BIOKIMIA
18 SEPTEMBER 2022
Kelompok : 2
2022
I. TUJUAN
1. Mengetahui aktivitas enzim amilase pada saliva.
2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi percepatan
reaksi oleh enzim amilase pada saliva.
Gambar 3.1 Infografis Alat yang Digunakan dalam Uji Aktivitas Enzim
Amilase
Gambar 3.2 Infografis Bahan yang Digunakan dalam Uji Aktivitas Enzim
Amilase
IV. CARA KERJA
1. Sampel saliva disiapkan oleh probandus dengan ditampung di gelas
beker.
2. Sampel saliva sebanyak 1 ml diencerkan ke dalam 25 ml akuades.
3. Sebanyak 2 ml buffer dan 5 ml amilum dicampurkan ke dalam tabung
reaksi kemudian dipanaskan pada suhu 38oC.
4. Campuran pada poin no 2 diambil sebanyak 1 ml kemudian
dicampurkan dengan campuran pada poin no 3.
5. Pada tabung reaksi, ambil 2 tetes campuran pada poin no 4 kemudian
ditambahkan dengan 1 tetes larutan iod.
6. Selang waktu 1 menit, ulangi hingga 10 tabung reaksi dan amati
perubahannya.
Hasil Interpretasi
Terlihat bahwa sampel saliva
berinteraksi dengan amilum
dibuktikan dengan warna yang
lebih pudar dari kontrol larutan
amilum yang tidak dicampur
dengan sampel saliva.
VI. PEMBAHASAN
Praktikum dilaksanakan di LAB Biokimia FFM UNHAN RI pada tanggal
13 Oktober 2022 bertujuan untuk mengetahui aktivitas enzim amilase yang
ada pada sampel saliva terhadap larutan amilum yang dibuktikan dengan
meneteskan larutan iod ke tabung reaksi yang telah diisi campuran larutan
saliva dan amilum.
Sebelum dicampurkan dengan larutan saliva, sampuran amilum dan
buffer dipanaskan terlebih dahulu dengan hotplate pada suhu sekitar 38oC
karena disesuaikan dengan enzim amilase yang ada di tubuh kita yang
bekerja pada suhu normal tubuh. Hal tersebut sejalan dengan Sumardjo
(2008), bahwa optimumnya enzim-enzim yang bekerja dalam tubuh
manusia pada suhu (36-40)oC. Selain itu, juga dijelaskan dalam metode
PHadebas (1972), untuk uji aktivitas enzim α-amylase dilaksanakan pada
suhu 37oC.
Hal ini juga sejalan dengan Lehninger tahun 1982 yang mengatakan
bahwa pada suhu 37 derajat enzim amilase akan berkerja optimum. Proses
pemanasan berfungsi untuk membuat molekul amilum tidak kokoh
sehingga semakin mudah dihidrolisis oleh enzim amilase saliva. Enzim
amilase saliva Ketika bekerja dapat ditandai dengan menghasilkan warna
coklat saat diberi larutan iodium. Warna coklat ini disebabkan oleh pati
yang sudah terhidrolisis menjadi maltosa atau glukosa sehingga tidak
adanya molekul amilosa yang tersisa. Prinsip kerja hidrolisis ini adalah
dengan bantuan enzim amilase yang menghasilkan D-Glukosa pada
hidrolisis sempurna dan maltosa pada hidrolisis sebagian. Penggunaan
suhu yang tepat pada percobaan ini sangat penting karena jika suhu terlalu
rendah maka aktivitas enzim amilase tidak aktif sehingga tidak akan terjadi
pemecahan pati sebaliknya apabila suhu terlalu tinggi maka enzim amilase
saliva akan terdenaturasi. Oleh karena itu suhu yang digunakan harus
sesuai dan tepat. Adapun mekanisme kerja enzim α-amilase terhadap
amilum adlaah memecah ikatan α-1,4 glikosidik rantai glucan pati dari
sebelah dalam. Sehingga karbohidrat akan dipecah menjadi dekstrin
didalam rongga mulut yang mana dekstrin ini memiliki rantai yang lebih
pendek. Adapun mekanisme pemecahan ikatan tersebut adalah sebagai
berikut.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan uji aktivitas enzim amilase yang telah dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa ;
1. Enzim amilase yang berada pada saliva merupakan enzim
pencernaan penting yang dihasilkan oleh kelenjar ludah. Enzim ini
berguna untuk menguraikan zat tepung agar menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil seperti glukosa. Jadi, pada saat makanan masuk ke
mulut dan dikunyah oleh gigi, kelenjar liur yang berada di dalam
mulut akan menghasilkan enzim amilase.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan suatu reaksi pada
enzim yaitu terjadinya perubahan suhu, konsentrasi substrat dan
pH. Faktor-faktor inilah yang memiliki pengaruh besar terhadap
kerja enzim. Selain factor yang sudah disebutkan tadi, ada juga
beberapa factor lain yang mempengaruhi kecepatan reaksi enzim,
yaitu konsentrasi enzim, pengaruh activator, inhibitor, koenzim, dan
konsentrasi elektrolit dalam beberapa keadaan.
Nama Kontribusi
Alvi Syakinah Dasar Teori, Pembahasan
Charlie Maerisa Raharja Alat dan Bahan, Kesimpulan,
Pembahasan
Hisyam Nabil Najmuddin Al Baariq Cara Kerja, Pembahasan,
Editor
IX. REFERENSI
Calhoum ML. 1933. The Microscopic anatomy of the digestive trac of Gallus
domesticus.
Guyton & Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. Jakarta.
Harper et al. 1980. Biiokimia (Review of Physiological Chemistry) edisi 17.
Lehninger LA.1982. Dasar-Dasar Biokimia. Surabaya
Poedjiadi A. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta
PHadebas Amylase Test, Clinical and Technical Information, PHarmaciaAB,
Uppsala, 1972.
Sherwood,Lauralee. 2001. Fisiologi manusia
Sumardjo, D., 2006, Pengantar Kimia: Buku Kuliah Mahasiswa Kedokteran
dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Winarno FG. 2004. Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta.
X. LAMPIRAN
Gambar 10.1 Laporan Sementara Uji Aktivitas Enzim Amilase