Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

KARBOHIDRAT

DISUSUN OLEH

NAMA : ARYA WIRYAWAN HARISH


NIM : K1A019011
KELAS :A
ASISTEN : VANIA UTAMI P

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
PURWOKERTO

2021
DAFTAR ISI

Daftar isi ................................................................................................................ ii

Judul Praktikum ..................................................................................................... 1

I. Tujuan Praktikum ....................................................................................... 1

II. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 1

III. Metodologi Percobaan ................................................................................ 3

3.1.Alat ...................................................................................................... 3

3.2.Bahan ................................................................................................... 3

3.3.Prosedur Percobaan .............................................................................. 3

IV. Hasil Dan Pembahasan ............................................................................... 7

4.1.Data Pengamatan .................................................................................. 7

4.2.Data Perhitungan .................................................................................. 8

4.3.Pembahasan .......................................................................................... 9

V. Penutup ...................................................................................................... 15

5.1.Kesimpulan .......................................................................................... 15

5.2.Saran .................................................................................................... 15

Daftar Pustaka ............................................................................................................16

ii
KARBOHIDRAT

1. TUJUAN
 Mengisolasi pati dari ubi kayu.
 Melakukan uji molisch dan uji iod terhadap pati yang diisolasi.
 Menentukan kadar pati dalam ubi kayu.
 Melakukan uji kualitatif gula pereduksi dari buah-buahan.

2. TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat sangat berperan penting dalam alam karena merupakan sumber
energi utama bagi manusia dan hewan. Energi manusia diperoleh dengan
mengkonsumsi makanan yang pada umumnya berasal dari tumbuhan yang
mengandung karbohidrat. Karbohidrat merupakan penyumbang kalori terbesar
selain lemak. Sebagian dari karbohidrat juga dibutuhkan tubuh untuk mempermudah
proses pencernaan contohnya selulosa. Sebagai penghasil energi, karbohidrat pasti
dibutuhkan sekecil apapun aktivitas dalam tubuh. Kebanyakan karbohidrat yang
dikosumsi manusia adalah tepung/ amilum/ pati yang ada digandum, jagung, beras,
kentang, padi, umbi, buah-buahan dan sayuran (Mukaromah, 2010)
Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian, kacang-
kacang kering, dan gula. Hasil olah bahan-bahan ini adalah bihun, mie, roti, tepung-
tepungan, selai, sirup, dan sebagainya. Sebagian besar sayur dan buah tidak banyak
mengandung karbohidrat. Sayur umbi-umbian, seperti wortel dan bit serta kacang-
kacangan relatif lebih banyak mengandung karbohidrat daripada sayur daun-daunan.
Bahan makanan hewani seperti daging, ayam, ikan, telur, dan susu sedikit sekali
mengandung karbohidrat. Sumber karbohidrat yang banyak dimakan sebagai
makanan pokok di Indonesia adalah beras, jagung, ubi, singkong, talas, dan sagu
(Syamsuri, 2000).
Ubi kayu merupakan sumber karbohidrat, sebagian besar digunakan sebagai
bahan pangan (langsung atau melalui proses pengolahan), pakan dan bahan baku
berbagai industri. Hingga tahun 2009, hasil ubi kayu rata-rata nasional baru sekitar
19 t/ha (BPS 2009), masih jauh dari potensi hasil beberapa varietas unggul ubi kayu
yang dapat mencapai 40-50 t/ha (Nasir Saleh 2012). Keunggulan ubi kayu sebagai
pangan fungsional dapat dilihat dari : (1) kadar gizi makro (kecuali protein) dan
mikro tinggi, sehingga jumlah penderita anemia dan kekurangan vitamin A dan C di
tengah masyarakat yang pangan pokoknya ubi kayu relative sedikit; (2) daun
mudanya sebagai bahan sayuran berkadar gizi mikro paling tinggi dan lebih
proporsional dibandingkan dengan bahan sayuran lainnya; (3) kadar glikemik dalam
darah rendah; 4) kadar serat pangan larut tinggi; (5) dalam usus dan lambung
berpotensi menjadi probiotik, dan (6) secara agronomi mampu beradaptasi terhadap
lingkungan marginal sehingga merupakan sumber kalori potensial di wilayah yang
didominasi oleh lahan marjinal dan iklim kering. Kelemahan ubi kayu adalah : (1)
kadar protein ubi rendah namun dapat dikonpensasi dengan penggunaan daun muda

