ENZIM
Kelompok 3
DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PENDAHULUAN
Enzim adalah biomolekul yang berupa protein. Enzim terdiri dari satu atau
lebih rantai polipeptida. Enzim berfungsi mengubah senyawa dan mempercepat
proses reaksi dengan mengubah molekul awal yang dikenali dan diikat secara
spesifik oleh enzim (substrat) menjadi molekul lain (produk). Kemampuan enzim
untuk mengaktifkan senyawa lain dengan cara spesifik disebut dengan
biokatalisator.Ikatan enzim dengan substrat adalah sebuah ikatan yang spesifik, jadi
hanya enzim-enzim tertentu yang dapat mengikat substrat tertentu. Setelah itu barulah
substrat tersebut aktif dan barulah terbentuk perubahan kimiawi.
Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk
menghasilkan senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang
membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi
karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih
lama. Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim
hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan
perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap Kerja enzim dipengaruhi oleh
beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor.
Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-
beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu
dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja
secara optimalatau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan
menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi
oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim,
sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim.
Ada enam kelas utama enzim menurut IUBMB: Oksidoreduktase Kelas enzim
yang mengkatalisis reaksi oksidasi reduksi atau enzim untuk proses oksidasi biologis,
TransferaseKelas enzim yang mengkatalisis transfer gugus fungsional tetapi bukan
hidrogen antara sepasang substrat, HidrolaseKelas enzim yang mengkatalisis
hidrolisis ikatan ester, eter peptida, glikosil, asam anhidrida, C-C, C-Halida atau P-N.
LiaseKelas enzim yang mengkatalisis pemutusan gugusan dari suatu substrat oleh
mekanisme yang lain dari hidrolisis. Pada golongan terbentuk ikatan rangkap.
Isomerase Kelas enzim yang mengkatalisis interkonversi dari isomer-isomer optik,
geometrik maupun positional atau mengkatalisis penyusunan kembali intramolekuler.
LigaseKelas enzim yang mengkatalisis penggabungan 2 senyawa yang dikaitkan
dengan pemutusan ikatan pirofosfat pada ATP atau senyawa sejenis.
Amilase adalah enzim yang memecah pati, mengubahnya menjadi gula. Ada dua
jenis utama: alpha dan beta. Alpha-amilase ditemukan dalam air liur manusia, di
mana ia memulai proses kimia dalam pencernaan dengan hidrolisis pati. Alpha-
amilase juga ditemukan dalam pankreas. Beta-amilase ditemukan dalam biji beberapa
tanaman, serta bakteri, ragi, dan jamur. Amilase juga ditemukan pada hewan lain
yang menggunakannya untuk membantu proses pencernaan. Kelenjar
liur atau kelenjar ludah pada mamalia adalah kelenjar eksokrin, yaitu kelenjar yang
mempunyai saluran sendiri, yang memproduksi air liur. Kelenjar ini juga menyekresi
amilase, enzim yang memecah karbohidrat menjadi maltosa. Kelenjar air liur adalah
kelenjar parotis, submandibula, sublingua, dan liur minor. Pada hewan, air
liur dihasilkan dan disekresikan dari kelenjar ludah. Adapun kandungannya adalah:
Elektrolit: (2-21 mmol/L natrium, 10-36 mmol/L kalium, 1,2-2,8 mmol/L kalsium,
0,08-0,5 mmol/L magnesium, 5-40 mmol/L klorida, 2-13 mmol/L bikarbonat, 1,4-39
mmol/L fosfat). Mukosa, yang terutama mengandung mukopolisakarida dan
glikoprotein; Senyawaan antibakteri (tiosianat, hidrogen peroksida, dan
immunoglobulin A). Beberapa macam enzim, di antaranya alfa-
amilase (EC3.2.1.1), lisozim (EC3.2.1.17), dan lingual lipase (EC3.1.1.3).
Praktikum ini bertujuan menentukan sifat dan struktur air liur serta sifat dan
susunan getah lambung.
METODE
Prosedur Percobaan
Lakmus Merah
FF Biru
MO Merah
Uji Klorida +
Uji Sulfat +
Uji Fosfat +
Benedict merupakan campuran dari 17,3 gram kupri sulfat, 173 gram natrium
sitrat, dan 100 gram natrium karbonat dalam 10 gram air. Pemanasan karbohidrat
pereduksi dengan pereaksi Benedict menimbulkan perubahan warna dari biru, hijau,
kuning, kemerah-merahan, dan akhirnya membentuk endapan merah bata kupro
oksida jika konsentrasi karbohidrat pereduksi cukup tinggi (Sumardjo 2009).
Molekul pati mempunyai struktur tiga dimensi berupa spiral, dalam struktur
ini molekul pati dapat mengikat molekul iodium secara fisik, dengan cara
menempatkan iodium tersebut ke dalam spiral, sehingga kompleks tersebut berwarna
biru. Bila larutan dipanaskan, struktur spiral akan hilang sehingga molekul pati tidak
dapat mengikat iodium (Almatsier 2010).
