Anda di halaman 1dari 16

ALKALOID

(KAFEIN )
Kelompok A.2
ANGGOTA

Putri Novita Ramadani Sania Nur Azizah


01 03
K100190005 K100190007

Nindi Desinta Laila P. Alliftita Reyhani S.


02 04
K100190006 K100190008
Pendahuluan
01
1. Pendahuluan
Keberadaan alkaloid biasanya sebagai garam organik
dalam tumbuhan dalam bentuk senyawa padat berbentuk
kristal dan kebanyakan berwarna. Pada daun atau buah segar
biasanya keberadaan memberikan rasa pahit (Simbala, 2009).
Kafein merupakan alkaloid putih dengan rumus senyawa
kimia C8H10N4O2, dan rumus bangun 1,3,7-trimethylxanthine
(Isnindar et al.,2016).
Kafein merupakan senyawa alkaloid xantina berbentuk
kristal dan berasa pahit yang bekerja sebagai obat
perangsang psikoaktif dan diuretik ringan(Anonim, 1995).
Kandungan kafein pada kopi memiliki efek farmakologis yang bermanfaat
secara klinis seperti menstimulasi susunan saraf, relaksasi otot polos terutama otot
polos bronkus dan stimulus otot jantung. Efek samping dari penggunaan kafein
secara berlebihan (overdosis) dapat menyebabkan gugup, gelisah, insomnia, mual
dan kejang. Dosis kafein berdasarkan FDA (Food Drug Administration) yang diizinkan
100-200 mg/ hari, sedangkan menurut SNI 01- 7152-2006 batas maksimum kafein
dalam makanan dan minuman adalah 150 mg/ hari dan 50 mg/ sajian (Maramis,
dkk., 2013).
Kopi mengandung alkaloid, salah satu cirinya adalah berasa pahit yang
disebabkan oleh kandungan kafeinnya (Budiman, dkk., 2010). Alkaloid tersebar
hampir di semua bagian tumbuhan dengan kadar yang berbeda-beda, antara lain
pada batang, kulit batang, daun, akar, buah, biji dan dalam vakuola(Hanani, 2014).
Metode Penyiapan
Sampel 02
METODE PENYIAPAN SAMPEL/EKSTRAKSI
Disiapkan seperangkat alat soklet

Ditimbang serbuk biji kopi sebanyak 30 gram

Dibungkus menggunakan kertas saring dan diikat

Dimasukkan sampel ke dalam tabung (sifon) pada rangkaian alat soklet.

Ditambahkan pelarut etanol 96% sebanyak 150 mL ke dalam labu soklet

Dipanaskan simplisia dan ditunggu sampai sirkulasi 15 kali

Hasil ekstrak ditampung pada cawan dan diuapkan di atas penangas air sampai
diperoleh ekstrak kental
Uji Kualitatif
03
● Reaksi Tabung
1. Metode : Uji reagen murexid
Prinsip : Perombakan oksidatif dari heterosiklik, di mana diantaranya akan membentuk asam
purpurat.
Prosedur : Sampel ditambahkan H2O2 dan HCl P yang dipanaskan diatas penangas air Lalu
dilakukan penambahan NH3 6N
Hasil positif : terbentuk warna merah violet.

2. Metode : Uji reagen parry


Prinsip : Ion kobalt mengikat gugus nitrogen yang ada di dalam senyawa kafein.
Prosedur : Sampel dilarutkan dengan etanol 96% secukupnya lalu ditambahkan reagen parry
dan NH3 (ammonia)
Hasil positif : terbentuk warna biru tua/hijau
● KLT
Fase diam : Lempeng silika gel GF254

Fase gerak : CHCl3 : Etanol (96 : 4)


