Anda di halaman 1dari 20

PRAKTIKUM BIOKIMIA

ENZIM

DISUSUN OLEH

NAMA : ARYA WIRYAWAN HARISH


NIM : K1A019011
KELAS :A
ASISTEN : AZIZAH PURWANTI
HARI, TANGGAL : SENIN, 5 APRIL 2021

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
PURWOKERTO

2021
DAFTAR ISI

Daftar isi ................................................................................................................ ii

Judul Praktikum ..................................................................................................... 1

I. Tujuan Praktikum ....................................................................................... 1

II. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 1

III. Metodologi Percobaan ................................................................................ 3

3.1.Alat ...................................................................................................... 3

3.2.Bahan ................................................................................................... 3

3.3.Prosedur Percobaan .............................................................................. 3

IV. Hasil Dan Pembahasan ............................................................................... 7

4.1.Data Pengamatan .................................................................................. 7

4.2.Data Perhitungan .................................................................................. 9

4.3.Pembahasan .......................................................................................... 10

V. Penutup ...................................................................................................... 16

5.1.Kesimpulan .......................................................................................... 16

5.2.Saran .................................................................................................... 16

Daftar Pustaka ............................................................................................................17

ii
ENZIM

1. TUJUAN
 Menguji aktivitas enzim α-amilase dari air liur dalam menghidrolisis substrat
amilum (pati).
 Mengukur produk hidrolisis pati yang dikatalisis oleh α-amilase.
 Menetapkan jumlah unit aktivitas enzim/ 100 mL larutan enzim.

2. TINJAUAN PUSTAKA
Enzim adalah sekelompok protein yang berperan sebagai pengkatalis dalam
reaksi-reaksi biologis. Enzim dapat juga didefenisikan sebagai biokatalisator yang
dihasilkan oleh jaringan yang berfungsi meningkatkan laju reaksi dalam jaringan itu
sendiri.Enzim dikatakan sebagai suatu kelompok protein yang berperan sangat
penting dalam aktivitas biologis.Sebagai mana protein pada umumnya, molekul enzim
juga mempunyai struktur tiga dimensi. Diantaranya jenis-jenis struktur tersebut,
hanya satu saja yang mendukung fungsi enzim sebagai biokatalisator, diantaranya
jenis-jenis struktur tersebut, diperlukan suhu dan pH yang sesuai. Apabila kedua
faktor tersebut tidak terpenuhi, enzim akan kehilangan sifat dan kemampuannya.
Enzim mempercepat reaksi kimiawi spesifik tanpa pembentukan produk
samping.(Suryono, 2011).

Enzim adalah biokatalisator yang berfungsi sebagai katalis dalam proses biologis
(Lehninger, 1982). Enzim yang dikenal luas penggunaannya adalah enzim amilase,
lipase, dan protease. Enzim tersebut merupakan enzim hidrolitik pemecah senyawa
makromolkul karbohidrat, lemak, dan ptotein. Enzim merupakan sekelompok protein
yang mengatur dan menjalankan perubahan-perubahan kimia dalam sistem Biologi.
Enzim dihasilkan oleh organorgan pada hewan dan tanaman yang secara katalitik
menjalankan berbagai reaksi, seperti hidrolisis, oksidasi, reduksi, isomerasi, adisi,
transfer radikal, pemutusan rantai karbon (Suryono, 2011).

Secara umum nama enzim disesuaikan dengan nama substratnya substrat adalah
senyawa yang bereaksi dengan bantuan enzim-enzim yang sejenis diberi nama
menurut fungsinya. Fungsi suatu enzim adalah sebagai katalis dalam suatu reaksi
biokimia yang terjadi di dalam sel maupun di luar sel. Suatu enzim dapat
mempercepat reaksi 108 sampai 1011 kali lebih cepat jika reaksi tersebut tanpa katalis.
Enzim dapat menurunkan energi aktivasi suatu reaksi kimia.Enzim adalah katalis
protein yang dihasilkan oleh sel. Katalis adalah zat yang mempercepat reaksi dengan
energi aktivasi tanpa mengubah hasil akhir (produk) (Sirajuddin, 2011).

