ASISTEN DOSEN
DISUSUN OLEH
Dini Maulani
1911111320042
2020
1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
akhir praktikum yang berjudul “pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim amilase”
dengan baik. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Kak Ema Fitriana selaku
asisten dosen yang membimbing dalam praktikum biokimia. Serta kepada semua
pihak yang telah mendukung dalam proses terciptanya laporan akhir praktikum ini.
laporan akhir praktikum ini. Oleh sebab itu, saya mengharapkan masukan-masukan
dan kritik yang membangun sebagai bahan evaluasi guna memperbaiki laporan
praktikum ini.
Penyusun
1i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL……….…………………………………………….…….i
KATA PENGANTAR………….……………………………………………..…ii
DAFTAR ISI…………………….……………………………………………....iii
BAB I PENDAHULUAN………..………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN……….………………………………………….…….2
3.1 Kesimpulan…………………………..………………………...…….......7
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
sel hidup dikarenakan adanya enzim yang bersifat sebagai katalisator yaitu zat-zat
yang dapat mempercepat reaksi tetapi zat itu sendiri tidak ikut bereaksi. Enzim
terbagi menjadi dua tipe yaitu: enzim ekstraseluler atau eksoenzim (berfungsi di
luar sel) dan enzim intraseluler atau endoenzim (berfungsi dalam sel). Salah satu
enzim ekstaseluler adalah enzim amilase yang dapat menguraikan pati menjadi
unit-unit gula yang lebih kecil.21 Enzim adalah katalis dalam reaksi biokimia yang,
Kegunaan utama enzim bagi organisme adalah sebagai katalis hayati. Katalis
tanpa enzim itu sendiri terkonsumsi atau berubah setelah reaksi selesai.21 Enzim
mengendalikan reaksi kimia yang merupakan kunci bagi proses kehidupan, dan
antara siklus reaksi yang relevan.¹⁸ Enzim memegang peran penting dalam
kehidupan manusia salah satunya adalah enzim amilase. Enzim amilase banyak
dimanfaatkan dalam bidang industri tekstil, industry makanan, deterjen dan industri
kertas. Selain itu, enzim ini juga di gunakan dalam pengujian limbah cair yang
mengandung amilum.
1
BAB II
PEMBAHASAN
dengan cara menghidrolisis ikatan glikosidik α-1,4 atau ikatan glikosidik α-1,6.
Enzim amilase tidak dapat bekerja dengan baik dalam memecah amilum jika
nzim amilase. Semua enzim bekerja dalam rentang suhu tertentu pada tiap jenis
organisme. Amilase adalah enzim penting dan sangat diperlukan yang memainkan
peran penting dalam bidang bioteknologi.⁸ Enzim saliva adalah struktur penting
dalam rongga mulut.¹⁴ Salivary a-amylase (SA) adalah enzim pencernaan utama di
air liur manusia.¹⁹ A-amilase saliva manusia adalah enzim yang paling melimpah
di rongga mulut manusia di mana ia memainkan peran kunci dalam hidrolisis ikatan
glikosidik a1,4 dalam pati makanan.³ Saliva α-amilase dan peroksidase diukur
dengan metode kolorimetri.¹ Enzim bereaksi pada suhu 37°C.² Suhu optimal
umum akan meningkatkan kecepatan reaksi kimia enzim, tetapi kenaikan suhu yang
struktur protein enzim, terutama kerusakan pada ikatan ion dan ikatan hidrogennya.
