Anda di halaman 1dari 15

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Biologi Umum dengan Judul “ Pengaruh pH


Terhadap Aktivitas Enzim” disusun oleh:
nama               : Andi Kurnia Sari Kadir
NIM                : 1713042022
kelas               : B (Pendidikan KIMIA)
kelompok       : 2 (Dua)
telah diperiksa secara seksama oleh Asisten dan Koordinator Asisten, maka
dinyatakan diterima.

Makassar,  Januari 2017


Koordinator Asisten                                                    Asisten

Nurainun Fitriani, S. Pd Hesti Nurwahyuningsih


NIM. 1314440023

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Drs. A. Asmawati Azis, M. Si


NIP.19640307 198903 2001
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alam yang luas beserta keanekaragaman yang tercipta di dalamnya,
tidak lepas satu sama lain. Beberapa interaksi terjadi baik disengaja maupun
tidak disengaja. Interaksi tersebut menghasilkan berbagai reaksi, diantaranya
yang lazim diketahui adalah reaksi kimia yang terjadi dalam lingkup
keseharian kita. Seluruh reaksi kimia yang berlangsung di dalam kehidupan
mencakup dari interaksi antara manusia dengan Tuhan-Nya dan manusia
dengan alam tak lupa interaksi manusia dengan manusia lainnya. Interaksi ini
tidak hanya mencakup semua dalam konteksk yang besar.
Dalam sisi yang yang lain kita dapat mengabaikan interaksi kimia yang
yang berlangsung di dalam sel sebagai komponen unit terkecil dalam
kehidupan. Di dalam interaksi sel memerlukan enzim yang beran aktif dimana
enzim didalamnya disintesis, aktifitas enzim tersebut tidak hanya di dalam
sel. Beberapa interaksi kimia yang dikendalikan oleh enzim ialah respirasi,
fiksasi, pembentukan urine, dan lain-lain. Enzim memiliki fungsi yait
menggati aktifitas dalam tubuh.
Menurut Fesseden (1982) “Enzim dapat di temukan baik pada hewan
maupun tumbuhan”. Salah satu enzim yang teerdapat pada tumbuhan adalah
enzyme amilase. Adapun nama lain dari enzyme amilase adalah Diatase.
Enzyme tersebut dapat menghidrolisis amilum menjadi gula. Bebrapa
aktifitas enzim amilase adalah dipengaruhi oleh bahan-bahan organic seperti
suhu, cahaya, dan pH optimum dari enzyme amilase.
Menurut Hopkins (1987) pH optimum suatu enzim di kisaran 4,5 – 4,7.
Dengan menggunakan enzyme energy aktifitas lebih rendah sehinggga laju
suatu lebih cepat. Selain itu kerja enzim yang khas adalah sebagai
biokatalisator , sehingga suatu enzyme memiliki ke khasan tersendiri
terhadapat suatu substrat dimana enzim yang telah mengkatalis suatu substrat
tidak dapat mengkatalis substrat lainnya, selain ituenzim haya dapat
mengkatalis substrat yang cocok dengan. Hal yaitu enzim tidak ikut bereaksi
meskipn suatu enzim memepercepat suatu reaksi.
Tubu kita dapat memepekerjakan enzim yang cocok dengan substratnya
masing – masing. Beberapa factor mempengaruhi kerja enzim diantaranya
temperature, suhu, dan konsetrasi suatu enzim. Enzyme di dalam tubuh
memilki standar khusus untuk bekerja dimanasuatu enzyme dapat bekerja
pada pH tertentu secara optimum. keadaan tersebut dinamakan pH optimum.
jika di rata- ratakan kerja enzyme berapa pada kisaran 5,0 – 9,0 untuk
beberapa enzim terkucuali enzyme pepsin (pH+2). Hal tersebut diakibtakan
pada pH rendah atau tinggi suatu enzyme akan mengalami denaturasi.

