Anda di halaman 1dari 35

TEKNOLOGI PRODUKSI

MINYAK ATSIRI NON-


PENYULINGAN
Kelompok 2
Afina Auliana Rahantan ( A 181 049)
Bill gates Ardyan Pintubatu (A 181 057)
Fitri Rahayu (A 181 063)
Maria Yohana Desi Tianingrum ( A 181 070 )
Muthya Ayu Brilian ( A 181 076)
Reni Hardiyanti (A 181 084)
Metode non-penyulingan
1. Metode pengepresan
2. Enfleurasi
3. Maserasi
4. Ekstraksi dengan fluida superkritis
METODE PENGEPRESAN
● Metode ini dilakukan jika bahan bakunya biji, buah atau kulit buah.
● Pengepresan, membuat sel-sel yang mengandung minyak atsiri pada
bahan tersebut pecah dan mengalir ke permukaan bahan.
● Contohya adalah minyak atsiri dari kulit jeruk
Kelemahan :
● Hanya bahan ekstrak yang
menggunakan tekanan rendah.

Gbr.Alat Press Hydrolik


Faktor –Faktor yang Mempengaruhi
Pengepresan
● Waktu Semakin lama pengepresan ● Tekanan, semakin tinggi
maka semakin banyak sel yang rusak tekanan maka akan semakin
sehingga terjadinya aliran semakin besar deformasi dan aliran yang
besar. terjadi
● Pengecilan ukuran akan meningkatkan ● Pemanasan, dapat memperkecil
luar permukaan bahan dan memperbesar viskositas minyak sehingga hasil
jumlah sel yang rusak sehingga dapat ekstrak yang di dapat lebih
diperoleh hasil ekstrak yang cukup banyak
besar.
Gbr.press ulir
Pengepresan Ulir

● Cara ini memerlukan perlakuan pendahuluan yg terduri dari proses


pemasakan atau temperin
● proses pemasakaan pada temperatur 115,5ºc dengan tekanan sekitar 15-
20 ton/inch2.
● Kadar minyak dihasilkan berkisar 2,5-3,5%
Kelebihan
● Kapasitas produksi menjadi lebih ● Menghema waktu proses
besar karena proses pengepresan produksi karena tidak diperluan
dapat dilakukan secara kontinyu. perlakuan pendahuluan seperti
● Redemen yang dihasilkan tinggi pemasakan /pemanasann
Prosedur Metode pengepresan
Serbuk
kulit jeruk

• dibungkus dengan kain blacu tebal


• diperas dengan alat pres berulir, atau alat pres hidrolik
• Mula-mula tekanan 200 kg per cm2, setelah itu tekanan
dinaikkan secara bertahap menjadi 400 kg per cm2.
• Selama pemerasan dilakukan penyemprotan dengan air
dingin untuk melarutkan minyak atsiri
• Pemerasan dilakukan dua kali.
Hasil
Tahap Pemisahan Minyak

 Dekantasi
Emulsi minyak atsiri kulit jeruk dimasukkan ke dalam corong pisah dekantasi
(pemisah fraksi air dan minyak emulsi). Setelah itu botol yang berisi emulsi
disimpan di dalam lemari pendingin pada suhu 4-700 C atau dibiarkan dalam
corong pisah dekantasi selama 10-24 jam. Fraksi air yang berada pada bagian
bawah dibuang dengan membuka kran pengeluaran sampai semua fraksi air
mengalir keluar.
Tahap Pemisahan Minyak

Pemisahan yang kedua adalah pemisahan dengan motor sentrifuse. Larutan


yang disentrifuse adalah fraksi minyak yang diambil dari larutan dalam corong
pisah pada bagian atas. Sentrifuse dilakukan dengan kecepatan 2000 rpm
selama 15 menit. Larutan hasil sentrifuse tersebut juga membentuk dua fraksi
yang memisah, yaitu fraksi minyak pada bagian atas dan fraksi air pada bagian
bawahnya.
Tahap Pemisahan Minyak

Pemberian Na2SO4
Minyak kulit jeruk diberi Na2SO4 anhidrat, kemudian diaduk-aduk. Setiap 1
liter minyak diberi dengan 1-3 g Na2SO4 anhidrat. Setelah itu, minyak
disaring untuk memisahkan Na2SO4. Pemberian senyawa tersebut bertujuan
untuk mengikat air yang tidak dapat dipisahkan dengan dekantasi dan
sentrifugasi.
METODE MASERASI
● cara ekstraksi sederhana
● Dilakukan dengan cara merendam bahan dalam pelarut selama
beberapa hari
● temperatur kamar dan terlindung dari cahaya
● Pelarut : petroleum eter, karbon tetra klorida
● Digunakan pada minyak atsiri yang mudah rusak oleh pemanasan
Syarat-syarat pelarut yang ideal untuk ekstraksi yaitu :

• Tidak toksik dan ramah lingkungan.


