Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PERCOBAAN I
ISOLASI PATI DARI UBI KAYU

OLEH :

NAMA : NURKHALISAH. M
STAMBUK : F1DI I8 052
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN PEMBIMBING : NURFAZILA DIA RIFANNISAA

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karbohidrat sangat berperan penting dalam alam karena merupakan

sumber energi utama bagi manusia dan hewan. Energi manusia diperoleh

dengan mengkonsumsi makanan yang pada umumnya berasal dari tumbuhan

yang mengandung karbohidrat. Karbohidrat merupakan penyumbang kalori

terbesar selain lemak, sebagian dari karbohidrat juga dibutuhkan tubuh untuk

mempermudah proses pencernaan contohnya selulosa. Sebagai penghasil

energi, karbohidrat pasti dibutuhkan sekecil apapun aktivitas dalam tubuh.

Kebanyakan karbohidrat yang dikosumsi manusia adalah tepung/ amilum/

pati yang ada digandum, jagung, beras, kentang, padi, umbi, buah-buahan dan

sayuran.

Cadangan makanan yang tersimpan dalam umbi umumnya adalah

dalam bentuk polisakarida, dengan sedikit campuran oligosakarida dan

monosakarida. Bentuk polisakarida yang paling umum adalah pati yang

merupakan polimer dari glukosa dalam bentuk amilosa dan amilopektin.

Bentuk polimer linier panjang dan tidak bercabang yang dimiliki oleh amilosa

merupakan penyusun utama pati. Berat molekul amilosa lebih rendah jika

dibandingkan dengan berat molekul amilopektin.

Isolasi pati merupakan suatu proses untuk mendapatkan pati dari

tumbuhan dengan cara memisahkan pati dari komponen lainya yang terdapat

pada tumbuhan tersebut. Pati adalah suatu karbohidrat yang berbentuk granul

yang terdapat didalam tanaman. Granul pati tersimpan di dalam biji,


umbi,akar, dan bagian dalam dari batang tanaman sebagai cadangan makanan

yang akan digunakan ketika tanaman sedanga mengalami dormansi,

germinasi dan pertumbuhan. Sumber penghasil pati salah satunya yaitu umbi-

umbian.

Pati merupakan komponen yang penting dalam makanan karena

mempunyai sifat fungsional yang baik.Proses makanan olahan umumnya

memerlukankestabilan pH, kekentalan, emulsi, integritas, danpenampakan

yang baik. Sifat-sifat tersebut dapatdiperoleh antara lain dengan pemilihan

pati yang sesuai.Pati dapat memberikan satu atau lebih dari sifat-sifattersebut

terhadap makanan yang dihasilkan.Penggunaan pati sebagai bahan tambahan

terutamaditujukan untuk pengental. Semakin bervariasi jenismakanan yang

dihasilkan, semakin bervariasi pula sifat-sifat fungsional yang diperlukan.

Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan praktikum berjudul

Isolasi Pati dari Ubi Kayu.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tahapan isolasi pati?


2. Bagaimana presentase pati dari ubi kayu (Manihot esculenta), ubi jalar

(Ipomea batatas), ubi talas (Colocasia esculenta), dan kentang (Solanum

tuberosum)?

C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebegai berikut:

1. Untuk mengetahui tahapan isolasi pati


2. Untuk mengetahui presentase pati dari ubi kayu (Manihot esculenta), ubi

jalar (Ipomea batatas), ubi talas (Colocasia esculenta), dan kentang

(Solanum tuberosum)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Karbohidrat

Karbohidrat sebagai hasil utama fotosintesis oleh tumbuhan hijau yang

kelebihannya disimpan di tempat-tempat penyimpanan cadangan makanan

termasuk buah, merupakan makro nutrien penting karena sebagai sumber

energi utama bagi sebagian besar makhluk di muka bumi. Karbohidrat

memiliki rumus umum Cn(H2O)n atau (CH2O)n dan masih dibagi lagi ke
dalam empat kelompok yaitu monosakarida, disakarida,oligosakarida dan

polisakarida. Monosakarida berasa manis, larut dalam air, dapat dikristalkan

dan disebut dengan gula reduksi. Monosakarida yang banyak terdapat di

dalam tumbuhan ialah glukosa dan fruktosa yang keduanya isomer satu

dengan yang lain, sedang disakarida yang banyak terdapat di dalam tumbuhan

ialah sukrosa, maltosa dan selobiosa. Sukrosa yang terdiri dari glukosa dan

fruktosa bukan termasuk gula reduksi (Fitriningrum, R., dkk, 2013).

B. Pati
Pati merupakan salah satu bahan yang paling banyak dan luas terdapat

dalam alam sebagai karbohidrat cadangan pada tanaman. Tempat

penyimpanan pati pada bagian tanaman adalah pada akar, umbi, biji, buah dan

umbi lapis. Simpanan cadangan pati tersebut berada dalam bentuk granula-

granula kecil yang tidak larut dalam air. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)

merupakan salah satu tempat penyimpanan pati pada bagian akar dan

merupakan bahan yang potensial bagi masa depan dalam tatanan

pengembangan agribisnis dan agroindustri (Augustyn, dkk., 2007).


C. Isolasi Pati
Isolasi pati merupakan proses pemisahan pati dan komponen lainnya

pada tumbuhan. Isolasi pati dapat dilakukan dengan beberapa metode

ekstraksi yang ada. Secara umum isolasi pati yang biasa ditemukan adalah

dari bahan baku sereal seperti: beras, gandum, dan oat. Adapun sumber

karbohidrat yang lain adalah seperti: kentang, dan sagu. pati yang diisolasi

adalah dari jenis padi-padian, dan umbi-umbian (Wibowo, P., 2008).


D. Larutan
Sifat daya larut dari glukomanan dan pati terlarut (soluble starch) dalam

alkohol dapat juga digunakan dalam proses pemisahan kedua jenis

polisakarida ini. Prinsip dasarnya adalah pengendap dengan menggunakan

dua jenis pelarut yang berbeda. Oleh karena itu dilakukan pengendapan

glukomanan dengan menggunakan beberapa macam alkohol seperti metanol,

etanol, propanol, isopropanol dan isobutanol. Hal ini dapat dijelaskan bahwa

glukomanan berdasarkan jumlah gugus hidroksilnya (OH) merupakan

polisakarida yang kurang polar dibandingkan pati, disamping itu pelarut

relatif lebih kecil dibandingkan pati terlarut, walaupun keduanya membentuk

jembatan hidrogen sehingga larut dalam air. Dengan penambahan alkohol

pada air akan menurunkan polaritas larutan dan akibatnya pada ratio alkohol

tertentu glukomanan akan mengendap lebih dahulu dibandingkan pati terlarut,

sedangkan pati terlarut masih membentuk ikatan dengan air . Dibandingkan

sifat kepolaran alkohol yang digunakan, etanol mempunyai polaritas yang

lebih (Chairul, 2006).


E. Pati Ubi Kayu
Pati ubi kayu dapat diperoleh dengan cara ekstraksi pati dari ubi kayu

segar. Ubi kayu dikupas kemudian diparut, dan hasil parutan tersebut diperas

untuk memperoleh larutan pati. Pati ubi kayu juga dapat diperoleh dari sawut

ubi kayu kering yang sudah disimpan beberapa bulan. Pati ubi kayu ini dapat

digunakan sebagai bahan baku dalam industri lem, kosmetik maupun dalam

industri makanan misalnya sebagai campuran dalam pembuatan bihun dan

mie (Djaafar, T.F., 2003).


Pembahasan
Isolasi pati atau ekstraksi pati merupakan suatu proses untuk

mendapatkan pati dari suatu tumbuhan dengan cara memisahkan pati dari

komponen lainnya yang terdapat pada tumbuhan tersebut. Dalam skala

laboratorium, pengisolasi dapat dilakukan dengan menghalusan sampel dan

diikuti penyaringan dan proses diakhiri dengan pengeringan dioven. Selain

itu, dari kandungan pati itu sendiri terdiri atas dua macam karbohidrat, yaitu

amilosa dan amilopektin. Banyak atau tidaknya kandungan pati tersebut dapat

dilakukan pengujian dengan iodine.


Praktikum yang dilakukan menggunakan ubi jalar ungu, ubi jalar putih,

ubi jalar kuning, talas, Jagung kuning dan jagung putih masing-masing

sebanyak 100 gr. Menggunakan air 10 ml, menggunakan larutan etanol 95 %

untuk memisahkan pati dengan air dan menggunakan equades sebagai

pelarut. Hingga tahap terahkir yaitu pengovenan dan menimbang berat pati

masing-masing bahan, untuk lebih jelasnya dapat dilihatpada metode

praktikum.
Hasil pengamatan pada praktikum ini untuk mengetahui presentase

berat pati pada masing-masing bahan menggunakan analisis data yaitu

, dengan begitu diperoleh hasil pada ubi jalar ungu

5,327%, ubi jalar putih 3,952%, ubi jalar kuning 4,241%, talas 8,657%,

jagung kuning 7,136% dan jagung putih 9,502%. Maka, dari semua bahan

yang diujikan yang paling banyak mengandung pati yaitu jagung putih dan

yang paling sedikit mengandung pati yaitu ubi jalar putih.

Menurut Anniesah (2010) “Pati merupakan komponen utama dalam biji

jagung, sekitar 72-73% dari total berat” , sedangkan menurut Ai (2014) yaitu

“kadar pati ubi jalar sekitar 35 - 36 persen pada saat pemanenan, dan seiring

dengan waktu penyimpanan maka kadar pati ubi jalar terus menurun sampai

31,37 persen”. Hal ini menunjukkan bahwa hasil pengamatan yang dilakukan

telah sesuai dengan teori-teori yang ada yaitu kadar presentase pati pada

jagung jauh lebih banyak dibandingkan ubi jalar. Berdasarkan pengamatan

jagung putih yang memiliki kadar presentase pati terbanyak.


V. PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini yaitu isolasi pati merupakan pemisahan

pati dengan komponen lainnya pada tumbuhan. Tumbuhan yang digunakan

saat mengisolasi pati yaitu ubi jalar ungu, ubi jalar putih, ubi jalar kuning,

talas, jagung kuning dan jagung putih dan mendapatkan hasil kadar

presentase pati tertinggi yaitu pada jagung putih sebanyak 9,502%. Kadar

presentase pati terkecil yaitu pada ubi jalar putih sebanyak 3,952%.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Augustyn, G.H., dkk, 2007, Karakterisasi Beberapa Sifat Pati Ubi Kayu (Manihot
Esculenta, Crantz), Buletian Penelitian BIAM, 3(51):35

Chairul, dan Chairul, S.M., 2006, Isolasiglukomanan Daridua Jenis Araceae: Talas
{Colocasia Esculenta (L.) Schott} Dan Iles-Iles (Amorphophallus
Campanulatus Blumei) [Isolation Of Glucomannan From Two Species Of
Araceae: Talas {Colocasia Esculenta (L.) Schott} And Iles-Iles
{Amorphophallus Campanulatus Blumei)], Berila Biologi, 8(3):175

Djaafar, T.F., 2003, Ubi Kayu dan Olahannya, Kanisius, Yogyakarta.

Fitriningrum, R., 2013, Analisis kandungan karbohidrat pada berbagai tingkat


kematangan buah karika (Carica pubescens) di Kejajar dan Sembungan,
Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah, Bioteknologi, 10(1):7

Wibowo, P., 2008, Isolasi Pati Dari Pisang Kepok Dengan Menggunakan Metode
Alkaline Steeping, Widya Teknik, 7(2):116

Anda mungkin juga menyukai