Setiap enzim memiliki aktivitas maksimum pada suhu tertentu, aktivitas enzim
akan semakin meningkat dengan bertambahnya suhu hingga suhu optimum tercapai.
Setelah itu kenaikan suhu lebih lanjut akan menyebabkan aktivitas enzim menurun
(Megiandari, 2009). Amilase dapat diperoleh dari berbagai sumber mikroorganisme,
tanaman, dan hewan (Aiyer, 2005). Molekul amilum akan dipecah oleh amilase pada

1
ikatan α-1,4-glikosida dan α-1,6-glikosida . Amilase dibedakan menjadi endoamilase
dan eksoamilase. Endoamilase umumnya dikenal seagai α- amilase, sedangkan
eksoamilase dikenal sebagai β-amilase (Suryono, 2011).

Enzim bekerja pada perangkat substrat (reaktan) dan mengubahnya menjadi suatu
perangkat hasil (produk).Daerah pada enzim yang mengikat substrat adalah sisi aktif
(tempat aktif).Tingkat kekhususan yang tinggi memungkinkan sel mengendalikan
reaksi-reaksi metabolisme dengan mengatur bentuk dan jumlah enzim yang
dihasilkan.Beberapa enzim bersifat sangat spesifik, yaitu hanya mengkatalis suatu
reaksi kimia tertentu. Tetapi, pada umunya enzim tidak begitu spesifik dan akan
menguraikan zat lain yang masih berhubungan. Misalnya lipase yang dapat bekerja
pada sejumlah besar lemak. Reaktan dimana enzim akan bekerja disebut dengan
substrat enzim. Enzim berikatan dengan substrat atau beberapa substrat ketika
terdapat substrat ketika terdapat dua atau lebih reaktan. Pada saat enzim dan substrat
berikatan kerja katalitik enxim tersebut akan mengubah substrat menjadi produk atau
beberapa produk reaksi (Setyaningsih, 2011).

2
3. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum aktivitas enzim amilase dari air
liur yaitu tabung reaksi, batang pengaduk, kertas saring, pipet ukur, filler,
pipet tetes, corong pisah, erlenmeyer, gelas beaker, spektrofotometer dan
water bath.
.
3.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum aktivitas enzim amilase dari
air liur yaitu air liur sebagai sumber enzim amilase, akuades, buffer fosfat
0,1 M pH 7, substrat amilum 1% dalam buffer fosfat 0,1 M pH 7, larutan
NaCl 0,85%, H2SO4 2/3N, natrium wolframat 10%, larutan glukosa standar
1%, larutan nelson A, larutan nelson B, larutan Cu2+ alkalis, dan pereaksi
warna arsenomolibdat.

3.3. Prosedur Percobaan


a. Uji Aktivitas Amilase
o Ke dalam tabung reaksi kontrol dimasukkan 0,5ml larutan air liur dan
0,5 ml larutan NaCl 0,85%.
o Ke dalam tabung reaksi sampel dimasukkan 5 ml substrat amilum1%.
o Kedua tabung diinkubasikan pada suhu 37 0C selama 5menit.
o Ke dalam tabung reaksi sampel ditambahkan 0,5ml larutan air liur dan
0,5 mL larutan NaCl 0,85%.
o Lanjutkan inkubasi sampai 30menit.

o Ambillah kedua tabung reaksi dan tambahkan 1,5mL H2SO4 2/3N.


Campurkan baik-baik lalu tambahkan 0,5mL Na-wolframat10%.
o Ke dalam tabung reaksi kontrol tambahkan 5 mL substrat amilum 1%
dan campurkan baik- baik.
o Kedua tabung disentrifus selama 5 menit atau disaring. Supernatan atau
filtratnya digunakan untuk menetapkan kadar glukosa hasil hidrolisis
dengan metode spektrofotometri.

