Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 16, No.

2, 2011, halaman 216-222 ISSN : 1410-0177

PENGARUH PENGGUNAAN KOMBINASI MALTODEKSTRIN DE 5-10


DARI PATI BERAS (Oryza sativa) DENGAN LAKTOSA SEBAGAI PENGISI
TERHADAP KOMPRESIBILITAS DAN KOMPRIMABILITAS TABLET
IBUPROFEN

Syofyan1, Rosanih2, Arsyadi3


1Fakultas
Farmasi Universitas Andalas, Padang
2
Progran Studi Farmasi, FMIPA Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta
3
Lembaga Farmasi Angkatan Laut , Jakarta
2009

ABSTRACT

Has conducted research on the effect of the combined use of maltodextrin DE 5-10 of starch
rice (Oryza sativa) with lactose as a filler to the compressibility and comprimability ibuprofen
tablets. Mass properties of compressibility and comprimability examined and evaluated
according to the quality of the tablet Indonesian pharmacopoeia. The results showed that the
analysis using one-way ANOVA F calculation obtained 1,130 less than the value of 3.48
which means the F table did not show any difference between the formulas. It can be
concluded that the difference in the levels of the combination of lactose-maltodextrin DE 5-10
of rice starch did not affect the value of compressibility and tablet dosage ibuprofen
komprimabilitas.

Keywords : maltodextrin DE 5-10, rice star, compressibility, comprimability

PENDAHULUAN Beras merupakan makanan pokok


bagi sebagian besar penduduk dunia,
Penggunaan tablet di masyarakat namun alangkah baiknya jika
sudah sangat umum, karena banyak pemanfaatannya tidak hanya digunakan
keuntungan yang diperoleh dari sediaan dalam produk pangan tetapi juga
tablet diantaranya bentuknya yang praktis. digunakan dalam produk farmasi. Pati
Oleh karena itu banyak dilakukan beras merupakan hasil olahan beras,
penelitian tentang tablet guna memperoleh umumnya digunakan sebagai pengisi
tablet yang berkualitas. Penelitian banyak dalam sediaan tablet.
dilakukan mengenai bahan tambahan Pati merupakan senyawa
dalam pembuatan tablet, diantaranya yang polisakarida karbohidrat yang tersusun
berfungsi sebagai bahan pengisi untuk lebih dari 4 unit monosakarida. Pati
memperbaiki daya kohesi sehingga dapat terbentuk jika molekul-molekul glukosa
dikempa langsung atau untuk memacu bergabung dengan ikatan (alpha
aliran. (Swarbrick, et al, 1988) Bahan linkage). Penguraian molekul pati
pengisi yang lazim digunakan antara lain memerlukan air, oleh sebab itu proses
laktosa, laktosa anhidrat, laktosa spray degradasi molekul ini disebut hidrolisis.
dried, amilum terhidrolisis, manitol, Pati akan mengalami proses hidrolisis
sorbitol, sukrosa dan dekstrosa(Lachman, parsial dengan enzim -amilase menjadi
et al. 1994.). maltodeksrin (Anwar, dkk. 2004; Jufri,
dkk, 2004).