Sifat-sifat katalitik dari enzim yaitu enzim mampu meningkatkan laju reaksi pada
2
kondisi biasa (fisiologik) dari tekanan, suhu, dan pH. Enzim mempunyai
setelah bercampur dengan enzim) dan jenis reaksi yang dikatalisis. Sebagian besar
enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada
satu macam senyawa atau reaksi kimia. Enzim memberikan peningkatan laju reaksi
yang tinggi dibanding dengan katalis biasa. amilase disekresi oleh saliva kelenjar,
perut karena lingkungan yang sangat asam.¹³ Saliva adalah cairan esensial untuk
pemeliharaan dan fungsionalitas rongga mulut. Enzim pencernaan dalam air liur
memulai proses pencernaan, dan pada saat yang sama, air liur bertindak sebagai
Saliva berperan penting dalam menjaga kesehatan mulut; Namun, sekresi saliva
dan konstituennya berubah seiring bertambahnya usia.20 Ada tiga pasang kelenjar
saliva besar dan ratusan kelenjar kecil (minor); kelenjar utama adalah parotid
bawah rahang), dan kelenjar sublingual (terletak di bawah lidah).¹² Saliva adalah
sekresi eksokrin yang terdiri dari 99% air dan 1% senyawa organik dan anorganik.5
Air liur adalah cairan tubuh yang sangat menarik untuk diagnosis penyakit karena
berbagai alasan yaitu pengumpulan air liur biasanya ekonomis, aman, mudah dan
sampel berbasis rumah); itu dianggap sebagai proses yang dapat diterima dan non-
invasif oleh pasien karena tidak menimbulkan rasa sakit (dan dapat dengan mudah
dikumpulkan untuk pasien dalam kisaran usia anak).16 Efek saliva pada amilase
3
pada penipisan pati makanan menebal telah lama dicatat dalam literatur. Krim dan
ketebalan produk makanan dipengaruhi oleh pemecahan pati oleh amilase saliva
dan ini mempengaruhi persepsi konsumen dan penerimaan makanan.6 Stres yang
berbagai penanda biologis dalam air liur.4 Pati adalah polimer glukosa bercabang
kompleks, terutama terdiri dari amilosa dan amilopektin.⁷ Persepsi rasa manis
terkait pati memainkan peran penting sebagai bagian dari mekanisme penginderaan
gizi makanan di rongga mulut.¹¹ Hidrolisis enzimatik pati berdampak pada respons
glukosa darah.¹⁵
Alat yang digunakan meliputi plat tetes, pipet tetes, beaker glass, dan stop
watch. Sementara itu bahan yang digunakan adalah saliva, amilum, iodium, buffer
pH 7,0. Cara pengumpulan saliva yaitu dengan cara probandus berkumur dengan
menggunakan aquadest, setelah itu dikeluarkan saliva dan tempatkan pada gelas
beaker. Mengetahui pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim amylase saliva dengan
buah Erlenmeyer dan memberi tanda (A) untuk suhu 27°C, (B) untuk suhu 37°C.
menempatkannya pada plat tetes. Menambahkan 1 tetes larutan iod pada larutan
4
yang ada di plat, mengamati perubahan warna yang terjadi. Jika warna larutan
masih biru, ulangi langkah sebelumnya yaitu meneteskan 2 tetes larutan pada plat
tetes yang lain ditambahkan 1 tetes larutan iod. Ulangi cara tersebut setiap menit
sampai warna biru berubah menjadi coklat (warna larutan iodium). Iodium adalah
matikan stopwatch dan catat waktu yang diperlukan (dalam menit). Jika sudah lebih
dari 30 menit larutan tetap biru, percobaan dihentikan. Aktivitas amilase saliva
Pada temperatur 27°C terjadi perubahan warna, dari warna biru menjadi
5 𝑚𝐿
warna coklat setelah di berikan larutan iodium ke sampel saliva. Perhitungan : 1 𝑚𝐿
5
30 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
x = 12,5 unit. Jadi, banyaknya milligram amilum yang di pecah
12 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
oleh 1 mL cairan (saliva) selama 30 menit pada suhu 27°C adalah 12,5 unit.
5 𝑚𝑙 30 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Perhitungan : 1 𝑚𝑙 x = 75 unit. Jadi, banyaknya milligram amilum yang di
2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
pecah oleh 1 mL cairan (saliva) selama 30 menit pada suhu 37°C adalah 75 unit.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
meningkatkan kecepatan reaksi kimia. Pada praktikum ini kecepatan reaksi yang
dikatalisis enzim dipengaruhi oleh factor suhu. Di luar suhu optimum aktivitas
enzim menjadi tidak maksimal. Bila suhu terlalu rendah, enzim menjadi tidak aktif,
sedangkan bila suhu terlalu tinggi, dimana benturan yang terjadi semakin banyak
maka struktur tiga dimensi dari enzim akan mengalami denaturasi, atau dapat
7
DAFTAR PUSTAKA
1. Saleem MA, et al. Relation between Salivary Amylase and BMI in Children
;6: 1906.
2. Lehoczki G, et al. Simple ITC method for activity and inhibition studies on
2020; 8: e8366.
48: 288.
7. Yu W, et al. Using starch molecular fine structure to understand
14: 1.
12. Vila T, et al. The power of saliva: Antimicrobial and beyond. PLOS
13. Majeed M, et al. Standardized Emblica officinalis fruit extract inhibited the
180901.
19. Vuletić L, et al. The rise in glucose concentration in saliva samples mixed