b. Penetapan Kadar Glukosa Hasil Hidrolisis dengan Metode


Spektrofotometri
o Disiapkan filtrat dari percobaan A
o Disiapkan 4 tabung reaksi
o Tabung 1 diisi dengan 1 mL glukosa standar 1%
o Tabung 2 diisi dengan 1 mL filtrat sampel
o Tabung 3 diisi dengan 1 mL filtrat kontrol
o Tabung 4 diisi dengan 1 mL blanko/ akuades

3
o Keempat tabung masing-masing ditambahkan 1 mL larutan Cu2+
alkalis
o Keempat tabung reaksi dimasukkan ke dalam air mendidih selama 20
menit dan kemudian dimasukkan ke dalam air dingin
o Dimasukkan ke dalam masing-masing tabung sebanyak 1 mL larutan
pereaksi warna arsenomolibdat
o Ditambahkan 7 mL akuades
o Masing-masing tabung diaduk hingga homogen
o Serapan/absorbansi masing-masing larutan diukur dengan
spektrofotometer menggunakan panjang gelombang 660 nm

4
Skema Kerja

Uji Aktivitas Amilase

5
Penetapan Kadar Glukosa Hasil Hidrolisis Dengan Metode Spektrofotometri

6
4. Hasil dan Pembahasan

4.1. Data Pengamatan


Uji Aktivitas Amilase
Perlakuan Pengamatan
Ke dalam tabung reaksi kontrol Bening agak keruh
dimasukkan 0,5mL larutan air liur, dan
ditambahkan 0,5mL larutan NaCl 0,85%
Ke dalam tabung reaksi sampel Bening
dimasukkan 5mL substrat amilum 1%
Kedua tabung diinkubasi pada suhu 30oC
selama 5 menit
Ke dalam tabung reaksi sampel
ditambahan 0,5mL larutan air liur, dan
ditambahkan 0,5mL larutan NaCl 0,85%
Kedua tabung diinkubasi selama 30 menit
Kedua tabung reaksi diambil, dan Keruh
ditambahkan 1,5 mL asam sulfat 2/3N
Campurkan dengan baik, kemudian Keruh
ditambahkan 0,5mL natrium wolframat
10%
Ke dalam tabung reaksi konrol keruh
ditambahkan 5mL substrat amilum 1%
dan dicampurkan baik-baik
Kedua tabung kemudian disaring Filtrat berwarna bening

Penetapan Kadar Glukosa Hasil Hidrolisis Secara Spektrofotometri


Perlakuan Pengamatan
Menyiapkan 4 tabung reaksi
Tabung 1 diisi 1mL glukosa standar 1% Bening
Tabung ke-2 diisi 1mL filtrat sampel Bening
Tabung ke-3 diisi 1mL filtrat kontrol Bening
Tabung ke-4 diisi 1mL blanko (akuades) Bening
Ke empat tabung reaksi masing’ Keempat larutan menjadi berwarna biru
ditambahkan 1mL larutan Cu2+ alkalis
Keempat tabung reaksi dimasukkan ke Tabung 1 = merah bata
dalam air mendidih selama 20 menit, Tabung 2 = biru
kemudian dimasukkan ke dalam air dingin Tabung 3 = biru
Tabung 4 = biru
Ke dalam masing-masing tabung

7
ditambahkan 1mL pereaksi warna arseno
molibdat, kemudian ditambahkan 7mL
akuades

Masing-masing tabung diaduk hingga Tabung 1 = biru gelap


homogen Tabung 2 = putih-kuning keruh
Tabung 3 = putih-kuning keruh
Tabung 4 = keruh

Mengukur serapan masing-masing larutan dengan spektrofotometer


Perlakuan Pengamatan
Masing-masing larutan diukur Blanko = 0,230
absorbansinya dengan panjang gelombang Filtrat kontrol = 0,339
660 nm Filtrat sampel = 0,312
Glukosa 1% = 1,440
Nilai absorbansi yang diperoleh
digunakan untun penentuan nilai unit
aktivitas amilase

8
4.2.Data Perhitungan

Data Absorbansi
Larutan Absorbansi
Blanko 0,230
Filtrat kontrol 0,339
Filtrat sampel 0,312
Glukosa 1% 1,440