216
Syofyan., et al. J. Sains Tek. Far., 16(2), 2011

Aplikasi pemanfaatan 2. Isolasi Pati dan Pembuatan


maltodekstrin dalam formulasi tablet Maltodekstrin
adalah sebagai bahan pengikat dan pengisi 2.1. Isolasi pati (Schenck, et al, 1992).
pada proses granulasi basah dan cetak
langsung serta membentuk film pada Beras yang akan diekstrak patinya
proses film coating. Maltodekstrin dengan dicuci dengan air, kemudian
nilai DE yang tinggi terutama digunakan dihaluskan. Air ditambahkan sebanyak
dalam formulasi tablet kunyah. 9 kali berat bahan. Peras dengan kain
Maltodekstrin juga digunakan secara luas saring. Filtrat dibiarkan mengendap
pada produk pangan (Kuntz, 2007). sampai supernatannya jernih.
Bahan pengisi yang baik tidak Supernatannya dibuang. Endapannya
hanya dapat memperbaiki sifat alir dari dicuci dengan cara menambahkan air
tablet tetapi dapat juga memperbaiki daya sebanyak 9 kali berat bahan dan
kohesi sehingga dapat dikempa langsung diaduk. Supernatannya dibiarkan
dan mudah untuk dicetak (kompresibel). sampai jernih kemudian dibuang dan
Maltodekstrin pada penelitian ini cuci lagi seperti di atas sampai 3 kali.
digunakan sebagai bahan pengisi karena Endapan pati yang diperoleh
memiliki daya alir dan kompresibilitas dikeringkan dalam oven pada suhu
yang baik. 50C sampai kering, lalu digiling dan
diayak dengan pengayak mesh 60.
METODOLOGI Pati yang diperoleh diperiksa
organoleptis, kadar amilosa dan
1. Persiapan Bahan dan Alat amilopektinnya.

Bahan-bahan yang digunakan 2.2. Pembuatan maltodekstrin (Griffin,


dalam penelitian ini terdiri dari: beras et al, 1989)
(Sumber: Desa Sukaluyu, Kec. Teluk
Jambe Timur, Karawang), ibuprofen, Sejumlah 40% b/v pati beras
aerosil, laktosa, magnesium stearat, disuspensikan ke dalam aquadest yang
mikrokristalin selulosa PH 102, talk, mengandung 200 ppm CaCl2 yang
amilum jagung, CaCl2, enzim -amilase, telah dipanaskan pada suhu 70C, dan
HCl 0,1N, NaOH 0,1N, alkohol 80%, pHnya diatur 5 - 6, kemudian ke
larutan dapar fosfat pH 7,2, dekstrosa dalam suspensi ditambahkan 0,1% v/b
standar, pereaksi Fehling, indikator biru enzim -amilase dan diaduk hingga
metilen, larutan iodium, H2SO4 2N, homogen. Campuran diinkubasi selama
Ammonium karbonat P, dan aqua dest. 40 menit pada suhu 85 3C. Untuk
Alat-alat yang digunakan dalam orientasi, setelah 20 menit pertama
penelitian ini terdiri dari neraca analitik, sampel diambil, direaksikan dengan
mixer, desikator, oven, spektrofotometer larutan iodium dan ditentukan nilai DE
UV-Vis, pengayak, kain saring, nya. Hidrolisis dihentikan setelah nilai
mikroskop, krussibel, pH meter, alat DE yang diinginkan diperoleh,
pencetak tablet, alat penguji kekerasan kemudian campuran didinginkan
tablet, alat penguji keregasan tablet, alat sampai suhu mencapai 30oC. Untuk
penguji waktu hancur, ayakan 60 dan 100 menghentikan aktivitas enzim
mesh, jangka sorong, tanur Fornace 47900 ditambahkan HCl 0,1 N sampai pH
dan alat-alat gelas. 3,7-3,9 dan didiamkan selama lima
menit. Selanjutnya dinetralkan dengan
NaOH 0,1 N sampai pH 6,7. Hasil

217
Syofyan., et al. J. Sains Tek. Far., 16(2), 2011

yang diperoleh dikeringkan dengan tetes indikator metil biru dan


metode spray dry, kemudian diayak dititrasi dengan larutan dekstrosa
dengan ayakan mesh 60. sampai warna biru tepat hilang.

