Anda di halaman 1dari 23

TUGAS PERFUMERY AND

AROMATHERAPY
“ METODE EKSTRAKSI MINYAK
ESENSIAL DARI BUNGA”

NAMA : CITRA PRATIWI


NPM : 5416221079
OUTLINE

• Tujuan
• Pendahuluan
• Tinjauan Pustaka
• Kesimpulan
• Daftar pustaka
TUJUAN

Untuk memberikan informasi mengenai berbagai macam metode ekstraksi


minyak esensial pada tanaman aromatik yang berasal dari bunga.
PENDAHULUAN

Minyak Atsiri adalah zat cair yang mudah menguap bercampur dengan
persenyawa padat yang berbeda dalam hal komposisi dan titik cairnya, kelarutan
dalam pelarut organik dan keluratan dalam air yang diperoleh dari bagian
tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji maupun dari bunga.  Untuk
mendapatkan minyak esensial dapat digunakan berbagai macam metode baik
secara fisika-kimia maupun mekanik.
METODE PENGAMBILAN MINYAK ESENSIAL

Dapat dibuat dengan beberapa cara :


•penyulingan,
•ekstraksi dengan pelarut menguap (solvent extraction)
•ekstraksi dengan lemak dingin (enfleurasi)
•ekstraksi dengan lemak panas (maserasi)
•pengepresan (pressing).
Secara umum metode pengambilan minyak atsiri dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu cara mekanik dan cara fisika-kimia. 
 METODE FISIKA KIMIA

1. Distilasi (Penyulingan), ada beberapa jenis distilasi : 

Prinsip penyulingan destilasi merupakan suatu proses pemisahan


komponen-komponen suatu campuran yang terdiri atas dua cairan
atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap atau berdasarkan
perbedaan titik didih komponen-komponen senyawa tersebut.
A. Penyulingan/Destilasi Air (Perebusan) 

•Bahan yang akan disuling berhubungan langsung dengan air mendidih.


Bahan yang akan disuling kemungkinan mengambang di atas air atau
terendam , tergantung pada berat jenis dan kuantitas bahan yang akan
diproses. Air dapat dididihkan dengan api secara langsung. Ketika bahan
direbus, minyak atsiri akan menguap bersama uap air, kemudian dilewatkan
melalui kondensor untuk dikondensasi.
•Contoh bahan yang diproses dengan metode ini : bunga mawar, bunga-
bunga jeruk. 
B. Penyulingan/Destilasi Uap dan Air (Pengukusan) 

•Bahan tanaman yang akan diproses ditempatkan dalam wadah , air dididihkan
pada bagian bawah alat .
•Minyak atsiri akan ikut bersama aliran uap yang kemudian dialirkan ke
kondensor. (Temperatur steam harus dikontrol agar hanya cukup untuk
memaksa bahan melepas minyak atsirinya dan tidak membakar bahan).
•Uap yang dipakai bertekanan >1 atm dan bersuhu >100oC, sehingga waktu
distilasi bisa lebih cepat mengurangi kemungkinan rusaknya minyak atsiri.
•Cara ini menghasilkan minyak atsiri dengan mutu yang tinggi. 

 
C. Penyulingan/Destilasi Uap Langsung 

•Bahan dialiri dengan uap yang berasal dari suatu pembangkit uap.
•Uap yang dihasilkan lazimnya memiliki tekanan yang lebih besar daripada
tekanan atmosfer.
•Uap yang dihasilkan kemudian dialirkan kedalam alat penyulingan
sehingga minyak atsiri akan menguap terbawa oleh aliran uap air yang
dialirkan ke kondensor untuk dikondensasi.
Gambar Metode Distilasi
*Pada dasarnya tidak ada perbedaan mencolok pada ketiga alat penyulingan tersebut. Namun
pemilihan tergantung pada metode yang digunakan, karena reaksi tertentu dapat terjadi
selama penyulingan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
HIDRODESTILASI ADALAH : 

1. Difusi atau perembesan minyak atsiri oleh air panas melalui selaput tanaman
yang disebut hidrodifusi.
2. Hidrolisis terhadap komponen tertentu dari minyak atsiri. 
3. Peruraian terjadi oleh panas. 
MACAM MACAM JENIS EKSTRAKSI PELARUT

A. Maserasi (Ekstraksi dengan lemak panas)

Bahan terutama bunga direndam dalam minyak panas untuk memecah sel-sel
yang mengandung minyak atsiri kemudian minyak panas akan menyerap minyak
atsiri. Minyak yang mengandung minyak atsiri dipisahkan dari bahan dengan
penyaringan atau dekanter. 
MASERASI (EKSTRAKSI DENGAN LEMAK
PANAS)
Proses :
• Lemak dipanaskan pada suhu 45 ° -60 ° C selama 1 sampai 2 jam, tergantung pada
jenis tanaman.
• Setelah setiap pencelupan, lemak disaring dan dipisahkan dari kelopak.
• Setelah 10 sampai 20 kali perendaman, lemak dipisahkan dari limbah bunga dan
air.
• Hasil maserasi didapatkan dari lemak yang mengandung minyak .

