Anda di halaman 1dari 20

OLEA VOLATILIA/MINYAK ATSIRI/

MINYAK MENGUAP

BY AGUSTIN WIJAYANTI
PENGERTIAN
• Minyak atsiri disebut juga minyak menguap
atau minyak terbang.
• Olea Volatilia adalah campuran bahan-bahan
berbau keras yang menguap, yang diperoleh
baik dengan cara penyulingan atau perasan
simplisia segar maupun sintetis.
Minyak atsiri diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, misalnya daun, bunga, kulit
buah, buah atau dibuat secara sintetis.
Sifat-sifat minyak atsiri :
• Mudah menguap
• Rasa yang tajam
• Wangi yang khas
• Tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organic
• Minyak atsiri yang segar tidak berwarna, sedikit kuning
muda. Warna coklat, hijau ataupun biru, disebabkan
adanya zat-zat asing dalam minyak atsiri tersebut.
Misalnya minyak kayu putih/ oleum cayuputi yang
murni tidak berwarna. Warna hijau yang ada seperti
diperdagangan karena adanya chlorophyl dan spora-
spora (traces) Cu/ tembaga. Warna kuning atau kuning
coklat terjadi karena adanya penguraian.
• Pemerian:
• Cairan jernih dan bau seperti bau bagian
tanaman asal.