a. Penentuan nilai DE (Apriyanto, b. Pemeriksaan Karakteristik


1989) Maltodekstrin
Maltodekstrin yang dihasilkan Dilakukan pemeriksaan berupa
sebelum dikeringkan ditimbang 25 pemerian, pH, uji Iodium, nilai DE,
g dan dimasukkan ke dalam gelas susut pengeringan dan sisa
piala kemudian ditambahkan pemijaran.
alkohol 80% (1:2). Campuran
diaduk dengan pengaduk magnet 3. Pembuatan Tablet Ibuprofen
selama 30 menit. Filtrat dipanaskan
pada penangas air sampai semua Pembuatan tablet ibuprofen
alkohol menguap (sampai menggunakan metode cetak langsung
volumenya menjadi seperlima dari dengan formula seperti pada Tabel 1.
awal) lalu ditambahkan aquadest Ibuprofen dicampur dengan laktosa, pati
secukupnya dan disaring dengan jagung, maltodekstrin/MCC PH 102,
kertas saring dimasukkan ke dalam magnesium stearat, talk dan aerosil lalu
labu ukur dan volumenya dikocok selama 15 menit dalam wadah
dicukupkan sampai 100,0 ml plastik. Setelah itu dilakukan evaluasi
dengan aqua dest. Ambil sebanyak terhadap massa tablet meliputi waktu alir,
5,0 ml sampel ditambahkan 10 ml sudut diam dan kompresibilitas, kemudian
pereaksi fehling. Campuran massa tablet dicetak menjadi tablet seberat
tersebut dipanaskan sampai 250 mg.
mendidih lalu ditambahkan 34

Tabel 1. Formula tablet ibuprofen


Bahan Formula
F1 F2 F3 F4 F5
Ibuprofen 100 100 100 100 100
Maltodekstrin - 23,75 47,5 71,25 95
Laktosa 118,75 95 71,25 47,5
Pati jagung 12,5 12,5 12,5 12,5 23,75
12,5
MCC PH 102 12,5 12,5 12,5 12,5 12,5
Mg. stearat 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Talkum 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Aerosil 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25

4. Evaluasi masa cetak dan tablet ml. Selanjutnya gelas ukur tersebut
kemudian ditap dengan alat tapped density
Evaluasi masa cetak tablet yang tester secara teratur ke atas dan ke bawah
dilakukan berupa uji laju alir, sudut diam, sebanyak 1250 pengetapan, lalu dicatat
kompresibilitas dan komprimabilitas. Uji volume massa tablet setelah ditap.
kompersibilitas dilakukan dengan cara Lakukan pengetapan kembali sampai
sebagai berikut: sejumlah serbuk didapat volume pengetapan yang tidak
dimasukkan pelan pelan ke dalam gelas berubah lagi. Massa tablet kemudian di
ukur 100 ml sampai tepat volume 100,0 timbang dan dicatat volume yang

218
Syofyan., et al. J. Sains Tek. Far., 16(2), 2011

dihasilkan. Massa tablet mempunyai dilanjutkan uji Tukey HSD (Honest


(kompresibilitas) yang baik jika memiliki Significant Differences) dengan taraf
indeks pengetapan kurang dari 20%. kepercayaan 95% ( = 0,05) untuk
Sedangkan uji komprimabilitas mengetahui perbedaan yang bermakna
dilakukan dengan cara: Disiapkan mesin antar formula.
tablet dengan diameter punch ukuran 13 .
mm, kedalaman punch bawah 10 mm, die HASIL DAN PEMBAHASAN
diisi granul sampai penuh. Punch atas
diatur dari posisi 0, 1, 2, 3, 4mm, dst Hasil uji kualitatif pati beras (Tabel
sehingga jika dilakukan penekanan granul 2) menunjukkan reaksi positif terhadap
terbentuk menjadi tablet. Tiap selesai reaksi iodium berwarna biru tua. Hasil
penekanan kekerasan tablet yang terbentuk pengujian pati beras di dapat kadar air
diukur dan dicatat. Penurunan punch atas sebesar 10,0033%, kurang dari 15% dan
diteruskan sampai mesin tidak mampu lagi kadar abu 0,2177% kurang dari 1%. Pati
menekan granul dalam ruang kompresi beras yang dihasilkan memenuhi syarat
Evaluasi tablet meliputi uji kadar air dan kadar abu pati beras
keseragaman bobot , keseragaman Farmakope Indonesia Edisi IV. Hasil uji
kandungan (Depkes RI, 1979), kuantitatif pati beras menunjukkan pati
pemeriksaan uji kekerasan dan keregasan yang diperoleh mempunyai kadar pati
(Lachman, et al, 1994) serta pemeriksaan 75,2600%; amilosa 15,2660% dan
waktu hancur, disolusi dan penetapan amilopektin 60,0340%.
kadar zat aktif (Depkes RI, 1995). Berdasarkan uji kuantitatif pati
beras diketahui bahwa beras yang
5. Teknik Analisis digunakan termasuk kategori beras amilosa
rendah (9% - 20%). Penetapan kandungan
Dilakukan uji distribusi normal amilosa dan amilopektin perlu dilakukan
terhadap data kompresibilitas dan karena perbedaan kadarnya dalam setiap
komprimabilitas setiap formula, jika data pati dapat mempengaruhi sifat pati dan
terdistribusi normal maka dapat maltodekstrin yang dihasilkan
dilanjutkan dengan analisis varian saru
arah (One Way ANOVA), kemudian

