Anda di halaman 1dari 22

PROSEDUR UJI

KUALITAS
EKSTRAK
“DAUN SALAM”
Dosen pengampu : apt. Dara Pranidya T., M.Farm.
KELOMPOK 7
MUHAMMAD IQBAL
PERA AMELIA
FADHILAH
1 2 1913206036
1913206028

PUTRI INDAH
CHANTIEKA D.J
PRATIWI
3 1913206039
4 1913206049
1
Skrining
Fitokimia
UJI FLAVONOID

•Sebanyak 0,5 mg ekstrak kental daun salam dimasukkan dalam tabung reaksi.
• Ditambahkan HCL pekat
• Dipanaskan diatas penangas air selama 15 menit.
• Apabila terbentuk warna merah atau kuning berarti hasil (+) flavonoid
Hasil yang didapatkan ekstrak
daun salam (+) flavonoid
UJI TANIN

• Sebanyak 0,5 mg ekstrak kental daun salam ditambahkan etanol


• Sebanyak 1 mL larutan sampel dipindahkan ke dalam tabung reaksi
• Ditambahkan dengan 2-3 tetes larutan FeC13 1 %.
• Hasil positif ditunjukkan dengan terbentunya warna hitam kebiruan atau hijau.
Hasil yang didapatkan ekstrak
daun salam (+) tanin
UJI ALKALOID
Sebanyak 0,5 mg
ekstrak kental daun
salam dimasukkan 1
dalam tabung reaksi
Ditambahkan
pereaksi mayer dan
pereaksi dragendorff
2
diteteskan dengan
perbandingan 1:1

Hasil (+)
3
UJI TERPENOID
• Sebanyak 0,5 mg ekstrak kental daun salam dimasukkan dalam tabung
reaksi. Ditambahkan 2ml etil asetat dan dikocok.
• Larutan diambil, diteteskan pada plat tetes dibiarkan sampai kering.
• Setelah kering ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam
sulfat pekat.
• Adanya terpenoid ditandai dengan terbentuknya warna merah atau kuning.
Adanya steroid ditandai dengan terbentuknya warna hijau.
Hasil yang didapatkan (+) terpenoid
UJI SAPONIN

• Sebanyak 0,5 mg ekstrak kental daun salam + 0,5 ml air panas


• Dikocok selama 1 menit.
• Apabila menimbulkan busa ditambahkan HCL 1 N.
• Apabila busa stabil selama 10 menit dengan ketinggian 1-3 cm
maka ekstrak (+) mengandung saponin.
Hasil yang didapatkan (-) saponin
UJI MIKROBA
● Sejumlah 1 ml ekstrak dari pengenceran
dipipet dengan pipet steril.
● Kemudian ditanamkan dalam medium
NA.
● Lalu diinkubasi pada suhu 37°C selama
24 jam.
● Kemudian diamati dan dihitung jumlah
koloni yang tumbuh.
UJI
KROMATOGRAFI
LAPIS TIPIS
• Ekstrak etanol daun salam 96% ditimbang sebanyak 0,01 gram
• Dilarutkan dalam etanol pa 1 ml
• Sebagai zat pembanding digunakan kuersetin
• Kemudian totolkan ekstrak pada lempeng KLT, masukan
lempeng tersebut dalam wadah bejana yang berisi fase gerak n
butanol : asam asetat : akuades (4:1:5) yang telah dijenuhkan.
• Selanjutnya biarkan fase gerak merambat sampai tanda batas.
• Kemudian hasil elusi diamati dengan lampu UV 254 nm dan 365
nm.
UJI KADAR AIR
• Sebanyak 1 g ekstrak ditimbang dalam krus porselen yang sebelumnya
telah dipanaskan pada suhu 105°C selama 90 menit dan telah ditera.
• Ratakan dengan menggoyangkan hingga terbentuk lapisan setebal 10 –
15 mm dan dikeringkan pada suhu penetapan hingga bobot tetap, buka
tutupnya, biarkan krus dalam keadaan tertutup dan mendingin dalam
desikator hingga suhu kamar
• Kemudian dicatat bobot tetap yang diperoleh untuk menghitung
persentase susut pengeringannya.
UJI KADAR ABU
• Sejumlah 2 gram ekstrak ditimbang ke dalam krus yang telah ditera
• Dipijarkan perlahan-lahan.
• Kemudian suhu dinaikkan secara bertahap hingga 600 ± 250C sampai
bebas karbon.
• Selanjutnya, didinginkan dalam desikator, serta ditimbang berat abu.
• Kadar abu dihitung dalam persen berat sampel awal.
UJI KADAR ABU TIDAK LARUT
ASAM
• Abu yang diperoleh dari penetapan kadar abu, kemudian dididihkan
dengan 25 ml HCl encer selama 5 menit.
• Bagian yang tidak larut asam dikumpulkan, disaring melalui kertas
saring, dicuci dengan air panas, disaring dan ditimbang.
• Ditentukan kadar abu yang tidak larut asam dalam persen terhadap berat
sampel awal.
UJI LOGAM
● Penentuan kadar logam Hg secara spektrofotometei UV-Vis dilakukan dengan cara
mengukur absorbansi sampel pada panjang gelombang optimum dari NPP.
● Larutan standar yang digunakan adalah NPP yang ditambahkan dengan Hg2+
berbagai konsentrasi ppm dan ppb, sedangkan pengukuran sampel dilakukan
dengan preparasi terlebih dahulu.
● Sampel di preparasi dengan penambahan NaOH 2 M, ini dilakukan untuk
mengendapkan logam Fe karena logam Fe mengganggu deteksi logam Hg2+.
● Sampel yang telah ditambahkan NaOH 2 M lalu disaring dan filtratnya
ditambahkan dengan HCl 2 M untuk mengembalikan pH sampel pada kondisi
semula.
DAFTAR PUSTAKA
Islamiyati, Ricka dan Ika Noviana Saputri. 2018. UJI PERBEDAAN AKTIVITAS
ANTIOKSIDAN DENGAN VARIASI KONSENTRASI PELARUT ETANOL 70% dan
96% PADA EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM MENGGUNAKAN METODE
PEREDAMAN RADIKAL BEBAS DPPH. Jurnal Ilmiah dalam bidang Ilmu dan
Teknologi Farmasi, 2(2) : 134-187.
Maryani, Dina dkk. 2017. BIOSINTESIS NANOPARTIKEL PERAK MENGGUNAKAN
EKSTRAK BUAH Passiflora flavicarva (MARKISA) UNTUK MENDETEKSI LOGAM
BERAT. Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia. 1(1):49-54.
Muthmainnah B. (2017). Skrinning fitokimia Senyawa Metabolit Sekunder Dari
Ekstrak Etanol Buah Delima (Punica granatum L.) Dengan Metode Uji Warna.
Media Farmasi, 13 (2): 36-41.
Pine, A Tenriugi Daeng dkk. 2015. STANDARDISASI MUTU EKSTRAK DAUN GEDI (
Abelmoschus manihot (L.) MEDIK) DAN UJI EFEK ANTIOKSIDAN DENGAN
METODE DPPH. JF FIK UINAM, 3(3) : 111-128.

Anda mungkin juga menyukai