Absorbansi Blanko (Ab) = 0,230


Absorbansi Kontrol (Ak) = 0,339 – 0,230 = 0,109
Absorbansi Sampel (Asp) = 0,312 – 0,230 = 0,082
Absorbans Glukosa/standar (Ast) = 1,440 – 0,230 = 1,21
Konsentrasi Larutan Glukosa Standar (Ast) = 0,01 (1%)

Nilai unit aktivitas amilase ditentukan dengan persamaan berikut :


1. Mg glukosa per 100mL larutan air liur pada kontrol
𝐴𝑘 100𝑚𝐿 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
 x Cst x
𝐴𝑠𝑡 0,5𝑚𝐿 𝑥 0,5𝑚𝐿 ( 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 𝑙𝑖𝑢𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖)
0,109 100𝑚𝐿 𝑥 200
 x 0,01 x 0,5𝑚𝐿 𝑥 0,5𝑚𝐿
1,21
 72,06
2. Mg glukosa per 100mL larutan air liur pada sampel
𝐴𝑠𝑝 100𝑚𝐿 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
 x Cst x 0,5𝑚𝐿 𝑥 0,5𝑚𝐿 ( 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 𝑙𝑖𝑢𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖)
𝐴𝑠𝑡
0,082 100𝑚𝐿 𝑥 100
 x 0,01 x 0,5𝑚𝐿 𝑥 0,5𝑚𝐿
1,21
 27,1
3. Unit aktivitas amilase/ 100 mL larutan air liur = (2) – (1)
= 27,1 – 72,06 = -44,96

9
4.3.Pembahasan

Enzim merupakan biokatalisator yang mempercepat jalannya reaksi tanpa ikut dengan
cara menurunkan energi aktivasi. Enzim merupakan senyawa protein sehingga
sifatprotein masih melekat pada enzim, mudah rusak bila dipanaskan lebihdari 60 C,
umumnya enzim bekerja mengkatalis reaksi satuarah, meskipun ada yang mengkatalis
reaksi duaarah, bekerja spesifik karena sisi aktif enzimsesuai dengan permukaan subtrat
tertentu, umumnya enzim tidak dapat bekerja tanpaadanya suatu zat non protein
tambahan yang disebut kofaktor, bekerja didalam sel(endoenzim) dan diluar sel
(eksoenzim) (Calhoum 1933). Endoenzim disebut juga enzim intraseluler yang
dihasilkan di dalam sel yaitu pada bagian membran sitoplasma dan melakukan
metabolisme di dalam sel. Eksoenzim (enzim ekstraseluler) merupakan enzim yang
dihasilkan sel kemudian dikeluarkan melalui dinding sel sehingga terdapat bebas dalam
media yang mengelilingi sel dan bereaksi memecah bahan organik tanpa tergantung
pada sel yang melepaskannya (Ross 1995).

Enzim dibagi dalam 6 golongan besar oleh Commision on Enzymes of The


International Union if Biochemistry.Prnggolongan ini didasarkan atas reaksi kimia
dimana enzim memegang peranan dalam mempelajari mengenai enzim, dikenal
beberapa istilah diantaranya, holoenzim, apoenzim, kofaktor, gugus prostetik, koenzim
dan substrat. Apoenzim adalah suatu enzim yang seluruhnya terdiri dari protein,
sedangkan holoenzim adalah enzim yang mengandung gugus protein dan gugus non
protein. Gugus yang bukan protein tadi dikenal dengan istilah kofaktor. Pada kofaktor
ada yang terikat kuat pada protein dan sukar teruai dalam laruran yang disebut gugus
protestik dan adapula yang tidak terikat kuat pada protein sehingga mudah terurai yang
disebut koenzim. Baik gugus prostetik maupun koenzim, keduanya merupakan bagian
yang memungkinkan enzim bekerja pada substrat. Substrat merupakan zat-zat yang
diubah atau direaksikan oleh enzim (Poedjiadi 2006).