Tabel 2. Hasil evaluasi pati beras


Spesifikasi Hasil
Warna Putih
Bau dan Rasa Tidak berbau dan tidak berasa
Susut Pengeringan 10,0033 %
Sisa Pemijaran 0,2177 %
pH 6,9
Uji Iodium Biru (Positif)
% Pati 75,2600 %
% Amilosa 15,2660 %
% Amilopektin 60,0340 %

Maltodekstrin DE 5-10 dibuat dekstrin. Maltosa yang diperoleh


dengan metode Griffin dan Brooks yang merupakan hasil hidrolisis enzim yang
dimodifikasi. Maltodekstrin yang terbentuk memutus ikatan -1,4 pada amilosa dan
merupakan campuran dari maltosa dan amilopektin. Pemutus ikatan -1,4

219
Syofyan., et al. J. Sains Tek. Far., 16(2), 2011

menghasilkan maltosa (>50%), dekstrin, buat. Prinsip dasar metode ini adalah titrasi
maltriosa, glukosa, oligosakarida dalam redoks yaitu reduksi larutan fehling oleh
jumlah yang kecil. Jumlah total gula gula pereduksi yang terkandung dalam
pereduksi menentukan nilai DE pada maltodekstrin.
maltodekstrin (Griffin, 1989). Hasil uji kualitatif maltodekstrin
Pada penelitian ini digunakan (Tabel 3) menunjukkan reaksi positif
enzim -amilase yang berasal dari Bacillus terhadap reaksi iodium berwarna coklat.
licheniformis karena bersifat termostabil Hasil pengujian maltodekstrin didapat
dan mempunyai rentang pH yang besar susut pengeringan atau kadar air sebesar
untuk bekerja optimum 6-8. (Kennedy, et 5,2282% sesuai dengan kadar yang
al, 1995). Hasil yang diperoleh berupa ditetapkan yaitu kurang dari 6%. Kadar air
cairan kental seperti suspensi yang maltodekstrin sangat dipengaruhi oleh sifat
berwarna kecoklatan. Cairan berwarna higroskopisnya.
kecoklatan ini berasal dari warna enzim - Hasil penetapan kadar abu
amilase yang merupakan cairan berwarna diperoleh sebesar 0,4117% yang sesuai
coklat tua (Hui, 1992). dengan persyaratan yang ditetapkan yaitu
Penentuan nilai DE dilakukan kurang dari 0,5%. Hasil pemeriksaan pH
dengan metode Lane Eynon. Metode ini maltodekstrin diperoleh pH 6,8 hal ini
digunakan untuk menentukan banyaknya memenuhi persyaratan pH maltodekstrin
gula pereduksi dalam sampel yang kita yang kisarannya 4-7.

Tabel 3. Hasil evaluasi maltodekstrin


Spesifikasi Hasil Persyaratan (USP
Warna Putih 27)
Putih
Tidak berbau dan sedikit Tidak berbau dan sedikit
Bau dan Rasa manis manis
Susut Pengeringan 5,2282 % Tidak lebih dari 6%
Sisa Pemijaran 0,4177 % Tidak lebih dari 0,5%
pH 6,8 4-7