B. Tujuan Praktikum
Membuktikan pengaruh pH terhadap aktivitas enzim amilase.
C. Manfaat Percobaan
Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui pengaruh pH terhadap
aktivitas enzim amilase.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Enzim dikenal untuk pertama kali sebagai protein oleh Sumner pada
tahun 1926 yang lebih berhasil mengisolasi urase dari “kara pedang” (jack bean).
Urase adalah enzyme yang dapat mengurangi urea menjadi CO2 dan NH.
Beberapa tahun kemudian Northrop dan Kuntz dapat mengisolasi pepsin, tripsin,
kimontripsin. Selanjutnya makin banyak enzyme yang telah dapat diisolasi dan
telah di buktikan bahwa enzyme tersebut ialah suatu protein (Poedjiadi, 2009)
Tubuh manusia terjadi bermacam-macam proses biokimia dan tiap proses
menggunakan katlis enzim tertentu. Untuk membedakan tiap enzim diberikan
nama. Secara umum nama tiap enzim disesuiakan dengan nama subtratnya,
dengan menambahkan ‘ase’ di belakangnya. Sebagai contoh enzim yang
menguraikan urea dinamakan urease. Kelompok enzim yang mempunyai fungsi
sebagai katalisator dalam reaksi hidrolisis (Poedjiadi, 2009).
Pengaruh suhu terhadap enzim “Karena struktur protein menentukan
aktivitas enzim, maka jika struktur ini terganggu aktivitas akan berubah. Proses
dinaturasi protein, misalnya enzim kerapuhan akibat suhu. Jika dipanaskan
sehingga kurang lebih diatas 50oC, kebanyakan tetapi tidak semua enzim
terdenaturasi. Denaturasi akibat suhu tinggi biasanya irraversibel karena gaya-
gaya ikatan lemah yang terpenting rusak karena meningkatnya geteran ternal
komponen atom-atomnya. Pada kondisi yang tidak menyebabkan denaturasi
kebanyakan enzim menunjukan suhu optimum, dengan keadaan lainnya sama,
perubahan aktivitas optimal (Poedjiadi, 2009).
Fungsi kerja enzim ialah sebagai katalis untuk proses biokimia yang
terjadi dalam sel maupun diluar sel. Suatu enzim dapat mencapai reaksi
108samapai 1011 kali lebih cepat dari pada reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis.
Jadi enzim dapat berfungsi sebagai katalis yang sangat efisien, disamping itu
mempunyai derajat kekhasan yang tinggi. Seperti juga katalis lainnya, maka
enzim dapat menurunkan energy aktifitas suatu reaksi kimia. Titik nol
menunjukan suhu suhu optimum, yaitu suhu yang menyebabkan terjadinya reaksi
kimia dengan cepat. Tiap enzim mempunyai suhu optimum tertentu. Pada
umumnya enzim yang terdapat pada hewan mempunyai optimum antara 40 oC -
50oC, sedangkan pada tumbuhan antara 50oC - 60oC. Sebagian besar enzim
terdinaturasi pada suhu 60oC (Poejiadi, 2009).
Pengaruh PH menurut Poedjiadi (2009) “Seperti protein pada umumnya,
struktur ion enzim tergantung pada lingkungan. Enzim dapat berbentuk ion
positif, ion negative, atau ion bermuatan ganda. Demikian halnya perubahan
lingkungan akan berpengaruh terhadap aktifat kerja enzim dalam membentuk
kompleks enzim substrat. Ph rendah atau pH rendah atau pH tinggi dapat pula
menyebabkan proses denaturasi dan ini kana menyebabkan menurunya aktivitas
enzim.

