Anda di halaman 1dari 55

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Kimia Organik 1 yang berjudul Identifikasi


Gugus-Gugus Fungsi Senyawa Organik disusun oleh:
Nama

: Rabianti

Nim

: 1513140006

Kelompok : V (lima)
Kelas

: Kimia sains

telah diperiksa dan dikonsultasikan oleh asisten dan koordinator asisten, maka
laporan ini diterima
Makassar,
Juni 2016
Asisten

Koordinator asisten

Asriadi

Yusyuliana

Mengetahui;
Dosen penanggung jawab

Hardin, S.si, S.pd, M.pd


Nip. 19870807 201504 1004

A. JUDUL PERCOBAAN
Identifikasi Gugus-Gugus Fungsi Senyawa Organik
B.
1.
2.
3.

TUJUAN PERCOBAAN
Untuk membedakan senyawa organic jenuh dan senyawa organic tak jenuh
Untuk membedahkan alcohol primer, alcohol sekunder, dan alcohol tersier
Membedakan aldehid dan keton

C. LANDASAN TEORI
Teori stuktur kekule mampu menerangkan fenomena isometri. Hal ini
menyebabkan teori struktur kekule yang diterima didunia sains. Kecuali itu , teori
struktur kekule menemukan apa yang disebut gugus fungsional yaitu kelompok
atom di dalam molekul yang mampu memberi sifat kimia atau fisika tertentu pada
molekul tersebut.reaksi dalam kimia organic ternyata tidak lain adalah
transformasi gugus fungsional yang satu menjadi gugus fungsional yang lain.
Dalam menggambarkan struktur orang juga akan mengingat akan sifat fisika dan
kimia dari zat itu (Rasyid,2009:3).Gugus fungsi suatu kereaktifan senyawa
organic dapat diramalkan dengan adanya gugus-gugus fungsi yaitu sekelompok
atom yang menyebabkan perilaku kimia senyawa. Gugus fungsi adalah
sekelompok atom yang menyebabkan perilaku kimia molekul induk.Dimana
senyawa organic mengandung terutama atom karbon dan hydrogen, ditambahkan
nitrogen, oksigen, belerang, dan atom unsure lainnya, senyawa induk untuk
semua. Senyawa organik adalah hidrokarbon alkana (hanya mengandung ikatan
tunggal),

alkena

(mengandung

(mengandung

ikatan

aromatic(mengandung

rangkap
cincin

ikatan
tiga

rangkap

karbon-karbon),

karbon-karbon),

benzene)

(Chang,

dan

alkuna

hidrokarbon

2004:331-332).

Jadi

kesimpulannya, gugus fungsi adalah kumpulan atom yang memiliki sifat fisik
dam kimia pada senyawa organic yang mengandung senyawa atom hydrogen dan
karbon dalam mengikat senyawa jenuh dan senyawa tak jenuh.
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa organic yang hanya mengandung
karbon dan hydrogen yang dapat dibedahkan atas hidrokarbon jenuh dan tak
jenuh. Alkana digolongkan sebagai senyawa hidrokarbon jenuh, sedangkan
alkena, alkuna dan senyawa aromatic termasuk senyawa tak jenuh (Tim Dosen
Kimia Organik, 2016: 19).senyawa karbon yang atom karbonnya mengikat empat

atom atau gugus lain dikelompokkan dalam hidrokarbon jenuh, sedangkan rantai
atom karbon yang mengandung ikatan rangkap dikelompokkan dalam
hidrokarbon tak jenuh. Alkana adalah hidrokarbon jenuh yang tahan terhadap
asam,

basa,

oksidator,

dan

reduktor

(Tim

Dosen,

2016:

19).

Jadi

kesimpulannya,alkana adalah senyawa hidrokarbon jenuh karena alkana tidak


mudah teroksidasi pada suhu kamar dan alkana senyawa nonpolar yang tahan
terhadap asam, basa okidator dan reduktor. Sedangkan alkena merupakan senyawa
hidrokarbon tak jenuh dikarenakan alkena mudah teroksidasi pada suhu kamar
maupun dalam keadaan gelap, alkena juga mengalami reaksi adisi.
Ikatan pada alkana merupakan ikatan tunggal, kovalen, dan non polar.Oleh
karena itu alkana relatif tidak reaktif. Alkana tidak bereaksi dengan kebanyakan
asam, basa, pengoksidasi atau pereduksi, karena sifatnya yang tidak bereaksi ini,
alkana dapat digunakan sebagai pelarut untuk ekstraksi atau untuk melakukan
reaksi-reaksi kimia zat lain. Tetapi, alkana bereaksi dengan beberapa pereaksi
seperti oksigen dan halogen.Jika alkana dan halogen di simpan pada suhu rendah
dalam kamar gelap, reaksi tidak terjadi (Rasyid, 2009: 54).Alkana juga lambat
reaksinya dengan oksidator, seperti permanganate dalam suasana netral atau
alkali, sedangkan alkena mudah sekali teroksidasi pada suhu kamar (Tim Dosen
Kimia Organik, 2016: 20).Jadi kesimpulannya,ikatan alkana tidak mudah bereaksi
pada larutan yang mengandung asam basa, alkana dapat bereaksi dengan pereaksi
seperti oksigen dan hydrogen, serta halida ,sehingga alkana membutuhkan katalis
(membantu terjadinya reaksi tetapi tidak ikut bereaksi supaya mudah bereaksi
pada asam maupun basa.
Alkena termasuk golongan hidrokarbon alifatik tidak jenuh yang cukup
reaktif.Istilah tidak jenuh dalam hal ini menunjukkan bahwa kandungan atom
hydrogen didalamnya kurang dari jumlah yang seharusnya bila dikaitkan dengan
jumlah atom karbonnya. Alkena mempunyai gugus fungsi yang berupa ikatan
rangkap karbon-karbon(C=C). gugus fungsi inilah yang memberikan cirri khas
pada reaksi-reaksi golongan alkena. Pada dasarnya reaksi-reaksi yang terjadi pada
golongan alkena dibedahkan menjadi dua jenis, yaitu: (1) reaksi yang terjadi pada
iakatan rangkap dan (2) reaksi-reaksi yang terjadi pada posisi diluar ikatan