.
Hasil pemeriksaan laju alir massa peningkatan konsentrasi maltodekstrin. Hal
cetak (Tabel 4) menujukkan secara ini mungkin disebabkan karena sifat
keseluruhan formula 1 sampai formula 5 maltodekstrin yang dapat meningkatkan
memenuhi syarat yang baik yaitu waktu ikatan antar partikel sehingga
kurang dari 10 detik dan sudut diam menyebabkan serbuk menjadi sulit untuk
kurang dari 25 serta kerapatan bulk yang mengalir, tetapi meskipun demikian sudut
kecil. Laju alir massa tablet dipengaruhi diam yang dihasilkan termasuk baik.
oleh kerapatan bulk massa cetak, dimana Uji kompresibilitas dilakukan
massa cetak dengan kerapatan bulk yang dengan maksud untuk mengetahui
kecil memiliki gaya gravitasi yang kecil penurunan jumlah masa cetak akibat
pula sehingga sukar mengalir ke bawah. getaran. Masa cetak yang baik memiliki
Dengan waktu alir yang baik diharapkan indeks pengetapan tidak lebih dari 20%.
massa cetak memberikan homogenitas Dari hasil uji dapat diketahui kerapatan
kandungan ibuprofen dalam tablet pada bulknya dan hal ini dapat mempengaruhi
saat pengempaan (Voigt, 1994) harga kompresibilitas. Semakin tinggi
Sudut diam yang dihasilkan kerapatan bulknya maka harga
cenderung meningkat seiring dengan kompresibilitasnya semakin baik. Hasil uji

220
Syofyan., et al. J. Sains Tek. Far., 16(2), 2011

dari formula 1 sampai formula 5 tidak boleh lebih dari 0,4. Data dilihat pada
menghasilkan harga kompresibilitas tabel 5, pada setiap formula penurunan
kurang dari 20% sehingga dapat dikatakan punch 2 mm sudah dapat dicetak menjadi
memenuhi persyaratan. tablet dengan kekerasan 0 kg. Akan tetapi
Uji komprimabilitas (Tabel 5) pada penekanan punch maksimum
dilakukan untuk mengetahui kemampuan kekerasan tertinggi terjadi juga pada
massa cetak sebagai pengisi untuk dicetak formula 2 yaitu 11,83 kg/cm2 (Lachman,
menjadi tablet. Komprimabilitas 1994).
dinyatakan dengan nilai F, dimana harga F

Tabel 4. Hasil evaluasi massa cetak


Parameter Hasil
F1 F2 F3 F4 F5
Waktu alir (detik) 5,7 5,8 5,9 6,3 7,9
Sudut diam 4 o
18,4 0 o
21,8 1 o
23,3 5 o
23,3 3 o
19,7
Kerapatan bulk (g/ml) 0,6453 0,6424 0,6153 0,5781 0,5905
Kompresibilitas 7,7458 8,2457 8,5158 8,6612 9,4083

Tabel 5. Hasil uji komprimabilitas


Penurunan punch atas Kekerasan tablet yang diperoleh (kg)
(mm) F1 F2 F3 F4 F5
0 - - - - -
1 - - - - -
2 0 0 0 0 0
3 0,10 0,16 0,25 0,16 0,10
4 0,40 0,67 0,49 1,00 0,40
5 1,85 3,30 3,50 8,19 3,71
6 5,60 7,43 7,35 10,44 5,60
7 9,08 11,83 10,76 11,64 9,08

Tabel 6. Hasil evaluasi tablet ibuprofen


Evaluasi F1 F2 F3 F4 F
Diameter (cm) 5
0,9100,0 0,9100,0 0,9100,0 0,9100,0 0,9100,2
Ketebalan (cm) 0,310,0 0,320,0 0,320,0 0,320,0 0,320,0
Bobot tablet (mg) 250,43,7 250,63,5 252,04,9 252,84,9 251,52,8
Kekerasan (kg/cm2) 4,2440,8 5,1090,9 5,5250,9 7,5980,8 8,0161,2
Keregasan (%) 0,82290, 0,33330, 0,17820, 0,11220,0 0,07622
Waktu hancur (menit) 0,330,06
0 13,510,3
0 14,070,2
0 14,530,29 15,570,4
0,0
Penetapan Kadar (%) 99,271,2 100,371, 5 8
100,370, 4
101,440,9 99,740,3
1 memenuhi
9 syarat sesuai yang ditetapkan
Pemeriksaan kualitas fisik tablet oleh Farmakope Indonesia.
(Tabel 6) seperti keseragaman bobot,
kekerasan dan keregasn serta waktu hancur Data kompresibilitas diuji distribusi
semuanya memenuhi persayaratan normal menggunakan metode Kolmogorov
Farmakope Indonesia. Evaluasi kimia Smirnov Test. Dari tabel One sample
tablet yaitu penetapan kadar, juga Kolmogorov Smirnov Test, didapat angka
probabilitas 0,940. Ho diterima, karena Ho