Banyak enzim yang dapat bekerja bolak-balik. Enzim dapat mengubah substrat
menjadi hasil akhir. Sebaliknya, enzim juga dapat mengembalikan hasil akhir menjadi
substrat jika lingkungannya berubah. Contohnya enzim lipase dapat berfungsi sebagai
katalisator dalam perubahan lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Enzim lipase juga
dapat mengubah kembali gliserol dan asam lemak menjadi lemak (lipid). Enzim bekerja
spesifikm artinya enzim mempunyai fungsi yang khusus, untuk perubahan zat tertentu,
diperlukan enzim tertentu. Jika enzimnya berbeda maka hasil akhirnya pun akan
berbeda. Cara kerja enzim ada 2 macam :

1. Kunci gembok (lock and key) : Enzim dimisalkan sebagai gembok karena
memiliki sebuah bagian kecil yang dapat berikatan dengan substrat. Bagian kecil
tersebut disebut sisi aktif. Substrat dimisalkan sebagai kunci karena dapat
berikatan secara pas dengan sisi aktif enzim (Lehninger 1982).
2. Induksi pas (induced fit): Pada model ini, sisi aktif enzim dapat berubah bentuk
sesuai dengan bentuk substrat (Lehninger 1982).

10
Gambar 4.3.1 Mekanisme Kerja Enzim (Shahib 2005)

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim, diantaranya sebagai


berikut :
1. Suhu :
Enzim tidak dapat bekerja secara optimal apabila suhu lingkungan terlalu rendah
atau terlalu tinggi. Jika suhu lingkungan mencapai 0°C atau lebih rendak lagi,
enzim tidak aktif. Jika suhu lingkungan mencapai 40°C atau lebih, enzim akan
mengalami denaturasi (rusak). Suhu optimal enzim bagi masing-masing
organisme berbeda-beda. Untuk hewan berdarah dingin, suhu optimal enzim
adalah 25°C, sementara suhu optimal hewan berdarah panas, termasuk manusia
adalah 37°C (Mulia 2007).
2. pH (Tingkat Keasaman)
setiap enzim mempunyai pH optimal masing-masing sesuai dengan “tempat
kerjanya”. Misalnya enzim pepsin, karena bekerja di lambung yang bersuasana
asam, memiliki pH optimal 2. Contoh lain, enzim ptialin, karena bekerja di
mulut yang bersuasana basa, memiliki pH optimal 7,5-8 (Mulia 2007).
3. Aktivator dan Inhibitor
Aktivator adalah zat yang dapat mengaktifkan dan menggiatkan kerja enzim.
Contohnya ion klorida, yang dapat mengaktifkan enzim amilase. Inhibitor
adalah zat yang dapat menghambat kerja enzim. Berdasarkan cara kerjanya,
inhibitor terbagi dua, inhibitor kompetitif dan inhibitor nonkompetitif. Inhibitor
kompetitif adalah inhibitor yang bersaing aktif dengan substrat untuk
mendapatkan situs aktif enzim, contohnya sianida bersaing dengan oksigen
dalam peningkatan Hb. Sementara itu, inhibitor nonkompetitif adalah inhibot
yang melekan pada sisi lain selain situs aktif pada enzim yang lama kelamaan
dapat mengubah sisi aktif enzim (Mulia 2007).
4. Konsentrasi Enzim dan Substrat
Semakin tinggi konsentrasi enzim akan semakin mempercepat terjadinya reaksi
dan konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi. Jika sudah
mencapai titik jenuhnya, maka konsentrasi substrat berbanding terbalik dengan
kecepatan reaksi (Mulia 2007).

Berdasarkan reaksi kimia yang dikatalisis, enzim digolongkan menjadi


oksidoreduktase berfungsi untuk pemindahan elektron, transferase enzim yang bekerja
pada reaksi pemindahan gugus fungsional, hidrolase berfungsi dalam reaksi hidrolisis

