Anda di halaman 1dari 7

Berdasarkan beberapa perlakuan yang dilakukan selama praktikum aktifitas lipase

serum, seperti penambahan aquades kedalam dua tabung reaksi yang berfungsi sebagai
pencair atau pengemulsi lemak dan serum yang berfungsi sebagai sumber  enzim lipase
yang berfungsi sebagai penghidrolisi lemak . Lalu kedua tabung reaksi yang dimasukkan
dalam air mendidih selama 5 menit bertujuan untuk menonaktifkan enzim, sedangkan
penambahan larutan buffer bertujuan untuk menjaga pH agar tetap stabil dan minyak olive
yang berfungsi sebagai substrat atau sumber lemak yang akan dihidrolisi. Kemudian proses
inkubasi yang dilakukan, berguna untuk menyesuaikan agar sama seperti kondisi yang
terjadi pada sistem pencernaan dalam tubuh sehingga enzim mampu bekerja secara
spesifik. Penambahan alkohol 95% berfungsi sebagai pelarut lemak dan indikator
PP berfungsi sebagai pemberi warna.

Berdasarkan hasil praktikum penentuan aktifitas lipase serum didapatkan besar


aktivitas lipase yaitu 1,1 unit/ ml serum. Menurut Kurnia (2010), Satu unit Aktivasi lipase
sama dengan 1 µmol asam lemak bebas yang dihasilkan dari hidrolisis substrat yang
dikatalisis oleh lipase tiap satuan menit. Aktivitas enzim dapat ditentukan secara kualitatif
dengan reaksi kimia yaitu dengan substrat yang dapat dikatalisis oleh enzim tersebut, dan
secara kuantitatif ditentukan dengan mengukur laju reaksinya. Dengan demikian jumlah
enzim lebih banyak dinyatakan dalam satuan atau unit enzim. Menurut Palande (2012),
menyatakan standar aktivitas lipase normal adalah 0 sampai 1,6 unit/ml serum, faktor yang
dapat mempengaruhi aktivitas enzim lipase dapat terjadi karena pakan yang diberikan
mengandung kadar lemak yang kecil, sehingga tubuh ternak terbiasa untuk mensintesis
lipase dengan jumlah yang sedikit. Apabila dibandingkan dengan literatur, hasil praktikum
aktivitas lipase berada pada kisaran normal.

Menurut Brownlee et. al. (2010), enzim lipase mampu mempertahankan aktivitas


dibawah kondisi fisiologinya, namun beberapa enzim pencernaan lebih
menunjukan  resistensi yang lebih besar mengalami denaturasi. Secara khusus, lipase
pankreas harus stabil di bawah berbagai pH dalam usus kecil. Enzim disekresikan sebagai
bagian dari getah pankreas yang memiliki pH sekitar 8. PH perkiraan dalam usus
kecil disarankan berasal dari sekitar 6,5 dalam duodenum lebih dari
7 di distal ileum. Menurut Aravindan et al.( 2007), aktivitas lipase seperti enzim lainnya,
tergantung pada pH dan suhu. Beberapa lipase stabil pada rentang nilai pH yang cukup
panjang. Lipase umumnya stabil pada atau dekat pH netral, beberapa stabil sampai pH 4,0
dan 8,0. Lipase ekstraseluler yang diproduksi oleh Aspergillus niger, Chromobacterium
viscosum dan spesies Rhizophus sangat aktif pada pH asam. Lipase basa yang diisolasi
dari Pseudomonas nitroaeducens aktif pada pH 11,0  

Menurut Tillman et al. (1998), beberapa patokan yang dapat diberikan kepada


faktor-faktor lain yang mempengaruhi aktivitas enzim yaitu : 1). Konsentrasi substrat.
Apabila kadar enzim berlebihan maka penambahan kadar substrat akan mempercepat kerja
enzim. Tetapi apabila kadar enzim tidak berlebihan, penambahan konsentrasi substrat tidak
menambah kecepatan reaksi bahkan kecepatan ini dapat berkurang oleh karena adanya
kompetisi dari substrat yang berlebihan itu terhadap bagian yang aktif dari enzim.  2).
Konsentrasi enzim. Pada umumnya penambahan konsentrasi enzim pada suatu substrat
yang berlebihan menghasilkan penambahan kecepatan reaksi secara garis lurus. 3).
Inhibitor. Beberapa senyawa akan berkompetisi dengan substrat dalam mendapatkan
bagian-bagian aktif dari enzim sehingga menghalangi terjadinya senyawa komplek ES
(enzim substrat) sehingga menyebabkan kecepatan reaksi berkurang. 4). Temperatur. Pada
umumnya kenaikan 100 C menyebabkan kecepatan reaksi menjadi lipat dua. Akan tetapi
apabila temperatur naik terlalu tinggi terjadi denaturasi protein sehingga kecepatan reaksi
turun. 5). Konsentrasi ion hidrogen, pH. Kebanyakan enzim paling aktif pada pH 6-7 yaitu pH
yang sama dalam sel atau darah tetapi beberapa enzim ekstraseluler mempunyai pH yang
optimum dalam lingkungan asam maupun basa.

Kesimpulan

              Berdasarkan hasil percobaan penentuan aktifitas lipase, didapatkan besar


aktivitasnya yaitu I,I unit / ml serum berada pada kisaran normal. Aktivitas lipase serum
sendiri dipengaruhi oleh konsentrasi substrat, konsentrasi enzim, ada tidaknya inhibitor,
temperatur, dan konsentrasi ion hidrogen atau pH. Tingkat aktivitas lipase serum yang
rendah mencerminkan tingkat aktivitas pankreas yang rendah pula.             
Daftar Pustaka

Aravindan, R., P. Anbumanthi, and T. Viruthagiri. 2007. Lipase Application in Food Industry. Indian
Journal of Biotechnology. Annamalainagar, India.

Brownlee, Iain A., Forster, Deborah J., Wilcox, Matthew D.,  Dettmar, Peter W., Seal, Chris J., and
Pearson, Jeff P. 2010. Physiological parameters governing the action of pancreatic lipase.
Newcastle University.

Joshita, D., Azizahwat dan Wahyuditomo. 2000. Pengaruh Daun Jati Belanda Terhadap Kerja Enzim
Lipase secara In Vitro. Warta Tumbuhan Obat Indonesia.

Kurnia. 2010. Studi Aktivitas Enzim Lipase dari Aspergillus niger sebagai Biokatalis pada Proses
Gliserolisis untuk  Menghasilkan Monoasilgliserol. Universitas Diponegoro. Semarang.

Murray, R. K. 1999. Biokimia. Edisi 24. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Ning, Liu, Yingjun, Ru, Jianping, Wang, and Tingsheng, Xu. 2009. Effect of dietary sodium phytate and
microbial phytase on the lipase activity and lipid metabolism of broiler chickens. Henan
University of Science and Technology.

Palande, Leena. 2012. Lipase Normal Range. Diakses di http://www.buzzle.com/articles/lipase-normal-


range.html pada tanggal 17 Oktober 2013 pukul 22.10.
Ray, Abhijit. 2012. Application of Lipase in Industry. Asian J. Pharm. Tech. Raipur, India.

Sacher, Ronald A. dan McPherson, Richard A. 2004. Tinjauan Klinik Hasil Pemeriksaan Laboratorium :
Edisi II. Kedokteran EGC. Jakarta.

Schmid, Rolf. D., and Robert Verger. 1998. Lipases: Interfacial Enzymes with Attractive Applications.
Angewandte Chemie. Weinheim.

Shin, J.E.,Han, M.J., dan Kim, D.H. 2003. 3-Methylethergalangin Isolated From Aplinia Officinarium
Inhibits Pankreas Lipase. Bior Parm Bull.
Sukarman, Edi. 2012. Materi Kuliah Analis Kesehatan - Kimia Klinik I - Analisa
Enzim. Diakses Pada Tanggal 26 September 2013,  Pukul 18:21 WIB.
Available at http://www.labsaya.com/2012/12/materi-kuliah-analis-
kesehatan-kimia_23.html.
 
Tillman, A.D, H. Hartadi, S. Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo, S. Lebdosoekojo. 1998. Ilmu Makanan
Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Winarno. 1995.  Enzim Pangan. PT. Gramedia Pustaka. Jakarta.


Enzim adalah suatu protein yang mempunyai struktur tiga dimensi yang mampu
mengkatalisis reaksi-reaksi biologi.

Enzim dapat menaikkan laju reaksi karena enzim dapat


menurunkan energi aktivasi substrat yang terlibat dalam reaksi.
 

Beberapa faktor yang mempengaruhi aktivitas katalitik enzim antara lain :

* suhu

* pH

* konsentrasi substrat

* serta konsentrasi enzim.

Lipase adalah salah satu enzim dalam golongan hidrolase yaitu enzim yang bekerja
sebagai katalis pada reaksi hidrolisis. Selain itu Lipase merupakan enzim yang
memecah ikatan ester pada lemak, sehingga terjadi asam lemak dan gliserol.