1
2

sebagai sayuran, (2) proses pengolahan menjadi produk siap olah dan siap saji tidak
secepat padi dan (3) termasuk pangan inferior berkonotasi strata sosial rendah
(Masniah, 2013).
Pati merupakan polisakarida hasil fotosintesis dari tanaman hijau melalui proses
fotosintesis. Pati memiliki bentuk Kristal bergranula yang tidak larut dalam air pada
temperature ruangan yang memiliki ukuran dan bentuk bergantung pada jenis
tanaman-nya. Pati digunakan sebagai pengental dan penstabil dalam makanan.
Komposisi pati pada umumnya terdiri dari amilopektin sebagai bagian terbesar dan
sisanya amilosa. Komposisi tersebut masing-masing memiliki sifat-sifat alami yang
berbeda yaitu 10-20% amilosa dan 80-90% amilopektin (Niken, 2013).
Pati adalah polisakarida yang terdapat dalam semua tanaman terutama dalam
jagung, kentang, biji-bijian, ubi akar, dan padi atau gandum. Pati bila dipanaskan
dengan air akan terbentuk larutan koloid. Dalam pati terdapat dua bagian, yaitu
bagian yang larut dalam air disebut amilosa dan bagian yang tidak larut dalam air
disebut amilopektin. Amilosa dan amilopektin bila dihidrolisis menunjukkan sifat-
sifat karbonil, dan pati tersusun atas satuan-satuan maltose. Bila pati terdapat dalam
sel hidrolisis oleh enzim maka pati akan pecah menjadi bagian lebih kecil disebut
sekstrin, sehingga diperoleh dimmer maltose (Mukaromah, 2010).
3. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan isolasi pati dari ubi kayu ini
adalah kertas saring, kain muslin, blender, pisau, gelas piala 500 mL, gelas
ukur 100 mL, gelas arloji, neraca analitik, corong Buchner, pipet tetes, gelas
ukur 5 atau 10 mL, tabung reaksi, papan uji.
Alat-alat yang digunakan pada percobaan uji kualitatif gula pereduksi
dari buah-buahan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, gelas ukur 5 mL.

3.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan isolasi pati dari ubi kayu
ini adalah ubi kayu, air, etanol 95%, pereaksi Molisch, H2SO4 pekat, larutan
iod encer.
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan uji kualitatif gula
pereduksi dari buah-buahan ini adalah berbagai macam buah (semangka,
jeruk, pepaya) diambil cairannya, pereaksi Benedict.

3.3. Prosedur Percobaan


3.3.1. Isolasi Pati Dari Ubi Kayu
 Sebanyak 125 gr ubi kayu yang telah dicuci dipotong-potong
kemudian diblender dengan 100 mL air selama 1 menit.
 Ubi yang telah lumat disaring dengan kain muslin, dimasukkan ke
dalam gelas piala 500 mL. Cairan yang keruh dibiarkan mengendap
dan kemudian didekantasi.
 Endapan ditambah 100 mL air lagi, diendapkan dan didekantasi
selama 10 menit.
 Endapan yang diperoleh ditambah dengan 50 mL etanol 95% sambil
diaduk kemudian disaring dengan kertas saring (kertas saring
ditimbang terlebih dahuu) dengan corong Buchner, dengan pompa
vakum.
 Pati yang diperoleh dikeringkan pada suhu kamar di atas gelas arloji
yang sudah ditetapkan bobotnya, kemudian ditimbang.
 Lakukan uji molisch dan uji iod terhadap pati yang diperoleh, pati
dilarutkan dengan aquades 10 mL

Uji Molisch
 dimasukkan 5 mL larutan pati ke dalam tabung reaksi
 ditambahkan 2 tetes pereaksi Molisch, campur merata

3
4

 ditambahkan perlahan-lahan melalui dinding tabung sebanyak 3 mL


asam sulfat pekat
 Warna violet (ungu) kemerah- merahan pada batas kedua cairan
menunjukkan reaksi positif, sedangkan warna hijau menunjukkan
reaksi negatif.