11
(pemindahan gugus fungsional dengan bentuan air, liase yaitu penambahan gugus ke
ikatan ganda atau sebaliknya, isomerase yaitu pemindahan gugus di dalam molekul
yang menghasilkan bentuk isomer, ligase yaitu pembentukan ikatan C-C, C-S, C-O, dan
C-N oleh reaksi kondensasi yang berkaitan dengan penguraian ATP (Winarno 2004).
Amilase merupakan enzim yang penting dalam bidang pangan dan bioteknologi.
Enzim α-amilase termasuk dalam jenis enzim hidrolase karena memerlukan air dalam
memecah ikatan spesifik α-1,4-glikosidik. Enzim amilase dapat memecah ikatan pada
amilum hingga terbentuk maltosa. Ada tiga macam enzim amilase, yaitu α amilase, β
amilase dan γ amilase. Saliva (ludah) mengandung enzim α amilase. Enzim amilase air
liur berfungsi untuk memecah ikatan 1-4 yang terdapat dalam amilum (Poedjiadi 2009).

Uji Aktivitas Amilase


Pertama-tama, ke dalam tabung reaksi kontrol dimasukkan 0,5mL larutan air liur,
dan ditambahkan 0,5mL larutan NaCl 0,85%. Fungsi dari penambahan NaCl ini adalah
untuk mengkondisikan enzim agar tidak terpengaruh lingkungan. Selanjutnya ke dalam
tabung reaksi sampel dimasukkan 5mL substrat amilum 1%. Kedua tabung diinkubasi
pada suhu 30oC selama 5 menit. Hal tersebut dilakukan karena hampir semua enzim
mempunyai aktivasi optimal pada suhu 30-40oC dan akan mengalami denaturasi pada
suhu 45oC. Pada umumnya semakin tinggi suhu maka laju reaksi semakin cepat karena
energi semakin besar dan melampaui energi aktivasinya. Akan tetapi enzim merupakan
suatu protein sehingga semakin tinggi suhu proses aktivasi enzim ini juga
meningkat. Pengaruh suhu yang terlau tinggi dapat mempercepat pemecahan atau
kerusakan enzim, demikian juga sebaliknya (Citra, 2016).

Ke dalam tabung reaksi sampel ditambahan 0,5mL larutan air liur, dan
ditambahkan 0,5mL larutan NaCl 0,85%. Penambahan air liur berfungsi sebagai
sumber enzim amilase. Kedua tabung diinkubasi selama 30 menit. Inkubasi ke-2 ini
dilakukan untuk mengoptimalkan reaksi hidrolisis amilum oleh enzim amilase.

Gambar 4.3.2. Hidrolisis amilum oleh amilase (Poedjiadi 2009).

Kedua tabung reaksi diambil, dan ditambahkan 1,5 mL asam sulfat 2/3N. Fungsi
penambahan asam sulfat adalah untuk untuk menghentikan aktivitas
enzim/mendeaktivasi enzim. Kemudian kedua tabung ditambahkan 0,5mL natrium

12
wolframat 10%. Fungsi penambahan natrium wolframat adalah membantu
memaksimalkan fungsi H2SO4 dalam mendeaktivasi enzim. Langkah selanjutnya adalah
ke dalam tabung reaksi konrol ditambahkan 5mL substrat amilum 1% dan dicampurkan
baik-baik. Amilum disini berfungs sebagai zat yang akan dihidrolisis. Langakh terakhir
dalam percobaan ini adalah dengan menyaring larutan yang ada pada kedua tabung
tersebut, dan diperoleh filtrat berwarna bening.

Gambar 4.3.3. Filtrat Hasil Penyaringan

Penetapan Kadar Glukosa Hasil Hidrolisis Secara Spektrofotometri


Pertama-tama, menyiapkan 4 tabung reaksi. Tabung 1 diisi 1mL glukosa standar 1%,
Tabung ke-2 diisi 1mL filtrat sampel, Tabung ke-3 diisi 1mL filtrat kontrol, Tabung ke-
4 diisi 1mL blanko (akuades). Bedasarkan pengamatan yang dlakukan, larutan pada
keempat tabung reaksi berwarna bening. Ke empat tabung reaksi masing’ ditambahkan
1mL larutan Cu2+ alkalis. Fungsi pereaksi Benedict sebagai larutan yang akan direduksi
gugus aldehida dan keton bebas dalam molekul karbohidrat. Keempat tabung reaksi
dimasukkan ke dalam air mendidih selama 20 menit, kemudian dimasukkan ke dalam
air dingin. Proses pemanasan berfungsi untuk mempercepat reaksi reduksi. Prinsip
percobaan ini adalah reaksi reduksi-oksidasi (redoks) yang terjadi antara pereaksi Cu2+
alkalis dengan gugus aldehida dan keton bebas dalam molekul karbohidrat.

