Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

KARBOHIDRAT

DISUSUN OLEH :
NAMA : ANISA NURUL ISNAENI
NIM : L1C020029
KELAS : IKL-A

KEMETRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDRIMAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JURUSAN ILMU KELAUTAN
PURWOKERTO

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................ i


JUDUL .................................................................................................. 1
I. TUJUAN ...................................................................................... 1
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 1
III. PROSEDUR PERCOBAAN ....................................................... 3
3.1.Alat ......................................................................................... 3
3.2.Bahan ....................................................................................... 3
3.3.Cara Kerja................................................................................ 3
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................... 5
4.1.Data Pengamatan ..................................................................... 5
4.2.Data Perhitungan ..................................................................... 6
4.3.Pembahasan ............................................................................. 7
V. KESIMPULAN ............................................................................ 12
VI. Saran ............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 13
LAMPIRAN........................................................................................... 14

ii
KARBOHIDRAT
I. TUJUAN
1. Mengisolasi pati dari ubi kayu
2. Melakukan uji molisch dan uji iod terhadap pati yang diisolasi
3. Menentukan kadar pati dalam ubi kayu
4. Melakukan uji kualitatif gula pereduksi dari buah-buahan
II. TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat adalah salah satu molekul organik yang terdiri atas unsur
karbon (C), hidrogen (H), dan Oksigen (O) dengan rumus molekulnya adalah
(CnH2On). Karbohidrat dapat dengan mudah ditemukan di alam, yaitu di
tumbuhan dan hewan. Pada tumbuhan karbohidrat dapat ditemukan dari proses
fotosintesis yang menghasilkan glukosa dan oksigen. Karbohidrat memiliki fungsi
yang sangat luas. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi utama bagi
sebagian besar makhluk hidup, cadangan energi tubuh, dan komponen membran
sel yang berperan sebagai perantara berbagai komunikasi antar sel (Asmadi,
2008).
Secara struktural karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi
keton. Dapat disebut juga sebagai senyawa yang menghasilkan polihidroksi
aldehid atau polihidroksi keton pada produk hidrolisisnya. Molekul karbohidrat
dapat berikatan dengan molekul lain membentuk glycoconjugate. Glycoconjugate
merupakan turunan dari karbohidrat dimana satu atau lebih rantai karbhidrat yang
berikatan kovalen dengan peptida, protein, atau lipid. Turunan ini termasuk
proteolycan, peptidoglycan, glycoprotein, dan glycolipid yang merupakan
heteroglycan (Azhar, 2016).
Berdasarkan jumlah molekul penyusunnya karbohidrat terbagi menjadi
empat golongan, yaitu monoskarida, disakarida, oligoskarida, dan polisakarida.
Pada umumnya gula sederhana penyusun karbohidrat adalah glukosa, galaktosa,
dan fruktosa. Monosakarida merupakan bentuk karbohidrat yang paling sederhana
karena hanya memiliki satu molekul gula saja. Contoh dari monoskarida yang
paling dikenal orang banyak adalah glukosa. Disakarida merupakan jenis
karbohidrat yang tersusun atas dua molekul gula sederhana yang dihubungkan
dengan ikatan kovalen. Contoh dari disakarida yang paling dikenal orang banyak