*Metode ini digunakan terutama untuk bunga sangat halus yang aktivitas
fisiologisnya hilang dengan cepat setelah panen, seperti bunga lily.
B. Enfleurasi (Ekstraksi dengan lemak dingin)

Proses :
• Kaca dalam frame ( disebut chassis) dilapisi dengan lemak binatang/ tumbuhan
yang tidak berbau dan murni.
• Kemudian bunga segar yang baru dipetik ditempelkan pada lemak lalu ditutup.
Minyak atsiri akan terserap oleh lemak,
• Bunga diganti yang segar lagi sampai lemak menjadi jenuh dengan minyak atsiri.
Setelah jenuh bunga diambil (Defleurage) , campuran lemak dan minyak atsiri ini
disebut pomade.
• Pomade dicuci dengan alkohol hingga minyak atsiri larut dalam alkohol.
• Dengan cara distilasi akan diperoleh minyak atsiri. Cara ini cukup mahal dan
memerlukan tenaga yang cukup banyak. Bahan yang diproses dengan cara ini contohnya
bunga jasmine. 
C. Ekstraksi pelarut (Pelarut mudah menguap)

• Minyak atsiri dapat diekstraksi memakai hexan, metanol, etanol,


petrloleum eter, atau benzen. Benzen sekarang tidak dipakai lagi karena
bersifat carcinogenic (bisa menyebabkan kanker).
• Minyak atsiri yang diambil dengan cara ini mempunyai aroma hampir
sama dengan aslinya.
EKSTRAKSI PELARUT (PELARUT MUDAH
MENGUAP)
• Minyak atsiri banyak yang dipungut dengan cara ini, akan tetapi banyak yang
tidak mau memakainya untuk aroma terapi, Karena ada sisa solvent pada produk
akhir minyak atsiri. Solven yang tertinggal 6 – 20%.
• Ekstraksi pelarut terutama cocok untuk bahan-bahan dengan kandungan minyak
atsiri yang sangat rendah, juga untuk bahan yang bersifat thermolabile.

Contoh tanaman : jasmine, hyacinth, narcissus, tuberose. 


D. Ekstraksi Hiperkritikal CO2 

Cara ini relatif baru dan mahal, tetapi menghasilkan minyak atsiri dengan kualitas
yang baik. CO2 menjadi hypercritical pada 33oC dan tekanan 200 atm, pada
kondisi ini tidak benar-benar gas atau cair. CO2 pada kondisi ini merupakan solven
terbaik karena suhunya rendah dan waktunya sangat singkat/ instan. CO2 bersifat
inert dan dengan menurunkan tekanan akan segera dapat memisahkan minyak atsiri
dari solvennya.
Kekurangan : Perlu alat yang mahal, biaya investasi mahal. 
KESIMPULAN

Faktor penting yang dapat mempengaruhi efisiensi ekstraksi adalah


• pengolahan pasca panen,
• karakteristik bagian tumbuhan,
• pilihan pelarut,
• metode dari kontak,
• suhu (harus dioptimalkan untuk hasil terbaik).
KESIMPULAN

Meski keuntungan ekstraksi pelarut salah satunya adalah ekonomis, penggunaan pelarut
organik yang mudah menguap seperti heksan, aseton dan metanol untuk pengolahan
tanaman obat terbatas karena pertimbangan lingkungan.
Sedangkan Distilasi adalah metode yang paling banyak digunakan untuk ekstraksi minyak
esensial terutama pada bagian bunga. Pemilihan teknik distilasi, desain dan bahan fabrikasi
peralatan, dan parameter pengolahan semua dimainkan peran vital dalam menentukan
kualitas dan hasil minyak esensial. 
DAFTAR PUSTAKA

1)Handa, S.S, Khanuja, Longo Gennaro et al, 2008, Extraction Technologies for
medicinal and Aromatic Plants, International Centre For Science And High
Technology, Trieste p. 34-52
2)Ranjitha J, Vijiyalakshmi S, 2014, Facile Methods Foe Extraction Of Essential Oil
From The Plant Species-A Review, International Journal of Pharmaceutical Sciences
and Research Vol. 5(4) :1107-115, India
3) Younis, Adnan, Khan, M.A., 2007, Effect of Different Extraction Methods on
Yield and Quality of Essential Oil from Four Rosa Species, Global Science Books,
Pakista
4) Zheljazkov, Valtcho.D, Cantrell, Charles L, et al, 2013, Distillation Time Effect on
lavender Essential Oil Yield and Composition, Japan Oil Chemists’Society vol.62
(4), 195-199
DAFTAR PUSTAKA

5) Guenther, E. (1987).Minyak Atsiri jilid I (Terjemahan). Jakarta : UI Press. Hal.


44-484.

Anda mungkin juga menyukai