3.1 Enzim
Enzim adalah sekelompok protein yang bersifat katalis dan mengatur
perubahan senyawa kimia dalam sistem biologis. Enzim dihasilkan dari
organ-organ hewan, tumbuhan dan mikroorganisme. Secara katalitik,
enzim mempunyai fungsi dalam berbagai reaksi seperti hidrolisis,
oksidasi, reduksi, isomerasi, adisi, transfer gugus, dan kadang-kadang
pemutusan rantai karbon. Salah satu aktivitas enzim adalah memerlukan
kofaktor, yaitu gugus non protein dari enzim yang menentukan aktivitas
katalitiknya (Sulistiyowati, dkk., 2016).
Enzim berfungsi sebagai katalisator, yaitu senyawa yang
meningkatkan kecepatan reaksi kimia. Enzim mempercepat reaksi 108
sampai 1011 kali lebih cepat dibandingkan ketika reaksi tersebut tidak
menggunakan katalis. Enzim juga dapat menurunkan atau memeprkecil
energi aktivasi suatu reaksi kimia. Reaksi tersebut dapat membuat enzim
mengubah senyawa selanjutnya yang disebut substrat menjadi senyawa
yang baru yaitu produk, namun enzim tidak ikut berubah dalam reaksi
tersebut (Supriyatna, dkk., 2015).
Gula invert adalah gula yang dihasil dari proses hidrolisis sukrosa
menjadi glukosa dan fruktosa dengan bentuk berupa larutan kental.
Memproduksi gula invert dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu
hidrolisis sukrosa menggunakan asam secara kimiawi dan menggunakan
enzim invertase secara enzimatik (Yadnyani, 2019). Gula invert digunakan
untuk memperlambat kristalisasi gula pada konsentrasi larutan yang tinggi.
Gula invert digunakan dalam krim non kristal, selai, madu buatan dan
industri permen serta industri yang hanya memproduksi larutan gula
(Suwarno, dkk., 2015).
IV. Metodologi
4.1 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah blender,
erlenmeyer, gelas beaker, gelas ukur, kapas, pipet tetes, rak tabung reaksi,
spektrofotometer, tabung reaksi, timbangan, water-bath.
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah buffer
asetat pH 4,5, fruktosa, glukosa, larutan BSA, natrium bikarbonat
(NaHCO3), ragi roti dan sukrosa.
4.2 Prosedur Kerja
4.2.1 Preparasi Enzim Invertase
Ragi roti 50 gram diblender dalam 100ml NaHCO3 0,1 M
selama 2-5 menit. Bubur ragi dituang dalam Erlenmeyer dan mulut
Erlenmeyer ditutup dengan kapas. Bubur ragi diinkubasi pada suhu
40oC selama 24 jam dan sentrifase pada kecepatan 12.000 selama 15
menit. Supernatant didekantasi kedalam gelas ukur, volume dicatat
dan disimpan dalam lemari es. Larutan enzim encer (larutan enzim
dibuat 1:10, 1:100, 1:1000, 1:10.000), disimpan untuk percobaan
selanjutnya, Sedangkan larutan enzim invertase yang masih ada
tidak dibuang untuk percobaan selanjutnya.
4.2.2 Penentuan kadar protein secara Biuret
Larutan protein standar dipipet kedalam tabung reaksi 1 ml
larutan protein yang mengandung 2; 4; 6; 8; 10 mg/ml dan ditambah
4 ml reagen Biuret. Larutan dikocok dan didiamkan selama 10 menit
pada suhu 37oC. Serapan dibaca pada panjang gelombang 540nm
dan larutan blanko digunakan 1 ml aquades dan 4 ml reagen biuret.
Sampel adalah larutan enzim sebelum pengenceran dan enzim yang
telah diencerkan masing-masing sebanyak 1 ml (1:10; 1:100;
1:1000; 1:10.000).
4.2.3 Penentuan jumlah produk yang terbentuk dari aktivitas intervase
Larutan enzim (larutan enzim tanpa pengenceran dan enzim
dengan pengenceran 1:10; 1:100; 1:1000; 1:10.000), dimasukan
kedalam tabung reaksi masing-masing 1 ml, digunakan 1 ml aquades
sebagai blanko. Masing-masing tabung baik sampel air blanko
ditambahkan 1 ml buffer pH 4,5.