Hubungan antara aktivitas enzim dengan pH

Dapat dilihat pada kurva tersebut,tampak bahwa ada suatu reaksi pH


tertentu atau daerah pH yang dapat menyebabkan kecepatan reaksi paling tinggi.
pH tersebut dinamakan Ph optimum. pH oprimum enzim amilase misalnya,
dapat diperoleh dengan mementukan jumlah milligram gula yang terbentuk dari
beberapa reaksi yang menggunakan enzim amilase (Poedjadi, 2009).
Aktivitas enzim fosfatase optimal pada suhu 65 OC dan pada pH 7,
aktivitas enzim menurun ketika suhu diturunkan sampai suhu 45 OC, begitu juga
ketika pH diturunkan menjadi 5 dan dinaikkan menjadi 9 maka aktivitas enzim
juga menurun. Peningkatan suhu akan meningkatkan energi kinetik molekul.
Peningkatan energi kinetik molekul juga meningkatkan gerakan molekul sehingga
frekuensi tumbukan juga meningkat. Kombinasi tumbukan yang lebih sering dan
lebih berenergi serta produktif ini akan meningkatkan laju reaksi. Setiap enzim
memiliki suhu optimal, yaitu saat laju reaksinya paling cepat. Peningkatan suhu
optimal dalam penelitian ini yaitu 65 OC, saat suhu terebut aktivitas enzim juga
naik karena memungkinkan terjadinya tumbukan molekul yang paling banyak dan
perubahan reaktan menjadi produk yang paling cepat. Banyak enzim yang
sensitif terhadap perubahan pH dan setiap enzim memiliki pH optimum untuk
aktivitasnya. pH optimal pada penelitian ini adalah 7 (Khotimah, 2017).
Perubahan pH (asam atau basa) dapat menyebabkan berhentinya aktivitas
enzim akibat proses denaturasi pada struktur tiga dimensi enzim. Sebagian besar
enzim dapat bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang agak sempit.
Di luar pH optimum tersebut kenaikan pH (basa) atau penurunan pH (asam)
menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat dan bahkan bisa
kehilangan aktivitas katalitiknya. Hal ini terjadi karena struktur tiga dimensi
enzim mulai berubah, sehingga substrat tidak dapat berikatan dengan sisi aktif
enzim akibatnya proses katalis tidak dapat berlangsung secara sempurna
(Khotimah, 2017).
Profil aktivitas pH enzim menggambarkan pH pada saat gugus pemberi
atau penerima proton yang penting pada sisi katalitik enzim berada dalam tingkat
ionisasi yang diinginkan, pH optimum enzim tidak perlu sama dengan pH
lingkungan normalnya, dengan pH yang mungkin sedikit berada di atas atau di
bawah pH optimum. Aktivitas katalitik enzim di dalam sel bakteri sebagian diatur
oleh perubahan pada pH lingkungan. Sisi aktif enzim Isolat D75, D92, dan D110a
dalam lingkungan asam akan berubah ,karena sisi aktif enzim yang sebelumnya
bermuatan negatif oleh karena lingkungan asam (melepas H+) menjadi
bermuatan positif, akibatnya merubah sisi aktif enzim tersebut sehingga substrat
tidak bisa menempel maksimal dan aktivitas enzim menjadi turun. Begitu juga
ketika enzim berada dilingkungan basa, sisi aktif enzim yang sebelumnya
