Anda di halaman 1dari 1

Nama : Diva Nuranza

Nim : 1913206013

Prodi : S1 Farmasi

Tugas : merangkum ppt kelompok 3 imun (jamur)

C. albicans adalah flora normal pada selaput mukosa saluran pencernaan, saluran pernafasan, genitelia
wanita dan kadang-kadang dapat ditemukan pada kulit. Pada tempat-tempat ini, C.albicans dapat
berubah menjadi patogen dan menyebabkan penyait yang disebut kandidosis atau kandidiasis.
C.albicans merupakan jamur patogen oportunistik yang paling penting dan dianggap sebagai spesies
jamur yang paling patogen bagi manusia terutama dlam keadaan tertentu dimana terjadi penurunan
pada fungsi imunitas (Wardany, 2007).

Pengenalan C. albicans oleh monosit dan makrofag terbukti dimediasi oleh setidaknya empat sistem
yang masuk akal pola molekul patogen terkait jamur (PAMPs) dari C. albicans dinding sel: pengakuan
mannans N-linked oleh reseptor mannose (MR), mannans O-linked oleh reseptor 4 (TLR4),beta glukan
oleh dectin-1/TLR2, dan alpha-mannosides oleh galectin-3/TLR2 kompleks.

Cara menginvestigasi penyakit kandidiasis, sering digunakan aglutinasi dan presipitasi, fiksasi
komplemen dan antibodi fluoresensi. 60% populasi yang secara klinis tidak terinfeksi Candida,
menunjukkan adanya reaksi aglutinasi anatar antibodi dam Candidida, kecuali pada beberapa penderita
kandidiasis kronik kadar sIgA lirunya meningkat.

Diagnosis infeksi kandida ditegakkan dengan ditemukannya hifa atau pseudohifa dalam sediaan basah
(wet mount) yaitu NaCl dan 10% KOH, pewarnaan gram jaringan, periodic acid Schiff atau methenamine
silver stain untuk menampilkan inflamasi.

Berikut adalah beberapa hal yang terdapat di dalam pedoman: echinocandin digunakan untuk kondisi
moderat sampai berat pada pasien dengan penggunaan azol sebelumnya dan sebagai terapi awal pada
pasien dengan dugaan infeksi C. glabrata. Flukonazol lebih disukai sebagai terapi awal pada pasien
dengan atau dugaan infeksi C. parapsilosis, jika tidak ada penggunaan azol sebelumnya. Flukonazol
sebaiknya disediakan pada pasien yang sebelumnya belum diberikan azol. Flukonazol harus disediakan
pada pasien tanpa pemberian azol yang tidak dalam kondisi kritis. Terapi empirik sebaiknya dimulai
setelah empat hari demam meskipun antibiotik sudah diberikan. Azol tidak digunakan untuk terapi
empirik pada pasien yang menerima azol untuk profilaksis.

Anda mungkin juga menyukai