Uji Iod
 dimasukkan sedikit tepung pati ke dalam papan uji
 ditambahkan satu tetes larutan iod encer
 dicampurkan dengan rata dan diperhatikan warna yang terjadi
 Iodium dengan pati dapat membentuk suatu ikatan kompleks yang
berwarna biru. Komponen pati yang berperan yaitu amilosa

3.3.2. Uji Kualitatif Gula Pereduksi Dari Buah-buahan


- Diisi dalam masing-masing tabung reaksi pereaksi Benedict
sebanyak 0,5 mL.
- Ditambahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi tersebut 1 mL
cairan buah yang diuji.
- Dipanaskan dalam air mendidih selama 10 menit.
- Diamati perubahannya dan bandingkan kecepatan perubahannnya.
5

Skema Kerja
Isolasi Pati Dari Ubi Kayu

125 g ubi kayu


- dicuci dipotong-potong kemudian diblender dengan
100 mL air selama 1 menit
- disaring dengan kain muslin, dimasukkan ke dalam
gelas piala 500 mL.
- dibiarkan mengendap Cairan yang keruh, kemudian
didekantasi.
endapan
- ditambah dengan 50 mL etanol 95% sambil diaduk
- disaring dengan kertas saring (kertas saring
ditimbang terlebih dahuu) dengan corong Buchner,
dengan pompa vakum.
pati

- dikeringkan pada suhu kamar di atas gelas arloji


yang sudah ditetapkan bobotnya, ditimbang.

Hasil

Uji Molisch

5 mL larutan pati
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- ditambahkan 2 tetes pereaksi Molisch,
- dicampur merata
- ditambahkan perlahan-lahan melalui dinding
tabung sebanyak 3 mL asam sulfat pekat
- Warna violet (ungu) kemerah- merahan pada batas
kedua cairan menunjukkan reaksi positif,
sedangkan warna hijau menunjukkan reaksi negatif.

Hasil

Uji Iod

Sedikit tepung pati


- dimasukkan ke dalam papan uji
- ditambah 1 tetes larutan iod encer
- dicampurkan dengan rata
- diperhatikan warna yang terjadi
- Iodium dengan pati dapat membentuk
suatu ikatan kompleks yang berwarna biru

Hasil
6

Uji Kualitatif Gula Pereduksi Dari Buah-buahan

Pereaksi benedict 0,5mL

- Diisikan ke dalam masing-masing tabung reaksi


- Ditambahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi tersebut 1 mL
cairan buah yang diuji.
- Dipanaskan dalam air mendidih selama 10 menit.
- Diamati perubahannya dan bandingkan kecepatan perubahannnya

Hasil
7

4. Hasil dan Pembahasan

4.1. Data Pengamatan

Isolasi Pati Dari Ubi Kayu


Perlakuan Pengamatan
Sebanyak 125 gr ubi kayu yang telah Ubi kayu menjadi lumat, berwarna putih
dicuci dipotong-potong kemudian keruh
diblender dengan 100 mL air selama 1
menit.
Ubi kayu yang telah lumat disaring dengan Terbentuk endapan berwarna putih
kain muslin, dimasukkan ke dalam gelas
piala 500 mL. Cairan yang keruh dibiarkan
mengendap dan kemudian didekantasi.
Endapan ditambah 100 mL air lagi, Terbentuk endapan berwarna putih
diendapkan dan didekantasi selama 10
menit.
Endapan yang diperoleh ditambah dengan Massa kertas saring = 0,5850 gram
100 mL etanol 95% sambil diaduk
kemudian disaring dengan kertas saring
(kertas saring ditimbang terlebih dahuu)
dengan corong Buchner, dengan pompa
vakum.
Pati yang diperoleh dikeringkan pada suhu Massa kertas saring dan endapan =
kamar di atas gelas arloji yang sudah 25,5850 gram
ditetapkan bobotnya, kemudian ditimbang. Massa endapan = 25,550-0,5850 = 25
gram
Lakukan uji molisch dan uji iod terhadap Menjadi larutan pati
pati yang diperoleh, pati dilarutkan dengan
aquades 10 mL

Uji Molisch
Perlakuan Pengamatan
Larutan pati dimasukkan ke dalam tabung 5 mL
reaksi
Larutan ditambahkan pereaksi molisch 2 tetes
Tercampur rata, larutan ditambahkan asam 3mL
sulfat pekat melalui dinding tabung secara
perlahan
Hasil yang diperoleh Terdapat warna ungu pada batas kedua
8

cairan, sehingga larutan menunjukkan


reaksi positif.