bermuatan negatif akan berubah menjadi bermuatan positif sehingga substrat tidak
dapat menempel dan aktivitas enzim menurun. (Khotimah, 2017).
Enzim membutuhkan logam akan tetapi tidak boleh menempati sisi
katalis. Karena logam berfungsi mempercepat suatu reaksi atau subtract yang
sedang bereaksi. Pada pembuatan enzim kompleks jembatan logam sama dengan
kompleks jembatan logam. Pada penentuan aktivitas papain langkah awal yang
harus dilakukan adalah pembuatan kurva standar papain (Risnawati, 2013).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Waktu : 13.20 – 15.00 WITA
Hari : Senin, 20 November 2017
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai III Timur Jurusan Biologi UNM
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Tabung reaksi 10 Buah
b. Pipet tetes 10 Buah
c. Rak tabung reaksi 1 Buah
d. Lampu spiritus 1 Buah
e. Penjepit tabung 4 Buah
f. Gelas ukur 10 ml 1 Buah
g. Kertas label 3 Buah
2. Bahan
a. Ekstrak kecambah
b. Larutan amilum
c. Larutan Fehling A dan Fehling B
d. Larutan HCL 10%
e. Larutan NaOH 1%
f. Korek Api
C. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Mengisi Tabung A1, A2, A3 dengan 1 ml amilum dan selanjutnya
menambahkan 1 ml ekstrak kecambah. Kemudian mengecek pHnya sebagai
pH awal untuk semua larutan pada tabung. Kemudian mamanaskannya setelah
tabung A1 didiamkan 5 menit, tabung A2 selama 10 menit dan tabung A3
selama 15 menit. Kemudian mengamati warnanya.
3. Mengisi tabung B1, B2, dan B3 dengan amilum dan ekstrak, kemudian
menambahkan 3 tetes NaOH. Kemudian mengecek pHnya. Menambahkan
Fehling A dan B kemudian mengamati warnanya sebagai warna awal. Kemudian
memanaskan tabung B1 setelah didiamkan selama 5 menit, tabung B2 selama 10
menit dan tabung B3 selama 15 menit. Kemudian mengamati warnanya.
4. Mengisi tabung C1, C2, dan C3 dengan amilum dan ekstrak, kemudian
menambahkan 2 tetes HCl. Kemudian mengecek pHnya. Menambahkan Fehling
A dan B kemudian mengamati warnanya sebagai warna awal. Kemudian
memanaskannya dengan masing-masing tabung C1 setelah didiamkan selama 5
menit, tabung C2 selama 10 menit dan tabung C3 selama 15 menit. Kemudian
mengamati warnanya.
5. Mengisi tabung D dengan amilum dan ekstrak. Setelah itu menambahkan fehling
A dan B, kemudian memanaskannya setelah didiamkan selama 15 menit
kemudian mengamati perubahan warna yang terjadi.
6. Membandingkan perubahan warna yang terjadi dari tabung A, B, C, dan, D.
kemudian membuat tabel hasil pengamatan dan menarik kesimpulan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil pengamatan
Nomor Sebelum dipanaskan Setelah dipanaskan
tabung pH Warna pH Warna
1. 6 Ungu tua Coklat kemerahan
A 2. 6 Ungu muda - Coklat keruh
3. 6 Ungu kebiruan Merah bata
1. 13 Ungu muda coklat kekuningan
B 2. 13 Ungu tua - coklat kekuningan
3. 13 Ungu muda coklat kehijauan