1
2

adalah sukrosaatau gula pasir. Oligosakarida merupakan jenis karbohidrat yang


tersusun atas 3 – 10 molekul gula sederhana, contohnya adalah raffinosa dan
stakhiosa. Polisakarida merupakan jenis karbohidrat yang tersusun atas lebih dari
10 molekul gula sederhana. Polisakarida dengan mudah ditemukan pada tanaman
dan hewan, yaitu selulosa (tumbuhan) dan glikogen (hewan) (Lehninger,1982).
Salah satu bentuk dari oligosakarida adalah pati. Pati merupakan senyawa
cadangan yang ada pada tumbuhan terdiri atas beberapa unit glukosa. Pati terdiri
dari dua komponen homopolisakarida, yaitu amilosa dan amilopektin. Di dalam
tumbuhan tersusun atas 10-30% amilosa dan 70-90% amilopektin. Amilosa
mempunyai struktur rantai lurus yang terbentuk dari ikatan glikosidik 1-4 antara
α-D-glukosa. Amilosa dapat membentuk struktur heliks yang mana rata-rata
terdapat 8 molekul glukosa pada setiap putaran heliksnya. Amilosa memiliki sifat
yang sukar larut dalam airtetapi dapat membentuk suspensi miselar. Apabila
dianalisis menggunkan iodin,amilosa akan membentuk warna biru yang kompleks
(Yusuf, 2018).
Terdapat dua analisa glukosa, yaitu analisa kualitatif dan analisa
kuantitatif. Analisa kualitatif glukosa dilakukan dengan cara uji molisch, uji
barfoed, uji benedict, uji seliwanoff, dan uji iodin. Sedangkan analisa kuantitatf
dilakukan dengan metode luff schoorl. Uji molisch merupakan uji yang didasari
oleh reaksi karbohidrat oleh asam sulfat dan membentuk cincin furfural yang
berwarna ungu. Uji benedict mrupakan uji karbohidrat yang bertujuan untuk
mengetahui adanya gula pereduksi dengan menambahkan larutan pereaksi
benedict. Jika dalam larutan tersebut terdapat gula pereduksi maka akan timbul
endapan larutan berwarna merah bata akibat dari reaksi reduksi Cu2+ oleh gula
pereduksi menjadi Cu+. Uji iodin merupakan uji polisakarida dengan cara
penambahan larutan iodium yang kemudian akan membentuk kompleks adsorpsi
berwarna spesifik. Pati atau amilum dengan iodium akan menghasilkan warna
biru, dekstrin menghasilkan warna merah anggur, sedangkan glikogen dan
sebagian pati yang terhidrolisis akan membentuk warna merah (Suseno &
Roswiem, 2018).
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah pompa vacum, satu set
corong Buchner, blender, pisau, talenan, gelas beaker, gelas ukur, papan uji,
tabung reaksi, kain muslin, kertas saring, pipet tetes, kaca arloji, dan
penangas.
3.2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah ubi kayu, akuades,
etanol 95%, pereaksi Molisch, H2SO4 pekat, larutan iod encer, ekstrak
semangka, ekstrak jeruk, ekstrak pepaya, dan pereaksi Benedict.
3.3. Prosedur Percobaan
3.3.1. Isolasi Pati dari Ubi Kayu
1. Sebanyak 125 gram ubi kayu yang telah dicuci dan dipotong-
potong kemudian diblender dengan 100 mL air selama 1 menit.
2. Ubi yang telah lumat disaring dengan kain muslin dan dimasukan
ke dalam gelas beaker 500 mL. Cairan yang keruh dibiarkan
mengendap dan didekantasi selama 10 menit.
3. Endapan yang diperoleh ditambah 100 mL akuades lalu
diendapkan dandikentasi lagi selam 10 menit.
4. Setelah itu, endapan yang diperoleh ditambah 100 mL etanol 95%
sambil diaduk kemudian disaring dengan kertas saring (telah
ditimbang) pada corong Buchner dengan pompa vakum.
5. Pati yang diperoleh dikeringkan pada suhu kamar di atas kaca
arloji kemudian ditimbang.
6. Pati yang diperoleh selanjutnya dilarutkan ke dalam akuades 10
mL kemudian dilakukan uji molisch dan uji iod.
a. Uji Molisch
1. Sebanyak 5 mL larutan pati dimasukkan ke dalam tabung
reaksi kemudian larutan ditambahkan dengan dua tetes
pereaksi molisch. Kedua larutan tersebut dicampur sampai
rata

3
4

2. Setelah tercampur rata larutan ditambahkan 3 mL asam sulfat


pekat perlahan-lahan melalui dinding tabung.
b. Uji Iod
1. Sedikit tepung pati dimasukkan ke dalam papan uji lalu
ditambahkan satu tetes larutan iod encer dan dicampurkan
dengan rata. Kemudian diperhatikn perubahan warna yang
terjadi
3.3.2. Uji Kualitatif Gula Pereduksi dari Buah-Buahan
1. Sebanyak 0,5 mL pereaksi Bencedict dimasukkan ke dalam
masing-masing tabung reaksi
2. Sebanyak 1 mL cairan buah yang diuji ditambahkan ke dalam
masing-masing tabung reaksi
3. Kemudian dipanaskan di dalam air mendidih selama 10 menit
4. Perubahan warna diamati dan dibandingkan kecepatan perubahan
warnanya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Pengamatan
4.1.1. Isolasi Pati dari Ubi Kayu
Perlakuan Pengamatan
- Ubi kayu yang tela dicuci dipotong- - Sebanyak 125 gram
potong kemudian diblender dengan 100
mL air selama 1 menit
- Disaring dengan kain muslin dan - Diendapkan dan didekantasi
dimasukkan ke gelas beaker
- Endapan ditambah 100 mL air lagi - Diendapkan dan didekantasi
selama 10 menit
- Endapan yang diperoleh ditambah - Bobot kertas saring = 0,5850 gram
dengan 50 mL etanol 95% diaduk,
disaring dengan kertas saring yang telah
ditimbang terlebih dahulu, pada cororng
Buchner dengan pompa vakum
- Pati yang diperoleh dikeringkan pada - Bobot kertas saring + kaca arloji +
suhu kamar di atas kaca arloji yang telah pati = 25,5850 gram
ditetapkan bobotnya, kemudian
ditimbang
- Pati dilarutkan dengan akuades - Sebanyak 10 mL
a. Uji Molisch
Perlakuan Pengamatan
- Sebanyak 5 mL larutan pati dimasukkan - Larutan berwarna putih
ke dalam tabung reaksi
- Ditambahkan dua tetes pereaksi Molisch - Larutan berwarna putih
dan dicampur sampai merata
- Ditambahkan 3 mL asam sulfat pekat - Terdapat warna ungu pada batas
melalui dinding tabung kedua cairan

5
6

b. Uji Iod
Perlakuan Pengamatan
- Sedikit tepung pati dimasukkan ke dalam - Berwarna putih
papan uji
- Ditambahkan satu tetes larutan iod encer
dan dicampurkan dengan rata
- Diperhatikan warna yang terjadi - Berubah warna menjadi biru
4.1.2. Uji kualitatif Gula Pereduksi dari Buah-buahan
Perlakuan Pengamatan
- Pereaksi Benedict dimasukkan ke dalam - Larutan berwarna biru
masing-masing tabung reaksi
- Cairan buah yang diuji ditambahkan ke - Berubah warna menjadi biru
dalam masing-masing tabung reaksi kehijauan
- Tabung reaksi yang sudah berisi larutan - Berubah menjadi warna merah bata
dipanaskan ke dalam air mendidih selama
10 menit
- Perubahan warna dan kecepatannya - Terdapat endapan berwarna merah
diamati bata dengan urutan perubahan
kecepatan, yaitu pepaya-semangka-
jeruk

4.2. Data Perhitungan


Pengamatan Hasil
Massa kertas saring 0,5850 gram
Masa kertas saring + kaca arloji + pati 25,5850 gram
Massa Pati = (Masa kertas saring + kaca arloji + pati) - (Massa kertas saring)

= 25,5850 – 0,5850
= 25 gram
massa pati yang diperoleh 25 gram
%𝐏𝐚𝐭𝐢 = × 100% = × 100% = 20%
massa ubi yang digunakan 125 gram
Jadi, Presentase kandungan pati dalam ubi kayu adalah 20%.
7

4.3. Pembahasan
Karbohidrat atau sakarida (dalam bahasa Yunani: sakcharon yang
artinya gula) merupakan komponen penting bagi semua organisme hidup.
Nama karbohidrat berasal dari “hydrate of carbon” yang merujuk ke rumus
empirisnya, yaitu (CH2O)n dimana n adalah 3 atau lebih besar.
Padaumumnya nilai n adalah 5 atau 6 tetapi dapat mencapai 9. Karbohidrat
adalah komponen molekl biologi yang paling melimpah di bumi.
Karbohidrat dapat disintesis oleh semua organisme namun kebanyakn
karbohidrat dihasilkan oleh organisme fotosintetik, yaitu beberapa bakteri
tertentu,alga, dantumbuhan. Organisme-organisme tersebut merubah energi
cahaya matahari menjadi energi kimia yang kemudian akan digunakan
untuk membuat karbohidrat dari karbon dioksida (CO2). Polimer
karbohidrat yang ada pada binatang dan tumbuhan bertindak sebagai
molekul penyimpanan energi (Azhar, 2016).
Pati merupakan karbohidrat yang dihasilkan oleh tumbuhan dan
menjadi sumber makanan bagi makhluk hidup heterotrof. Pati adalah
polimer glukosa yang merupakan penyimpan residu glukosa untuk
menghasilkan energi. polisakarida ini berada di dalam sitosol sel sebagai
granula. Molekul pati adalah molekul penyerap air yang luar biasa karena
memiliki banyak gugus hidroksil yang menyediakan ikatan hidrogen dengan
air. Tumbuhan menyimpan pati di dalam selnya dalam bentuk umbi-
umbian, seperti pada kentang, pada bijinya seperti pada biji gandum, biji
jagung, dan beras. Pati di dalam sel-sel tumbuhan sebagai campuran
polisakarida amilosa dan milopektin. Amilosa dan amilopektin akan
membentuk struktur yang kompleks yang disebut butir pati atau granula
pati. Granula pati merupakan struktur yang kompleks semikristalin.
Amilopektin adalah komponen utama granula pati dengan rata-rata 75%
dari massa granulanya (Azhar, 2016).
Gula pereduksi merupakan golongan gula atau karbohidrat yang dapat
mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron. Contohnya adalah glukosa
dan fruktosa. Ujung dari gula pereduksi adalah ujung yang mengandung
8

