STUDI AWAL PEMISAHAN AMILOSA DAN AMILOPEKTIN PATI UBI JALAR (Ipomoea
batatas Lam) DENGAN VARIASI KONSENTRASI n-BUTANOL
ABSTRAK
Penelitian tentang studi awal pemisahan amilosa dan amilopektin pati ubi jalar (Ipomoea batatas Lam)
telah dilakukan dengan variasi konsentrasi n-butanol. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hasil
analisis proksimat. Rendemen fraksi amilosa dan amilopektin pati ubi jalar yang difraksinasi dengan
variasi konsentrasi 10%, 20%, 30% dan 40% n-butanol, serta mengkarakterisasi senyawa amilopektin
dari pati ubi jalar dengan spektrofotometer IR. Hasil analisis proksimat pati ubi jalar menunjukkan
kandungan air 61,51%, abu 1,7%, lemak 2,12%, protein 1,1%, dan karbohidrat 33,57%. Identifikasi
amilosa dengan iodin menghasilkan warna biru keunguan, sedangkan amilopektin menghasilkan warna
coklat kemerahan. Persentase rendemen fraksi amilosa tertinggi berada pada konsentrasi n-butanol
40% sebesar 46,69% dan fraksi amilopektin optimum berada pada konsentrasi 30% n-butanol sebesar
52,25%. Spektrum fraksi amilopektin menunjukkan serapan pada bilangan gelombang 3425,34 (uluran
O−H), 1647,10 (uluran C=O), 1022,20-1157,21 (uluran C−O), 522,67-609,46 (uluran C−C−O), 435,88
(uluran C−C−C). Adanya gugus karbonil (C=O) pada spektrum tersebut disebabkan proses oksidasi dari
amilopektin.
153
JKK, tahun 2013, volume 2(3), halaman 153-156 ISSN 2303-1077
40 39,33
kemudian dipindahkan ke dalam botol vial yang
telah disterilisasi. Larutan yang didapat 32,83
30
didiamkan dalam suhu ruang terbuka selama
24-36 jam, kemudian disaring dengan 20 Amilosa
menggunakan kertas saring dengan bantuan
pompa vakum. 10 Amilopektin
Hasil dari proses penyaringan tersebut 1,99 1,84 3,75
0
didapat filtrat dan residu. Residu dari proses ini
10% 20% 30% 40%
adalah fraksi amilosa. Filtrat yang diperoleh [n-butanol] (v/v)
ditambahkan dengan metanol hingga terbentuk
endapan putih. Kemudian larutan disaring
Gambar 1. Grafik hasil fraksinasi amilosa dan
dengan menggunakan kertas saring untuk
amilopektin.
memisahkan residu dan filtrat. Residu yang
diperoleh berupa endapan putih (fraksi
Hasil fraksinasi amilosa dan amilopektin dari
amilopektin).
pati ubi jalar menunjukkan bahwa amilosa
memiliki rendemen tertinggi pada 40% n-butanol
Uji Kualitatif Amilosa dan Amilopektin
dengan hasil rendemen sebesar 46,69%,
Identifikasi kandungan kimia dalam fraksi
sedangkan amilopektin menunjukkan
amilosa dan fraksi amilopektin dilakukan dengan
konsentrasi optimum pada 30% n-butanol
cara uji kualitatif. Masing-masing fraksi amilosa
dengan hasil rendemen sebesar 52,25%.
154
JKK, tahun 2013, volume 2(3), halaman 153-156 ISSN 2303-1077
Menurut Ikhsan (1996), amilosa merupakan O-H), 1022,20-1157,21 cm-1 (C-O), 707,83-
komponen pati yang mempunyai rantai lurus 929,63 cm-1 (C-H), 522,67-609,46 cm-1 (C-C-O),
dan larut dalam air, sedangkan amilopektin 435,88 cm-1 (C-C-C). Spektrum IR fraksi
mempunyai rantai cabang dan tidak larut dalam amilopektin dapat dilihat pada Gambar 3.
air tetapi larut dalam n-butanol. Hal ini
dikarenakan amilosa tersusun dari rantai lurus
D-glukosa yang berikatan dengan α-1,4. Selain 90
75
2 1 0 6 .1 2
2 1 4 6 .6 2
60
8 5 4 .4 1
hidrogen pati menjadi melemah. Ikatan yang
1 2 4 0 .1 4
9 2 9 .6 3
1 2 0 1 .5 7
1 4 5 8 .0 8
1 3 4 6 .2 2
1 4 0 4 .0 8
1 3 7 1 .2 9
7 6 1 .8 3
1 6 4 7 .1 0
7 0 7 .8 3
2 9 2 7 .7 4
6 0 9 .4 6
15
1 1 5 7 .2 1
1 0 8 1 .9 9
5 7 4 .7 5
4 3 5 .8 8
5 2 2 .6 7
lemah memudahkan air masuk ke dalam
1 0 2 2 .2 0
3 4 2 5 .3 4
granula dan memungkinkan sedikit melarutnya
0
ke air.