Pereaksi semprot : Pereaksi Dragendorff
Prosedur : Dimasukkan fase gerak (CHCL3 : etanol) (96 : 4) kedalam bejana dan dimasukkan
kertas saring, tutup bejana sampai jenuh oleh fase gerak -> Disiapkan sampel dan standar
timbang masing-masing 10 mg yang dilarutkan dalam 1 ml CHCl3 -> Ditotolkan sampel dan
standar dengan jarak antara totolan 1 cm pada silika gel -> Dimasukkan fase diam (silika gel)
kedalam bejana dan tutup bejana rapat-rapat à Dielusi dengan fase gerak -> Didiamkan fase
diam hingga batas tanda, setelah itu dikeringkan -> Diamati dibawah lampu UV 254 nm
ditandai ditempat pemadaman bercak, kemudian mengamati warnanya -> Diambil pelat
silika gel, semprot dengan pereaksi Dragendorff -> Diamati bercak warna, dan hitung Rf nya
Hasil positif ; Diperoleh bercak berwarna jingga dan nilai Rf standar sebesar 0,4 serta nilai Rf
sampel sebesar 0,4.
Uji Kuantitatif
04
● Metode Spektro Uv-Vis
- Pembuatan Larutan Stok Baku Kafein
Ditimbang 50 mg baku kafein, dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan di add kan
dengan etanol 96%
- Penentuan panjang gelombang
Deteksi absorbasi larutan standar pada panjang gelombang 200-400 nm, selanjutnya
dibuat kurva baku konsentrasi vs absorbansi
- Pembuatan kurva baku
Dibuat larutan baku dengan konsentrasi 4, 6, 8, 10, 12, 14 dan 16 ppm dengan memipet
masing-masing 2, 3, 4, 2, 6, 7 dan 8 ml dari larutan stok kemudian dimasukkan ke dalam
labu takar 250 ml dan 100 ml dan diadd kan dengan etanol 96%. Diukur absorbansi pada
panjang gelombang maksimum dengan blanko serapan akuades dan dihitung jumlah
kafein dari angka serapan masing-masing
- Penetapan kadar sampel
Hasil ekstrak kental ditimbang 0,1 g kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml
dan diencerkan dengan etanol 96%. Kemudian dibaca absorbansinya pada 275 nm.
𝐴𝑏𝑠 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Perhitungan kadar kafein dilakukan dengan rumus: 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑘𝑎𝑓𝑒𝑖𝑛 = 𝐴𝑏𝑠 𝐵𝑎𝑘𝑢 𝑥 𝐶𝑏 𝑥 𝑃
● Hasil uji kuantitatif dengan spektro UV-Vis
Penentuan panjang gelombang serapan maksimum dari kafein dilakukan dengan menggunakan larutan
baku kafein pada konsentrasi 10 ppm dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 200-400 nm,
dan hasil pengukuran ini diperoleh panjang gelombang maksimum pada 272 nm dengan nilai absorbansi
0,465, hasil tersebut sesuai dengan literatur yaitu 272 sampai 273 (Rohman dan Sudjadi 2021)

● Hasil pengukuran sampel dengan spektro UV-Vis


Pengukuran sampel dilakukan dengan cara menimbang hasil ekstrak biji, kulit buah dan daun kopi sebanyak
0,1 g, kemudian dimasukkan kedalam labu takar 100 mL, dilarutkan dengan etanol 96% sampai tanda batas
dan dihomogenkan. Larutan tersebut diukur absorbansinya secara spektrofotometri UV-Vis. Pengukuran
tersebut diperoleh nilai absorbansi melebihi range absorban 0,2-0,8 sehingga perlu dilakukan pengenceran.
Biji dan kulit buah kopi diencerkan 10 kalinya (1:10) yaitu dengan cara dipipet 10 mL kemudian dimasukkan
kedalam labu takar 100 mL dan ditambahkan dengan etanol 96% sampai tanda batas, sedangkan pada daun
kopi diencerkan 5 kalinya (1:5) yaitu dengan cara dipipet sebanyak 10 mL kemudian dimasukkan kedalam
labu takar 50 mL dan tambahkan dengan etanol 96% sampai tanda batas. Data hasil penelitian diatas
diperoleh rata-rata kadar kafein dalam 1 gram serbuk simplisia biji kopi adalah 17,7434 mg, kulit buah kopi
adalah 23,5074 mg dan daun kopi adalah 32,8543 mg. Jika dibuat dalam % b/b maka biji kopi mengandung
kafein sebenyak 1,77%, sedangkan kulit buah kopi sebanyak 2,35 % dan daun kopi sebanyak 3,28 %. Rata-rata
kadar kafein tertinggi terdapat pada daun, hal ini dikarenakan kafein pada tanaman kopi didistribusikan
terutama didaun dan dikotiledon serta disintesis pada daun muda (Ashihara, 2011). Hasil tersebut sesuai
dengan literatur (Ashihara, 1996) kadar kafein pada daun muda yaitu 2,6-7,1 %.
Daftar Pustaka
Romandhoni, A. and Arrosyid, M., 2018. Penetapan Kadar Kafein Pada Teh Oolong (Camelia sinensis)
Menggunakan Ekstraksi Refluk Dengan Metode Titrasi Bebas Air. [online] 9(1). Available at:
<http://jurnal.stikesmukla.ac.id/index.php/cerata/article/view/382> [Accessed 26 October 2021].
Budiman, Hendra, dkk. 2015. Isolasi dan Identifikasi Alkaloid Pada Biji Kopi Robusta (Coffea robusta Lindl.
Ex De Will) Dengan Cara Kromatografi Lapis Tipis. CERATA Journal of Pharmacy Science.
<http://jurnal.stikesmukla.ac.id/index.php/cerata/article/download/11/7> [Accessed 27 October 2021]

Anda mungkin juga menyukai