1. 2 Ungu muda Ungu kecoklatan


C 2. 2 Ungu muda - Ungu kecoklatan
3. 2 Ungu tua Ungu kecoklata
D
7 Biru muda - Hijau muda
(kontrol)

B. Pembahasan
Enzim amilase meurut hapkons (1991) pH optimum yang dimiliki dari dari
enzim amilase adalah 4,5-4,7. Sedangkan enzim amillase kecambah hijau bekerja
optimum pada pH netral dan sedikit basa, pH optimum kisaran 4,8-8,5 dan warna
yang di hasilkan mengandung warna merah bata, yang menandakan bahwa enzim
amilase bekerja sesuai dengan fungsinya yaitu memecah amilum mejadi glukosa.
1. Kelompok tabung I
Pada kelompok tabung I ini, yang terdiri dari 3 tabung dimana masing-
masing tabung telah dimasukkan larutan amilum dan ekstrak kecambah kacang
hijau dan setelah diukur pHnya didapatkan pH sebesar 6 y ang menandakan
larutan yang ada pada tabung tersebut bersifat asam. Kemudian setelah diukur
pHnya,didiamkan sesuai dengan waktunya masing-masing yaitu 5,10,15 menit
berurut dari tabung 1,2,3 dan ditambahkan larutan fehling A dan B pada ketiga
tabung tersebut. Setelah itu, masing-masing kemudian dipanaskan dan ternyata
warna dari tabung IA berubah warna menjadi Coklat kemerahan, IB berubah warna
Coklat keruh dan tabung Ic berubah warna menjadi merah bata. Hal ini
membuktikan bahwa adanya aktivitas enzim pada suasana asam. Warna mera bata
yang di hasilkan sesuai dengan teori yang ada bahwa apa bila terdapat suatu enzim
maka warnanya akan berubah menjadi merah bata. Sehingga menandakan terdapat
glukosa.
2. Kelompok tabun.g II
Pada tabung II ini, juga terdiri dari 3 tabung dimana masing-masing tabung
telah dimasukkan larutan amilum, ekstrak kecambah kacang hijau dan larutan
HCL encer 10%, setelah diukur pHnya didapatkan pH sebesar 13 yang juga
menandakan bahwa larutan tersebut bersifat basa. Kemudian setelah diukur pH-
nya, didiamkan sesuai dengan waktunya masing-masing yaitu 5,10,15 menit
berurut tabung 1,2,3 dan ditambahkan larutan fehling A dan B pada ketiga tabung
tersebut. Setelah itu masing-masing tabung dipanaskan, ternyata warna dari
tabung IIA berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan, IIB berubah warna
menjadi coklat kekuning kuningan, dan tabung IIc berubah warna menjadi coklat
kehijauan. Hal ini membuktikan bahwa tidak adanya aktivitas enzim pada suasana
yang lebih basa, karna enzim pada suhu yang tinggi akan mengalami denaturasi.
Adanya perbedaan dari setiap tabung diawal menunjukkan bahwa banyaknya
larutan fehling yang diberikan setiap tabung itu berbeda.
3. Kelompok tabung III
Pada tabung III ini, yang juga terdiri atas 3 tabung, dimana masing-masing
tabung telah dimasukkan larutan amilum, ekstrak kecambah dan NaOH 1%,
setelah diukur pHnya didapatkan pH sebesar 2 yang menandakan larutanyang ada
pada tabung tersebut bersifat asam. Setelah diukur pHnya, ketiga tabung tersebut
didiamkan sesuai dengan waktunya masing-masing yaitu 5,10,15 menit berurut
untuk tabung 1,2,3, lalu ditambahkan larutan fehling A dan B pada ketiga tabung
dan masing-masing dari ketiga tabung berubah warna menjadi warna ungu.
Setelah itu masing-masing dipanaskan hingga mendidih, dan ternyata tidak
mengalami perubahan warna lagi yaitu tabung IIIA ungu kecoklatan tabung IIIB
warna menjadi ungu kecoklatan dan tabung IIIC h warna menjadi ungu kecoklatan.
Hal ini membuktikan bahwa adanya penurunan aktivitas enzim pada suasana basa.
Tidak adanya perubahan warna di sebabkan terjadi denaturasi enzim sehingga
enzim tidak bekerja dengan baik di pengaruhi keasaman yang terbilang rendah.
4. Tabung IV ( Tabung kontrol )
Pada tabung ini dimasukkan larutan amilum dan fehling A dan B pada
tabung-tabung sebelumnya, kemudian kami ukur pH nya dan didapatkan pH
sebesar 7 kemudian langsung dipanaskan dan tidak terlalu mengalami perubahan
warna. Hal ini dikarenakan disebabkan tidak adanya pengaruh NaOH atau HCl
larutan yang bersifat asam dan basa hingga pH yang di hasilkan bersifat netral.
Tabung D di panaskan dan terjadi perubahan warna dari biru muda menjadi hijau
muda, namun berubahan warna ini tidak seuai dengan teori yang ada harusnya
warna yang ada yaitu merah bata, hal ini di sebabkan terdapat kesalhan dalam
penambahan fehling yang cukup berlebihan.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Enzim merupakan biokatalisator yang dapat mempercepat reaksi
tetapi tidak ikut bereaksi.Aktivitas enzim akan bekerja jika pH dalam keadaan
normal dan optimum. Dari percobaan ini terjadi perubahan warna yang
membuktikan bahwa enzim tidak bekerja.Enzim dipengaruhi oleh garam-garam
anorganik, pH, suhu, dan juga cahaya. Berdasarkan hasil praktikum bahwa pada
tabung I menandakan perubahan warna yang menunjukkan bahwa ada enzim yang
bekerja pada suasana asam, pada tabung II menunjukkan ada enzim yang bekerja
pada suasana yang lebih asam, dan pada tabung III adanya penurunana aktifitas
enzim pada suasan basa, dan pada tabung IV membuktikan bahwa tidak terjadi
perubahan warna karena tidak terdapat enzim di dalamnya
B. Saran
Untuk praktikan
1. Agar lebih teliti dalam penambahan larutan- larutannya,
2. Penghitungan waktunya lebih di akumulasi dengan baik
Untuk asisten
Asisten agar lebih memperhatikan lagi cara kerja para praktikan.
Untuk laboran
Labora agar menyediakan alat- alat yang lebih lengkap.

