Anda di halaman 1dari 6

CARA KERJA

1. Praktikan menyiapkan 7 tabung reaksi yang dilapisi dengan alumunium foil,


kemudian diisi dengan larutan masing-masing sebagai berikut :

Tabel 4.1 Komposisi Larutan pada Uji Aktivitas Antioksidan

Tabung Isi Tabung Etanol (mL) DPPH (μL) Sampel


ke- (mL)
1 Kontrol 3,5 0,3 0
2 Blangko Standar As. 3,5 0 0,3
Askorbat
3 Sampel Standar As. Askorbat 3,0 0,3 0,5
4 Blangko Sampel A 3,5 0 0,3
5 Sampel A 3,0 0,3 0,5
6 Blangko Sampel B 3,5 0 0,3
7 Sampel B 3,0 0,3 0,5

2. Setelah larutan diisi ke masing-masing tabung reaksi, praktikan menutup tabung


reaksi dengan alumunium foil.
3. Satu per satu tabung reaksi dihomogenkan menggunakan vortex.
4. Setelah homogen, tabung reaksi didiamkan selama 75 menit.
5. Terakhir, larutan di masing-masing tabung reaksi diukur nilai absorbansinya dengan
spektrofotometer UV-vis dengan panjang gelombang 517 nm.
6. Hasil absorbansi larutan pada masing-masing tabung reaksi kemudian dihitung
aktivitas enzim antioksidan dengan rumus sebagai berikut.

ALAT DAN BAHAN


Tabel Alat dan Bahan Uji Aktivitas Antioksidan

No Nama Alat Gambar

1 Spektrofotometer UV-
Vis
2 Sel Tabung Reaksi

3 Kuvet

4 MIkropipet

5 Vortex

No Nama Bahan Gambar

1 Etanol
2 DPPH

3 Standar Asam Askorbat

4 Sampel

HASIL
Tabel Hasil Uji Aktivitas Enzim Antioksidan

Tabung Isi Tabung Absorbansi (λ=517 nm)


ke-
1 Kontrol 0,100
2 Blangko Standar As. 0,049
Askorbat
3 Sampel Standar As. Askorbat 0,119
4 Blangko Sampel A 0,124
5 Sampel A 0,159
6 Blangko Sampel B 0,668
7 Sampel B 0,790
PERHITUNGAN
( 0,119−0,049 ) x 100
As . Askorbat Murni → AA %=100− =30 %
0,100
( 0,1 59−0 , 124 ) x 100
Sampel A → AA %=100− =65 %
0,100
( 0 ,790−0 , 668 ) x 100
Sampel B → AA %=100− =22 %
0,100

PEMBAHASAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui persentase aktivitas antioksidan (AA%) dari
standar asam askorbat murni serta 2 sampel yang disajikan. Dalam praktikum ini, digunakan
salah satu metode uji aktivitas antioksidan menggunakan larutan DPPH (2,2-diphenyl-1-
picryl-hydrazyl-hydrate). Larutan tersebut adalah senyawa radikal bebas yang dapat
berkurang kadarnya ketika dicampur dengan bahan lain yang mengandung senyawa
antioksidan (Huang et al, 2005).
Dalam pelaksanaannya, dalam 7 tabung reaksi, dibuat larutan yang dapat berisi
campuran sampel, etanol, dan DPPH sesuai dengan tabel 4.1. Setelah pengisian campuran
selesai, tabung harus segera ditutup dengan alumunium foil agar mencegah reaktivitas
larutan terhadap cahaya matahari. Sesuai teori yang kami peroleh, uji aktivitas antioksidan
menggunakan DPPH ini berdasarkan dengan prinsip transfer elektron dimana DPPH akan
membentuk warna violet ketika dicampur dengan etanol sedangkan setelah dicampur oleh
senyawa antioksidan, larutan akan segera membentuk warna colourless/memudar (Garcia
et al, 2012). Memudarnya larutan tersebut disebabkan oleh senyawa antioksidan yang
berperan sebagai penangkap radikal bebas mengakibatkan elektron yang tidak berpasangan
pada radikal bebas menjadi berpasangan yang disertai dengan memudarnya warna larutan
sebanding dengan jumlah elektron yang diambil untuk berpasangan (Garcia et al, 2012).
Setelah itu larutan di masing-masing tabung reaksi dihomogenkan di vortex dan didiamkan
selama 75 menit, kemudian larutan diukur nilai absorbansinya menggunakan
spektrofotometer UV-vis pada panjang gelombang 517 nm (Huang et al, 2005).
Berdasarkan hasil perhitungan AA%, diperoleh nilai AA% yaitu pada sampel A dengan
nilai AA% sebesar 65% yang diketahui ternyata nilainya lebih tinggi dari standar asam
askorbat murni dengan nilai AA% sebesar 30%. Penggunaan vitamin C/asam askorbat
sebagai standar dipercaya karena merupakan senyawa antioksidan yang poten dengan
kemampuannya yang dapat menangkal radikal bebas yang beredar dalam tubuh (HS
Budurlu et al, 2006). Selain itu, dalam Packer, et al (2002), vitamin C adalah antioksidan
penting yang secara signifikan senyawa reaktif dalam tubuh seperti oksigen reaktif yang
dapat menyebabkan kerusakan oksidatif pada tissue.
Pengamatan larutan sampel setelah didiamkan selama 75 menit menunjukkan
pemudaran warna pada larutan menjadi berwarna kuning. Dari perubahan tersebut, dapat
diketahui bahwa DPPH telah tereduksi oleh proses transfer elektron dari antioksidan
sehingga warna larutan yang mula-mula violet pekat menjadi kuning pudar. Berikut ini
adalah gambar mekanisme tereduksinya DPPH oleh senyawa antioksidan melalui transfer
elektron (Tristantini et al, 2016).

Gambar Reaksi Tereduksinya DPPH


KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum uji aktivitas antioksidan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa praktikan telah mengetahui aktivitas serta melakukan pengukuran
aktivitas enzim antioksidan dengan metode DPPH.
a. Aktivitas enzim antioksidan dapat diketahui saat memudarnya warna larutan DPPH
yang telah diberikan senyawa antioksidan yang menandakan terikatnya radikal bebas
DPPH dengan senyawa antioksidan melalui proses transfer elektron
b. Pengukuran aktivitas enzim antioksidan digunakan spektrofotometer UV-Vis pada
panjang gelombang 517 nm untuk mengetahui absorbansi larutan kemudian dari
absorbansi larutan tersebut dihitung nilai AA% nya dan diperoleh nilai AA% tertinggi
pada sampel A yaitu 65%.

DAFTAR PUSTAKA
Burdurlu HS, Koca N, Karadeniz F. Degradation of vitamin C in citrus juice concentrates
during storage. J Food Eng. 2006 ; 74:211- 216.
Dewi Tristantini, Alifah Ismawati, Bhayangkara Tegar Pradana, Jason Gabriel Jonathan. 2016.
Pengujian Aktivitas Antioksidan Menggunakan Metode DPPH pada Daun Tanjung
(Mimusops elengi L).
Huang DJ, Ou BX, Prior RL. The chemistry behind antioxidant capacity assays. J Agric Food
Chem 2005;53:1841-1856.
Packer, L, Traber, MG, Kraemer, K, Frei, B (2002) The antioxidant vitamins C and E: vitamins
C and E for health. J Am Oil Chem Soc.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai