KARBOHIDRAT
DISUSUN OLEH
2021
DAFTAR ISI
3.1.Alat ...................................................................................................... 3
3.2.Bahan ................................................................................................... 3
4.3.Pembahasan .......................................................................................... 9
V. Penutup ...................................................................................................... 15
5.1.Kesimpulan .......................................................................................... 15
5.2.Saran .................................................................................................... 15
ii
KARBOHIDRAT
1. TUJUAN
Mengisolasi pati dari ubi kayu.
Melakukan uji molisch dan uji iod terhadap pati yang diisolasi.
Menentukan kadar pati dalam ubi kayu.
Melakukan uji kualitatif gula pereduksi dari buah-buahan.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat sangat berperan penting dalam alam karena merupakan sumber
energi utama bagi manusia dan hewan. Energi manusia diperoleh dengan
mengkonsumsi makanan yang pada umumnya berasal dari tumbuhan yang
mengandung karbohidrat. Karbohidrat merupakan penyumbang kalori terbesar
selain lemak. Sebagian dari karbohidrat juga dibutuhkan tubuh untuk mempermudah
proses pencernaan contohnya selulosa. Sebagai penghasil energi, karbohidrat pasti
dibutuhkan sekecil apapun aktivitas dalam tubuh. Kebanyakan karbohidrat yang
dikosumsi manusia adalah tepung/ amilum/ pati yang ada digandum, jagung, beras,
kentang, padi, umbi, buah-buahan dan sayuran (Mukaromah, 2010)
Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian, kacang-
kacang kering, dan gula. Hasil olah bahan-bahan ini adalah bihun, mie, roti, tepung-
tepungan, selai, sirup, dan sebagainya. Sebagian besar sayur dan buah tidak banyak
mengandung karbohidrat. Sayur umbi-umbian, seperti wortel dan bit serta kacang-
kacangan relatif lebih banyak mengandung karbohidrat daripada sayur daun-daunan.
Bahan makanan hewani seperti daging, ayam, ikan, telur, dan susu sedikit sekali
mengandung karbohidrat. Sumber karbohidrat yang banyak dimakan sebagai
makanan pokok di Indonesia adalah beras, jagung, ubi, singkong, talas, dan sagu
(Syamsuri, 2000).
Ubi kayu merupakan sumber karbohidrat, sebagian besar digunakan sebagai
bahan pangan (langsung atau melalui proses pengolahan), pakan dan bahan baku
berbagai industri. Hingga tahun 2009, hasil ubi kayu rata-rata nasional baru sekitar
19 t/ha (BPS 2009), masih jauh dari potensi hasil beberapa varietas unggul ubi kayu
yang dapat mencapai 40-50 t/ha (Nasir Saleh 2012). Keunggulan ubi kayu sebagai
pangan fungsional dapat dilihat dari : (1) kadar gizi makro (kecuali protein) dan
mikro tinggi, sehingga jumlah penderita anemia dan kekurangan vitamin A dan C di
tengah masyarakat yang pangan pokoknya ubi kayu relative sedikit; (2) daun
mudanya sebagai bahan sayuran berkadar gizi mikro paling tinggi dan lebih
proporsional dibandingkan dengan bahan sayuran lainnya; (3) kadar glikemik dalam
darah rendah; 4) kadar serat pangan larut tinggi; (5) dalam usus dan lambung
berpotensi menjadi probiotik, dan (6) secara agronomi mampu beradaptasi terhadap
lingkungan marginal sehingga merupakan sumber kalori potensial di wilayah yang
didominasi oleh lahan marjinal dan iklim kering. Kelemahan ubi kayu adalah : (1)
kadar protein ubi rendah namun dapat dikonpensasi dengan penggunaan daun muda
1
2
sebagai sayuran, (2) proses pengolahan menjadi produk siap olah dan siap saji tidak
secepat padi dan (3) termasuk pangan inferior berkonotasi strata sosial rendah
(Masniah, 2013).
Pati merupakan polisakarida hasil fotosintesis dari tanaman hijau melalui proses
fotosintesis. Pati memiliki bentuk Kristal bergranula yang tidak larut dalam air pada
temperature ruangan yang memiliki ukuran dan bentuk bergantung pada jenis
tanaman-nya. Pati digunakan sebagai pengental dan penstabil dalam makanan.