Uji Iod
Perlakuan Pengamatan
Dimasukkan tepung pati ke dalam papan 1 tetes iod encer
uji, ditambah iod encer ke dalam papan uji
Dicampur dengan rata, diperhatikan warna Biru, hasil positif (+)
yang terbentuk

Uji Gula Pereduksi Buah-buahan


Perlakuan Pengamatan
Ke dalam tabung reaksi masing-masing 0,5mL
diisi pereaksi benedict
Masing-masing tabung reaksi diisi cairan Cairan semangka, jeruk, pepaya
buah yang akan diuji
Dipanaskan dalam air mendidih 10 menit
Diamatai perubahannya Pepaya = merah bata
Semangka = merah bata
Jeruk = merah bata
Dibandingkan kecepatan perubahan nya. Pepaya > Semangka > Jeruk

4.2. Data Perhitungan

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛
% rendemen = x 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑢𝑏𝑖 𝑘𝑎𝑦𝑢
25𝑔
= x 100%
125𝑔
= 20%
9

4.3. Pembahasan

Karbohidrat merupakan senyawa makromolekul polihidroksi aldehid atau


polihidroksi keton. Karbohidrat terdapat dalam jaringan tumbuhan, hewan dan
mikroorganisme dalam berbagai bentuk dan aras. Karbohidrat memiliki rumus empiris
(CH2O)n dan biasa disebut dengan “hidrat” dari sebuah karbon (Lehninger, 1970).
Dalam bahan makanan, Karbohidrat terdapat dalam beberapa bentuk.
Monosakarida biasa disebut sebagai gula sederhana yang memiliki satu gugus aldehid
atau keton. Monosakarida paling berlimpah biasanya dalam bentuk D-Glukosa yang
beratom karbon enam. Sedangkan Oligosakarida memiliki dua sampai sepuluh
gabungan monosakarida yang berikatan dengan ikatan glikosidik. Polisakarida memiliki
monosakarida dalam jumlah banyak yang tergabung dalam suatu rantai lurus maupun
bercabang (Lehninger, 1970).
Monosakarida tidak memiliki warna, berbentuk kristal dan larut dalam air tetapi
tak larut dalam pelarut nonpolar. Memiliki rumus empiris(CH 2O)n dimana n = 3 atau
angka yang lebih besar. Rangkaatom karbon pada golongan ini tidak bercabang dan
setiap karbon kecuali nomor satu memiliki sebuah ikatan hidroksil (Lehninger, 1970).
Monosakarida tak dapat diuraikan lebih lanjut dengan hidrolisis. Monosakarida paling
sederhana umum ialah Glukosa. Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut
dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan
(Poedjiadi, Anna. 1994).

Gambar 4.1.1 Strukur D-Glukosa

Disakarida memiliki dua monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan


glikosidik. Disakarida yang paling umum ialah maltose, laktosa dan sukrosa. Maltosa
terbentuk dari dua molekul D-glukosa. Ikatan yang terjadi ialah antara atom karbon 1
dan 4. Maltose mudah larut dalam air. Sukrosa atau gula tebu adalah disakarida yang
tersusun dari glukosa dan fruktosa [O-β-D-fructofuranosyl-(2→1)-α-D-
glucopyranoside]. Banyak terkandung dalam tanaman dan dikenal sebagai gula dapur.
Tidak seperti kebanyakan disakarida dan oligosakarida, sukrosa tak memiliki gugus
anomer bebas karena kedua gugus anomerik dari kedua heksosa saling berikatan satu
sama lain. Karena ini lah sukrosa tidak ber-mutarotasi, tidak bereaksi dengan
10

phenilhydrazine membentuk osazon dan tak bersifat reduktor.Hidrolisa dari sukrosa


menjadi D-Glukosa dan D-Fruktosa sering disebut inversi. Pembentukan glukosa dan
fruktosa diiringi dengan perubahan muatan dalam rotasi optis dari dekstro ke levo. Gula
ini sering disebut gula invert (Lehninger, 1970).
Polisakarida merupakan jenis karbohidrat yang banyak mengandung unit gula,
contohnya pati. Pati tersusun atas 20% amilosa (larut) dan 80% amilopektin. Pati
merupakan simpanan energi didalam sel-sel tumbuhan yang berbentuk butiran-butiran
kecil mikroskopis dengan diameter berkisar 5-50 nm. Pati dibentuk dari rantai glukosa
melalui ikatan glikosida. Pati alam tidak larut dalam air dingin, tetapi larut di dalam air
panas membentuk cairan yang sangat pekat seperti pasta, peristiwa ini disebut sebagai
peristiwa gelatinisasi (Mukaromah, 2010)

Isolasi Pati dari Ubi Kayu


Isolasi pati merupakan suatu proses untuk mendapatkan pati dari tumbuhan dengan
cara memisahkan pati dari komponen lainya yang terdapat pada tumbuhan tersebut. Pati
adalah suatu karbohidrat yang berbentuk granul yang terdapat didalam tanaman. Granul
pati tersimpan di dalam biji, umbi,akar, dan bagian dalam dari batang tanaman sebagai
cadangan makanan yang akan digunakan ketika tanaman sedanga mengalami dormansi,
germinasi dan pertumbuhan. Sumber penghasil pati salah satunya yaitu umbi-umbian
(Linder, 1992).
Pada percobaan ini, 125g ubi kayu [singkong] yang akan diisolasi patinya dicuci,
dipotong-potong kemudian diblender dengan 100 mL air selama 1 menit. Singkong
diblender agar lumat, sehingga pati nya lebih mudah untuk diisolasi. Pati Sendiri
merupakan zat makanan yang sangat penting bagi tubuh. Pati merupakan sumber utama
karbohidrat dalam pangan. Pati adalah bentuk penting polisakarida yang tersimpan
dalam jaringan tanaman, berupa granula dalam kloroplas daun serta dalam amiloplas
pada biji dan umbi (Linder, 1992).
Ubi kayu yang telah lumat disaring dengan kain muslin, dimasukkan ke dalam
gelas piala 500 mL. Cairan yang keruh dibiarkan mengendap dan kemudian didekantasi.
Dekantasi dilakukan untuk memisahkan endapan dengan filtratnya. Endapan yang
dihasilkan ditambah 100 mL air lagi, diendapkan dan didekantasi selama 10 menit.
Fungsi dari dekantasi yg kedua ini untuk membersihkan endapan dari pengotor secara
efektif sehingga endapan benar-benar terpisah dari filtratnya.
Endapan yang diperoleh ditambah dengan 100 mL etanol 95% sambil diaduk.
Penambahan etanol dilakukan untuk memisahkan air dengan pati (Poedjiadi, Anna.
1994). Langkah selanjutnya campuran tadi disaring dengan kertas saring dengan corong
Buchner, dengan pompa vakum. Penggunaan corong bunchner dan pompa vakuum agar
penyaringan berjalan optimal.
Pati yang diperoleh dikeringkan pada suhu kamar di atas gelas arloji yang sudah
ditetapkan bobotnya, kemudian ditimbang. Massa pati yang didapatkan sebesar 25
gram. Pati yang diperoleh, pati dilarutkan dengan aquades 10 mL, kemudian dilakukan
uji molisch dan uji iod terhadap pati tersebut. Pati yang didapat dalam percobaan ini
11

sebanyak 20%. Hasil ini berbeda dengan referensi yang menyatakan bahwa kandungan
pati pada singkong sebanyak 24%, hal ini disebabkan oleh perbedaan suhu, tahapan
proses, dan pH yang berbeda (Whistler, dkk., 1984).

Gambar 4.3.2.
Hasil pati yang diperoleh

Uji Molisch
Pada percobaan ini, larutan pati sebanyak 5mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
kemudian larutan ditambahkan pereaksi molisch sebanyak 5 tetes. . Larutan Molisch ini
sendiri mengandung 10 gram α-naftol dalam 100 mL alcohol. Uji ini berdasarkan
kepada reaksi karbohidrat dengan Asam pekat (Sudarmadji, 2010). Setelah tercampur
rata, larutan ditambahkan asam sulfat pekat sebanyak 3mL melalui dinding tabung
secara perlahan. Dalam larutan molisch ini mengandung alcohol. Fungsi dari alcohol
dalam larutan ini ada dua yaitu
(1) untuk melindungi partikel-partikel karbohidrat dari kontak langsung asam sulfat
pekat sehingga tidak terjadi kerusakan langsung senyawa karbohidrat dalam
sampel.
(2) sebagai pelarut α-naftol.
α-naftol merupakan pewarna spesifik karbohidrat sehingga akan memberikan warna
ungu jika bereaksi dengan senyawa furfural yang akan dibahas selanjutnya. α-naftol
bersifat tak larut air, maka dari itu, selain untuk perlindungan senyawa karbohidrat,
alcohol berfungsi untuk melarutkan α-naftol (Sudarmadji, 2010).
Pada saat melaksanakan uji Molisch, sangatlah penting memperhatikan urutan
penambahan reagen dan asam sulfat pekat. Penambahan reagen Molisch sebelum
penambahan asam pekat sangatlah penting. Hal ini berdasarkan kepada rusaknya
karbohidrat dengan asam pekat. Selain itu jika mengingat fungsi alcohol dalam larutan
molisch maka tahapan penambahan reagen molisch sebelum penambahan asam pekat
sangat perlu diperhatikan. Apabila asam pekat ditambahkan pada larutan sampel secara
hati-hati melalui dinding tabung reaksi, akan terbentuk dua lapisan zat cair. Pada batas
kedua larutan cair ini akan terbentuk cincin ungu karena kondensasi furfural dengan α-
naftol (Poedjiadi, 1994). Jika langsung ke larutan maka akan merusak langsung
karbohidrat dan yang terbentuk adalah warna ungu pada larutan. Selain itu, pemberian
melalui dinding akan memberikan bentuk cincin yang sempurna (Poedjiadi, 1994)
12

Hasil yang diperoleh dalam percobaan ini menunjukkan terdapat warna ungu pada
batas kedua cairan, sehingga larutan menunjukkan reaksi positif [terdapat karbohidrat].
Mekanisme terbentuknya cincin ungu adalah karbohidrat oleh asam sulfat pekat akan
dihidrolisa menjadi monosakarida, lalu monosakarida tersebut mengalami dehidrasi
oleh asam sulfat menjadi furfural. Jika senyawanya berupa heksosa-heksosa maka
senyawa yang terbentuk berupa hidroksimetil furfural. Furfural tersebut dengan adanya
α-naftol akan berkondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Dehidrasi
pentose akan menghasilkan furfural, dehidrasi heksosa akan menghasilkan hidroksimetil
furfural sedangkan dehidrasi ramnosa membentuk metil furfural (Sudarmadji, 2010).

