Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PERCOBAAN III
PEMBUATAN KURVA STANDAR GLUKOSA

OLEH :
NAMA : KAELVIN MARGOPENTA ANASARA
STAMBUK : F1D2 22 058
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN PEMBIMBING : MATHILDA THERESSA GULTOM

PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurva kalibrasi atau kurva standar adalah sebuah metode utama yang

digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu zat dalam suatu sampel yang

tidak diketahui dengan membandingkan yang tidak diketahui kedalam

seperangkat sampel standar dari konsentrasi yang telah diketahui. Fungsi

larutan standar adalah menentukan konsentrasi larutan cuplikan dalam grafik.

Aquades berfungsi sebagai pengencer (pelarut) yang dengan penambahannya

dapat memperkecil konsentrasi larutan.

Spektrofotometri adalah salah satu metode pengukuran kuantitatif

dalam kimia analisis terhadap sifat refleksi atau transmisi cahaya suatu

materi sebagai fungsi dari panjang gelombang. Peralatan yang digunakan

pada spektrofotometri adalah spektrofotometer. Menurut Winastia (2011),

spektrofotometer adalah suatu instrument untuk mengukur transmitansi atau

absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang dan pengukuran

terhadap sederetan sampel pada suatu panjang gelombang tertentu. Prinsip

kerja spektrofotometer didasarkan pada fenomena penyerapan sinar oleh

spesi kimia tertentu di daerah ultra violet dan sinar tampak (visible).

Larutan standar atau larutan baku adalah suatu larutan yang

mengandung konsentrasi yang diketahui secara tepat dari unsur atau zat.

Larutan standar biasanya berfungsi sebagai titran sehingga ditempatkan

buret, yang sekaligus berfungsi sebagai alat ukur volume larutan baku.

Contoh zat atau senyawa yang dapat dijadikan sebagai larutan standar primer
antara lain yaitu NaCl (natrium klorida), asam oksalat dan asam benzoat.

Berdasarkan uraian tersebut maka akan dilakukanlah praktikum pembuatan

kurva standar glukosa.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana cara pembuatan kurva standar?

2. Bagaimana persamaan linear kurva standar glukosa?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui cara pembuatan kurva standar.

2. Untuk mengetahui persamaan linear kurva standar glukosa.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang dapat diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai

berikut:

1. Dapat mengetahui cara pembuatan kurva standar.

2. Dapat mengetahui mengetahui persamaan linear kurva standar glukosa.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Glukosa

Glukosa merupakan senyawa yang dapat menjadi sumber ATP secara

aerobik maupun anaerobik. Secara anaerobik glukosa dipecah tanpa

menggunakan oksigen yang disebut glikolisis anaerobik sistem asam laktat.

Secara aerobik glukosa melalui serangkain reaksi kimia untuk menghasilkan

ATP yang disebut dengan glikolisis arobik. Glukosa adalah karbohidrat yang

tidak dihidrolisis atau diuraikan menjadi sakarida lain yang lebih sederhana.

Glukosa juga merupakan bentuk karbohidrat yang beredar di dalam tubuh dan

di dalam sel merupakan sumber energi. Glukosa terdapat dalam buah-buahan

dan madu lebah serta dalam darah manusia (Lesmana & Broto, 2018).

B. Kurva Standar dan Larutan Standar

Standar dalam analisis spektrofotometri sangat diperlukan untuk

mendeteksi keberadaan suatu senyawa. Kurva kalibrasi atau kurva standar

dalam pengujian spektrofotometri, didasarkan pada hukum" Lambert- Beer",

dimana grafik konsentrasi dengan absorbansi akan membentuk suatu garis

lurus. Kurva kalibrasi memudahkan dalam mengetahui konsentrasi suatu

senyawa dalam sampel yang dapat dihitung dengan menggunakan persamaan

regresi y = ax+ b, dimana y adalah absorbansi, a adalah intersep, x adalah

konsentrasi dan badalah slope (Yoga, 2015). Larutan baku adalah larutan

yang telah diketahui konsentrasinya yang akan digunakan pada tahap


penentuan panjang gelombang maksimum dan tahap pembuatan kurva standar

(Adriani & Safira, 2018).

C. Larutan Blanko

Larutan blanko merupakan larutan yang tidak mengandung analit

untuk dianalisis. Analit adalah sebuah zat yang diukur jumlahnya, jika analit-

nya adalah protein, maka jumlah dari konsentrasi proteinnya telah diketahui.

Hal inilah yang membedakan antara larutan standar dan blanko, jika larutan

blanko tidak mengandung analit, maka larutan standar mengandung analit.

Fungsi dari larutan blanko adalah untuk mengukur perbedaan absorbsi antara

sampel dengan blanko (sebagai pembanding) serta berfungsi untuk

mengoreksi intensitas sinar karena pantulan dan hamburan (Chandra, 2019).

D. Persamaan Regresi Linear

Analisa data dapat dianalisis menggunakan persamaan regresi (regresi

linier sederhana) yaitu Y = ax + b. Analisis regresi merupakan suatu model

matematis yang dapat digunakan untuk mengetahui bentuk hubungan antar

dua variabel atau lebih. Analisis regresi bertujuan untuk membuat perkiraan

atau prediksi nilai suatu variabel (variabel dependen/terikat) melalui variabel

yang lain (variabel independen/bebas). Koefisien determinasi berguna untuk

mengetahui seberapa besar variabel dependen/terikat (Y) dapat dijelaskan

oleh variabel independen/bebas (X). Semakin besar nilai R², maka semakin

baik variabel independen memprediksi variabel dependen. Besarnya nilai R

square antara O sampai 1 (Rizikiyan, & Pandanwangi, 2019).


E. Spektrofotometri

Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis

yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara

kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan

cahaya. Peralatan yang digunakan dalam spektrofotometri disebut

spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visible, UV

dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun

yang lebih berperan adalah elektron valensi (Hasibuan, 2015).


`IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum percobaan pembuatan kurva standar

glukosa dapat dilihat pada tabel 4.1 dan grafik berikut.

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Larutan Standar Glukosa


No. Kosentrasi (%) Absorbansi (A)

1 2 3

1 0 0

2 10 0,108

3 20 0,196

4 30 0,278

5 40 0,374

6 50 0,469

Grafik 4.1 Kurva Standar Glukosa


B. Pembahasan

Glukosa adalah suatu gula monosakarida dan merupakan salah satu

karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan

dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan

awal bagi respirasi. Bentuk alami disebut juga dekstrosa, terutama pada

industri pangan. Glukosa bisa didapatkan dari pati melalui proses hidrolisis

pati, setelah mendapatkan sirup atau cairan glukosa, nilai konsentrasi

glukosa dapat dihitung dengan metode kurva standar.

Kurva standar adalah sebuah metode utama yang digunakan untuk

menentukan konsentrasi suatu zat dalam suatu sampel yang tidak diketahui

dengan membandingkan yang tidak diketahui kedalam seperangkat sampel

standar dari konsentrasi yang telah diketahui. Kurva standar glukosa

menyatakan hubungan antara konsentrasi glukosa dengan absorbansi pada

panjang gelombang 550 nm. Dari hasil pengujian diperoleh persamaan

kurva standar glukosa serta harga regresi.

Pembuatan kurva standar dilakukan menggunakan nilai absorbansi

dari larutan standar. Menurut Rodiana (2018), Larutan standar adalah

larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat, mengandung bobot

yang diketahui dalam suatu volume tertentu larutan. Pereaksi yang

digunakan dapat berbentuk padatan maupun larutan, bila pereaksi yang

digunakan dalam bentuk padatan maka beratnya harus diketahui dengan

tepat dan bila pereaksi yang digunakan dalam bentuk larutan maka volume

dan konsentrasinya harus diketahui dengan tepat.


Pembuatan larutan standar pada praktikum ini dilakukan dengan

mengencerkan larutan stok glukosa (1000 ppm) menjadi beberapa seri

konsentrasi yaitu 0, 10, 20, 30, 40 dan 50 ppm. Larutan dengan konsentrasi

tertinggi ditentukan panjang gelombang maksimumnya. Semua seri larutan

dihitung nilai absorbansinya pada panjang gelombang maksimum tersebut.

Nilai absorbansi yang diperoleh digunakan untuk pembuatan kurva standar.

Penentuan nilai absorbansi pada praktikum ini dilakukan

menggunakan spektrofotometer. Menurut Yohan (2018), Spektrofotometer

merupakan instrumen penting dalam analisis kimia. Instrumen ini digunakan

untuk menguji sampel tertentu yang berorientasi pada pengukuran kualitatif

dan kuantitatif. Instrumen ini penting digunakan pada sektor pendidikan,

penelitian, maupun industri.

Hasil pengamatan yang didapatkan pada percobaan ini yaitu pada

konsentrasi glukosa 0 ppm, absorbansi yang dihasilkan yaitu 0 konsentrasi

10 ppm, absorbansi yang dihasilkan yaitu 0,108, konsentrasi 20 ppm,

absorbansinya yaitu 0,196 konsentrasi 30 ppm menghasilkan 0,278

absorbansi, konsentrasi 40 ppm menghasilkan 0,374 absorbansi, dan

konsentrasi 50 ppm menghasilkan 0,469 absorbansi. Menurut Sunardi

(2012), absorbansi (A) berbanding terbalik dengan nilai transmitansi (T) dan

berbanding lurus dengan konsentrasi larutan (C). Penyataan tersebut sejalan

dengan hasil pengamatan yang kita dapatkan yaitu nilai absorbansi yang kita

dapatkan semakin tinggi, sejalan dengan konsentrasi glukosa yang

dinaikkan.
Berdasarkan kurva standar glukosa pada praktikum ini diperoleh y =

0,0092x + 0,0071. y merupakan absorbansi dan x merupakan konsentrasi.

0,0092 adalah intersep dan 0,0071 adalah slope. Menurut Pratama (2022), a

(intersep) adalah konstanta sedangkan b (slope) adalah konstanta regresi.

R adalah koefisien determinasi, nilai R² pada persamaan regresi

linear sebesar 0,9988. Menurut Cahyono (2016), besarnya koefisien

determinasi ganda (R2) berada diantara 0 dan 1 atau 0 < R2 < 1.Semakin

besar R2 yang diperoleh dari hasil perhitungan dalam artian tidak melebihi 1,

maka dapat dikatakan bahwa pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel

terikat semakin besar. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil dalam hal ini

mendekati angka 0,maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat semakin kecil.


V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan pada praktikum percobaan kurva standar glukosa adalah

sebagai berikut

1. Cara untuk membuat kurva standar adalah dengan menggunakan aplikasi

Microsoft Exel, kemudian buat kurva standar antara sumbu x (konsentrasi)

dan sumbu y (absorbansi), lalu buat tabel data konsentrasi dan absorbansi.

2. Untuk mengetahui persamaan linear kurva standar glukosa, dapat

dilakukan menggunakan persamaan linear y = ax + b untuk mendapatkan

persamaan linear kurva standar glukosa, di mana y adalah absorbansi dan x

adalah konsentrasi.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk praktikan agar lebih memperhatikan penjelasan asisten dan

mengetahui metode kerja apa saja dari percobaan yang akan dilakukan.

2. Untuk lab agar kursinya lebih di perbanyak untuk menambah kenyamanan

praktikan dan asisten yang sedang melakukan praktikum.

3. Untuk asisten agar semakin semangat dan tetap menjalin hubungan baik

dengan praktikan serta dapat membantu praktikan untuk lebih memahami

praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Adriani, A., & Safira, R. (2019). Analisa Hidrokuinon dalam Krim Dokter Secara
Spektrofotometri UV-Vis. Lantanida Journal, 6(2), 103-113.
Cahyono, K. C. K., & Suhada, B. S. B. (2016). Pengaruh Pemberian Kredit,
Kemampuan Manajerial dan Diferensiasi Produk terhadap Kinerja
UMKM di Kota Metro. Derivatif: Jurnal Manajemen, 10(1).
Chandra, M. (2019). Sifat Spektral Molekul. Jurnal Praktikum Aplikasi
Perubahan Biokimia Pasca Panen, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Hasibuan, E. (2015). Pengenalan Spektrofotometri pada Mahasiswa yang
Melakukan Penelitian di Laboratorium Terpadu Fakultas Kedokteran
USU. Karya Tulis Ilmiah, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Lesmana, H. S., & Broto, E. P. (2018). Profil Glukosa Darah Sebelum, Setelah
Latihan Fisik Submaksimal dan Selelah Fase Pemulihan pada
Mahasiswa FIK UNP. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia,
8(2), 44-48.
Pratama, N. Z., Rismawan, T., & Suhardi, S. (2022). Penerapan Metode Regresi
Linear pada Sistem Peringatan Dini Banjir Berbasis Internet of Things
(IoT). JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), 9(5), 1414-1422.
Rizikiyan, Y., & Pandanwangi, S. (2019). Uji Aktivitas Antioksidan Lipstik Sari
Buah Naga Super Merah (Hylocereus costaricensin L.) dengan Metode
DPPH (1, 1-difenil-2-pikrilhidrazil). Warta Bhakti Husada Mulia:
Jurnal Kesehatan, 6(2).
Rodiana, T. (2018). Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Berbasis
Kompetensi: Melaksanakan Analisis Titrimetri Konvensional
Mengikuti Prosedur. Jakarta: Kemendikbud
Sunardi, S., & Sari, K. (2012, October). Pengaruh Konsentrasi Larutan Ekstrak
daun Lidah Mertua terhadap Absorbansi dan Transmitansi pada Lapisan
Tipis. Seminar Fisika Nasional, 1, 54-57
Winastia, B. (2011). Analisa Asam Amino pada Enzim Bromelin dalam Buah
Nanas (Ananas comusus) Menggunakan Spektrofotometer. Skripsi,
Universitas Diponegoro Semarang.
Yoga, I. K. W. (2015). Penentuan Konsentrasi Optimum Kurva Standar
Antioksidan; Asam Galat, Asam Askorbat dan Trolox® terhadap
Radikal Bebas DPPH (2, 2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) 0, 1 mM. In
Prosiding Seminar Nasional MIPA
Yohan, Y., Astuti, F., & Wicaksana, A. (2018). Pembuatan Spektrofotometer
Edukasi Untuk Analisis Senyawa Pewarna Makanan. Chimica et
Natura Acta, 6(3), 111-115.

Anda mungkin juga menyukai