Enzim yang terdapat di dalam tubuh manusia mempunyai suhu optimum
sekitar 370C. Di bawah atau di atas suhu optimum, aktivitas enzim menurun. Pada
suhu mendekati nol, enzim menjadi tidak aktif, tetapi secara stuktural enzim tersebut
tidak rusak. Jika suhu dinaikan aktivitas enzim kembali meningkat. Namun demikian
kenaikan suhu yang cukup besar dapat menyebabkan enzim mengalami denaturasi
sehingga aktivitas katalitiknya hilang (Pratama et al. 2012).
Pengaruh suhu terhadap aktivitas amilase air liur dilakukan untuk menentukan
seberapa besar suhu ketika enzim amilase masih dapat menghidrolisis pati. Enzim
amilase dapat menghidrolisis pati menjadi maltosa kemudian hidrolisis akhir maltosa
menjadi glukosa (Hastuti et al. 2012).
Uji iod pada tabel 2 menunjukkan hasil negatif untuk semua suhu, hal ini
menunjukkan bahwa pati tidak terdapat pada larutan tersebut. Hasil uji iod
menunjukkan enzim amilase bekerja pada ke-4 suhu yang diujikan. Hasil ini tidak
sesuai dengan literatur karena seharusnya pada suhu 100C dan 1000C enzim tidak
aktif. Uji benedict pada tabel 2 menunjukkan hasil negatif untuk suhu 100C, 250C,
dan 370C sedangkan pada 1000C menunjukkan hasil postif. Hal tersebut
menunjukkan bahwa terdapat gula pereduksi pada larutan yang berada pada suhu
1000C. Jika enzim amilase bekerja, pati akan terhidrolisis menjadi glukosa yang
merupakan gula pereduksi, sehingga seharusnya larutan yang menunjukkan hasil
positif adalah larutan yang diletakkan pada suhu 250C dan 370C (Azhar 2016).
`
(a) (b) (c) (d)
Gambar 4 Uji Benedict pH (a)1 (b)5 (c)7 (d)9
(a) (b)
Gambar 5 (a) Uji iod (b) Uji Benedict menit ke-
(a) (b)
Gambar 6 (a)Uji Iod (b) Uji Benedict pada menit ke-
Kemampuan hidrolisis enzim amilase pada pati mentah lebih lambat karena pati
mentah memiliki ikatan antar struktur yang lebih kuat dibandingkan dengan pati
matang, sehingga enzim amilase memerlukan waktu yang lebih lama untuk
menghidrolisis pati mentah (Nisa et al. 2013).
Titik saat campuran tidak memberi warna lagi disebut titik akromatik. Warna
jernih terbentuk karena amilum berikatan dengan iod sehingga warna ungu telah
mengalami proses hidrolisis menjadi maltosa dan dekstrin yang tidak memberikan
warna apabila berada dalam larutan iodium (Pratama et al. 2012). Titik akromatik
pati matang berada pada menit ke-12 sedangkan pati mentah menunjukkan titik
akromatik pada menit ke-10. Hal ini tidak sesuai dengan literatur karena seharusnya
pati mentah membutuhkan waktu yang lebih lama untuk terhidrolisis dibandingkan
dengan pati matang. Kesalahan-kesalahan yang terjadi pada praktikum ini bisa terjadi
karena praktikan yang kurang cermat ketika melakukan praktikum atau bahan
percobaan yang digunakan sudah terkontaminasi zat lain.
Salah satu manfaat uji enzim adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas
enzim lipoprotein lipase (LPL) dan perbaikan histopatologis hati terhadap pemberian
ekstrak etanol sarang semut pada tikus yang mengalami hiperkolesterolemia
(Roslizawaty et al. 2016).
SIMPULAN
Air liur mengandung enzim amilase, kerja enzim amilase tersebut sangat spesifik
terbukti dengan tidak adanya reaksi pada penambahan HCl dan pemanasan.
Berdasarkan uji lakmus FF dan metil jingga, air liur memiliki pH asam. Air liur tidak
mengandung protein berdasarkan uji Biuret. Hasil positif pada uji Molisch
disebabkan adanya sisa makanan pada air liur probandus. Uji klorida, sulfat, fosfat,
dan musin menunjukkan reaksi yang positif. Di dalam mulut, enzim yang bekerja
adalah enzim amilase. Enzim amilase pada keadaan netral mengubah amilum menjadi
glukosa dan maltosa. Enzim ini dapat bekerja optimum pada suhu 30-40oC dan pH
6,8-7,0.
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti F. 2011. Aplikasi kertas lakmus merah sebagai sensor kesegaran daging
sapi pada kemasan pintar [skripsi]. Jember(ID): Universitas Jember.
Day RA dan Underwood AL. 2002. Analisis Kimia Kualitatif. Jakarta(ID): Erlangga.