• Mampu mengekstrak semua senyawa dalam simplisia.
• Mudah untuk dihilangkan dari ekstrak.
• Tidak bereaksi dengan senyawa-senyawa dalam simplisia yang
diekstrak.
• Murah/ ekonomis.
 Pelarut Yang Cocok Untuk Maserasi/Ekstraksi

1. Air
2. Asam-asam organic dan anorganik
3. Hidrokarbon jenuh
4. Toluen
5. Karbon disulfit
6. Eter
7. Aseton
8. Hidrokarbon yang mengandung khor
9. Isopropanol
10. Etanol
Prosedur Metode Maserasi (Pengambilan minyak mawar)

Bunga Mawar

• Dipisahkan dari tangkai dan kelopak


• Dipilih mahkotanya
• Dipotong kecil-kecil
• Direndam dengan pelarut 1:3:1
• Dilakukan maserasi
• Diaduk 1 menit secara manual suhu ruang dan
tanpa cahaya
• Didiamkan 12 jam
• Dipisahkan ekstrak mawar

Filtrat

• Dievaporasi pada suhu 50-60ºC

Minyak mawar
concentrat

• Dihitung rendemen
• Diuji GCMS

Hasil
KRITERIA BAHAN BAKU UNTUK
EKSTRAKSI/MASERASI

 Beberapa jenis bahan baku tidak perlu dikeringkan, seperti jahe,


lajagoan, dan bahan lain yang disuling dalam keadaan segar untuk
mencegah kehilangan aroma yang diinginkan
 Bahan baku dengan rendemen minyak tinggi
METODE ENFLEURASI
● salah satu cara pengambilan minyak atsiri bunga dari lemak
-> sebagai absorben yang telah jenuh dengan aroma wangi
bunga, di mana proses penyerapan aroma oleh lemak
● Tanpa pemanasan.
● Lemak yang digunakan dapat berupa lemak sapi, lemak ayam,
lemak kambing, mentega putih
Prosedur enfleurasi
Bunga
Mawar

• Disebarkan di chasis yang sudah dilapisi lemak


• Chasis ditutup dan dibiarkan dalam jangka waktu tertentu.
• Bunga dikeluarkan dari chasis
• permukaan lemak diratakan kembali dan digores dengan ujung pisau
(arah berlawanan)
• Proses enfleurasi dilakukan selama 7 hari dengan selang pergantian
bunga setiap 12 dan 24 jam.
Hasil
Pemisahan lemak dengan minyak atsiri

lemak
• Dilarutkan dalam alkohol
• Dipanaskan pada suhu 30ºC
• Diaduk sehingga lemak terpisah dan menghasilkan filtrat
• Filtrat didinginkan sampai filtrat terpisah dari lemak
• Filtrat disaring
• Evaporasi vakum
M.A
KRITERIA LEMAK UNTUK METODE ENFLURASI

1. Lemak tidak berbau,


• lemak yang bau akan mencemari bau minyak atsiri yang dihasilkan.
• Bila yang ada hanya lemak yang berbau maka terlebih dahulu harus dilakukan proses deodorisasi
terhadap lemak tersebut.
2. Konsistensi
• jika terlalu keras akan memiliki daya absorbsi yang rendah,
• Bila terlalu lunak, maka lemak akan banyak melekat pada bunga dan susah untuk dipisahkan.
• Pengaturan konsistensi lemak dilakukan dengan mencampur beberapa jenis lemak bisa lemak
nabati maupun hewani.
 3. Lemak harus halal
• karena dibeberapa negara masalah kehalalan sangat diperhatikan
EKSTRAKSI DENGAN FLUIDA SUPERKRITIS
 Bahan daun, bunga, akar, buah, kulit buah, biji
 Umumnya sampel dalam keadaan kering.
 Sebelum proses ekstraksi berlangsung, ada perlakuan pengeringan dengan :
a. freeze-drying
b. oven pada temperatrir 45°C hingga didapatkan berat yang konstan
c. vacuum rotary evaporator pada 35°C hingga didapatkan berat yang konstan
 CO2 superkritis dengan kemurnian tinggi, digunakan sebagai pelarut dalam proses ekstraksi.
 Keunggulan penggunaan CO2 sebagai pelarut, antara lain :

a. Tidak mudah terbakar

b. Tidak beracun

c. Lebih murah dibandingkan dengan pelarut cair setingkat pereaksi

d. Tersedia dengan tingkat kemurnian tinggi

e. Dapat dibuang ke atmosfir atau digunakan ulang tanpa menyebabkan keracunan


Komponen dasar dari ekstraksi fluida superkritis ini adalah :
1. Persediaan C02
2. Kompressor gas atau pompa
3. Zona pemanasan atau oven
4. Tangki ekstraksi
5. Restriktor pengeluaran atau valve
6. Akumulator ekstrak atau kolektor.
PRINSIP KERJA
1. CO2 cair dari tangki penyimpanan, melewati bak pendingin (sekitar 263 K), Lalu
dipompa oleh dua pompa plug.
2. CO2 dipanaskan dengan heat exchanger tubular
3. Tekanan diatur dengan regulator tekanan.
4. Tekanan keluar ektraktor diukur dengan tekanan gauge.
5. Setelah meninggalkan ekstraktor, aliran CO2 yang mengandung ekstrak. Mengalir
melalui percabangan katup (valve) jarum.
6. Tekanan aliran dalam perjalanannya, berkurang dalam 3 tingkatan menjadi tekanan
atrmosfir dan ekstrak minyak terkumpul dalam kolektor. Air dan komponen yang mudah
menguap tersimpan dalam kolektor ke-2.
Daftar Pustaka

Damayanti, Astrilia.2013.Pemungutan Minyak Atsiri Mawar Dengan Metode


Maserasi.Semarang: Universitas Negri Semarang
Indriyani, Nita.2020. Analisis media pembelajaran alat chasis pengambilan
minyak atsiri dengan metode enfleurasi.Sorong : UNIMUDA
Switaning,Resti.2010.Ekstraksi minyak atsiri dari limbah kulit jeruk manis di
desa gadingkulon kecamatan dau kabupaten malangsebagai campuran minyak
goreng untuk penambah aroma jeruk.Malang:Universitas Negeri Malang
PERTANYAAN
1. Apakah bahan dari beda daerah beda hasilnya ? Metode apa yang
digunakan untuk memaksimalkan hasil minyak atisi yang didapat ?
 Perbedaan pengambilan tempat sampel dapat mempengaruhi hasil minyak
atsiri yang didapat. Perbedaan hasil ini dapat dipengaruhi oleh faktor
lingkungan sehingga kandungan kimia dalam sampel juga berbeda. Untuk
metode yang digunakan agar hasil minyak atsiri yang maksimal setiap
bagian tumbuhan berbeda beda metodenya. Seperti enfleurasi, destilasi
Ari Wahyu
2. Mengapa pada metode pengepresan dilakukan 2 kali, jika dilakukan
hanya 1 kali apakah mempengaruhi hasil?
 Pengepresan dilakukan 2 kali dapat mempengaruhi hasil minyak atsiri
yang didapat, pengepresan 2 kali akan mendapatkan minyak atsiri yang
lebih maksimal dibandinkan dengan hanya 1 kali karena bisa saja pada
proses pengepresan 1 kali masih ada minyak atsiri di dalam sampel
Beta peniarti
3. Bagaimana proses metode enfleurasi menggunakan lemak babi dan
sapi
 lemak disusun di chasis kemudian bunga mawar disebarkan diatas
permukaan lemak. Kemudian chasis ditutup dan dibiarkan. Proses
enfleurasi dilakukan selama 7 hari dengan selang pergantian bunga
setiap 12 dan 24 jam.
Velma Marshellin
4. Mekanisme metode enfleurasi ? Apakah sampel daun dan biji dapat
menggunakan metode enfleurasi ?
 Penyerapan minyak atsiri dengan lemak, kemudian diekstraksi dengan
pelarut yang sesuai untuk memisahkan minyak atsiri dengan lemaknya.
 Untuk metode enfleurasi bahan yang digunakan harus memiliki jaringan
atau pori pori yang tidak terlalu keras. Jika biji dilakukan dengan metode
enfleurasi maka minyak atsiri yang didapat tidak akan maksimal.
4. Mekanisme metode enfleurasi ? Apakah sampel daun dan
biji dapat menggunakan metode enfleurasi ?
-> penyerapan minyak atsiri dengan lemak, kemudian
diekstraksi dengan pelarut yang sesuai untuk memisahkan
minyak atsiri dengan lemaknya
Untuk metode enfleurasi bahan yang digunakan harus memiliki
jaringan atau pori pori yang tidak terlalu keras. Jika biji
dilakukan dengan metode enfleurasi maka minyak atsiri yang
didapat tidak akan maksimal

Anda mungkin juga menyukai