Komposisi pati pada umumnya terdiri dari amilopektin sebagai bagian terbesar dan
sisanya amilosa. Komposisi tersebut masing-masing memiliki sifat-sifat alami yang
berbeda yaitu 10-20% amilosa dan 80-90% amilopektin (Niken, 2013).
Pati adalah polisakarida yang terdapat dalam semua tanaman terutama dalam
jagung, kentang, biji-bijian, ubi akar, dan padi atau gandum. Pati bila dipanaskan
dengan air akan terbentuk larutan koloid. Dalam pati terdapat dua bagian, yaitu
bagian yang larut dalam air disebut amilosa dan bagian yang tidak larut dalam air
disebut amilopektin. Amilosa dan amilopektin bila dihidrolisis menunjukkan sifat-
sifat karbonil, dan pati tersusun atas satuan-satuan maltose. Bila pati terdapat dalam
sel hidrolisis oleh enzim maka pati akan pecah menjadi bagian lebih kecil disebut
sekstrin, sehingga diperoleh dimmer maltose (Mukaromah, 2010).
3. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan isolasi pati dari ubi kayu ini
adalah kertas saring, kain muslin, blender, pisau, gelas piala 500 mL, gelas
ukur 100 mL, gelas arloji, neraca analitik, corong Buchner, pipet tetes, gelas
ukur 5 atau 10 mL, tabung reaksi, papan uji.
Alat-alat yang digunakan pada percobaan uji kualitatif gula pereduksi
dari buah-buahan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, gelas ukur 5 mL.
3.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan isolasi pati dari ubi kayu
ini adalah ubi kayu, air, etanol 95%, pereaksi Molisch, H2SO4 pekat, larutan
iod encer.
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan uji kualitatif gula
pereduksi dari buah-buahan ini adalah berbagai macam buah (semangka,
jeruk, pepaya) diambil cairannya, pereaksi Benedict.
Uji Molisch
dimasukkan 5 mL larutan pati ke dalam tabung reaksi
ditambahkan 2 tetes pereaksi Molisch, campur merata
3
4
Uji Iod
dimasukkan sedikit tepung pati ke dalam papan uji
ditambahkan satu tetes larutan iod encer
dicampurkan dengan rata dan diperhatikan warna yang terjadi
Iodium dengan pati dapat membentuk suatu ikatan kompleks yang
berwarna biru. Komponen pati yang berperan yaitu amilosa
Skema Kerja
Isolasi Pati Dari Ubi Kayu
Hasil
Uji Molisch
5 mL larutan pati
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- ditambahkan 2 tetes pereaksi Molisch,
- dicampur merata
- ditambahkan perlahan-lahan melalui dinding
tabung sebanyak 3 mL asam sulfat pekat
- Warna violet (ungu) kemerah- merahan pada batas
kedua cairan menunjukkan reaksi positif,
sedangkan warna hijau menunjukkan reaksi negatif.
Hasil
Uji Iod
Hasil
6
Hasil
7
Uji Molisch
Perlakuan Pengamatan
Larutan pati dimasukkan ke dalam tabung 5 mL
reaksi
Larutan ditambahkan pereaksi molisch 2 tetes
Tercampur rata, larutan ditambahkan asam 3mL
sulfat pekat melalui dinding tabung secara
perlahan
Hasil yang diperoleh Terdapat warna ungu pada batas kedua
8
Uji Iod
Perlakuan Pengamatan
Dimasukkan tepung pati ke dalam papan 1 tetes iod encer
uji, ditambah iod encer ke dalam papan uji
Dicampur dengan rata, diperhatikan warna Biru, hasil positif (+)
yang terbentuk
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛
% rendemen = x 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑢𝑏𝑖 𝑘𝑎𝑦𝑢
25𝑔
= x 100%
125𝑔
= 20%
9
4.3. Pembahasan
sebanyak 20%. Hasil ini berbeda dengan referensi yang menyatakan bahwa kandungan
pati pada singkong sebanyak 24%, hal ini disebabkan oleh perbedaan suhu, tahapan
proses, dan pH yang berbeda (Whistler, dkk., 1984).