• Penyimpanan:
• Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh,
terlindung dari cahaya dan di tempat sejuk.
Identifikasi :
• Teteskan 1 tetes minyak di atas air, permukaan
air tidak keruh.
• Pada sepotong kertas teteskan 1 tetes minyak
yang diperoleh dengan cara penyulingan uap
tidak terjadi noda transparan.
• Kocok sejumlah minyak dengan larutan NaCl
jenuh volume sama, biarkan memisah jenuh
volume sama, biarkan memisah, volume air
tidak boleh bertambah
Cara-cara memperoleh minyak atsiri :
A. Pemerasan.
Cara pemerasan adalah cara yang termudah dan
dapat dikatakan primitive. Cara ini hanya dapat
dipakai untuk minyak atsiri yang mempunyai kadar
tinggi dan yang tidak tahan pemanasan, misalnya
minyak jeruk.
B. Penyulingan/ Destilasi.
1. Destilasi Langsung (menggunakan api langsung)
 Bahan yang akan diolah dimasukkan ke dalam bejana di
atas pelat berlubang, bejana berisi air dan dipanaskan
agar uap air naik melalui lubang mengenai bahan, uap
air yang mengandung minyak atsiri dilewatkan
pendingin, destilat yang keluar ditampung, minyak atsiri
akan terpisah dari air karena tidak larut dalam air.
 Cara hanya dapat dilakukan untuk bahan bakal yang
sedikit, karena jumlah air yang menjadi uap dan
membawa serta minyak atsiri yang ada jumlahnya
terbatas (hanya sebatas bejana di bawah pelat
berlubang.
2. Destilasi Uap/ destilasi tidak langsung.
 Bahan yang akan diolah dimasukkan ke dalam bejana dan
ditambah air. Alirkan ke dalamnya uap air panas yang
berasal dari bejana lain.
 Uap air yang membawa minyak atsiri dilewatkan pendingin
dan destilatnya ditampung.
 Cara ini dapat digunakan untuk bahan bakal dalam jumlah
besar terutama bahan bakal yang mempunyai kadar
minyak atsiri yang rendah.
• Dari kedua cara destilasi di atas
pada tempat penampungan
distillate akan terdapat dua lapisan
cairan, yaitu air dan minyak atsiri.
• Letak minyak atsiri dan air
tergantung pada bobot jenisnya,
bila BJ minyak atsiri > BJ air, maka
minyak atsiri berada dibawah dan
begitu sebaliknya.
• Kedua lapisan ini dapat dipisahkan,
dan setelah dipisahkan sisa air
(traces air) dapat dikeringkan
dengan zat-zat pengering, misalnya
Na2SO4 exicatus.
• Pengeringan sisa air ini perlu
dilakukan karena dapat
menyebabkan minyak atsiri cepat
rusak/ tengik.
• Bila lapisan minyak atsiri dan air
sukar dipisahkan, maka tambahkan
NaCl jenuh untuk menarik airnya.
3. Cara Effleurage.
• Cara ini biasanya dilakukan untuk minyak atsiri yang berasal
dari bunga yang digunakan untuk kosmetik.
• Daun bunga disebarkan di atas keeping gelas yang lebih
dahulu dilapisi lemak.
• Dibiarkan beberapa lama (tergantung jenis bahan yang akan
diolah) misalnya untuk melati selama 24 jam.
• Kemudian daun bunga diangkat, diganti dengan yang segar
sampai beberapa kali sehingga lemak tersebut jenuh dengan
minyak atsiri.
• Biasanya lemak itu dapat digunakan sampai 30 kali.
• Kemudian lapisan lemak dikerok dan dilarutkan dalam
alcohol absolute, minyak atsiri larut dalam alcohol
absolute sedangkan lemaknya tidak larut, sehingga
lemaknya dapat dipisahkan.
• Minyak atsiri yang ada dalam alcohol disuling secara
vacuum (dengan alat evaporator vacuum/ rotavapor).
• Alcohol yang digunakan bukan alcohol fortior sebab
waktu diuapkan, uap airnya akan membawa serta
minyak atsirinya.
• Cara ini dapat digunakan untuk bahan dengan
kandungan minyak atsiri rendah dan tidak tahan panas.
Syarat-syarat Minyak Atsiri
1. Harus jernih, tidak berwarna.
2. Uji kejernihan: teteskan 1 tetes minyak atsiri ke
atas permukaan air, permukaan air tidak keruh.
Minyak atsiri umumnya tidak berwarna, hanya
beberapa yang berwarna sesuai warna aslinya.
– Oleum bergamottae berwarna hijau karena
chlorophylnya terlarut ke dalamnya.
– Oleum cayuputi berwarna hijau karena senyawa
tembaga dari alat penyulingnya terlarut ke dalamnya.
– Minyak atsiri akan berwarna kuning atau kuning
kecoklatan karena sudah terurai atau teroksidasi.
3. Mudah larut dalam chloroform atau eter.
4. Minyak atsiri yang diperoleh dari penyulingan uap harus bebas
minyak lemak. Hal ini dibuktikan dengan cara meneteskan ke atas
kertas perkamen,  tidak meninggalkan noda transparan.
5. Harus kering, karena air akan mempercepat reaksi oksidasi
sehingga minyak akan berwarna. Kekeringan dibuktikan dengan
mengocok sejumlah minyak atsiri dengan larutan jenuh NaCl,
volume sama, biarkan memisah,  volume air tidak boleh
bertambah.
6. Bau dan Rasa seperti simplisia. Bau diperiksa dengan cara
mencampurkan 1 tetes minyak atsiri dengan 10 ml air. Rasa
diperiksa dengan Mencampur 1 tetes minyak atsiri dengan 2 gram
gula ( buat oleo sacchara).
Contoh-contoh minyak atsiri
• Oleum Foeniculi/ minyak adas.
Pembuatan, penyulingan uap buah masak foeniculum vulgaris mill
varietas α vulgare dan β – dulce.
• Oleum Anisi/ minyak adas manis.
Pembuatan, penyulingan uap buah kering illicium verum hook dan
buah kering pimpenilla anisum L (familia magnoliaceae).
• Oleum Caryophillata/ minyak cengkih.
Pembuatan, penyulingan pucuk berbunga yang telah dikeringkan
dari tanaman Eugenia caryophillata.
• Oleum Citri/ minyak jeruk.
Pembuatan, pemerasan pericarp (kulit buah bagian luar yang masih
segar) dari tanaman citrus lemon.
Contoh-contoh minyak atsiri
• Oleum Aurantii/ minyak jeruk manis.
Pembuatan, pemerasan pericarp (kulit buah bagian luar
yang masih segar dan masak) dari tanaman citrus sinensis.
• Oleum Eucalypti/ minyak kayu putih.
Adalah minyak atsiri yang mengandung cineol 50% - 60%
yang diperoleh dengan destilasi uap dari daun segar, ujung
cabang segar. Dari berbagai spesies eucalyptus atau spesies
yang dikehendaki (e. globules, e. futiderutum, e. smithii, e.
poly bractes).
• Oleum Menthae piperitae/ minyak permen.
Adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan destilasi uap
dari bagian di atas tanah tanaman berbunga menthe
piperita yang segar dan telah dimurnikan.
Contoh-contoh minyak atsiri
• Oleum Cinnamomi/ minyak kayu manis.
Pembuatan, penyulingan uap kulit batang dan
kulit cabang cinnamomum zeylanicum blume.
• Oleum Citronellae/ minyak sereh.
Pembuatan, penyulingan uap daun
cymbopogon nardus.
• Oleum Rosae/ minyak rose.
Pembuatan, penyulingan uap bunga segar
rose galica alba.

Anda mungkin juga menyukai