221
Syofyan., et al. J. Sains Tek. Far., 16(2), 2011

(0,940) > a (0,05) sehingga disimpulkan Using Heat Stabile -Amylase. Dalam :
data terdistribusi normal. Hasil uji One Journal Food Science 54. Hal : 190.
Way ANOVA menunjukkan F hitung Hui Y. 1992. Encyclopedia of Food Science
(1,130) < F tabel (3,48), maka Ho diterima and Technology. Vol 1. John Wiley and
artinya pengaruh perbedaan kadar Son. Singapore. Hal: 279.
Jufri, M., Effionora A. dan Joshita D. 2004.
kombinasi laktosa dengan maltodekstrin
Pembuatan Niosom Berbasis
DE 5-10 dari pati beras sebagai bahan Maltodekstrin DE 1-5 Dari Pati Singkong
pengisi tidak memberikan perbedaan yang (Manihot utilissima). Majalah Ilmu
nyata terhadap kompresibilitas tablet Kefarmasian. FMIPA UI.Depok. Vol. I,
ibuprofen No.1, April 2004, 10 20

KESIMPULAN Kennedy, JF., Knill, CJ., Taylor, DW. 1995.


Maltodekstrin. Dalam: Kearsley MW,
Perbedaan kadar kombinasi Dziedzic SZ (eds). Handbook of Strach
laktosa-maltodekstrin DE 5-10 sebagai Hydrolisis Product and Their Drivates.
pengisi tidak memberikan peningkatan Blackie Academic and Professional. Hal:
65-80.
terhadap nilai kompresibilitas dan Kuntz, Lynn A. Making of The Most
komprimabilitas tablet ibuprofen. Maltodextrin.
www.foodproductdesign.com. 15 Juli
DAFTAR PUSTAKA 2007
Lachman, L., Lieberman H.A. dan Kanig J.L.
Anwar, E., Joshita D., Arry Y. dan Anton B. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri.
2004. Pemanfaatan Maltodekstrin Pati Edisi III. Terjemahan: Siti Suryatmi.
Terigu Sebagai Eksipien. Dalam Formula Universitas Indonesia Press. Jakarta. Hal:
Sediaan Tablet dan Niosom. Majalah Ilmu 645- 646, 651-652, 654, 684-686, 692,
Kefarmasian. FMIPA UI. Depok. Hal: 34- 697-705, 712.
39. Schenck, Fred W. and Ronald E. Hebeda.
Apriyanto, A.1989. Analisis Pangan. IPB 1992. Starch Hydrolysis Products:
Press. Bogor. Hal: 40-44. Worldwide Publishers Inc. New York.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal: 233, 249.
1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Sumardji, S., Bambang H., Suhardi. 1997.
Departemen Kesehatan Republik Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan
Indonesia. Jakarta. Hal :6-10. dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta. Hal:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 38-40.
1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Swarbrick, J. and James C. Boylan. 1988.
Departemen Kesehatan Republik Encyclopedia of Pharmaceutical
Indonesia. Jakarta. Hal: 4-5, 31, 32, 107- Technology. Volume 1. Marcell Dekker,
108, 488-489, 515, 519, 771, 925, 999, Inc. New York. Hal: 451.
1043, 1086. Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi
Griffin, V.K. and Brooks JR. 1989. Production Farmasi. Edisi V. Terjemahan:
and Size Distribution of Rice Maltodextrin Soedaninoerrono. Gadjah Mada University
Hydrolyzed from Milled Riced Flour Press. Jakarta. Hal: 168, 170, 201-212,
215, 643-648, 680-696.

222

Anda mungkin juga menyukai