Hasil pengamatan yang didapat adalah tabung 1 berwarna merah bata, sedangkan
tabung 2 dan 3 berwarna biru kehijauan, dan tabung 4 berwarna biru. Hasil warna ini
menandakan bahwa tabung 1-3 mengandung gula pereduksi. Reaksi yang terjadi adalah
gula yang memiliki gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi larutan tembaga
yang basa, dan membentuk kupro oksida. Pembentukkan kupro oksida akan membentuk
produk yang berwarna hijau kebiruan, hijau, kuning, dan endapan merah tergantung
pada konsentrasi. Adapun reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut .

R-CHO + 2 Cu2+ + 5OH- R-CO2- + Cu2O (endapan merah bata) + 3 H2O

Reaksi pada penambahan Cu2+ alkalis (Indarti 2011)

13
Gambar 4.3.4. Hasil Setelah Larutan Dipanaskan

Langkah selanjutnya, ke dalam masing-masing tabung ditambahkan 1mL pereaksi


warna arseno molibdat, kemudian ditambahkan 7mL akuades. Masing-masing tabung
diaduk hingga homogen. Hasil pengamatan yang didapat adalah Tabung 1 = biru gelap,
Tabung 2 = putih-kuning keruh, Tabung 3 = putih-kuning keruh, dan Tabung 4 = keruh.
Percobaan ini menggunakan metode Somogyi-Nelson yang merupakan
metode penetapan kadar gula pereduksi, dimana prinsipnya gula pereduksi akan
mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+, kemudian ion Cu+ ini akan mereduksi senyawa
arsenomolibdat membentuk kompleks berwarna biru kehijauan (Nelson, 1944).
Perbedaan warna yang terbentuk menandakan perbedaan jumlah gula pereduksi dalam
sampel, untuk kadarnya bisa ditentukan menggunakan metode spektrofotometri dengan
mengukur serapan/absorbansi masing-masing larutan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 660 nm.Berdasarkan pengukuran absorbansi, diperoleh
absorbansinya untuk larutan blanko, filtrat kontrol, filtrat sampel, dan glukosa 1%
secara berurutan yaitu 0,230; 0,339; 0,312; dan 1,440. Kadar glukosa atau gula
pereduksi dalam larutan air liur pada kontrol sebesar 72,06 mg/100mL dan dalam
larutan air liur pada sampel sebesar 27,1 mg/100mL. Hasil yang didapat sudah sesuai
dengan prosedur yang terdapat pada referensi jurnal oleh Hasanul (2016).

Gambar 3.4.5. Hasil Setelah Ditambahkan Arseno Molibdat.

Spektrofotometri merupakan metode pengukuran kuantitatif yang didasarkan pada


pengukuran absorbsi (penyerapan) radiasi gelombang elektromagnetik. Pengukuran
kuantitatif tersebut menggunakan instrumen berupa spektrofotometer. Spektrofotometer

14
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi sinar monokromatis oleh
suatu larutan dengan cara melewatkan cahaya pada panjang gelombang spesifik dengan
menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube oleh
suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvetdengan sebagian dari cahaya tersebut
akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan
akan sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet (Khopkar, 1990).

Komponen-komponen pokok spektrometer terdiri dari empat bagian penting yaitu


sumber radiasi/cahaya, monokromator, tempat cuplikan (kuvet), dan detektor. Sumber
radiasi adalah suatu sumber energi yang memancarkan pancaran radiasi
elektromagnetik, sedangkan monokromator adalah alat yang paling umum dipakai
untuk menghasilkan berkas radiasi dengan satu panjang gelombang. Monokromator
untuk radiasi ultra violet, sinar tampak dan infra merah adalah serupa, yaitu mempunyai
celah (slit), lensa, cermin, dan prisma atau grating (Khopkar, 1990).

