Anda di halaman 1dari 3

Metode Produksi/Teknologi Ekstraksi Konvensional

Teknik konvensional yang diterapkan untuk proses ekstraksi didasarkan pada penyulingan air
dan proses pemanasan. Pada proses ekstraksi minyak atsiri, terdapat beberapa parameter
proses produksi yang paling penting untuk diperhatikan agar mendapatkan hasil yang
optimal. Perbedaan sifat-sifat dan struktur kimia antara satu jenis minyak atsiri dengan yang
lainnya, bahkan dari bagian yang berbeda pada satu jenis tanaman yang sama, akan
memberikan perlakuan proses yang bisa jadi sangat berbeda. Sifat-sifat tersebut yang dapat
menjadi langkah awal untuk menentukan apa dan bagaimana proses yang paling optimal
untuk digunakan. Proses produksi bertujuan untuk memperoleh komponen tertentu minyak
atsiri yang dimanfaatkan secara luas di bidang kosmetik, farmasi, hingga untuk tujuan
keamanan pangan.

1. Hidrodistilasi
Hidrodistilasi adalah metode ekstraksi minyak tertua dan paling sederhana yang
ditemukan oleh Avicenna dan yang pertama mengembangkan ekstraksi melalui alembic.
Teknik ekstraksi ini dianggap sebagai metode unik untuk mengekstraksi bahan tanaman
seperti kayu atau bunga dan sering digunakan untuk ekstraksi yang melibatkan bahan
tanaman alami hidrofobik dengan titik didih tinggi. Karena minyak dikelilingi oleh air,
metode ini mampu melindungi minyak atsiri agar dapat diekstraksi pada derajat tertentu
tanpa menjadi terlalu panas. Keuntungan utama dari teknik ekstraksi ini adalah
kemampuannya untuk mengisolasi bahan tanaman di bawah 100°C (Gavahian et al.,
2012).

2. Distilasi Uap (Steam Distillation)


Dalam ekstraksi minyak atsiri, metode distilasi uap merupakan teknik yang paling luas
diterapkan. Persentase minyak atsiri yang diekstraksi dengan teknik ini adalah 93% dan
sisanya 7% dapat diekstraksi lebih lanjut dengan metode lain. Pada dasarnya, proses
dimulai dengan pemanasan bahan tanaman menggunakan uap yang disuplai dari
pembangkit uap. Panas merupakan faktor utama yang menentukan seberapa efektif
struktur bahan tumbuhan terurai dan pecah serta melepaskan komponen aromatik atau
minyak atsiri. Teknik ekstraksi distilasi uap yang inovatif dikembangkan untuk
meningkatkan hasil minyak atsiri yang diisolasi dan mengurangi jumlah air limbah yang
dihasilkan selama proses ekstraksi (Aziz et al., 2018).

3. Hidrodifusi
Metode ekstraksi hidrodifusi adalah proses ekstraksi di mana uap disuplai ke wadah yang
menampung bahan tanaman. Teknik ini hanya diterapkan pada sampel tumbuhan kering
yang dapat rusak pada suhu perebusan. Dalam proses distilasi uap, uap dialirkan dari
bagian bawah pembuat uap, sedangkan di dalam metode hidrodifusi, uap disuplai dari
bagian atas generator. Proses ini dilakukan pada tekanan rendah atau vakum dan suhu uap
dapat diturunkan di bawah 100°C (Aziz et al., 2018).
4. Ekstraksi Pelarut
Pelarut biasa seperti aseton, petroleum eter, heksana, metanol, atau etanol telah
diimplementasikan dengan teknik ini untuk mengekstraksi bahan bunga yang rapuh atau
halus yang tidak dapat diekstraksi menggunakan panas atau uap. Umumnya, sampel
tumbuhan dicampur dengan pelarut untuk diekstraksi dengan pemanasan ringan campuran,
dan proses dilanjutkan dengan penyaringan dan penguapan pelarut. Filtratnya
mengandung resin (resinoid), atau campuran lilin, pewangi, dan minyak atsiri. Alkohol
digabungkan dengan campuran filtrat untuk melarutkan minyak atsiri ke dalamnya dan
selanjutnya didistilasi pada suhu rendah. Selama proses penyulingan, alkohol menyerap
wewangian dan menguap sedangkan minyak absolut aromatik tetap berada di residu pot.
Dibandingkan dengan metode konvensional lainnya, cara ekstraksi dengan pelarut ini
menghabiskan waktu dan biaya yang lebih mahal. Namun, melihat karakteristik tanaman
yang diekstrak, car aini dengan pemilihan pelarut yang tepat dapat mengisolasi komponen
atau konstituen fenolik dan antioksidan yang diharapkan (Tongnuanchan, 2014).

Daftar Pustaka
Aziz, Z. A., Ahmad, A., Setapar, S. H. M., Karakucuk, A., Azim, M. M., Lokhat, D., ... &
Ashraf, G. M. (2018). Essential oils: extraction techniques, pharmaceutical and
therapeutic potential-a review. Current drug metabolism, 19(13), 1100-1110.
Gavahian, M.; Farahnaky, A.; Javidnia, K.; Majzoobi, M. (2012). Comparison of ohmic-
assisted hydrodistillation with traditional hydrodistillation for the extraction of
essential oils from Thymus vulgaris L. Innovat. Food Sci. Emerg. Technol., 14, 85-91.
Tongnuanchan, P.; Benjakul, S. Essential Oils: Extraction. (2014). Bioactivities, and Their
Uses for Food Preservation. J. Food Sci., 79, 1231–1249.

Anda mungkin juga menyukai