Anda di halaman 1dari 8

Laboratorim Kimia Farmasi

Program Studi S-1 Farmasi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari
Banjarbaru

Laporan Sementara Hasil Praktikum

Praktikum : BIOKIMIA
Percobaan : IV - ENZIM

Nama : Anastasia Valentina F. Dosen Pembimbing :Didik Ryo Pambudi,


NIM : SF18010 M. Farm., Apt
Kelas :A Tanggal Praktikum : Rabu, 3 Juni 2020
Kelompok : II

I. Hasil Praktikum :

Pengaruh pH terhadap aktivitas Enzim

Nomor Perubahan Warna


Tabung pH
Uji Iodium Uji Benedict

1 HCL 1,0 MA Biru tua Biru muda

2 Aquades Bening Kuning

3 Na2CO3 Bening Kuning


Laboratorim Kimia Farmasi
Program Studi S-1 Farmasi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari
Banjarbaru

II. PEMBAHASAN
Pada praktikum ke empat ini tentang Enzim dengan tujuan
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi aktifitas enzim dan memahami
pengaruh pH dan temperature terhadap aktifitas enzim amilase. Enzim adalah
golongan protein yang merupakan unit fungsional dalam metabolisme sel.
Enzim merupakan biokatalisator bagi reaksi-reaksi yang terjadi di dalam
tubuh makhluk hidup. Sebagai biokatalisator, enzim memiliki spesifitas yang
sangat tinggi baik terhadap reaktan (substrat) maupun jenis reaksi yang
dikatalisisnya. Pada umumnya, suatu enzim hanya mengkatalisis satu jenis
reaksi dan bekerja pada suatu substrat tertentu (Pratama, 2012).
Pada percobaan ini tabung berisi amilum dan amylase yang
ditambahkan dengan larutan HCL 1,0 M memiliki pH 1, kemudian diuji
Iodium menghasilkan perubahan warna biru tua dan diuji benedict berwarna
biru muda tanpa endapan berarti masih ada amilum pada tabung. Hal ini
mengindikasikan bahwa enzim amilase tidak dapat memecah amilum. Enzim
amilase mengalami denaturasi karena perlakuan asam. Ketika enzim amilase
rusak karena pH, maka tidak terbentuk titik akromatik (Pratama, 2012).
Pada tabung reaksi yang kedua adalah tabung berisi amilum dan
amylase yang ditambahkan dengan aquades memiliki pH 7, kemudian
dilakukan uji iodium menjadi berwarna bening dan benedict menghasilkan
warna kuning. Yang mengindikasikan telah terjadi titik akromatik. Enzim
amilase tidak mengalami denaturasi pada pH netral dan mampu memecah
amilum (Pratama, 2012) sebab amilum telah terhidrolisis menjadi
monosakarida.
Pada tabung reaksi yang ketiga adalah tabung berisi amilum dan
amylase yang ditambahkan dengan Na2CO3 memiliki pH 9 yang membuat
kondisi pada tabung menjadi basa, dan diuji iodium menjadi berwarna bening
kemudian uji benedict menghasilkan warna kuning. Hal ini di karenakan
enzim amilase mengalami denaturasi pada kondisi basa dan mengakibatkan
enzim amylase tidak dapat memecah amilum (Pratama, 2012) hal ini tidak
sesuai dengan teori yang seharusnya menunjukkan warna biru, ini disebabkan
Laboratorim Kimia Farmasi
Program Studi S-1 Farmasi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari
Banjarbaru

karena larutan telah terkontaminasi sehingga terjadi kesalahan pada


percobaan.
Percobaan ini menunjukkan bahwa enzim bekerja maksimal pada saat
ditambahkan aquades atau bersuasana netral pada pH 7. Teori yang
menyatakan bahwa enzim bekerja pada pH tertentu, umumnya pada pH 6,8 –
7, dimana setiap enzim mempunyai pH optimum yang khas, pH pada suatu
enzim tidak boleh terlalu asam ataupun terlalu basa karena akan menurunkan
kecepatan reaksi dengan terjadinya denaturasi. Pada kisaran pH tertentu
enzim mempunyai kestabilan yang tinggi (Pratama, 2012).
Laboratorim Kimia Farmasi
Program Studi S-1 Farmasi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari
Banjarbaru

III. Kesimpulan
Pada praktikum ini dapat diambil kesimpulan bahwa:
a. Enzim adalah golongan protein yang merupakan unit fungsional dalam
metabolisme sel.
b. pH asam dan basa akan membuat enzim amylase denaturasi sehingga tidak
dapat memecahkan amilum.
c. pH netral membuat enzim amilase tidak mengalami denaturasi dan mampu
memecah amilum.
Laboratorim Kimia Farmasi
Program Studi S-1 Farmasi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari
Banjarbaru

DAFTAR PUSTAKA

Pratama, Aditya Putra., dkk. 2012. Pengaruh Suhu dan pH Terhadap Aktifitas
Enzim. Jurnal Kimia Indonesia 1 (1). Jakarta.