15
5. Penutup

5.1. Kesimpulan
 Enzim alfa amilase merupakan enzim yang berhasil mngkatalis
reaksi hidrolisis ikatan alfa 1,4-glikosida pada pati secara acar
menghasilkan dekstrin, monosakarida dan oligosakarida.
 Pada sampel = 27,1 mg/100mL, dan pada kontrol = 72,06 mg/100mL
 Sebesar 44,96/100mL

5.2.Saran
Sebaiknya praktikum dilakukan dengan hati-hati dan teliti agar memperoleh
hasil sesuai yang diharapkan

16
Daftar Pustaka

Citra Suci Ramadhani. 2016. Laporan Praktikum Biokimia Bab X Enzim Percernaan I
(Hidrolisis Pati Oleh Amilase dan Air Liur). Sukabumi : Universitas
Muhammadiyah Sukabumi.

Hasanul Kiyan Al-kayyis, Hari Susanti. Perbandingan Metode Somogyi-Nelson Dan


Anthrone-Sulfat Pada Penetapan Kadar Gula Pereduksi Dalam Umbi Cilembu
(Ipomea batatas L.). Jurnal Farmasi Sains Dan Komunitas, hlm. 81-89. Vol. 13
No. 2

Indarti D, Anawati. 2011. Karakteristik film nata de coco-benedict secara adsorpsi


untuk sensor glukosa dan urin. Jurnal Ilmu Dasar 12 : 200-209.

Khopkar, S.M. 1990. Konsep dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI-Press

Lehninger, A.L. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Megiandari, A. 2009. Isolasi Dan Pencirian Enzim Protease Keratinolitik Dari Usus
Biawak Air [Tesis] Jurusan Kimia FMIPA. Bogor : IPB.

Mulia, Ricky.M. 2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Edisi pertama, Yogyakarta:


Penerbit Graha Ilmu

Poedjiadi, Anna, 2006. Dasar-dasar Biokimia. .Jakarta : Universitas Indonesia PRESS.

Poedjiadi A. 2009. Dasar-Dasar Biokomia. Jakarta: Universitas Indonesia PRESS.

Ross MH, Romrell LJ, and Kaye GI. 1995. Histology: A Text and Atlas. USA: William
and Wilkins A Waverly Company

Setyaningsih, Budi Waluyo, 2011, Aktivitas Enzim Protease pada Nanas, [Online],
www.academia.edu. Diakses pada 04 April 2021.

Sirajuddin, 2011, Biokimia Protein, Enzim dan Asam Nukleat, ITB Press: Bandung.

Suryono.2011. Biokimia Enzim. Jakarta : Nuha Medika.

Winarno FG. 2004. Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

17
Lampiran

Nilai unit aktivitas amilase ditentukan dengan persamaan berikut :


Mg glukosa per 100mL larutan air liur pada kontrol
𝐴𝑘 100𝑚𝐿 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
 x Cst x 0,5𝑚𝐿 𝑥 0,5𝑚𝐿 ( 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 𝑙𝑖𝑢𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖)
𝐴𝑠𝑡
0,109 100𝑚𝐿 𝑥 200
 x 0,01 x 0,5𝑚𝐿 𝑥 0,5𝑚𝐿
1,21
 72,06
Mg glukosa per 100mL larutan air liur pada sampel
𝐴𝑠𝑝 100𝑚𝐿 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
 x Cst x 0,5𝑚𝐿 𝑥 0,5𝑚𝐿 ( 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 𝑙𝑖𝑢𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖)
𝐴𝑠𝑡
0,082 100𝑚𝐿 𝑥 100
 x 0,01 x 0,5𝑚𝐿 𝑥 0,5𝑚𝐿
1,21
 27,1
Unit aktivitas amilase/ 100 mL larutan air liur = (2) – (1)
= 27,1 – 72,06 = -44,96

18

Anda mungkin juga menyukai