Gambar 4.3.2.
Hasil pati yang diperoleh
Uji Molisch
Pada percobaan ini, larutan pati sebanyak 5mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
kemudian larutan ditambahkan pereaksi molisch sebanyak 5 tetes. . Larutan Molisch ini
sendiri mengandung 10 gram α-naftol dalam 100 mL alcohol. Uji ini berdasarkan
kepada reaksi karbohidrat dengan Asam pekat (Sudarmadji, 2010). Setelah tercampur
rata, larutan ditambahkan asam sulfat pekat sebanyak 3mL melalui dinding tabung
secara perlahan. Dalam larutan molisch ini mengandung alcohol. Fungsi dari alcohol
dalam larutan ini ada dua yaitu
(1) untuk melindungi partikel-partikel karbohidrat dari kontak langsung asam sulfat
pekat sehingga tidak terjadi kerusakan langsung senyawa karbohidrat dalam
sampel.
(2) sebagai pelarut α-naftol.
α-naftol merupakan pewarna spesifik karbohidrat sehingga akan memberikan warna
ungu jika bereaksi dengan senyawa furfural yang akan dibahas selanjutnya. α-naftol
bersifat tak larut air, maka dari itu, selain untuk perlindungan senyawa karbohidrat,
alcohol berfungsi untuk melarutkan α-naftol (Sudarmadji, 2010).
Pada saat melaksanakan uji Molisch, sangatlah penting memperhatikan urutan
penambahan reagen dan asam sulfat pekat. Penambahan reagen Molisch sebelum
penambahan asam pekat sangatlah penting. Hal ini berdasarkan kepada rusaknya
karbohidrat dengan asam pekat. Selain itu jika mengingat fungsi alcohol dalam larutan
molisch maka tahapan penambahan reagen molisch sebelum penambahan asam pekat
sangat perlu diperhatikan. Apabila asam pekat ditambahkan pada larutan sampel secara
hati-hati melalui dinding tabung reaksi, akan terbentuk dua lapisan zat cair. Pada batas
kedua larutan cair ini akan terbentuk cincin ungu karena kondensasi furfural dengan α-
naftol (Poedjiadi, 1994). Jika langsung ke larutan maka akan merusak langsung
karbohidrat dan yang terbentuk adalah warna ungu pada larutan. Selain itu, pemberian
melalui dinding akan memberikan bentuk cincin yang sempurna (Poedjiadi, 1994)
12
Hasil yang diperoleh dalam percobaan ini menunjukkan terdapat warna ungu pada
batas kedua cairan, sehingga larutan menunjukkan reaksi positif [terdapat karbohidrat].
Mekanisme terbentuknya cincin ungu adalah karbohidrat oleh asam sulfat pekat akan
dihidrolisa menjadi monosakarida, lalu monosakarida tersebut mengalami dehidrasi
oleh asam sulfat menjadi furfural. Jika senyawanya berupa heksosa-heksosa maka
senyawa yang terbentuk berupa hidroksimetil furfural. Furfural tersebut dengan adanya
α-naftol akan berkondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Dehidrasi
pentose akan menghasilkan furfural, dehidrasi heksosa akan menghasilkan hidroksimetil
furfural sedangkan dehidrasi ramnosa membentuk metil furfural (Sudarmadji, 2010).
Gambar 4.3.3.
Pembentukan Furfural
Gambar 4.3.4.
Hasil Pengamatan Uji Molisch
13
Uji Iod
Amilum merupakan polisakarida yang terbagi menjadi dua fraksi yaitu Amilosa
dan Amilopektin. Amilosa memilki struktur linier dan dengan Iodine memberikan
warna biru serta larut dalam air. Fraksi yang tidak larut disebut amilopektin dengan
struktur bercabang. Dengan penambahan iodium fraksi memberikan warna ungu sampai
merah. Amilum dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis menjadi
senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Hasil hidrolisis dapat dengan Iodiune dan
menghasilkan warna biru sampai tidak berwarna [Fauziah, 2017].