gugus aldehida atau keton. Senyawa yang mengoksidasi atau bersifat


reduktor adalah logam-logam oksidator seperti Cu2+. Gula pereduksi adalah
semua golongan karbohidrat monosakarida (glukosa, fruktosa, dan
galaktosa) dan disakarida (laktosa dan maltosa) kecuali sukrosa dan pati
(polisakarida) (Almatsier, 2004).
Terdapat tiga uji yang dilakukan pada praktikum ini, yaitu uji molisch,
uji iod, dan uji benedict. Uji molisch merupakan uji yang didasari oleh
reaksi karbohidrat oleh asam sulfat dan membentuk cinicn furfural atau
hidroksi metal furfural yang berwarna ungu. Uji molisch dilakukan untuk
mengetahui adanya kandungan gelatin dan juga karbohidrat yang
terkandung dala suatu larutan (Suseno & Roswiem, 2018). Uji iod
merupakan uji yang digunakan untukmembedakan polisakarida dari
disakarida dan monosakarida. Pada prinsipnya uji iod ini, yaitu menguji
reaksi karbohidrat golongan polisakarida dengan larutan iodin sehingga
menghasilkan warna spesifik yang bergantung pada jenis karbohidratnya
(Mustakin dan Tahir. 2019). Uji benedict merupakan uji yang dilakukan
untuk mengetahui adanya gula pereduksi seperti glukosa. Jika dalam larutan
tersebut terdapat gulapereduksi maka akan timbul endapan larutan berwarna
merah bata akibat dari reaksi reduksi Cu2+ oleh gula pereduksi menjadi Cu+
(Hermanto et al., 2020).
Sebelum melakukan uji molisch dan uji iod dilakukan isolasi pati dari
ubi kayu. Langkah pertama yang dilakukan adalah sebanyak 125 gram ubi
kayu yang telah dicuci dan dipotong-potong kemudian diblender dengan
100 mL air selama 1 menit. Ubi yang telah lumat disaring dengan kain
muslin dan dimasukan ke dalam gelas beaker 500 mL. Cairan yang keruh
dibiarkan mengendap dan didekantasi selama 10 menit. Endapan yang
diperoleh ditambah 100 mL akuades lalu diendapkan dandikentasi lagi
selam 10 menit. Setelah itu, endapan yang diperoleh ditambah 100 mL
etanol 95% sambil diaduk kemudian disaring dengan kertas saring yang
telah ditimbang yaitu diperoleh bobotnya 0,5850 gram, pada corong
Buchner dengan pompa vakum. Pati yang diperoleh dikeringkan pada suhu
kamar di atas kaca arloji kemudian ditimbang. Bobot dari kertas saring, kaca
9

arloji, dan pati diperoleh sebesar 25,5850 gram. Pati yang diperoleh
selanjutnya dilarutkan ke dalam akuades 10 mL kemudian dilakukan uji
molisch dan uji iod.
Setelah itu dilakukan uji molisch. Langkah pertama, yaitu sebanyak 5
mL larutan pati dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian larutan
ditambahkan dengan dua tetes pereaksi molisch. Kedua larutan tersebut
dicampur sampai rata. Setelah tercampur rata larutan ditambahkan 3 mL
asam sulfat pekat perlahan-lahan melalui dinding tabung. Penambahan asam
sulfat pekat ini bertujuan untuk kondesing agent dan pembentuk senyawa
mutufufural sehingga terbentuk rantai karbon yang semakin pendek. Dapat
terlihat bahwa larutan pati yang awalnya berwarna putih ini menghasilkan
warna ungu pada bagian batas ke dua cairan. Hasil ini sesuai dengan refrensi
dari Dasyanti (2013), yang mengatakan bahwa adanya cincin ungu
menunjukkan indikator adanya kandungan karbohidrat dalam sampel.

Gambar 1. Hasil Uji Molisch


Selanjutya dilakukan uji iod, langkah pertama yang dilakukan, yaitu
Sedikit tepung pati dimasukkan ke dalam papan uji lalu ditambahkan satu
tetes larutan iod encer dan dicampurkan dengan rata. Kemudian diperhatikn
perubahan warna yang terjadi. Diperoleh bahwa tepung pati berubah warna
menjadi biru. Hasil ini sesuai dengan refrensi dari Mustakin et al. (2019)
yang menyatakan bahwa amilum atau pati yang bereaksi dengan iodin akan
membentuk warna biru. Perubahan ini terjadi karena adanya bentuk rantai
heliks yang menyebabkan pati membentuk kompleks dengan molekul iodin
yang dapat masuk ke spiralnya sehingga larutan akan berubah menjadi
warna biru (Fessenden, 1979).
10

Gambar 2. Hasil Uji Iod


Percobaan selanjutnya adalah uji kualitatif gula pereduksi dari buah-
buahan melalui uji benedict. Langkah pertama yang dilakukan, yaitu
sebanyak 0,5 mL pereaksi Bencedict dimasukkan ke dalam masing-masing
tabung reaksi. Dapat dilihat bahwa cairan di dalam tabung reaksi adalah
berwarna biru. Selanjutnya sebanyak 1 mL cairan buah yang diuji
ditambahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi. Perubahan warna
menjadi biru kehijauan. Kemudian dipanaskan di dalam air mendidih
selama 10 menit. Hasil dari warna larutan adalah merah bata. Hasil ini sesuai
dengan refrensi dari Fessenden (1979) yang menyatakan bahwa sampel
menunjukkan hasil positif apabila larutan berubah warna dari biru menjadi
orange dengan endapan merah bata. Adanya endapan merah bata ini
diakibatkan oleh terbentuknya Cu2O dimana ion Cu2+ direduksi menjadi
Cu+. Hasil pengamatan dari kecepatan perubahan warna dari ketiga cairan
buah adalah pepaya, semangka, dan jeruk. Perbedaan kecepatan perubahan
warna ini disebabkan oleh perbedaan kandungan gula pereduksi yang ada
pada masing-masing sampel cairan buah. Semakin banyak konsentrasi gula
pereduksi pada sampel maka akan semakin cepat terjadinya perubahan
warna ketika ditambahkan pereaksi benedict. Hal ini juga diikuti dengan
semaki gelap warna larutannya maka menunjukkan semakin tinggi
konsentrasi gula pereduksi yang terkandung di dalamnya (Fitri dan Fitriana,
2020). Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pepaya memiliki
konsentrasi gula pereduksi yang paling tinggi dibandingkan semangka dan
jeruk.
11

Gambar 3. Hasil Uji Benedict


V. KESIMPULAN
1. Mengisolasi pati dari ubu kayu dapat dilakukan dan diperoleh hasil massa pati
dari ubu kayi adalah sebesar 25 gram.
2. Uji molisch yang telah dilakukan menghasilkan warna ungu pada batas di
kedua cairan dan ini menunjukkan hasil postif bahwa pati mengandung
karbohidrat. Uji iod yang telah dilakukan menghasilkan warna biru pada
larutan yang menunjukkan hasil positif bahwa pati mengandung amilum atau
karbohidrat
3. Kadar pati yang terdapat dalam ubi kayu adalah sebesar 0,2 gram atau 20%.
4. Uji kualitatif gula pereduksi dari ketiga cairan buah-buahan menggunakan uji
benedict menghasilkan warna merah bata menunjuukan hasil postif bahwa di
dalam ketiga sampel tersebut terkandung gula pereduksi. Perubahan kecepatan
warna dari ketiga sampel tersebut diawali dengan yang tercepat adalah pepaya,
semangkan, dan jeruk.

VI. SARAN
Saran yang dapat diberikan dari praktikum acara 1 ini untuk acara
selanjutnya adalah sebaiknya dalam pelaksanaan proses video lebih diperlihatkan
dengan jelas hasil dari reaksinya dan diberi tanda atau labeling pada sampel yang
sedang diuji agar praktikan lebih tahu mana sampel a mana sampel b. Selain itu,
perlunya penggunaan power point agar tidak membuat bingung praktikan saat
asisten menjelaskan. Praktikan juga diharapkan untuk lebih memerhatikan
penyampain informasi yang disampaikan oleh asisten agar tidak terjadi kesalahan
pemahaman dalam mencerna informasi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jakarta: Salemba Medika

Azhar, Minda. Biomolekul Sel Karbohidrat Protein Enzim. Padang: UNP Press.

