembahasan:
Berdasarkan hasil praktikum, diperoleh hasil bahwa sampel mengandung
pemanis sintetis berupa sakarin dan siklamat. Untuk sakarin dapat diketahui pada
hasil perlakuan dengan BaCl2 10% 2,5 ml.Setelah 30 menit, yang menghasilkan
larutan berwarna kuning dan adanya endapan kuning yang terbentuk. Selain itu,
pada sampel kopi terdapat kadar siklamat sebesar 1, 4 %, sedangkan kadar
maksimal yang diperoleh sebesar 0, 035 %. Hal ni menunjukan bahwa melebihi
kadar maksimal diperoleh, pada sampel kopi siap saji tidak baik untuk di konsumsi
bagi kesehatan tubuh. sedangkan pada sampel kopi siap saji terdapat kuning
bening setelah ditambahkan NaNO2 dan larutan BaCl2, Ada beberapa pemanis
alternatif yang dapat digunakan yang aman bagi kesehatan. Turunan (derivat)
sukrosa yang dihasilkan melalui proses fermentasi, pirolisis, beberapa senyawa
poliol jenis gula, reduksi poliol atau gula alkohol, dan gula dari pati-patian seperti
high fructose syrup (HFS), merupakan bahan pemanis alternatif yang potensial
untuk menggantikan pemanis sintetis. Pemanis-pemanis tersebut selain aman
untuk digunakan, juga mempunyai tingkat kemanisan yang cukup tinggi.
J. Kesimpulan:
Berdasarkan hal praktikum didapatkan kadar siklamat pada kopi siap saji
sebesar 1, 4 % sedangkan maksimal yang diperbolehkan sebesar 0, 035 %, hal ini
menunjukan bahwa melebihi kadar maksimal yang diperbolehkan.
DAFTRA PUSTAKA

Winarno,F,G.1997. Kimia Pangan dan Gizi.PT Gramedia Jakarta.

Cahyadi, W. 2008. Analisis Dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan (Edisi
Kedua). Penerbit Bumi Aksara Jakarta.

Sudarmadji,S.1982. Bahan-bahan Pemanis. Yogyakarta.

Badan POM. 2004. Peraturan Teknis Penggunaan Bahan Tambahan Pangan


Pemanis Buatan dalam Produk Pangan. Direktorat Standarisasi Produk
Pangan, Deputi Bidang Pengawasan Keaman Pangan dan Bahan
Berbahaya.

Standar Nasional Indonesia 02 -2893 -1992.1992. Cara Uji Pemanis sintetis. Badan
POM RI Jakarta.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai