PERCOBAAN IV
PENGUJIAN ENZIM α-AMILASE
OLEH:
NAMA : NURHASNA
STAMBUK : A1 C4 06 014
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : NERY RAHYUNI KIRANI
A. TUJUAN PERCOBAAN
B. PRINSIP PERCOBAAN
C. LANDASAN TEORI
1. Alat
1 mL enzim 1 mL aquadest
- ditambahkan 1 mL buffer pH
6,5
- diinkubasi selama 1 jam
- ditambahkan 2 mL DNS
- dikocok
- ditutup menggunakan kapas
- dipanaskan dlm penangas
selama 5 menit ( blanko
ditambahkan 1 mL enzim)
- didinginkan dlm air es
- diukur absorbansinya
Absorbansi
2. Pengaruh pH Substrat terhadap Aktivitas α-amilase
- ditambahkan 1 mL buffer pH
4,5 (tbg 1 & 3) dan buffer pH
10 (tbg 2 & 4)
- diinkubasi selama 1 jam
- ditambahkan 2 mL DNS
- dikocok
- ditutup menggunakan kapas
- dipanaskan dlm penangas
selama 5 menit ( blanko
ditambahkan 1 mL enzim)
- didinginkan dlm air es
- diukur absorbansinya
Absorbansi
- ditambahkan 1 mL buffer pH
6,5
- diinkubasi selama 1 jam pada
suhu 45oC (tbg 1 & 3) & suhu
70oC (tbg 2 & 4 )
- ditambahkan 2 mL DNS
- dikocok
- ditutup menggunakan kapas
- dipanaskan dlm penangas selama 5 menit
( blanko ditambahkan 1 mL enzim)
- didinginkan
- diukur absorbansinya
Absorbansi
1 mL enzim
- ditambahkan 1 mL amilosa
dgn konsentrasi
Waktu
F. HASIL PENGAMATAN
λ = 540 nm
A enzim = 0,222
[albumin] Absorbansi
(mg/mL) protein
0 0,0
1 0,088
2 0,129
4 0,219
6 0,284
8 0,386
10 0,383
λ = 550 nm
[maltosa] Absorbansi
(mg/mL) maltosa
0 0
0,1 0,235
0,2 0,436
0,4 0,867
0,6 1,093
0,8 1,483
1,0 1,676
pH Absorbansi
Blanko (4,5) 0,455
Sampel 4,5 0,748
Blanko (10) 0,532
Sampel 10 1,072
G. PERHITUNGAN
X=
= 4,789
X=
= 0,091933571
b. Aktivitas α-amilase
A=
= 0,004480193
A Spesifik =
= 0,000935518
[maltos
Absorba
a] kadar maltosa aktivitas α- aktivitas
nsi
(mg/m hasil hidrolisis amilase spesifik
maltosa
L)
0 0 0 0 0
0,1 0,235 0,00448019 0,0009355
0,091933571 3 18
0,2 0,436 0,01028999 0,0021486
0,211150652 3 73
0,4 0,867 0,02274782 0,0047500
0,466785291 1 15
0,6 1,093 0,02928023 0,0061140
0,600830368 2 6
0,8 1,483 0,04055297 0,0084679
0,832147094 7 43
1 1,676 0,04613154 0,0096328
0,946619217 1 13
X=
=
= 0,697508897
Aktivitas α-amilase
A=
= 0,033991662
A Spesifik =
= 0,007097862
Untuk pH 4,5
X=
=
= 0,396204033
Aktivitas α-amilase
A=
= 0,019308189
A Spesifik =
= 0,004031779
Untuk data selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut
absorbans aktivitas
i ph konsentrasi amilosa aktivitas spesifik
0,748 4,5 0,396204033 0,019308189 0,004031779
1,072 10 0,588374852 0,028673238 0,005987312
c. Pengaruh suhu terhadap aktivitas α-amilase
X=
= 0,788849348
d. Aktivitas α-amilase
A=
= 0,038442951
A Spesifik =
= 0,008027344
Untuk data selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut
suhu(◦C aktivitas
absorbansi kadar amilosa aktivitas
) spesifik
0,03844295 0,00802734
45 1,41 0,788849348
1 4
0,03864528 0,00806959
70 1,417 0,793001186
2 3
S t V 1/v 1/s
0,5 10 0,1 10 2
0,0909090
1 11 91 11 1
0,0769230 0,666
1,5 13 77 13 7
0,0526315
2 19 79 19 0,5
0,0819672
2,5 12,2 13 12,2 0,4
0,1666666 0,333
3 6 67 6 3
Pada saat y = 0, maka :
x= = 11,91768007
Km =
= 0,083908948
Y =
V max =
= 0,078492935
H. PEMBAHASAN
Enzim merupakan protein yang berfungsi sebagai biokatalis dalam sel hidup.
Kelebihan enzim dibandingkan katalis biasa adalah (1) dapat meningkatakan
produk beribu kali lebih tinggi; (2) bekerja pada pH yang relative rendah; dan (3)
bersifat spesifik dan selektif terhadap substrat tertentu. Enzim telah banyak
digunakan dalam bidang industri pangan, farmasi dan industri kimia lainnya.
Dalam bidang pangan misalnya amylase, glukosa-isomerase, papain, dan
bromelin sedangkan dalam bidang kesehatan contohnya amylase, lipase, dan
protease. Enzim digolongkan menurut reaksi yang diikutinya, sedangkan masing-
masing enzim diberi nama menurut nama substratnya, misalnya urease, arginase
dan lain-lain. Disamping itu ada pula beberapa enzim yang dikenal dengan nama
lama misalnya pepsin, tripsin dan lain-lain. Oleh Commision on Enzymes of the
Internasional Union of Biochemistry, enzim dibagi dalam enam golongan besar.
Penggolongan ini didasarkan atas reaksi kimia dimana enzim memegang peranan.
Enam golongan tersebut adalah: (1) oksidoreduktase; (2) transferase; (3)
hidrolase; (4) liase; (5) isomerase dan (6) ligase.
Praktikum yang dilakukan yaitu pengujian enzim α-amilase. Dinamakan
enzim amylase karena penamaan enzim diberi nama sesuai substratnya, dimana
substrat yang digunakan yaitu amilosa (dengan konsentrasi 0,5%; 1%; 1,5%, 2%,
2,5% dan 3%) sehingga enzimnya dinamakan enzim amylase. Pada praktikum ini
dilakukan pengukuran kadar protein yang ditentukan berdasarkan metode biuret.
Dari pengukuran kadar protein (albumin) diperoleh semakin besar konsentrasi
protein (albumni) maka semakin besar pula absorbansi protein yang diukur pada
panjang gelombang maksimum 540 nm. Begitu pula yang terjadi pada maltosa,
semakin besar konsentrasi maltosa makas semakin tinggi pula absorbansinya.
Dari data yang diperoleh dari pengukuran kadar protein dapat dibuat kurva
standar protein (albumin) dan kurva standar maltosa.
Untuk uji aktivitas enzim α-amilase, dilakukan dengan melihat pengaruh
konsentrasi, suhu dan pH substrat terhadap aktivitas α-amilase. Semua perlakuan
baik itu pengaruh konsentrasi, suhu dan pH substrat diinkubasi selama 1 jam.
Inkubasi yaitu didiamkan tanpa perlakuan apa-apa selama waktu tertentu dan
pada suhu tertentu. Setelah diinkubasi, dilakukan penambahan DNS
(dinitrosalisilat) fungsinya yaitu untuk memberikan warna pada larutan agar dapat
terbaca pada saat pengukuran absorbansinya. Setelah penambahan DNS larutan
tersebut dikocok agar homogen, kemudian dipanaskan untuk mengaktifkan
enzim. Untuk menonaktifkan enzim maka larutan didinginkan. Dari hasil
pengukuran absorbansi semakin tinggi konsentrasi, pH dan suhu substrat maka
semakin tinggi absorbansinya.
Dalam jumlah kecil, enzim dapat mengatur reaksi tertentu sehingga dalam
keadaan normal tidak terdapat penyimpangan-penyimpangan hasil akhir reaksi.
Enzim akan kehilangan aktivitasnya akibat panas, asa/basa kuat, pelarut organic
atau apa saja yang menyebabkan denaturasi protein. Pengaruh konsentrasi
substrat terhadap aktivitas enzim amylase yaitu bertambah besarnya konsentrasi
substrat tidak menyebabkan bertambah besarnya konsentrasi kompleks enzim
substrat, sehingga jumlah hasil reaksinya pun tidak bertambah besar. Pengaruh
suhu terhadap aktivitas enzim amylase yaitu kenaikan suhu dapat dapat
menyebabkan terjadinya proses denaturasi, dimana bagian aktif enzim akan
terganggu dan dengan demikian konsentrasi efektif enzim menjadi berkurang dan
kecepatan reaksinya pun menurun. Pengaruh pH terhadap aktifitas enzim amylase
yaitu pH rendah atau pH tinggi dapat menyebabkan terjadinya proses denaturasi
dan ini akan mengakibatkan menurunnya aktivitas enzim.
Km adalah konstanta Michaelis-Menten sedangkan Vmaks yaitu kecepatan
reaksi apabila konsentrasi substrat sangat besar sehingga semua enzim
membentuk kompleks enzim-substrat. Penentuan Km dan Vmaks dilakukan
dengan menginkubasi α-amilase dengan konsentrasi berbeda-beda. Indicator yang
digunakan yaitu indicator lugol iodin. Waktu yang dibutuhkan dari awal
penetesan lugol iodine hingga hilangnya warna biru kompleks iodine adalah
berbeda-beda tiap konsentrasi. Pada konsentrasi 0,5% sampai 2% waktunya
semakin lambat (meningkat) namun pada konsentrasi 2,5% sampai 3% waktu
yang dibutuhkan semakin cepat (kecil).
I. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Pagy, David dan Soendoro, 1989. Prinsip-prinsip Biokimia Edisi Kedua. Fakultas
Kedokteran. Surabaya.
Thomas. 1993. Komposisi Bahan Makanan . Direktorat Jendral Gizi. DEPKES RI.
Jakarta.