Amilosa dan amilopektin dapat digunakan Gambar 3. Spektrum infra red fraksi amilopektin
dalam bidang farmasi karena amilosa hasil fraksinasi
mempunyai sifat alir dan daya kompresibilitas
yang baik, sehingga dalam formulasi tablet Pada spektrum IR dapat dilihat adanya gugus
cetak langsung dapat digunakan sebagai bahan karbonil (C=O). Gugus ini terbentuk karena
pengisi, pelumas dan akan memberikan waktu gugus alkohol pada amilopektin mengalami
hancur yang lebih efektif. Amilopektin oksidasi. Data spektrum IR fraksi amilopektin
mempunyai sifat alir dan daya kopresibilitasnya menunjukkan bahwa terdapat gugus fungsi
kurang baik, tetapi amilopektin memiliki sifat utama yaitu gugus hidroksil (-OH), gugus alifatik
granuler yang mengembang dan daya pengikat (C-H) dan gugus alkohol (C=O).
yang baik. Oleh karena itu amilopektin sangat
potensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku SIMPULAN
pengganti gelatin pada pembuatan kapsul.
Fraksi amilopektin merupakan fraksi yang Hasil analisa proksimat pati ubi jalar
tidak larut dalam air tetapi larut dalam n-butanol. menunjukkan kandungan air 61,51%, abu 1,7%,
Hal ini dikarenakan amilopektin tersusun dari lemak 2,1%, protein 1,1%, dan karbohidrat
rantai lurus D-glukosa yang berikatan dengan 33,57%. Persentase rendemen fraksi amilosa
α-1,4 serta memilki rantai cabang α-1,6, tertinggi berada pada konsentrasi n-butanol
sehingga membuat amilopektin bersifat lebih 40% sebesar 46,69% dan fraksi amilopektin
nonpolar dibandingkan amilosa. optimum berada pada konsentrasi 30%
Amilopektin yang memiliki sifat nonpolar akan n-butanol sebesar 52,25%. Berdasarkan analisis
lebih mudah larut dalam pelarut n-butanol yang IR dan identifikasi dengan pereaksi iodin diduga
bersifat lebih nonpolar dibandingkan air, bahwa fraksi n-butanol adalah senyawa
sedangkan amilosa yang memiliki sifat polar amilopektin.
akan lebih mudah larut dalam air. Hal ini sesuai
dengan prinsip like disolve like, dimana senyawa DAFTAR PUSTAKA
yang polar akan lebih mudah larut dalam pelarut AOAC (Association of Official Analytical
yang polar dan senyawa yang nonpolar akan Chemists), 2000, Official Methods of
lebih cenderung larut dalam pelarut nonpolar. Analysis Chemistrys, The Scientific
Identifikasi kandungan kimia fraksi amilosa Association Dedicated to Analytical
(fraksi air) dan fraksi amilopektin (fraksi Excellence, 17th edition, William Horwitz
n-butanol) dilakukan dengan uji kualitatif. Hasil (Ed), Vol 1-2, Washington D.C.
analisis didapat bahwa fraksi amilosa ditetesi Ben, E.S., Zulianis., dan Halim, A., 2007, Studi
dengan pereaksi iodin akan memberikan warna Awal Pemisahan Amilosa dan
biru keunguan, sedangkan fraksi amilopektin Amilopektin Pati Singkong dengan
ditetesi dengan pereaksi iodin memberikan Fraksinasi Butanol-Air, Sains dan
warna coklat kemerahan. Teknologi Farmasi Vol.12 No.1: 1-11.
Spektrum IR memperlihatkan adanya Chan, H. T., 2004, Handbook Of Tropical Foods,
serapan pada daerah bilangan gelombang Marcel Dekker Inc, New York and
3425,34 cm-1 (O-H), 2927,74 cm-1 (C-H), Bassel.
1647,10 cm-1 (C=O), 1201,57-1458,08 cm-1 (C-
155
JKK, tahun 2013, volume 2(3), halaman 153-156 ISSN 2303-1077
Hee-Young An., 2005, Effects of Ozonation and African Journal of Biotechnology Vol.3
Addition of Amino acids on Properties of No.8: 399-404.
Rice Starches. A Dissertation Submitted Song Y, and Jane J., 2000, Characterization of
to the Graduate Faculty of the Louisiana barley starches of waxy, normal and high
state University and Agricultural and amylose varieties. Carbohydrat Polymer
Mechanical College. 41: 365-377.
Ikhsan, M., 1996, Pemakaian Amilum Turmudi, E. B., Gonggo, M. A., Suhadi., 2005,
Termodifikasi sebagai Sediaan Bahan Kemampuan Tanaman Ubi-Ubian yang
Pembantu Pembuatan Tablet Asam Ditanam pada Lahan dengan Cara
Askorbat secara Cetak Langsung, Skripsi Pengolahan yang Berbeda dalam
Sarjana Farmasi FMIPA Universitas Menekan Pertumbuhan Alang-Alang,
Andalas, Padang. Akta Agrosia Vol.8 No.1: 30-35.
Lawal, O.S., Adebowale, K.O., dan Oderinde, Winarno, F.G., 2008, Kimia Bahan Pangan dan
R.A., 2004, Functional Properties of Gizi, Edisi VI, Gramedia Pustaka Utama,
Amylopectin and Amylose Fractions Jakarta.
Isolated from Bambarra Groundnut
(Voandzeia subterranean) Strach,
156