Gambar 4.3.3.
Pembentukan Furfural

Gambar 4.3.4.
Hasil Pengamatan Uji Molisch
13

Uji Iod
Amilum merupakan polisakarida yang terbagi menjadi dua fraksi yaitu Amilosa
dan Amilopektin. Amilosa memilki struktur linier dan dengan Iodine memberikan
warna biru serta larut dalam air. Fraksi yang tidak larut disebut amilopektin dengan
struktur bercabang. Dengan penambahan iodium fraksi memberikan warna ungu sampai
merah. Amilum dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis menjadi
senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Hasil hidrolisis dapat dengan Iodiune dan
menghasilkan warna biru sampai tidak berwarna [Fauziah, 2017].
Pada percobaan kali ini, tepung pati dimasukkan ke dalam papan uji, kemudian
ditambah 1 tetes iod encer ke dalam papan uji. Selanjutnya dicampur dengan rata,
diperhatikan warna yang terbentuk. Terbentuk warna biru pada percobaan ini yang
menunjukkan hasil positif [terdapat amilum]. Pereaksi Iodine jika dicampur dengan
Amilum menghasilkan larutan berwarna biru pekat yang menandakan hasil positif
terhadap kandungan polisakarida tetapi untuk larutan uji Monosakarida dan Disakarida
tidak menghasilkan warna larutan yang spesifik, oleh karena itu hasil yang ditunjukkan
negatif. Terbentuknya warna biru disebabkan molekul Amilosa dan Amilopektin yang
membentuk suatu molekul dengan molekul dari larutan Iodine. Oleh karena itu,
monosakarida dan disakarida tidak menghasilkan warna larutan yang spesifik karena
tidak mengandung Amilosa dan Amilopektin [Fauziah, 2017].

Gambar 4.3.5.
Hasil Uji Iod

Uji Gula Pereduksi Buah-buahan [Uji Benedict]


Uji Benedict adalah untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula pereduksi
adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua
buah monosakarida. Karateristiknya tidak bisa larut atau bereaksi secara langsung
dengan Benedict, contohnya semua golongan monosakarida, sedangkan gula non
pereduksi struktur gulanya berbentuk siklik yang berarti bahwa hemiasetal dan
hemiketalnya tidak berada dalam kesetimbangannya, contohnya fruktosa dan sukrosa.
Dengan prinsip berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O
berwarna merah bata. Untuk menghindari pengendapan cuco3 pada larutan natrium
14

karbonat (reagen Benedict), maka ditambahkan asam sitrat. Larutan tembaga alkalis
dapat direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau monoketon bebas,
sehingga sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau keton bebas tidak dapat
mereduksi larutan Benedict [Fauziah, 2017].
Pada percobaan ini, pertama-tama ke dalam tabung reaksi masing-masing diisi
0,5 mL pereaksi benedict, kemudian ditambahkan ke dalam masing-masing tabung
reaksi tersebut 1 mL cairan buah yang diuji [cairan pepaya, semangka dan jeruk].
Selanjutnya campuran dipanaskan dalam air mendidih selama 10 menit, tujuan dari
pemanasan ini agar mempercepat reaksi yang terjadi. Hasil pengamatan menunjukkan
ketiga campuran tersebut berubah warna menjadi merah bata, dengan kecepatan
perubahan nya Pepaya > Semangka > Jeruk. Endapan berwarna merah bata tersebut
menunjukkan bahwa dalam sari buah tersebut terdapat gula pereduksi berupa
monosakarida. Pada percobaan, pepaya memiliki reaksi perubahan yang paling cepat,
kemudian disusul dengan semangka, kemudian jeruk. Hal ini menunjukkan bahwa
pepaya yang diuji memiliki kandungan glukosa tertinggi, kemudian semangka, dan
terakhir jeruk.

Gambar4.3.5.
Reaksi pada uji benedict

Gambar 4.3.6.
Hasil dari uji benedict pada 3 sari buah.
5. Penutup

5.1. Kesimpulan
- Ubi Kayu yang digunakan dalam praktikum ini memiliki pati yang
berhasil diisolasi.
- Uji molisch dan uji iod yang dilakukan terhadap pati singkong
menunjukkan reaksi yang positif (terdapat karbohidrat).
- Kadar pati yang diapatkan dalam percobaan ini sebanyak 20%.
- Uji kualitatif gual pereduksi yang dilakukan pada buah pepaya,
semangka, dan jeruk menunjukkan hasil yang positif (terdapat
karbohidrat).

5.2. Saran
Sebaiknya praktikum dilakukan dengan hati-hati karena pada praktikum ini
menggunakan asam sulfat sebagai salah satu bahannya.

15
Daftar Pustaka

- Anna, Poedjiadi, 1994, Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Universitas Indonesia.