Pada percobaan kali ini, tepung pati dimasukkan ke dalam papan uji, kemudian
ditambah 1 tetes iod encer ke dalam papan uji. Selanjutnya dicampur dengan rata,
diperhatikan warna yang terbentuk. Terbentuk warna biru pada percobaan ini yang
menunjukkan hasil positif [terdapat amilum]. Pereaksi Iodine jika dicampur dengan
Amilum menghasilkan larutan berwarna biru pekat yang menandakan hasil positif
terhadap kandungan polisakarida tetapi untuk larutan uji Monosakarida dan Disakarida
tidak menghasilkan warna larutan yang spesifik, oleh karena itu hasil yang ditunjukkan
negatif. Terbentuknya warna biru disebabkan molekul Amilosa dan Amilopektin yang
membentuk suatu molekul dengan molekul dari larutan Iodine. Oleh karena itu,
monosakarida dan disakarida tidak menghasilkan warna larutan yang spesifik karena
tidak mengandung Amilosa dan Amilopektin [Fauziah, 2017].
Gambar 4.3.5.
Hasil Uji Iod
karbonat (reagen Benedict), maka ditambahkan asam sitrat. Larutan tembaga alkalis
dapat direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau monoketon bebas,
sehingga sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau keton bebas tidak dapat
mereduksi larutan Benedict [Fauziah, 2017].
Pada percobaan ini, pertama-tama ke dalam tabung reaksi masing-masing diisi
0,5 mL pereaksi benedict, kemudian ditambahkan ke dalam masing-masing tabung
reaksi tersebut 1 mL cairan buah yang diuji [cairan pepaya, semangka dan jeruk].
Selanjutnya campuran dipanaskan dalam air mendidih selama 10 menit, tujuan dari
pemanasan ini agar mempercepat reaksi yang terjadi. Hasil pengamatan menunjukkan
ketiga campuran tersebut berubah warna menjadi merah bata, dengan kecepatan
perubahan nya Pepaya > Semangka > Jeruk. Endapan berwarna merah bata tersebut
menunjukkan bahwa dalam sari buah tersebut terdapat gula pereduksi berupa
monosakarida. Pada percobaan, pepaya memiliki reaksi perubahan yang paling cepat,
kemudian disusul dengan semangka, kemudian jeruk. Hal ini menunjukkan bahwa
pepaya yang diuji memiliki kandungan glukosa tertinggi, kemudian semangka, dan
terakhir jeruk.
Gambar4.3.5.
Reaksi pada uji benedict
Gambar 4.3.6.
Hasil dari uji benedict pada 3 sari buah.
5. Penutup
5.1. Kesimpulan
- Ubi Kayu yang digunakan dalam praktikum ini memiliki pati yang
berhasil diisolasi.
- Uji molisch dan uji iod yang dilakukan terhadap pati singkong
menunjukkan reaksi yang positif (terdapat karbohidrat).
- Kadar pati yang diapatkan dalam percobaan ini sebanyak 20%.
- Uji kualitatif gual pereduksi yang dilakukan pada buah pepaya,
semangka, dan jeruk menunjukkan hasil yang positif (terdapat
karbohidrat).
5.2. Saran
Sebaiknya praktikum dilakukan dengan hati-hati karena pada praktikum ini
menggunakan asam sulfat sebagai salah satu bahannya.
15
Daftar Pustaka
16
17
LAMPIRAN
Uji Molisch
Perlakuan Pengamatan
Larutan pati dimasukkan ke dalam tabung 5 mL
reaksi
Larutan ditambahkan pereaksi molisch 2 tetes
Tercampur rata, larutan ditambahkan asam 3mL
sulfat pekat melalui dinding tabung secara
perlahan
Hasil yang diperoleh Terdapat warna ungu pada batas kedua
cairan, sehingga larutan menunjukkan
reaksi positif.
18
Uji Iod
Perlakuan Pengamatan
Dimasukkan tepung pati ke dalam papan 1 tetes iod encer
uji, ditambah iod encer ke dalam papan uji
Dicampur dengan rata, diperhatikan warna Biru, hasil positif (+)
yang terbentuk
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛
% rendemen = x 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑢𝑏𝑖 𝑘𝑎𝑦𝑢
25𝑔
= x 100%
125𝑔
= 20%