Larutan ditambahkan pada masing-masing (sampel dan
blanko) 1 ml sukrosa 0,25 M, larutan diaduk dan disimpan kembali
pada suhu kamar selama 15 menit. Reaksi dihentikan dengan
ditambahkan 1 ml reagen nelson pada masing-masing tabung.
Semua tabung ditutup dengan kelereng dan semua tabung
dimasukkan kedalam penangas air mendidih selama 15 menit.
Tabung didinginkan dan ditambahkan 1 ml reagen Arsenomolibdat
(tidak dipipet dengan mulut), vortex dan didiamkan selama 5 menit.
Tabung ditambahkan air hingga volume akhir 10 ml. Absorbansi
dibaca pada Panjang gelombang 510nm.
4.2.4 Standar gula invert
Standar gula invert dibuat sebagai berikut : kedalam tabung-
tabung reaksi dimasukkan 0,1 ; 0,3 : 0,5 : 0,7 dan 1 ml larutan 0,0025
gula invert (campuran 0,0025 M glukosa dan 0,0025 fruktosa).
Volume tabung dibuat menjadi 1 ml buffer asetat. Selanjutnya 1 ml
reagen nelson di tambahkan pada masing masing tabung. Semua
tabung ditutup dengan kelereng dan dimasukkan kedalam penangas
air mendidih selama 15 menit. Tabung didinginkan dan ditambahkan
1 ml reagen arsenomolibdat, vortex, dan didiamkan selama 5 menit.
Tabung ditambahkan air hingga volume akhir 10 ml. Absorbansi
dibaca pada panjang gelombang 510nm.
V. Pembahasan
VI. Simpulan
1. Kadar protein antara biuret pada larutan BSA dengan reagen biuret
diperoleh warna ungu pekat dan setelah dipanaskan larutan berubah
menjadi berwarna ungu pudar. Hal ini dikarenakan semakin tinggi
intensitas cahaya yang diserap oleh spektrofotometer UV-Vis maka
semakin tinggi pula kadar protein yang terdapat dalam zat tersebut.
2. Jumlah produk yang terbentuk dari aktivitas invertase antara larutan
dengan reagen nelson diperoleh warna biru, sedangkan larutan dengan
reagen arsenomolibdat menjadi berwarna biru pekat. Hal ini dikarenakan
semakin tinggi konsentrasi gula invert, maka warna biru semakin
dominan.
Fendri, S, T, J., Ifmaily., dan Syarti, S, R., 2019, Analisis Protein Pada
Rinuak, Pensi dan Langkitang dengan Spektrofotometri UV-Vis,
Jurnal Katalisator, Vol. 4, No. 2, Hal. 119-124.
Firdausa, F, K., Santoso, A, B., dan Handayani, W., 2017, Ekstraksi Xilan
dari Limbah Ampas Singkong dan Pemanfaatannya sebagai Substrat
Endo-B-1,4-D-Xilanase, Berkala Sainstek, Vol. 1, Hal. 50-54.
Hartono dan Pagarra, H., 2011, Analisis Kadar Etanol Hasil Fermentasi Ragi
Roti Pada Tepung umbi Gadung (Dioscorea hispida Dennst) terhadap
kadar etanol, Bionature, Vol. 12, No. 2, Hal. 82-86.
Machin, A., 2012, Potensi Hidrolisat Tempe sebagai Penyedap Rasa melalui
Pemanfaatan Ekstrak Buah Nanas, Biosantifika, Vol. 4, No. 2.
Salim, R., dan Rahayu, I, S., 2017, Analisis Kadar Protein Tempe Kemasan
Plastik dan Daun Pisang, Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol. 2, No.
1.
Sulistyarsi, A., Pujiati., dan Ardhi, M, W., 2016, Pengaruh Konsentrasi dan
Lama Inkubasi terhadap Kadar Protein Crude Enzim Selulase dari
Kapang Aspergillus niger, Proceeding Biology Education Conference,
Vol. 13, No. 1.
Supriyatna, A., Amalia, D., Jauhari, A, A., dan Holydaziah, D., 2015,
Aktivitas Enzim Amilase, Lipase, dan Protease dari Larva, Jurnal Istek,
Vol. 9, No. 2.
Suwarno., Ratnani, R, D., dan Hartati, I., 2015, Proses Pembuatan Gula Invert
dari Sukrosa dengan Katalis Asam Sitrat, Asam Tartrat dan Asam
Klorida, Momentum, Vol. 11, No. 2, Hal. 99-103.