- Koswara, S. 2008. Teknologi Pengolahan Umbi-Umbian. Bogor : USAID.
- Lehninger, Albert L. 1970. Biochemistry 2nd Edition. New York : Worth
Publisher, INC.
- Lehninger, A.L., 1984, Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga.
- Linder, 1992, Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Jakarta : UI-Press..
- Masniah. 2013. Potensi Ubi Kayu Sebagai Pangan Fungsional. Prosiding
Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2013
- Mukaromah, H.A., dan Yusrin. 2010. Proses Hidrolisis Onggok Dengan Variasi
Asam pada Pembuatan Ethanol. Semarang : Univesitas Muhamadiyah
Semarang.
- Nasir Saleh. 2012. Pengendalian Hama Penyakit Terpadu Pada Ubi Kayu.
IPTEK PERTANIAN Seri 1. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Kementrian Pertanian.
- Niken, A.H., dan Adepristian, D.Y. 2013. Isolasi Amilosa dan Amilopektin dari
Pati Kentang. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. 2 (3) 57-62.
- Nisa Fauziah. 2017. Laporan Biokimia : Uji Karbohidrat. Surabaya : UNESA.
- Sudarmadji, Slamet. 2010. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta
: Yogyakarta Liberty
- Syamsuri, Istamar. 2000. Biologi. Jakarta : Erlangga,
- Whistler, R.L., 1984. Starch: Chemistiry and Technology. Orlando : Academic
Press.

16
17

LAMPIRAN

Isolasi Pati Dari Ubi Kayu


Perlakuan Pengamatan
Sebanyak 125 gr ubi kayu yang telah Ubi kayu menjadi lumat, berwarna putih
dicuci dipotong-potong kemudian keruh
diblender dengan 100 mL air selama 1
menit.
Ubi kayu yang telah lumat disaring dengan Terbentuk endapan berwarna putih
kain muslin, dimasukkan ke dalam gelas
piala 500 mL. Cairan yang keruh dibiarkan
mengendap dan kemudian didekantasi.
Endapan ditambah 100 mL air lagi, Terbentuk endapan berwarna putih
diendapkan dan didekantasi selama 10
menit.
Endapan yang diperoleh ditambah dengan Massa kertas saring = 0,5850 gram
100 mL etanol 95% sambil diaduk
kemudian disaring dengan kertas saring
(kertas saring ditimbang terlebih dahuu)
dengan corong Buchner, dengan pompa
vakum.
Pati yang diperoleh dikeringkan pada suhu Massa kertas saring dan endapan =
kamar di atas gelas arloji yang sudah 25,5850 gram
ditetapkan bobotnya, kemudian ditimbang. Massa endapan = 25,550-0,5850 = 25
gram
Lakukan uji molisch dan uji iod terhadap Menjadi larutan pati
pati yang diperoleh, pati dilarutkan dengan
aquades 10 mL

Uji Molisch
Perlakuan Pengamatan
Larutan pati dimasukkan ke dalam tabung 5 mL
reaksi
Larutan ditambahkan pereaksi molisch 2 tetes
Tercampur rata, larutan ditambahkan asam 3mL
sulfat pekat melalui dinding tabung secara
perlahan
Hasil yang diperoleh Terdapat warna ungu pada batas kedua
cairan, sehingga larutan menunjukkan
reaksi positif.
18

Uji Iod
Perlakuan Pengamatan
Dimasukkan tepung pati ke dalam papan 1 tetes iod encer
uji, ditambah iod encer ke dalam papan uji
Dicampur dengan rata, diperhatikan warna Biru, hasil positif (+)
yang terbentuk

Uji Gula Pereduksi Buah-buahan


Perlakuan Pengamatan
Ke dalam tabung reaksi masing-masing 0,5mL
diisi pereaksi benedict
Masing-masing tabung reaksi diisi cairan Cairan semangka, jeruk, pepaya
buah yang akan diuji
Dipanaskan dalam air mendidih 10 menit
Diamatai perubahannya Pepaya = merah bata
Semangka = merah bata
Jeruk = merah bata
Dibandingkan kecepatan perubahan nya. Pepaya > Semangka > Jeruk

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛
% rendemen = x 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑢𝑏𝑖 𝑘𝑎𝑦𝑢
25𝑔
= x 100%
125𝑔
= 20%

Anda mungkin juga menyukai