Banjarbaru, 3 Juni 2020


Mengetahui,
Asisten Laboratorium Praktikan

(Nurrahmi Arny, A.Md., Farm) (Anastasia Valentina Februesti)


Laboratorim Kimia Farmasi
Program Studi S-1 Farmasi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari
Banjarbaru

LAMPIRAN

Pertanyaan :
1. Apa fungsi dari Larutan Iod dalam percobaan ini ?
2. Dari percobaan yang saudara lakukan, faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi aktivitas enzim dan jelaskan mekanismenya !
3. Jelaskan mengapa enzim sangat sensitif terhadap perubahan Suhu dan pH !
4. Jelaskan enzim apa saja yang terlibat dari percobaan yang ada di pedoman
pratikum ini !
5. Jelaskan apa yang inti dari percobaan ini !

JAWAB

1. Fungsi larutan Iodium untuk mengidentifikasi adanya amilum.


2. Aktivitas sutau enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan umum seperti
suhu dan derajat keasaman (pH), selain itu aktivitas enzim juga
dipengaruhi oleh faktor kimiawi tertentu yang secara khusus
mempengaruhi enzim itu seperti konsentrasi enzim, konsentrasi substrat
dan inhibitor atau zat penghambat
3. Karena enzim tersusun atas protein, maka mereka sangat sensitif terhadap
perubahan temperatur. Keniakan temperatur mula-mula akan menaikan
kecepatan reaksi sesuai hukum van hoff. Tetapi apabila protein mengalami
denaturasi maka kerja enzim aka turun atau terhenti. Enzim aktifnya
mempunyai batas suhu minimal dan maksimal.
4. Ada 6 kelas enzim berdasarkan jenis reaksi yang dikatalis.
 Oksidoreduktase. Enzim yang mengkatalis perpindahan atom
hidrogen atau oksigen atau elektron. Contohnya; dehidogenase,
oksigenase, peroksidase, dll.
 Transferase. Enzim yang mengkatalis perpindahan gugus fungsi
tertentu dari satu molekul ke molekul lain. Contohnya;
transkarboksilase, transaminase, transmetilase, dll.
 Hidrolase. Enzim yang mengatalis reaksi (hidrolisis) dimana
pemutusan ikatan melibatkan penambahan molekul air. Contohnya;
esterase, fosfatase, peptidase, dll.
Laboratorim Kimia Farmasi
Program Studi S-1 Farmasi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari
Banjarbaru

 Liase. Enzim yang mengkatalis reaksi (selain hidrolisis) dimana


gugus (seperti H2O, CO2 dan NH3) dihilangkan dan membentuk
ikatan rangkap atau ditambahkan ke ikatan rangkap. Contohnya;
dekarboksilase, dehidratase, deaminase, dll.
 Isomerase. Enzim yang mengkatalis beberapa tipe reaksi yang
terjadi dalam proses penataan intramolekul. Contohnya; mutase,
epimerase, dll.
 Ligase. Enzim yang mengkatalis pembentukan ikatan antara two
molekul substrat. Contohnya; sinthetase, karboksilase, dll.
5. Bahwa suhu dan pH mempengaruhi aktifitas enzim.

POSTTEST

1. Sebutkan tujuan praktikum enzim?


Jawab :
a. Mengetahui faktor-faktor yang mempenaruhi aktifitas enzim
b. Memahami pengaruh pH dan temperature terhadap aktifitas enzim
amilase.
2. Jelaskan secara singkat pengertian dari enzim?
Jawab : Enzim merupakan biokatalis. Enzim meningkatkan kecepatan
reaksi dengan cara menyediakan jalur reaksi alternatif yang memerlukan
sedikit energi.

3. Sebutkan 2 struktur enzim


Jawab: Substrat dan sisi aktif

4. Sebutkan dan jelaskan faktor yang mempengaruhi aktifitas enzim?


Jawab :
Aktifitas enzim sangat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu sbb:
1. pH. Enzim sangat sensitif terhadap perubahan pH dan berfungsi dengan
baik dalam kisaran sempit pada pH optimum. Pengaruh dari pH adalah
Laboratorim Kimia Farmasi
Program Studi S-1 Farmasi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari
Banjarbaru

karena perubahan17 perubahan keadaan ionik pada residu-residu asam


amino dari enzim (pada sisi aktif) dan pada molekul substrat. Perubahan
ini dapat mempengaruhi pengikatan substrat dan kecepatan reaksi.
Perubahan pH yang drastic/ekstrim dapat menyebabkan denaturasi atau
kehilangan fungsi biologis.
2. Temperatur. Semua reaksi kimia dipengaruhi oleh temperatur.
Kecepatan reaksi meningkat karena banyak molekul memiliki energi yang
cukup untuk memasuki keadaan transisi. Kecepatan rekasi yang dikatalisis
oleh enzim juga meningkat seiring dengan meningkatnya suhu. Namun,
kenaikan temperatur juga meningkatkan kecepatan denaturasi enzim.
Setiap enzim memiliki temperatur optimum. Karena enzim juga
merupakan protein, nilai temperatur optimum bergantung pada pH dan
kekuatan ionik. Temperatur optimum suatu enzim bergantung pada
temperature dimana organisme itu berada. Contonya; temperatur optimum
untuk enzim-enzim hewan/manusia berada pada kisaran 37 C, sedangkan
organisme yang hidup pada daerah bertemperatur tinggi (sumber air panas
atau kawah gunung berapi) mempunyai temperatur optimum di atas 50 C.

Anda mungkin juga menyukai