1 Spektrofotometer UV-
Vis
2 Sel Tabung Reaksi
3 Kuvet
4 MIkropipet
5 Vortex
1 Etanol
2 DPPH
4 Sampel
HASIL
Tabel Hasil Uji Aktivitas Enzim Antioksidan
PEMBAHASAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui persentase aktivitas antioksidan (AA%) dari
standar asam askorbat murni serta 2 sampel yang disajikan. Dalam praktikum ini, digunakan
salah satu metode uji aktivitas antioksidan menggunakan larutan DPPH (2,2-diphenyl-1-
picryl-hydrazyl-hydrate). Larutan tersebut adalah senyawa radikal bebas yang dapat
berkurang kadarnya ketika dicampur dengan bahan lain yang mengandung senyawa
antioksidan (Huang et al, 2005).
Dalam pelaksanaannya, dalam 7 tabung reaksi, dibuat larutan yang dapat berisi
campuran sampel, etanol, dan DPPH sesuai dengan tabel 4.1. Setelah pengisian campuran
selesai, tabung harus segera ditutup dengan alumunium foil agar mencegah reaktivitas
larutan terhadap cahaya matahari. Sesuai teori yang kami peroleh, uji aktivitas antioksidan
menggunakan DPPH ini berdasarkan dengan prinsip transfer elektron dimana DPPH akan
membentuk warna violet ketika dicampur dengan etanol sedangkan setelah dicampur oleh
senyawa antioksidan, larutan akan segera membentuk warna colourless/memudar (Garcia
et al, 2012). Memudarnya larutan tersebut disebabkan oleh senyawa antioksidan yang
berperan sebagai penangkap radikal bebas mengakibatkan elektron yang tidak berpasangan
pada radikal bebas menjadi berpasangan yang disertai dengan memudarnya warna larutan
sebanding dengan jumlah elektron yang diambil untuk berpasangan (Garcia et al, 2012).
Setelah itu larutan di masing-masing tabung reaksi dihomogenkan di vortex dan didiamkan
selama 75 menit, kemudian larutan diukur nilai absorbansinya menggunakan
spektrofotometer UV-vis pada panjang gelombang 517 nm (Huang et al, 2005).
Berdasarkan hasil perhitungan AA%, diperoleh nilai AA% yaitu pada sampel A dengan
nilai AA% sebesar 65% yang diketahui ternyata nilainya lebih tinggi dari standar asam
askorbat murni dengan nilai AA% sebesar 30%. Penggunaan vitamin C/asam askorbat
sebagai standar dipercaya karena merupakan senyawa antioksidan yang poten dengan
kemampuannya yang dapat menangkal radikal bebas yang beredar dalam tubuh (HS
Budurlu et al, 2006). Selain itu, dalam Packer, et al (2002), vitamin C adalah antioksidan
penting yang secara signifikan senyawa reaktif dalam tubuh seperti oksigen reaktif yang
dapat menyebabkan kerusakan oksidatif pada tissue.
Pengamatan larutan sampel setelah didiamkan selama 75 menit menunjukkan
pemudaran warna pada larutan menjadi berwarna kuning. Dari perubahan tersebut, dapat
diketahui bahwa DPPH telah tereduksi oleh proses transfer elektron dari antioksidan
sehingga warna larutan yang mula-mula violet pekat menjadi kuning pudar. Berikut ini
adalah gambar mekanisme tereduksinya DPPH oleh senyawa antioksidan melalui transfer
elektron (Tristantini et al, 2016).
DAFTAR PUSTAKA
Burdurlu HS, Koca N, Karadeniz F. Degradation of vitamin C in citrus juice concentrates
during storage. J Food Eng. 2006 ; 74:211- 216.
Dewi Tristantini, Alifah Ismawati, Bhayangkara Tegar Pradana, Jason Gabriel Jonathan. 2016.
Pengujian Aktivitas Antioksidan Menggunakan Metode DPPH pada Daun Tanjung
(Mimusops elengi L).
Huang DJ, Ou BX, Prior RL. The chemistry behind antioxidant capacity assays. J Agric Food
Chem 2005;53:1841-1856.
Packer, L, Traber, MG, Kraemer, K, Frei, B (2002) The antioxidant vitamins C and E: vitamins
C and E for health. J Am Oil Chem Soc.
LAMPIRAN