Anda di halaman 1dari 20

KIMIA ORGANIK II

“AMILUM”

Disusun Oleh :
Kelas L, Kelompok 4

1. Idel Noverina Banjarnahor 18334706


2. Setiawati Islamiyah 18334763
3. Ayunda Dwi Sulistya 18334765
4. Oktovina Arruan 18334767
5. Popi Pebriani 18334769
6. Daniel Januarto 18334770
7. Mannan Panji Soka P. 18334772
PENDAHULUAN

Pati ialah karbohidrat penyimpan energi bagi


tumbuhan. Pati merupakan komponen utama
pada bebijian, kentang, jagung, dan beras yang
tergolong dalam polisakarida. Pati tersusun
paling sedikit oleh tiga komponen utama yaitu
amilosa, amilopektin dan material antara seperti,
protein dan lemak (Bank, Greenwood 1975).
Umumnya pati mengandung 15–30% amilosa,
70–85% amilopektin dan 5–10% material antara.
Tinjauan Pustaka
• Pengertian Amilum

• Dalam bahasa sehari-hari istilah "pati" kerap


dicampuradukkan dengan "tepung" serta "kanji". "Pati"
(bahasa Inggris starch) adalah penyusun (utama)
tepung.

• Pati ialah karbohidrat penyimpan energi bagi tumbuhan.


Pati adalah homoglikan yang terdiri dari satu jenis unit
D-glukosa yang dihubungkan dengan ikatan glukosida.
Ikatan gukosida stabil pada kondisi alkali dan dapat
dihidrolisis pada kondisi asam. Unit glukosa pada pati
membentuk dua jenis polimer yaitu amilosa dan
amilopektin (Swinkles 1985).
Tinjauan Pustaka
• Amilosa dan Amilopektin

• Amilosa merupakan komponen pati yang mempunyai rantai lurus dan


larut dalam air. Umumnya komposisi amilosa sebagai penyusun pati
adalah 15–30%. Amilosa terdiri dari satuan glukosa yang bergabung
melalui ikatan (1,4) D-glukosa. Struktur amilosa yang tidak bercabang
menyebabkan amilosa memiliki sifat kristalin.

• Amilopektin merupakan komponen pati yang paling dominan yang


mempunyai rantai cabang dan kurang larut dalam air. Komposisi
amilopektin sebagai penyusun pati pada umumnya berkisar antara 70–85
%. Amilopketin terdiri dari satuan glukosa yang bergabung melalui ikatan
(1,4) D-glukosa dan (1,6) D-glukosa
METODOLOGI PENELITIAN

Alat dan Bahan


• Alat-alat yang digunakan adalah blender,
desikator, hot plate, magnetic stirrer, neraca
analitik, oven listrik, peralatan gelas, 1 set
sokhlet, spektrofotometer Infra red (IR)
FTIR_8400S Shimadzu, dan tanur listrik.
• Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah
akuades, asam sulfat pekat, buffer fosfat,
indikator phenolftalein, iodin, metanol,
natrium hidroksida, n-butanol, n-heksana.
Sampel ubi
jalar yang
diperoleh
berasal dari
pasar
Pemisahan tradisional di
dilakukan Kalimantan
dengan cara Barat
dekantasi Sampel
untuk dikupas
mengambil
endapan putih
(pati ubi jalar) PREPARASI
biarkan SAMPEL
beberapa dicuci
saat hingga
sampai bersih,
terbentuk lalu
endapan diperas diparut
putih dengan
mengguna
-kan kain
Metode Analisis Proksimat