            Pada percobaan ini, aktivitas katalitik enzim dipengaruhi oleh suhu dan pH. Mula-
mula 5 tabung reaksi diisi 2 ml suspensi ekstrak pankreas. Kemudian tabung 1 yang
merupakan tabung standar dipanaskan diatas penangas air ± 20 menit, hal ini
bertujuan untuk mematikan enzim yang ada dalam tabung 1. sedangkan tabung 2, 3, 4,
dan 5 ditambahkan masing-masing 5 ml reagen emulsi minyak dan 1 ml air, dari setiap
tabung nampak lapisan minyak berada dibagian atas. Ini terkait dengan massa jenis
dari minyak yang lebih kecil dari air. Campuran yang ada pada tabung 2, 3, 4, dan 5
kemudian di inkubasi pada suhu 350C dengan variasi waktu yaitu tabung 2 selama 15´,
tabung 3 selama 30´, tabung 4 selama 45´, dan tabung 5 selama 60´. Tujuan dari
proses inkubasi dalam percobaan ini yaitu untuk mempengaruhi aktivitas enzim dalam
masing-masing tabung dalam hal ini faktor suhu yang mempengaruhi aktivitas enzim.
Inkubasi campuran reaksi dilakukan pada suhu 37 0C hal ini terkait karena dalam
Wikipedia dikatakan bahwa kadar tindak balas enzim paling optimum pada suhu 37 0C
dan enzim akan terhambat pada suhu tinggi yaitu lebih dari 50 0C. Selain itu jika
inkubasi dilakukan pada suhu tinggi, maka enzim akan mengalami denaturasi, dan
dengan demikian konsentrasi efektif enzim menjadi berkurang dan kecepatan
reaksinya pun akan menurun.       

Tabung 1 yang telah dipanaskan kemudian ditambahkan pula dengan 5 ml reagen


emulsi dan 1 ml air. Pada tabung 1 tidak dilakukan inkubasi karena tabung 1 dianggap
nol menit karena enzim telah dimatikan pada awal reaksi. Pada akhir inkubasi,
campuran reaksi pada tabung 1, 2, 3, 4, dan 5 kemudian dituangkan dalam labu
erlenmeyer 100ml untuk dilakukan titrasi, proses titrasi dimaksudkan untuk
mengetahui/mengidentifikasi jumlah asam lemak yang terbentuk, sehingga menitrasi
asam lemak tersebut dilakukan dengan basa encer. Sebelum titrasi dilakukan, masing-
masing tabung reaksi ditambahkan dengan 20 ml alkohol 95% dan 10 tetes larutan
fenoftalein. Dalam percobaan ini larutan fenoftalein bertindak sebagai indikator yang
akan merubah warna campuran pada saat campuran reaksi mencapai titik ekivalen.

Berdasarkan hasil pengamatan, labu erlenmeyer 1, 2, 3, 4, dan 5 menunjukkan


warna campuran yang sama baik sebelum titrasi maupun setelah titrasi (setelah titik
ekivalen ) yaitu dari warna hijau muja menjadi merah maron. Namun setiap labu
menunjukkan beberapa campuran dalam labu menunjukkan perbedaan volume NaOH
yang terpakai hingga mencapai titik ekivalen. Untuk labu 1 dan 2, volume NaOH yang
terpakai adalah sama yaitu 1,4 ml, volume NaOH yang terpakai pada labu 3 yaitu 1,1
ml, sedangkan untuk labu 4 dan 5 menunjukan volume NaOH yang sama yaitu 0,8 ml.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat diketahui bahwa, jumlah asam lemak
tiap labu setelah dilakukan inkubasi dengan variasi waktu 15, 30, 45, dan 60 menit
semakin berkurang, hal ini ditunjukkan dengan makin berkurangnya volume NaOH yang
dipakai untuk mentitrasi asam lemak.

 KESIMPULAN

J   Dalam percobaan ini, salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim adalah
suhu.

J   Jumlah asam lemak setelah dititrasi dan telah melalui proses inkubasi dengan
variasi waktu semakin berkurang, ini ditunjukkan dengan semakin berkurangnya
volume NaOH yang terpakai.

 
 

I.       DAFTAR PUSTAKA

Ishak, netty dkk. 2006. Bahan ajar Biokimia. Gorontalo. Jurusan Pendidikan  Kimia

Nuringtyas, tri. 2006. Power Point Enzim.

http://wikimediafoundation.org

Anda mungkin juga menyukai