Dasyanti, N. 2013. Metode Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Karbohidrat. Denpasar:


Kementrian Kesehatan Republik Indoneisa, Politeknik Kesehatan

Fessenden, R. 1979. Organic Chemistry. United State of America: PWS Publishers.

Fitri, A. S. dan Fitriana, Y. A. 2020. Analisis Senyawa Kimia Pada Karbohidrat. Sainteks,
17(1): 45-52.

Hermanto, D., Sanjaya, R. K. dan Ismillayli, N. 2020. Sensor Optode Glukosa yang
Sensitif dan Sederhana Berbasis Imobilisasi Benedict Pada Membran Nata
Selulosa. Jurnal Pijar Mipa, 15(4): 404-407.

Lehninger, Albert L. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Mustakin, F. dan Tahir, M. M. 2019. Analisis Kandungan Glikogen Pada Hati Otot dan
Otak Hewan. Jurnal Canrea, 2(2): 75-80.

Suseno, D. dan Roswiem, A. P. 2018. Isolasi dan Identifikasi pada Sediaan Obat Tablet
yang Tidak Berbahan Aktif Protein. Jurnal EnviScience, 2(2): 85-90.

Yusuf, Yusnidar. 2018. Modul Sederhana dan Ilmiah untuk Belajar Kimia Pangan dan
Gizi. Jakarta: EduCenter Indonesia.

13
LAMPIRAN

A. Skema Kerja
1. Isolasi Pati dari Ubi Kayu

125 gram ubi kayu

- dicuci, dipotong-potong kemudian diblender dengan 100 mL air


selama 1 menit
- disaring dengan kain muslin, dimasukkan ke dalam gelas beaker
- dibiarkan mengendap cairan yang keruh dan didekantasi
- ditambah 100 mL aor pada endapan, diendapkan lagi dan
didekantasi selama 10 menit
- ditambah dengan 50 mL etanol 95% pada hasil endapan
sebelumnya sambil diaduk
- disaring dengan kertas saring yang telah ditimbang terlebih dahulu
pada corong Buchner dengan pompa vakum
- dikeringkan pati pada suhu kamar di atas kaca arloji yang sudah
ditetapkan bobotnya kemudian ditimbang
- diuji molisch dan uji iod terhadap pati yang diperoleh dan dilarutkan
dengan akuades 10 mL
Hasil

a. Uji Molisch
5 mL larutan pati

- dimasukkan ke dalam tabung reaksi


- ditambahkan dua tetes pereaksi Molisch
- dicampur sampai merata
- ditambahkan perlahan-lahan melalui dinding tabung sebanyak 3 mL
asam sulfat pekat
- diperhatikan warna yang diperoleh
Hasil

14
15

b. Uji Iod
Sedikit tepung pati

- dimasukkanke dalam papan uji


- ditambahkan satu tetes larutaniod encer
- dicampur sampai merata
- diperhatikan perubahan warna

Hasil

2. Uji Kualitatif Gula Pereduksi dari Buah-buahan


0,5 mL pereaksi Benedict

- dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi


- ditambahkan 1 mL cairan buah yang diuji ke dalam masing-masing
tabung reaksi
- dipanaskan dalam air mendidih selama 10 menit
- diamati dan dibandingkan kecepatan perubahannya
Hasil

B. Tugas
1. Hitunglah % kandungan pati dalam umbi ubi kayu
Jawab:
Pengamatan Hasil
Massa kertas saring 0,5850 gram
Masa kertas saring + kaca arloji + pati 25,5850 gram
Massa Pati = (Masa kertas saring + kaca arloji + pati) - (Massa kertas saring)

= 25,5850 – 0,5850
= 25 gram
massa pati yang diperoleh 25 gram
%𝐏𝐚𝐭𝐢 = × 100% = × 100% = 20%
massa ubi yang digunakan 125 gram
Jadi, Presentase kandungan pati dalam ubi kayu adalah 20%.
16

2. Apakah pati menunjukkan hasil positif terhadap uji Molisch dan uji Iod? Apa
artinya?
Jawab:
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pati menunjukkan hasi positif
terhadap uji molisch. Hal ini ditandai dengan adanya warna ungu yang
berbentuk cincin furfural diantar kedua batas larutan sampel. Hasil ini
menujukkan bahwa pati mengandung karbohidrat. Uji iod yang telah
dilakukan menghasilkan warna biru pada larutan yang menunjukkan hasil
positif bahwa pati mengandung amilum atau karbohidrat.

Anda mungkin juga menyukai