Pengujian analisis proksimat pati ubi jalar dilakukan menurut


metode AOAC (2000) yang meliputi analisis kadar air, kadar
abu, kadar lemak, dan kadar protein. Kadar karbohidrat total
dalam pati ubi jalar dihitung dengan menggunakan metode
AOAC (2000).
Fraksinasi Amilosa dan Amilopektin
n-Butanol
Sebanyak 0,8 g pati
ditambahkan larutan kembali
ubi jalar
dengan variasi
ditambahkan 100 distirer selama 1
kosentrasi (v/v) 10%,
mL akuades dan
20%, 30%, dan 40% jam dengan suhu
distirer di dalam konstan 1000C.
ke dalam larutan
penangas air
tersebut
Larutan kemudian larutan didinginkan,
Pemanasan
distirer di dalam kemudian
dilakukan hingga
penangas air dipindahkan ke
suhu konstan
sampai 2 jam dalam botol vial
1000C sampai dengan suhu yang telah
terbentuk gelatin. konstan 1000C disterilisasi.
Pati ubi jalar yang Larutan yang didapat
sudah terjadi gelatin Filtrat yang didiamkan dalam suhu
disaring dengan didapat ruang terbuka selama 24-36
menggunakan kertas ditambahkan jam, kemudian disaring
saring dan dengan dengan menggunakan
buffer posfat kertas saring dengan
bantuan pompa hingga pH 6,3. bantuan pompa vakum
vakum
Lanjutan..

Hasil dari proses Residu dari


penyaringan proses ini
tersebut didapat adalah fraksi
filtrat dan residu. amilosa.

Kemudian larutan
disaring dengan Filtrat yang
menggunakan kertas diperoleh
saring untuk
ditambahkan
memisahkan residu dan
filtrat. Residu yang dengan metanol
diperoleh berupa hingga terbentuk
endapan putih (fraksi endapan putih.
amilopektin).
Uji Kualitatif Amilosa dan Amilopektin

Identifikasi kandungan kimia dalam fraksi amilosa dan


fraksi amilopektin dilakukan dengan cara uji kualitatif.
Masing-masing fraksi amilosa dan amilopektin
ditambahkan 4 tetes pereaksi iodin 1% (Hee-Young An,
2005).
Karakterisasi Senyawa

Karakterisasi dilakukan dengan menggunakan


spektrofotometer IR untuk mengetahui gugus fungsi
yang dimiliki fraksi amilopektin.
HASIL DAN PEMBAHASAN
• Hasil analisis proksimat pati ubi jalar menunjukkan kandungan air
61,51%, abu 1,7%, lemak 2,12%, protein 1,1%, dan karbohidrat
33,57%. Menurut Chan (2004), kadar karbohidrat yang terkandung di
dalam pati singkong sebesar 34,00%. Kandungan karbohidrat yang
dimiliki pati ubi jalar tidak jauh berbeda dengan kandungan
karbohidrat yang dimiliki pati singkong. Hal ini menunjukkan jika pati
ubi jalar yang digunakan mempunyai kandungan karbohidrat yang
tinggi, sehingga layak untuk dilakukan pemisahan amilosa dan
amilopektin.
• Analisis proksimat pada pati ubi jalar dilakukan untuk mengetahui
pengaruh kadar air, lemak, protein, dan karbohidrat pada saat proses
fraksinasi. Kadar air dalam jumlah banyak pada pati dalam proses
fraksinasi dengan bantuan pemanasan akan
menyebabkan penyerapan air dan pembengkakkan granula pati.
Hasil fraksinasi
amilosa dan
amilopektin dari pati
ubi jalar menunjukkan
bahwa amilosa
memiliki rendemen
tertinggi pada 40% n-
butanol dengan hasil
rendemen sebesar
46,69%, sedangkan
amilopektin
menunjukkan
konsentrasi optimum
pada 30% n-butanol
dengan hasil
rendemen sebesar
52,25%.
PEMBAHASAN
• Menurut Ikhsan (1996), amilosa merupakan komponen pati yang
mempunyai rantai lurus dan larut dalam air, sedangkan amilopektin
mempunyai rantai cabang dan tidak larut dalam air tetapi larut dalam n-
butanol. Hal ini dikarenakan amilosa tersusun dari rantai lurus D-glukosa
yang berikatan dengan α-1,4. Selain itu juga dipengaruhi oleh ikatan
hidrogen yang terjadi antara gugus OH pada amilosa dengan gugus OH atau
H pada air. Ketika pati dipanaskan dalam air pada temperatur gelatinisasi,
energi panas menyebabkan ikatan hidrogen pati menjadi melemah. Ikatan
yang lemah memudahkan air masuk ke dalam granula dan memungkinkan
sedikit melarutnya dan terjadi pertukaran molekul amilosa menuju ke air.
PEMBAHASAN
• Amilosa dan amilopektin dapat digunakan dalam bidang farmasi
karena amilosa mempunyai sifat alir dan daya kompresibilitas
yang baik, sehingga dalam formulasi tablet cetak langsung
dapat digunakan sebagai bahan pengisi, pelumas dan akan
memberikan waktu hancur yang lebih efektif. Amilopektin
mempunyai sifat alir dan daya kopresibilitasnya kurang baik,
tetapi amilopektin memiliki sifat granuler yang mengembang
dan daya pengikat yang baik. Oleh karena itu amilopektin sangat
potensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pengganti
gelatin pada pembuatan kapsul.
PEMBAHASAN
• Fraksi amilopektin merupakan fraksi yang tidak larut dalam air
tetapi larut dalam n-butanol. Hal ini dikarenakan amilopektin
tersusun dari rantai lurus D-glukosa yang berikatan dengan α-1,4
serta memilki rantai cabang α-1,6, sehingga membuat
amilopektin bersifat lebih nonpolar dibandingkan amilosa.