DAFTAR PUSTAKA
Khotimah, Nur. 2017. Pengaruh Suhu dan pH Terhadap Aktivitas Enzim.
Yokyakarta. Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 8
Risnawati, Metty. 2013. Pengaruh Penambahan Logam Terhadap Ativitas Enzim.
Surabya. UNESA Journal of Chemistry Vpl 2, No. 1
Poedjiadi, Anna. 2009. Dasar – Dasar Biokimia. Jakarta : Universitas Indonesia
Press

LAMPIRAN I
1. Apa guna larutan fehling A dan B dan JKJ ?
2. Mengapa kecambah perlu dicentrifuge terlebih dahulu ?
3. Apa fungsi HCl dan NaOH pada percobaan di atas ?

Jawaban pertanyaan :
1.      Kegunaan larutan fehling A dan B dan JKJ adalah untuk membantu perubahan
warna yang terjadi pada lerutan atau sebagai indikator ( yang menguji ada
tidaknya glukosa dalam larutan)
2.      Pada ekstraksi enzim dari biji perlu dicentrifuge karena untuk menjadikannya
cairan supernatan( bening) yang nantinya akan ditambahkan dengan beberapa
jenis larutan untuk membuktikan pengaruh ph terhadap larutan.
3.      Fungsi HCl sebagai indicator pH asam sedangkan untuk NaOH sebagai indictor
basa

LAMPIRAN II
INTERNET
https://intannursiam.wordpress.com.pengujian-aktivitas-enzim
Enzim adalah senyawa protein yang dapat mempercepat atau mengkatalis
reaksi kimia. Enzim berperan dalam mengubah laju reaksi, sehingga kecepatan
reaksi yang dihasilkan dapat dijadikan keukuran keaktifan enzim. Enzim hanya
dapat bereaksi pada pH dan temperature tertentu. Karena enzim adalah protein,
maka enzim dalam pakan rentan terdenaturasi atau rusak oleh enzim pencernaan
atau sesuatu yang dapat mengubah struktur enzim.
Enzim adalah katalisator organik yang dihasilkan oleh sel hidup.
Katalisator adalah substansi yang dapat merubah kecepatan reaksi kimiawi tetapi
tidak merubah hasil reaksi. Ciri yang khas dari enzim ditandai oleh adanya
spesifikasi untuk substrat yang mirip secara biologis. Cara kerja dari enzim ini
sendiri sangat tergantung dari suhu serta lamanya waktu reaksi yang diberikan.
Adanya enzim dalam proses pencernaan dalam tubuh ternak sangat
membantu dalam proses anabolishme maupun katabolihsme dari bahan makanan.
Dengan adanya bantuan dari enzim amylase ternak mampu memecah rangkaian
pati menjadi molekul-molekul gula yang lebih sederhana.
Suhu rendah mendekati titik beku tidak merusak enzim, namun enzim
tidak dapat bekerja. Dengan kenaikan suhu lingkungan, enzim mulai bekerja
sebagian dan mencapai suhu maksimum pada suhu tertentu. Bila suhu
ditingkatkan terus, jumlah enzim yang aktif akan berkurang karena mengalami
denaturasi. Kecepatan reaksi enzimatik mencapai puncaknya pada suhu optimum.
Enzim dalam tubuh manusia mempunyai suhu optimum sekitar 37° C. Sebagian
besar enzim menjadi tidak aktif pada pemanasan sampai ± 60° C, karena terjadi
denaturasi.

Anda mungkin juga menyukai