rangkap(rasyid, 2009: 61).Jadi kesimpulannya, alkena mempunyai gugus fungsi


dan memiliki ciri khas, reaksi-reaksi yang terjadi yaitu ikatan rangkap dan alkena
termasuk golongan hidrokarbon alifatik tidak jenuh menunjukkan kandungan
atom hidrogennya.
Alkena lebih mudah dioksidasi dari pada alkana karena sifat ikatan

yang

lebih mudah diputuskan dari pada ikatan .Hasil oksidasi alkena dan kalium
permanganat adalah senyawa glikol yaitu senyawa dengan dua gugus hidroksil
yang berdampingan.Perubahan warna ungu dari permanganate menjadi endapan
warna coklat mangan dioksida dapat digunakan untuk menentukan sifat ketidak
jenuhan suatu senyawa (rasyid, 2009: 78).Alkena mudah sekali teroksidasi pada
suhu kamar. Perubahan warna yang terjadi dapat digunakan untuk menguji ada
tidaknya ikatan rangkap, asal saja molekul tidak mengandung gugus lain yang
juga mudah teroksidasi (Tim Dosen Kimia Organik, 2016: 20).Jadi kesimpulan
perubahan warna yang terjadi pada saat senyawa alkena direaksikan dengan
larutan permanganate terdapan endapan warna coklat mangan dioksida dari warna
ungu hal ini digunakan untuk menetukan sifat ketidakjenuhan suatu senyawa.
Senyawa dengan gugus hidroksil empat atau lima karbon dari gugus aldehida
cenderung membentuk hemiasetat dan asetat siklik sebab ukuran cincin relative
bebas dari regangan. Aldehida dan keton bereaksi dengan alcohol membentuk
mula-mula, hemiasetal dan selanjutnya, jika alkoholnya berlebih membentuk
asetal, dengan sebagian besar aldehida atau keton lainnya, hidrat tidak dapat
diisolasi karena hidrat mudah melepas air membentuk senyawa karbonil ((Hart,
dkk. 2003: 281-282).Sebagian beser karbon sekarang dibuat dengan pembakaran
serat-seratpoliakril yang terkontol. Struktur-stuktur tangga juga terbentuk dari
poli ( metal vinil keton) melalui kondensasi aldol intramolekul, sebaliknya
struktur-struktur bukan tanggas terjadi dari reaksi-reaksi seperti deklorinasi poli
(vinil klorida) (Stevens, 2008:324-325).Jadi kesimpulannya senyawa gugus
hidroksil cenderung membentuk hemiasetal jika terbentuk alcohol tidak dapat
diisolasi

Karena

hidrat

mudah

melepas

air

membentuk

senyawa

karbonik,sedangkan sebagian besar karbon dengan dibakar struktur-struktur


tangga terbentuk melalui kondensasi aldol.
Alkohol adalah suatu senyawa yang mengandung gugus hidroksil oh.Fenol
juga mengandung gugus hidroksil tetapi gugus fungsi ini melekat pada cincin
aromatic. Alkohol fenol dan eter semuanya terdapat dialam.titik didih alcohol
relative sangat tinggi disbanding dengan eter atau hidrokarbon dengan bobot
molekul yang sama. Alas an tingginya titik didh alcohol ialah karena molekul ini
membentuk ikatan hydrogen satu sama lain. Ikatan O-H sangat polar karena
tingginya keelektronegatifan atom oksigen.Karena tingginya muatan positif
parsial dan kecilnya atom hydrogen elektronegatif (Rasyid, 2009: 127-128).
Pengikatan Fe pada gugus fungsi komponen serat pangan dengan spektra pita
absorpsi IR senyawa lignin Pergeseran bilangan gelombang spektra pitaabsorpsi
IR terhdap lignin pada perlakuan pH7 lama perebusan 0 menit dan pH 3 selamaperebusan hingga 35 menit.Serapan lebar pada bilangan gelombang3366.09
dan 3223.34 cm-1 mengindikasikanadanya gugus OH alkohol atau fenol,
diperkuat dengan adanya vibrasi rentangan C-O alkohol yang muncul sebagai
puncak-puncak kuat pada serapan 1051.30 dan 1078.31 cm-1. Oleh karena
serapan C-O bergabung dengan vibrasi rentangan C-C yang berdekatan, maka
kedudukan

serapan

tersebut

selain

mengindikasikan

adanya

struktur

alkoholprimer, sekunder, dan tertier, juga mengindikasikan adanya senyawa


fenolat.Puncak

serapan

pada

kisaran

1300-1000

cm-1

tersebut

juga

mengindikasikan adanya gugus eter CH2-O-CH2-. Adanya gugus karbonil pada


asam (-COOH) ditunjukkan oleh serapan kuat pada 1666.65 dan 1641.57 cm-1.
Adanya gugus -COOH selain didukung adanya gugus karbonil juga ditunjukkan
adanya

serapan

lebar

dari

gugus

OH

(Yuanita,

2009

52).Jadi

kesimpulanya,suatu senyawa yang mengandung gugus hidroksil dengan gugus


fungsi melekat pada cincin aromatic. karena serapan C-O bergabung dengan
vibrasi rentangan C-C yang berdekatan, maka kedudukan serapan tersebut selain
mengindikasikan adanya struktur alkoholprimer, sekunder, dan tertier, juga
mengindikasikan adanya senyawa fenolat.

Analisis gugus fungsi suatu sampel dilakukan dengan membandingkan pita


absorbsi yang terbentuk pada spectrum infra merah menggunakan tabel korelasi
dan menggunakan spektrum senyawa pembanding (yang sudah diketahui). Pita
yang muncul pada bilangan gelombang 2958,6 cm-1 kemungkinan disebabkan
oleh adanya penyerapan uluran taksimetris dari gugus metil (Vas CH3). Dalam
cara tersebut dua buah ikatan CH dari gugus metil memanjang secara bersamaan
sedang yang ketiga memendek atau sebaliknya. Pita yang ketiga yang merupakan
bagian dari CH str muncul pada bilangan gelombang 2869,9 cm-1. Pita tersebut
berasal dari penyerapan uluran simetri gugus metil (Vsim CH3).Untuk mendukung
kesimpulan-kesimpulan tersebut, dapat ditinjau penyerapanpenyerapan yang
disebabkan oleh adanya gugus alkil.Adanya gugus alkil dapat dilihat dengan
munculnya pita karakteristik yang sesuai dengan CH def pada daerah bilangan
gelombang 15001300 cm-1. Pada spektrum tersebut tampak adanya penyerapan
yang tajam pada bilangan gelombang 1377 cm-1 yang menunjukkan adanya
gugus metil dengan vibrasi tekukan simetri dari CH3 ( sim CH3) yang terbagi
dalam gugus-gugus (CH3)2=C dan (CH3)3C. Adanya gugus metilen sebagai
pendukung penyerapan pada bilangan gelombang 2923,9 cm-1 dapat dilihat
dengan munculnya pita yang sangat tajam pada bilangan gelombang 1461 cm-1.
Pita tersebut muncul akibat dari penyerapan gugus CH2 dengan vibrasi tekukan
simetri CH2 (sim CH2). Petunjuk yang lain yang dapat mendukung alasan
tersebut adalah munculnya pita pada daerah bilangan gelombang 750720 cm-1
yaitu tepatnya pada bilangan gelombang 729 cm-1 yang menunjukkan bahwa
gugus alkil kemungkinan mengandung tiga gugus metilen yang berdekatan (-CH2
CH2CH2

CH2

(Anam,dkk.2007:81-83).Identifikasi

dengan

FT-IR

menunjukkan bahwa biosurfaktan mengandung gugus-gugus yang terdapat pada


senyawa rhamnolipida. Biosurfaktan mempunyai serapan yang kuat pada 3402
cm-1 yang merupakan serapan OH, yang kemungkinan adalah gugus OH pada
rhamnopiranosil. Biosurfaktan juga mempunyai rantai panjang alifatik yang
ditunjukkan dengan munculnya serapan khas C-H hidrokarbon pada 2927 dan
2854 cm-1, yang didukung dengan munculnya serapan gugus C-H metil pada
1458 cm-1 dan gugus C-H metilen pada 1377 cm-1. Serapan gugus karbonil

(C=O) pada 1654 cm-1 menunjukkan bahwa biosurfaktan merupakan senyawa


karboksilat yang didukung dengan munculnya serapan C-O karboksilat pada 1253
cm-1. Serapan gugus karbonil tersebut juga menunjukkan adanya gugus ester,
yang didukung dengan munculnya serapan pada 1056 cm-1 yang merupakan
serapan gugus C-O ester. Hal ini menunjukkan adanya kemungkinan R2 pada
struktur rhamnolipida adalah asam -hidroksidekanoat, sehingga biosurfaktan yang
diperoleh kemungkinan adalah hamnolipida 1 atau 2 (Suryanti,dkk.2014:2728).Jadi kesimpulannya adalah identifikasi adalah

Adanya gugus alkil dapat

dilihat dengan munculnya pita karakteristik yang sesuai dengan CH def pada
daerah bilangan gelombang, menunjukkan bahwa biosurfaktan mengandung
gugus-gugus yang terdapat pada senyawa rhamnolipida.
D.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.

ALAT DAN BAHAN


Alat
Tabung reaksi 2 cm
Rak tabung reaksi
Gelas ukur 10 mL
Gelas ukur 25 mL
Erlenmeyer 100 mL
Pembakar spiritus/bunsen
Labu bulat 50 mL
Pipet tetes
Statif dan klem
Kaki tiga dan kasa asbes
Gelas kimia 250 mL
Gelas kimia 500 mL
Penjepit tabung
Batang pengaduk
Korek

2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Bahan
Larutan Kalium Permanganat (KMnO4) 5%
Sikloheksena (C6H12)
n-heksana
Aquades (H2O)
Etanol (C2H5OH)
n-butil alkohol
Sikloheksanol
Etilena glikol
Fenol

8 buah
1 buah
1 buah
2 buah
2 buah
1 buah
1 buah
10 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

j. Resorsinol
k. 2-propanol
l. Fehling A dan Fehling B
m. Formaldehid
n. Sikloheksanon
o. Aseton
E.
1
a
1

PROSEDUR KERJA
Senyawa jenuh dan tak jenuh
Reaksi dengan larutan permanganat
Sebanyak 1 mL kalium permanganat diukur di dalam gelas

ukur 10 mL, setelah itu dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi.


2 Larutan kalium permanganat tersebut kemudian ditambahkan
dengan

masing-masing

sikloheksana.
3 Untuk tabung

reaksi

tetes

ketiga

larutan

diisi

n-heksana

dan

benzena

lalu

ml

ditambahkan 2 ml kalium permanganat.


4 tabung reaksi kemudian dikocok dan diamati perubahan yang
terjadi.
2 Alkohol primer, sekunder dan tersier
a Uji kelarutan
1 Sebanyak 6 tabung reaksi disiapkan, kemudian di masukkan
masing-masing ke dalam tabung reaksi 0,5 mL masing-masing
larutan etanol, n-butil alkohol, tert-butil alkohol, sikloheksanol,
etilen glikol, dan fenol.
2 Masing-masing tabung reaksi yang berisi 0,5 mL dari larutan
yang akan diuji ditambahkan dengan 2 mL H2O.
3 Campuran kemudian dikocok kemudian diamati perubahan
b
1
2
3

yang terjadi.
Reaksi fenol dengan besi (III) klorida
Sebanyak 3 tabung reaksi disiapkan.
Sebanyak 5 mL H2O dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Sebanyak 2 tetes fenol dan 2 tetes 2-propanol dan 2 tetes
resorsinol ditambahkan ke dalam tabung reaksi yang berisi

H2O.
4 Campuran larutan tersebut kemudian diberi sebanyak 2 tetes
FeCl3
5 Kemudian diamati perubahan apa yang terjadi.
3 Aldehid dan keton

a Uji Fehling A dan B


1) Sebanyak 3 tabung reaksi disiapkan.
2) Sebanyak 5 mL Fehling A dan Fehling B dimasukkan ke dalam
masing-masing tabung reaksi.
3) Tabung pertama ditetesi sebanyak 5 tetes formaldehid, dan
tabung kedua ditetesi dengan 5 tetes sikloheksanon dan
tabung ketiga 5 tetes aseton.
F. HASIL PENGAMATAN
1. Reaksi dengan larutan permanganate
No
1

Perlakuan
1 ml KMnO4 + 5 tetes larutan n-Hexsan

Hasil Pengamatan
Ungu pekat

(dikocok)
2

1 ml KMnO4 + 5 tetes larutan sikloheksena

Coklat

(dikocok)

2. Alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier


a. Uji kelarutan
No
1

Perlakuan
0,5 ml C2H2OH + 2 ml H2O (dikocok)

0,5 ml sikloheksanol+ 2 ml H2O (dikocok)

0,5 ml etilen glikol + 2 ml H2O (dikocok)

Hasil Pengamatan
Terdapat gelembung
(larutan keruh)
Terbentuk dua lapisan
Atas: berminyak
Bawah: bening
Terbentuk dua lapisan
Atas: berminyak
Bawah: bening
Terbentuk dua lapisan
Atas: berminyak
Bawah: bening
Memisah (warnah

0,5 ml n-butil alcohol + 2 ml H2O

0,5 ml fenol + 2 ml H2O (dikocok)

bening dan keruh)


Terdaoat endapan

(dikocok)
3

0,5 ml tert-butil alcohol + 2 ml H2O


(dikocok)

coklat didasar tabung

b. Reaksi fenol dengan besi (III) klorida


No
1
2

Perlakuan
5 ml H2O + 2 tetes fenol + 2 tetes FeCl3
5 ml H2O + 2 tetes 2-propanol + 2 tetes

Hasil Pengamatan
Ungu bening
Bening kecoklat-

FeCl3

kecoklatan

c. Uji fehling A dan B


No
1
2

Perlakuan
5 ml fehling A dan B + 5 tetes formaldehid
5 ml fehling A dan B + 5 tetes

Hasil Pengamatan
Merah bata
Abu-abu

sikloheksanon
G. PEMBAHASAN
1. Senyawa jenuh dan tidak jenuh
Pada percobaan Reaksi hidrokarbon dengan KmnO 4.Pada pengujian senyawa
jenuh dan tidak jenuh dilakukan deanga mereaksikan senyawa hidrokarbon
dengan larutan permanganat.Pada percobaan ini diberikan perlakuan terhadap dua
sampel yaitu sikloheksena dan n-Hexsan. Larutan permanganat yang ditambahkan
sikloheksena dapat bereaksi yang ditandai dengan perubahan warna, sebelum
ditambahkan sikloheksena larutanberwarna ungu dan setelah ditambahkan larutan
berwana coklat. Akan tetapi seharusnya terbentuk 3 lapisan yaitu bawah endapan
hitam, tengah bening dan atas minyak.Hal ini disebabkan kurangnya ketelitian
praktikan dalam melakukan pengamatan terhadap perubahan warna yang
terjadi.Kendatipun demikian, hasil yang diperoleh ini telah memberi gambaran
bahwa sikloheksena (alkena) mudah teroksidasi pada suhu kamar, karena
mengandung

ikatan

rangkap

(tidak

jenuh)

sehingga

terjadi

reaksi

adisi.Sedangkan n-Hexsan yang direaksiakan dengan KMnO4 menghasilkan


larutan yang tetap ungu.Berikut reaksi yang terjadi :

KMnO 4

Hal ini menandakan tidak terjadi reaksi antara n-Hexsan dan KMnO4 karena
warna ungu tersebut merupakan warna dari KMnO4 itu sendiri.Hal ini sesuai

dengan teori bahwa n-Hexsan yang merupakan senyawa tak jenuh tidak
mengalami oksidasi.Adapun reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

+
2.
a.

2 KMnO 4

OH

4H 2O

2 MnO 4

OH

2 KOH

Alkohol primer, sekunder, dan tersier.


Uji kelarutan.
Sebagian kecil alkohol larut dalam air karena gugus hidroksi pada alkohol

dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Namun ketika ukuran
gugus alkil bertambah besar, kelarutannya dalam air akan berkurang. Hal ini
disebabkan oleh kemampuan gugus alkil yang dapat mengganggu pembentukan
ikatan hidrogen anatara gugus hidroksi dengan air. Jika gugus non polar terikat
pada cincin aromatik, kelarutan fenol dalam air akan berkurang. Hal ini
menjadikan alasan mengapa gugus non polar disebut gugus hidrofob.Selain
dipengaruhi oleh gugus hidroksil, kelarutan alkohol dalam air juga dipengaruhi
oleh jumlah atom C-nya. Pada umumnya alkohol yang mampunyai jumlah atom C
1-3 akan larut sempurna dalam air, jumlah atom C 4-5 akan sedikit larut dalam air,
dan jumlah atom C > 6 akan tidak larut dalam air.
Percobaan yang dilakukan menggunakan bahan uji seperti etanol, n-butil alkohol,
tert-butil alkohol, siklohesanol, siklohesanol, etilen glikol dan fenol untuk
menguji dan membuktikan kelarutan suatu alkohol dalam air.Adapun penambahan
air dalam percobaan adalah sebagai pelarut.Tabung reaksi yang berisi etanol dan
ditambahkan dengan air menghasilkan larutan tidak berwarna (terdapat
gelembung dan larutan keruh) dalam waktu yang cepat. Hasil yang diperoleh ini
menunjukkan bahwa etanol larut dalam air dan telah sesuai dengan teori karena
etanol mengandung 2 atom C dimana dari teori dinyatakan bahwa alkohol yang
mempunyai atom C 1-3 akan larut sempurna dalam air. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut :
H3C

CH2 OH

H2O

H3C

CH3

2 OH

Tabung reaksi yang berisi larutan n-butil alkohol yang kemudian ditambahkan
dengan air,dimana berdasarkan hasil percobaan terbentuk dua lapisan yang

dimana lapisan bawah berupa larutan bening sedangkan pada lapisan atas
larutanberminyak (sikloheksanol). Hal ini tsesuai dengan teori dimana menurut
teori terbentuk dua lapisan. Adapun reaksi yang terjadi:
H3C CH2 CH2CH2 OH

H2O

H3C CH2 CH2CH3

2 OH

Tabung reaksi yang berisi tersier butil alkohol dan ditambahkan dengan air,
dimana berdasarkan hasil percobaan terbentuk dua lapisan yang dimana lapisan
bawah berupa larutan bening sedangkan pada lapisan atas larutanberminyak
(sikloheksanol),larutan dipengaruhi oleh jumlah atom C pada sikloheksanol yang
dimana menurut teori alkohol yang jumlah atom C nya antara 4-5 itu sukar larut
dalam pelarut berupa air.
Tabung reaksi yan berisi sikloheksanol dan ditambahkan dengan air, dimana
berdasarkan hasil percobaan terbentuk dua lapisan yang dimana lapisan bawah
berupa

larutan

bening

sedangkan

pada

lapisan

atas

larutanberminyak

(sikloheksanol), Ketidaklarutan sikloheksanol dalam air dipengaruhi oleh jumlah


atom C pada sikloheksanol yang dimana menurut teori alkohol yang jumlah atom
C nya antara 4-5 itu sukar larut dalam pelarut berupa air. Dan terbentuknya
lapisan dipengaruhi oleh perebedaan massa jenis antara sikloheksanol dan air.
dimana massa jenis air adalah 1 g/cm3 sedangkan massa jenis sikloheksanol
adalah 0,92 g/cm3. Adapun reaksinya :
OH

H2O

Adapun pada tabung reaksi yang berisi larutan etilen glikol dan H2O yang
menghasilkan larutan memisah (bening dan keruh) yang menandakan larutan ini
tidak larut dalam air dan hasil ini telah sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa semakin banyak gugus OH yang terikat pada rantai karbon yang
menyatakan bahwa semakin banyak gugus OH yang terikat pada rantai karbon
maka semakin sulit untuk bereaksi dengan air. Reaksinya yaitu:
H2C CH2
OH OH

H2O

H3C

CH3

2 OH

Tabung reaksi yang berisi larutan fenol yang ditambahkan dengan air
terbentuk endapan coklat didasar tabung. Hal ini sesuai dengan teori ysng
menyatakan bahwa fenol larut dalam air tetapi sangat lambat dibandingkan
dengan alkohol karena fenol terikat oleh cincin aromatik. Reaksinya yaitu
OH

H2O

2 OH

Reaksi fenol dengan FeCl3

Pada percobaan ini, digunakan untuk membedahkan alcohol dan fenol.Adapun


larutan yang diuji adalah fenol, dan 2-propanol. Fenol yang ditambahkan air lalu
ditambah FeCl3 menghasilkan larutan yang bening, dimana fungsi penmabahan
FeCl3 yaitu pemberikan perubahan warna yang bergantung pada struktur
fenol,dengan perlakuan yang

sama terhadap 2-propanol

masing-masing

menghasilakan larutan ungu bening(ungu mudah) dan bening. Hal ini sesuai
denganteori yang menghasilkan larutan ungu muda, ungu kehitaman, dan
keruh. Hal ini menunjukkan bahwa fenol dan senyawa padatannya yang
mengandung gugus-OH yang terikat pada suatu karbon tak jenuh (enol) dapat
bereaksi dengan FeCl3 membentuk senyawa kompleks.Sedangkan untuk 2propanol tidak terjadi reaksi, karena alkohol biasa tidak dapat bereaksi dengan
FeCl3 dimana tidak terbentuk senyawa kompleks dengan besi.Reaksi yang terjadi
yaitu:
OH

3. Aldehod dan keton


a. Uji fehling A dan B.

FeCl 3

Fe
O

3 HCl

Pada pengujian ini, digunakan untuk membedahkan aldehid dan keton.


Adapun bahan yang diuji yakni formaldehid dan sikloheksanon yang masingmasing direaksikan dengan fehling A dan B .formaldehid direaksikan dengan
fehling A dan B menghasilkan merah bata. Reaksi tersebut menunjukkan bahwa
aldehid dapat mereduksi tembaga dalam kompleks Cu(II) menjadi tembaga (I)
oksida {Cu2O}.sklohesanon direaksikan dengan fehling A dan B menghasilkan
warna abu-abu. Sedangakan untuk siklohekanon yan tidak terjadi perubahan, telah
sesuai dengan teori. Hal ini menandakan keton tidak dapat mereduksi tembaga
dalam kompleks Cu(II) dalam fehling A dan B, karena pada keton gugus karbonil
diapit oleh dua alkil yang salinh menguatkan sehinga sukar untuk bereaksi.
Reaksinya yaitu :
O

2 Cu2+

5 OH

H. PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Alkana merupakan hidrokarbon jenuh yang tidak dapat bereaksi dengan.
Oksidator seperti KMnO4 sikloheksena ( alkena ) mudah teroksidasi pada suhu
kamar, karena mengandung iktan rangkap ( tidak jenuh ) sehingga terjadi reaksi
adisi, sedangakan n-Hexsan yang merupakan senyawa tak jenuh tidak bereaksi
dengan oksidator seperti KMnO4.
b. Alkohol seperti 2 butanol dan sikloheksanol tidak dapat bereaksi dengan larutan
alkali sedangkan fenol dapat bereaksi dengan alkali karena fenol bersifat asam dan
juga alcohol dengan berat molekulnya akan dapat bereaksi dengan air sedangkan
berat molekulya tinggi sukar untuk bereaksi
c. Senyawa aldehid seperti formaldehid dapat mereduksi fehling A dan B
sedangkan keton seperti ssikloheksanon tidak dapat mereduksi
2. Saran
a. Diharapakan kepada praktikan agar melakukan pengamatan dengan benar dan
teliti agar diperoleh hasil yang maksimal.
b. Diharapakan untuk asisten agar lebih mengawasi dan mengontrol praktikan
agar tidak terjadi kesalahan dalam praktikum.

c. Diharapakan kepada laboran agar menyiapkan bahan yang baru agar pecobaan
yang dilakukan berjalan sesuai yang diharapkan

DAFTAR PUSTAKA

Anam,dkk.2007. Analisis Gugus Fungsi Pada Sampel Uji, Bensin Dan Spritus
Menggunakan Metode Spekroskopi Ftri. Indonesia :Berkala Fisika,Vol 10. ,
No.1, April 200,ISSN : 1410 9662
Chang, Raymod, 2004. KimiaDasar Konsep-Konsep Kimia Inti Edisi Ketiga
Jilid2. Jakarata ;Erlangga
Hart, harold,Lislie E, dan Craine, David J.Hart. 2003. Kimia Organik Satu Kuliah
SingkatEedisi Kesebelas. Jakarta : Erlangga
Raysid, Muhaidah. 2009. Kimia organik I. Makassar :Universitas Negeri
Makassar.
Steven, Malcolm. 2008. Kimia Polimer. Jakarta : PT Pradnya Paramita
Suryanti,dkk.2014.Biosintesis Biosurfaktan

OlehPseudomonas Aeruginosa

Menggunakan Limbah Cair Industri Tapioka Sebagai Media. Indonesia:


ALCHEMY jurnal penelitian kimia, vol. 10, no. 1
Tim dosen. 2016. Kimia Dasar Lanjut. Makassar.:Jurusa Kimia FMIPA
Universitas Negeri Makassar.
Tim dosen, 2016.Penuntun Praktikum Kimia Organik 1. Makassar: Jurusan Kimia
FMIPA Universitas Negeri Makassar

Yuanita, 2009.Analisis Monomer Sakarida dan Gugus Fungsi Kompleks Fe-Serat


Panganpada Perebusan Kondisi Asam. Indonesia: Jurnal ILMU DASAR Vol.
10 No. 1

JAWABAN PERTANYAAN

Senyawa Hidrokarbon Jenuh dan tak Jenuh


1. Endapan apa yang berwarna coklat pada reaksi sikloheksena dengan larutan
KMnO4 ? Tuliskan persamaan reaksinya !
Jawab: Endapan yang berwarna cokelat tersebut adalah MnO4
2. Kesimpulan apa yang dapat diambil mengenai kelarutan alkohol-alkohol
dalam air berdasarkan hasil percobaannya ?mana yang lebih sukar larut dalam
air 1-propanol atau 1-heptanol ?
Jawab: Kelarutan alkohol ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu bagian
hidrokarbon suatu alkohol bersifat hidrofob, gugus hidroksil alcohol bersifat
hidrofil dan percabangan meningkatkan kelarutan. Antara 1-propanol dan 1
heptanol yang sukar larut dalam air adalah 1-hepatnol karena makin panjang
rantai alkohol maka tingkat kelarutannya dalam air semakin kecil.
3. Tulislah persamaan reaksi yang memperlihatkan kelarutan fenol dalam larutan
10% NaOH. Dari hasil pengamatannya mana yang lebih asam, sikloheksanol
atau fenol ?
Jawab: Fenol lebih asam daripada sikloheksanol karena merupakan alcohol
yangbersifat asam lemah.Sedangkan fenol merupakan asam yang lebih kuat
daripada alcohol karena ion pengoksidanya distabilkan oleh resonansi,
makakesetimbangan untuk pembentukannya lebih disukai dibandingkan pada
ion alkoksida.
4. Bagaimana membedakan secara kimia antara iso-propil alkohol dan benzene
dan antara sikloheksanol dan fenol ?

Jawab: Cara membedakan isopropil dan benzene secara kimia yaitu dengan
reaksi oksidator KMnO4. Isopropil yang merupakan alcohol sekunder akan
teroksidasi menjadi aldehid dan lebih lanjut menjadi asamnya. Sedangkan
benzene tidak mengalami oksidasi pada suhu kamar.Antara sikloheksanol dan
fenol dapat direaksikan dengan NaOH. Fenol akan bereaksi dengan NaOH
membentuk garamnya yang larut baik dalam air sedangkan sikloheksanol
tidak bereaksi dengan NaOH. Hal ini disebabkan oleh alkohol tidak bereaksi
dengan larutan alkali.
5. Bagaimana pengaruh dari reagen lucas terhadap masing-masing senyawa
berikut : isobutyl alkohol, 1-metilsiklopentanol, dan 2 metilsiklopentanol ?
Jawab: Pengaruh dari reagen Lucas terhadap masing-masing senyawa dimana
isobutil alkohol membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk bereaksi
kemudian 2- metilsiklopentanol dan terakhir adalah 1- metilsiklopentanol.
6. Diantara alkohol yang tercantum pada soal 5, manakah yang tidak teroksidasi
dengan reagen Bordwell-Wellman ?
Jawab: Pada soal no. 5 yang tidak teroksidasi dengan reagen Brodweel
Wellman adalah 1- metilsiklopentanol
7. Apakah penggunaan yang praktis dari reaksi Tollens ? bagaimana
membedakan secara sederhana antara :
a. 3-pentanol dengan pentanol
b. Benzaldehid dan asetofenon
Jawab: Penggunaan yang praktis dari pereaksi Tollens yaitu membedakan
aldehid dan keton.nAldehid dapat mereduksi Tollens menjadi perak
sedangkan keton tidak dapat dioksidasi oleh reagen Tolles, cara membedakan
senyawa ini:
a. 3-pentanol dengan pentanol
Direaksikan dengan menggunakan reagen Luas 3-pentanol akan bereaksi
dengan reangen karena merupakan alcohol sekunder sedangkan pentanol akan
bereaksi apabila suhu dinaikkan / dipanaskan.
b. Benzaldehid dengan asetofenon

Menambahkan reagen Tollens, benzaldehid akan mereduksi reagen Tollens


dan membentuk cermin perak sedangkan keton tidak bias bereaksi dengan
reagen Tollens.
8. Apakah peranan natrium asetat dalam pembuatan oksim ?
Jawab: Peranan natrium asetat dalam pembuatan oksim adalah meningkat Cl
pada hidroksilamin klorida sebab dalam pebuatan oksim dibutuhkan
hidroksilamin.

Natrium

asetat

mempercepat terbentuknya Kristal

berperan

sebagai

katalis

dan

untuk

JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK 1
Judul Percobaan

: Indentifikasi Gugus-Gugus Fungsi Senyawa

Organik
Nama Praktikan

: Rabianti

Hari/ tanggal percobaan

: selasa/17 Mei 2016

Kelas/ Kelompok

: Kimia Sains/ V (lima)

Rekan Kerja

: 1) Nurlaila
2) Ade Purta
3) Meuthia Aulia Farhani Gaffar

Asisten

: Yusyuliana

A. Tujuan Percobaan:
Adapun tujuan dari percobaan ini, yaitu praktikan dapat :
1. Membedakan senyawa organik jenuh dan senyawa organik tak jenuh.
2. Membedakan alkohol primer, sekunder dan tersier.
3. Membedakan aldehid dengan keton.
B. Alat Dan Bahan
a. Alat

1. Tabung reaksi 2 cm
2. Gelas ukur 10 mL
3. Buret
4. Tabung reaksi besar
5. Termometer
6. Erlenmeyer 50 mL
7. Corong Hirsch
8. Corong Buchner
9. Pembakar spiritus/bunsen
10. Labu bulat 50 mL
11. Penangas
12. Kondensor refluks
13. Pipet tetes
14. Statif dan klem
15. Korek
b. Bahan
1. Brom (Br)

8 buah
2 buah
1 buah
10 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

2. Sikloheksana (

C6 H 12

3. Larutan Kalium Permanganat (KMnO4) 0,5%


C
4. Benzena ( 6 H 6 )

5. Larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 10%


6. Etanol (C2H5OH)
7. 2-Propanol
8. Trifenil karbinol
9. O-Kreserol
10. Logam Na (potongan kecil)
C3 H 7 OH
11. 1-Propanol (
)
12. Larutan indikator fenolftalein
13. 2-Propanol
14. Reagen Lucas
15. n-Butil alkohol
16. Logam Natrium
17. Reagen Bordwell-Wilman
CH 3 COCH 3
18. Aseton (
)
19. Tert. Butil alkohol
20. Sikloheksanol
21. Etilen glikol
22. Asam asetat glacial (

CH 3 COOH

23. Resorsinol
24. Kolesterol
25. Larutan besi (III) klorida (FeCl3) 1%
C H OH
26. Fenol ( 6 6
)
27. 2-Naftol
28. Pipa kapiler
29. Formaldehid (
30. Benzaldehid
31. Asetaldehid (

CH 2 O
CH 4 O

)
)

32. 1-butanol
33. 2-butanol
34. H2O
35. Kertas saring
36. Sikloheksanon
37. Reagen Benedict/Fehling
38. Larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 5% dan 10%
39. Larutan perak nitrat (AgNO3) 5%

40. Larutan (NH4OH) 2%


41. Fenilhidrazin
42. Hidrosilamin hidroklorida
43. Natrium asetat trihidrat
44. N-Heptaldehid/heptanal
45. N-Hexsan
C. Prosedur Kerja
1. Senyawa jenuh dan tak jenuh
a. Reaksi hidrokarbon dengan Brom

b. Reaksi hidrokarbon dengan larutan permanganat

2. Alkohol primer, sekunder dan tersier


a. Uji Kelarutan

b. Reaksi dengan Alkali

c. Reaksi dengan Natrium

d. Uji Lucas

e. Uji Bordwell-Wellman

f. Reaksi Fenol dengan Besi (III) Klorida (FeCl3)

3. Aldehid dan Keton


a. Uji Cermin Kaca Tollens

b. Uji Fehling dan Benedict

c. Uji Fenilhidrazin

d. Pembuatan Oksim

e. Kondensasi Aldol

Asisten

Yusyuliana

DOKUMENTASI

Makassar, 17 Mei 2016


Praktikan

Rabianti

1. Senyawa jenuh dan tak jenuh


a. Reaksi hidrokarbon dengan larutan permanganat

2. Alcohol primer, alcohol sekunder dan alcohol tersier


a. Uji kelarutan

b. Reaksi fenol dengan besi (III) klorida

3. Aldehid dan keton


a. Uji fehling A dan B

LITERATUR

Anda mungkin juga menyukai