• Identifikasi kandungan kimia fraksi amilosa (fraksi air) dan fraksi


amilopektin (fraksi n-butanol) dilakukan dengan uji kualitatif.
Hasil analisis didapat bahwa fraksi amilosa ditetesi dengan
pereaksi iodin akan memberikan warna biru keunguan,
sedangkan fraksi amilopektin ditetesi dengan pereaksi iodin
memberikan warna coklat kemerahan.
PEMBAHASAN
• Nilai peroksida 0,40 ± 0,02 (mg peroksida / kg) dan

3,20 ± 0,91 (mg peroksida / kg) yang diperoleh juga

berfungsi sebagai indeks tengik.

• Menurut Okene dan Evbuomwan, (2014), stabilitas

oksidatif yang tinggi dimungkinkan ketika nilai

peroksida kurang dari 10,00 mg peroksida / kg,

maka dua minyak akan tahan terhadap peroksidasi

selama penyimpanan.
Spektrum IR
memperlihatkan
adanya serapan pada
daerah bilangan
gelombang 3425,34
cm-1 (O-H), 2927,74
cm-1 (C-H), 1647,10
cm-1 (C=O), 1201,57-
1458,08 cm-1 (C- O-H),
1022,20-1157,21 cm-1
(C-O), 707,83-929,63 • Pada spektrum IR dapat dilihat adanya gugus
cm-1 (C-H), 522,67- karbonil (C=O). Gugus ini terbentuk karena
609,46 cm-1 (C-C-O), gugus alkohol pada amilopektin mengalami
435,88 cm-1 (C-C-C).
Spektrum IR fraksi oksidasi. Data spektrum IR fraksi amilopektin
amilopektin dapat menunjukkan bahwa terdapat gugus fungsi
dilihat pada Gambar 3.
utama yaitu gugus hidroksil (-OH), gugus
alifatik (C-H) dan gugus alkohol (C=O).
KESIMPULAN
1. Amilum merupakan hasil cadangan makanan pada sebagian sel tumbuhan
dalam bentuk butiran padat yang terdiri dari amilosa dan amilopektin. Amilosa
dan amilopektin merupakan molekul yang disimpan sebagai semi kristalin dan
lapisan amorf yang membentuk lamela. Variasi ukuran bentuk amilum
berbedabeda tergantung pada jenis tanamannya .

2. Hasil analisa proksimat pati ubi jalar menunjukkan kandungan air 61,51%, abu
1,7%, lemak 2,1%, protein 1,1%, dan karbohidrat 33,57%. Persentase rendemen
fraksi amilosa tertinggi berada pada konsentrasi n-butanol 40% sebesar 46,69%
dan fraksi amilopektin optimum berada pada konsentrasi 30% n-butanol
sebesar 52,25%. Berdasarkan analisis IR dan identifikasi dengan pereaksi iodin
diduga bahwa fraksi n-butanol adalah senyawa amilopektin.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai