Anda di halaman 1dari 31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental dengan

variabel bebas adalah ekstrak etanol buah kemloko dan variabel terikat yaitu nilai

absorbansi dari setiap pengujian. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium

Penelitian, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara. Metodologi penelitian

meliputi uji aktivitas antikolesterol secara in vitro (kimia) menggunakan alat

spektrofotometer UV-Vis.

3.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas,

aluminium foil (Total Wrap), batang pengaduk, kertas perkamen, lumpang, neraca

analitik (Mettler Toledo), pipet mikro (Eppendorf; 10-100 µL), pipet mikro

(Eppendorf; 100-1000 µL), pipet volume (Herma; 1 ml), pipet volume (Herma; 2

ml), pipet volume (Herma; 5 ml), rak tabung reaksi, serbet, spatula,

spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu), stamfer, dan tisu

3.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak etanol buah

kemloko (Phyllanthus emblica L.), bahan-bahan yang berkualitas proanalisa : asam

asetat anhidrat, asam sulfat pekat, fenofibrate, kloroform, serbuk kolesterol,

simvastatin.

24
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.3 Pengujian Aktivitas Antikolesterol dengan Spektrofotometer UV-Visibel
3.3.1 Prinsip Metode Penurunan Kadar kolesterol

Kemampuan sampel uji dalam menurunkan kadar kolesterol pada larutan

kloroform dengan metode Lieberman-Burchard kemudian mengukur absorbansi

kolesterol menggunakan spektrofotometer uv-visibel dengan panjang gelombang

maksimum yang diperoleh merujuk pada prosedur Amin (2015) dan Anggraini dan

Nabillah (2018) dengan beberapa modifikasi dimana kolesterol sebagai standar

menggunakan alat spektrofotometer UV-Visible.

3.3.2 Pembuatan Larutan Induk Baku Kolesterol

Ditimbang sebanyak 25 mg serbuk kolesterol kemudian dilarutkan dalam

kloroform hingga diperoleh volume larutan 25 ml sebagai LIB I (konsentrasi 1000

µg/ml).

3.3.3 Pembuatan Larutan Induk Baku Ekstrak Etanol Buah Kemloko

Ditimbang sebanyak 25 mg ekstrak etanol buah kemloko kemudian

dilarutkan dalam kloroform hingga diperoleh volume larutan 25 ml sebagai LIB I

(konsentrasi 1000 µg/ml).

3.3.4 Pembuatan Larutan Induk Baku Simvastatin

Ditimbang sebanyak 25 mg simvastatin dilarutkan dalam kloroform hingga

diperoleh volume larutan 25 ml sebagai LIB I (konsentrasi 1000 µg/ml).

3.3.5 Pembuatan Larutan Induk Baku Fenofibrate

Ditimbang sebanyak 25 mg simvastatin dilarutkan dalam kloroform hingga

diperoleh volume larutan 25 ml sebagai LIB I (konsentrasi 1000 µg/ml).

3.3.6 Penentuan Panjang Gelombang Absorbansi Maksimum

Sebanyak 0,7 ml larutan baku kolesterol (Konsentrasi 1000 µg/ml )

dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml, ditambahkan asam asetat anhidrat 2 ml,

25
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ditambahkan asam sulfat pekat 0,1 ml, dicukupkan dengan kloroform hingga garis

tanda (Konsentrasi 70 µg/ml), dihomogenkan, larutan didiamkan pada tempat gelap

selama 15 menit, dilakukan pengukuran menggunakan spektrofotometri UV-Vis

dengan panjang gelombang 400-800 nm. Diperoleh panjang gelombang absorbansi

maksimum kolesterol.

3.3.7 Penentuan Kurva Kalibrasi

Larutan induk (Konsentrasi 1000 µg/ml ) dipipet sebanyak 0,4 ml; 0,5 ml

0,6 ml: 0,7 ml: 0,8 ml: 0,9 ml: dan 1 ml ke dalam labu tentukur 10 ml untuk

mendapatkan konsentrasi 40 µg/ml; 50 µg/ml; 60 µg/ml,70 µg/ml, 80 µg/ml, 90

µg/ml, dan 100 µg/ml lalu ke dalam masing-masing labu tentukur, ditambahkan 2

ml asam asetat anhidrat dan 0,1 ml asam sulfat pekat, ditambahkan kloroform

hingga garis tanda, dihomogenkan, ditutup lapisan luar tabung dengan aluminium

foil dan didiamkan selama 15 menit. Diukur absorbansi larutan standar kolesterol

pada masing-masing konsentrasi pada panjang gelombang maksimum 626 nm

secara spektrofotometri UV-Visible. Dihasilkan kurva kalibrasi dan persamaan

garis regresi linear y = ax + b terhadap kolesterol.

3.3.8 Analisis LOD (Limit of Detection) dan LOQ (Limit of Quantitation)

Nilai limit deteksi (LOD) adalah konsentrasi atau jumlah terkecil/terendah

dari analit dalam sampel yang dapat terdeteksi, tetapi tidak perlu terkuantisasi

sehingga nilai yang dihasilkan tidak harus memenuhi kriteria akurasi dan presisi.

Nilai limit kuansasi (LOQ) adalah konsentrasi atau jumlah terkecil/terendah dari

analit dalam sampel yang masih dapat ditentukan dan memenuhi kriteria akurasi

dan presisi (Torowati dan Galuh, 2014).

26
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.3.9 Penentuan Kadar Kolesterol Kontrol Negatif (Kolesterol 100 µg/ml)

Ditimbang sebanyak 25 mg serbuk kolesterol kemudian dilarutkan dalam

kloroform hingga diperoleh volume larutan 25 ml sebagai LIB I (konsentrasi 1000

µg/ml). Larutan kolesterol (konsentrasi 1000 µg/ml) dipipet sebanyak 10 ml,

kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, dicukupkan volumenya

dengan kloroform sampai garis tanda sebagai LIB II (konsentrasi 400 µg/ml) .

Larutan kolesterol (konsentrasi 400 µg/ml) dipipet sebanyak 6,25 ml, kemudian

dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, ditambahkan 2 ml asam asetat anhidrat

dan 0,1 ml asam sulfat pekat, ditambahkan kloroform hingga garis tanda,

dihomogenkan, didiamkan selama 15 menit pada tempat gelap. Diukur absorbansi

pada panjang gelombang maksimum 626 nm secara spektrofotometri UV-Visible.

Di interpretasikan terhadap persamaan garis regresi linear y = ax + b terhadap

kolesterol.

3.3.10 Penentuan Kadar Kolesterol Pada Ekstrak Etanol Buah Kemloko


(Phyllanthus emblica L.) dan Kontrol Positif (Fenofibrate dan Simvasta
tin)

Ekstrak etanol, fenofibrate dan simvastatin masing-masing ditimbang sebanyak

25 mg, kemudian dilarutkan dalam kloroform hingga volume 25 ml, Dibuat

konsentrasi 50 µg/ml, 60 µg/ml, 70 µg/ml, 80 µg/ml dan 90 µg/ml dari ekstrak

etanol (Konsentrasi 1000 µg/ml ). Larutan tiap konsentrasi dipipet sebanyak 2,5 ml

dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml (Konsentrasi masing-masing 12,5 µg/ml,

15 µg/ml, 17,5 µg/ml, 20 µg/ml, dan 22,5 µg/ml), lalu kedalam masing-masing labu

ditambahkan 2.5 ml larutan baku kolesterol (Konsentrasi 400 µg/ml). Dihomogen

kan, kemudian ditambahkan 2 ml asam asetat anhidrat dan 0,1 ml asam sulfat pekat,

ditambahkan kloroform hingga garis tanda, dihomogenkan, larutan didiamkan pada

tempat gelap selama 15 menit, diukur serapan menggunakan spektrofotometer UV-

27
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Visible dengan panjang gelombang maksimum yang diperoleh. kemudian di

interpretasikan absorbansi larutan uji terhadap standar kalibrasi kolesterol. Standar

kalibrasi plot kolesterol dihasilkan pada panjang gelombang maksimum.

28
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Aktivitas Antikolesterol

Hasil uji aktivitas antiokolesterol EEBK dengan metode Lieberman-

Burchard secara spektrofotometri UV- Visibel.

4.1.1 Panjang Gelombang Absorbansi Maksimum

Hasil pengukuran panjang gelombang absorbansi maksimum larutan

kolesterol 70 µg/ml dalam kloroform dengan menggunakan spektrofotometer UV-

Visibel. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kolesterol dalam kloroform

menghasilkan panjang gelombang absorbansi maksimum 412 nm dan 626 nm. Pada

penelitian ini digunakan panjang gelombang absorbansi maksimum 626 nm.

Berdasarkan Görög (1983) dengan metode lieberman-burchard didapat dua

panjang gelombang absorbansi maksimum dan menyatakan absorbansi terendah

pada panjang gelombang maksimum bersifat lebih stabil. Berdasarkan beberapa

literatur panjang gelombang maksimum kolesterol yang didapat adalah 625 nm

dan 630 nm. Data hasil pengukuran serapan maksimum dapat dilihat pada Gambar

4.1.

Gambar 4.1 Kurva serapan maksimum larutan kolesterol

29
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.1.2 Operating Time

Operating time adalah waktu yang tepat untuk pembacaan serapan larutan

yang diperiksa pada saat serapannya stabil pada kurva operating time. Sampel yang

digunakan adalah yang berwarna sehingga dapat diketahui pada menit keberapa

terjadi kestabilan (Prastiwati dkk., 2010). Hasil pengukuran diperoleh operating

time pada menit ke-11, namun data tersebut tidak sesuai dengan literatur.

Berdasarkan literatur menurut Anggraini dan Ali (2017), Anggraini dan Nabillah

(2018), Fitriani U.A. dan Yusuf (2016), Hadiarti (2017) pengukuran dilakukan

setelah masing-masing sampel yang telah ditambahkan asam asetat anhidrat dan

asam sulfat pekat lalu didiamkan selama 15 menit. Jadi sampel tetap didiamkan

sesuai dengan literatur yaitu 15 menit.

4.1.3 Kurva Kalibrasi

Pembuatan kurva kalibrasi dilakukan dengan mereaksikan 6 seri konsentrasi

larutan baku kolesterol dalam kloroform dengan 2 ml asam asetat anhidrat dan 0,1

ml asam sulfat pekat. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.2 :

Tabel 4.1 Nilai absorbansi kurva kalibrasi kolesterol


Konsentrasi Absorbansi Persamaan Regresi
Sampel (µg/ml) (Y)
(X)
0 0
50 0,3484
60 0,3855 y = 0,0067x + 0,0018
Kolesterol 70 0,4707 r = 0.9995
80 0,5421
90 0,6061
100 0,6745

Koefisien korelasi (r) dari kurva kalibrasi larutan baku kolesterol sebesar

0.9995; Hasil linearitas yang baik diperoleh jika nilai koefisien regresi diantara 0,8

- 1 (Bertan dkk., 2016). Kegunaan uji korelasi untuk mencari hubungan antara

variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).

30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kurva Kalibrasi Standar Kolesterol
0.8
0.7
y = 0,0067x + 0,0018
0.6
r = 0.9995
Absorbansi

0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Konsentrasi (µg/ml)

Gambar 4.2 Kurva Kalibrasi Standar Kolesterol

4.1.4 Analisis LOD (Limit of Detection) dan LOQ (Limit of Quantitaion)

Hasil perhitungan diperoleh nilai LOD sebesar: 6,4676 µg/ml dan LOQ :

21,5588 µg/ml. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa semua hasil yang diperoleh

pada pengukuran sampel berada diatas batas deteksi dan batas kuantitasi.

Limit Deteksi (LOD) adalah konsentrasi atau jumlah terkecil/terendah dari

analit dalam sampel yang dapat terdeteksi, tetapi tidak perlu terkuantisasi sehingga

nilai yang dihasilkan tidak harus memenuhi kriteria akurasi dan presisi. Limit

Kuantisasi (LOQ) adalah konsentrasi atau jumlah terendah dari analit yang masih

dapat ditentukan dan memenuhi kriteria akurasi dan presisi. Limit kuantisasi biasa

disebut limit pelaporan (limit of reporting) (Torowati dan Galuh, 2014).

4.1.5 Kadar Kolesterol Kontrol Negatif (Kolesterol 100 µg/ml)

Kadar kolesterol yang didapat dari kontrol negatif berupa larutan kolesterol

dengan konsentrasi 100 µg/ml sebesar 99,3681 %. Perhitungan kadar kolesterol

kontrol negatif dapat dilihat pada Lampiran 8 halaman 49.

31
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.1.6 Aktivitas Antikolesterol Larutan Uji

Aktivitas antikolesterol ekstrak etanol buah kemloko (EEBK) diperoleh

hasil pengukuran absorbansi pada menit ke-15 dengan adanya penambahan larutan

uji dengan konsentrasi 12,5 µg/ml; 15 µg/ml; 17,5 µg/ml; 22,5 µg/ml dan 25 µg/ml

yang dibandingkan dengan kontrol negatif kolesterol. Penurunan absorbansi

kolesterol dan persen penurunan kadar kolesterol dari ekstrak etanol buah kemloko

dan kontrol positif (fenofibrate dan simvastatin) Lampiran 8 halaman 49.

Penurunan nilai absorbansi terjadi karena Senyawa-senyawa yang diduga

berperan dalam menurunkan kadar kolesterol yaitu fenol, flavonoid, dan vitamin C.

Gugus hidroksil pada kolesterol bereaksi dengan gugus keton pada flavonoid

membentuk hemiasetal. Penelitian ini menggunakan alat spektrofotometer untuk

mengukur kolesterol bebas, bukan kolesterol yang terikat oleh flavonoid. Gugus

karbonil pada flavonoid akan bereaksi dengan gugus hidroksil pada kolesterol

membentuk ikatan hidrogen. Senyawa yang tidak terikat oleh sampel inilah atau

disebut dengan kolesterol bebas yang bereaksi dengan asam asetat anhidrat dan

asam sulfat pekat (Anggraini dan Nabillah, 2018).

Tumbuhan yang mengandung flavonoid berkhasiat untuk menurunkan

kolesterol. Latha dan P. Daisy (2011) meneliti tentang aktivitas antioksidan dan

antihiperlipid (antikolesterol). Hasilnya ekstrak etanol Terminalia bellerica Roxb

mengandung flavonoid yang secara signifikan mempunyai aktivitas antioksidan

dan antihiperlipid (antikolesterol). Senyawa yang terdapat dalam buah kemloko

adalah flavonoid seperti kandungan yang terdapat pada ekstrak Terminalia

bellerica Roxb sehingga mampu menurunkan kolesterol.

Rata-rata persen penurunan kadar kolesterol oleh sampel ekstrak etanol

buah kemloko, Fenofibrate dan simvastatin dapat dilihat pada Tabel 4.2:

32
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.2 Nilai penurunan kadar kolesterol
Sampel Konsentrasi % Penurunan Kadar Kolesterol
(µg/ml)
EEBK Fenofibrate Simvastatin

Kontrol Negatif Kolesterol


99,3681
(100 µg/ml)
12,5 67,2608 58,9696 61,1326
15 68,6076 61,3529 65,0278
17,5 69,9194 62,5344 69,2285
20 72,0773 64,1717 73,3339
22,5 73,4992 65,8890 76,3781

Hubungan antara konsentrasi dengan penurunan kadar kolesterol oleh

ekstrak etanol buah kemloko dan kontrol positif (fenofibrate dan simvastatin) dapat

dilihat pada Gambar 4.3.

Hasil Penurunan Kadar Kolesterol


% Penurunan Kadar Kolesterol

100
95
90
85
80
75
70
65
60
55
0 22.5 20 17.5 15 12.5
Konsentrasi (µg/ml)

Ekstrak Etanol Fenofibrate Simvastatin

Gambar 4.3 Grafik hasil penurunan kadar kolesterol

Nilai absorbansi yang ditunjukkan oleh masing-masing konsentrasi

berbeda. Semakin tinggi konsentrasi sampel maka nilai absorbansinya semakin

menurun. Hal ini terjadi karena dengan tingginya konsentrasi sampel maka dapat

menurunkan kadar kolesterol dengan baik, sehingga nilai absorbansinya lebih kecil

dan persentase aktivitas antikolesterolnya besar.

33
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dari Tabel 4.2 di atas diketahui bahwa ekstrak etanol buah kemloko dengan

konsentrasi 12,5 µg/ml mampu menurunkan kolesterol sebesar 67,2608 %. Hal ini

menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah kemloko terbukti mempunyai aktivitas

penurunan kadar kolesterol secara in vitro karena adanya sinergitas antara metabolit

sekunder.

Aktivitas penurunan kadar kolesterol ekstrak etanol buah kemloko jika

dibandingkan dengan fenofibrate mempunyai aktivitas penurunan kadar kolesterol

yang lebih besar pada setiap konsentrasi.

Aktivitas penurunan kadar kolesterol ekstrak etanol buah kemloko

dibandingkan dengan simvastatin pada konsentrasi larutan 12,5; 15 dan 17,5 µg/ml

ekstrak etanol buah kemloko memiliki penurunan kadar kolesterol yang lebih besar,

tetapi pada konsentrasi larutan 20 dan 22,5 µg/ml, simvastatin memiliki penurunan

kadar kolesterol yang lebih besar .

Senyawa-senyawa yang diduga berperan dalam menurunkan kadar

kolesterol yaitu fenolik, flavonoid, dan vitamin C. Gugus hidroksil pada kolesterol

bereaksi dengan gugus keton pada flavonoid membentuk hemiasetal. Gugus

karbonil pada flavonoid akan bereaksi dengan gugus hidroksil pada kolesterol

membentuk ikatan hidrogen. Senyawa yang tidak terikat oleh sampel inilah atau

disebut dengan kolesterol bebas yang bereaksi dengan asam asetat anhidrat dan

asam sulfat pekat (Anggraini dan Nabillah, 2018).

4.1.7 Analisis Data

Data hasil penurunan kadar kolesterol selanjutnya dilakukan uji normalitas

untuk melihat distribusi data dan diuji homogenitasnya. Dari uji normalitas

(Shapiro-Wilk Test) menunjukkan kadar kolesterol pada ekstrak etanol buah

kemloko, fenofibrate dan simvastatin terdistribusi normal (p > 0,05) dan uji

34
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
homogenitas (Levene) menunjukkan kadar kolesterol ekstrak etanol buah kemloko,

fenofibrate dan simvastatin bervariasi secara homogen (p > 0,05), karena syarat

normalitas dan homogenitas sudah terpenuhi maka dilanjutkan dengan uji ANOVA.

Hasil uji ANOVA menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan diantara sampel

(p<0,05), Hasil uji Post Hoc menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada

tingkat kepercayaan 95% bila dibandingkan dengan fenofibrate. Ekstrak etanol

buah kemloko memiliki aktivitas antikolesterol yang lebih baik dari simvastatin

tetapi tidak memiliki perbedaan yang signifikan atau bisa disebut mempunyai

aktivitas antikolesterol yang relatif sama. Hasil uji ANOVA dapat dilihat pada

lampiran 12 halaman 57.

35
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 1. Bagan Kerja Penelitian

a. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum

25 mg Serbuk Kolesterol
DPPHDPPH dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml
ditambahkan dengan kloroform hingga garis
tanda
Larutan Baku Kolesterol
(Konsentrasi 1000 µg/ml)
dipipet 0,7 ml

dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml

ditambahkan 2 ml asam asetat anhidrat


ditambahkan 0,1 ml asam sulfat pekat
ditambahkan kloroform hingga garis tanda
didiamkan selama 15 menit
diukur pada panjangspektrofotometer
dengan gelombang 400-800 nm
UV-Visibel
dengan λ maksimum 626 nm
Panjang Gelombang
Maksimum (626 nm)

39
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 1. Lanjutan

b. Penentuan kadar kolesterol kontrol negatif

25 mg Serbuk Kolesterol
DPPHDPPH dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml
ditambahkan dengan kloroform hingga garis
tanda
Larutan Baku Kolesterol
(Konsentrasi 1000 µg/ml)
dipipet 10 ml
dimasukkan ke dalam labu tentukur 25ml
dicukupkan dengan kloroform hingga garis tanda

Larutan kolesterol
(Konsentrasi 400 µg/ml)

dipipet 6,25 ml
dimasukkan ke dalam labu tentukur 25ml
ditambahkan 2 ml asam asetat anhidrat
ditambahkan 0,1 ml asam sulfat pekat
ditambahkan kloroform hingga garis tanda
didiamkan selama 15 menit
diukur dengan spektrofotometer UV-Visibel
dengan λ maksimum 626 nm

Nilai Absorbansi

di interpretasikan kedalam persamaan regresi


kolesterol
Kadar kolesterol (%)

40
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 1. Lanjutan

c. Penentuan kurva kalibrasi

Serbuk kolesterol

ditimbang 25 mg

dilarutkan dalam kloroform hingga 25 ml

Larutan kolesterol
(konsentrasi 1000 µg/ml)

dipipet masing-masing 0,4 ml; 0,5 ml; 0,6 ml;


0,7 ml; 0,8 ml; 0,9 ml dan 1 ml untuk
mendapatkan konsentrasi larutan 40 µg/ml; 50
µg/ml; 60 µg/ml; 70 µg/ml; 80 µg/ml; 90 µg/ml
dan 100 µg/ml dan dimasukkan ke dalam labu
tentukur 10 ml
ditambahkan 2 ml asam asetat anhidrat
ditambahkan 0,1 ml asam sulfat pekat
ditambahkan kloroform hingga garis tanda
didiamkan selama 15 menit
diukur dengan spektrofotometer UV-Visibel
dengan λ maksimum 626 nm

Kurva kalibrasi

dihitung

Persamaan regresi dan


koefisien korelasi

41
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 1. Lanjutan

d. Penentuan kadar kolesterol pada ekstrak etanol buah kemloko (Phyllanthus


emblica L.) dan kontrol positif (fenofibrate dan simvastatin)

Ekstrak etanol buah kemloko


, fenofibrate dan simvastatin

ditimbang 25 mg

dilarutkan dalam metanol hingga 25 ml

Larutan uji (konsentrasi


1000 µg/ml)

dipipet masing-masing 0,25 ml; 0,3 ml; 0,35


ml; 0,4 ml dan 0,45 ml ke dalam labu tentukur
5 ml
Larutan uji (konsentrasi
50 µg/ml; 60 µg/ml; 70
µg/ml; 80 µg/ml dan 90
µg/ml)

dipipet masing-masing konsentrasi sebanyak


2,5 ml ke dalam labu tentukur 10 ml
ditambahkan 2,5 ml larutan kolesterol
(konsentrasi 400 µg/ml)
ditambahkan 2 ml asam asetat anhidrat
ditambahkan 0,1 ml asam sulfat
ditambahkan kloroform hingga garis tanda

didiamkan selama 15 menit


diukur dengan spektrofotometer UV-Visibel
dengan λ maksimum 626 nm

Nilai Absorbansi

diinterpretasikan kedalam persamaan regresi


kolesterol
kadar kolesterol (%)

42
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 2. Gambar Tumbuhan Kemloko, Buah Kemloko, Simplisia Buah
Kemloko

Gambar 1. Tumbuhan Kemloko

Gambar 2. buah kemloko Gambar 3. Simplisia buah kemloko

43
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 3. Warna larutan uji

Gambar 4. Warna larutan uji setelah penambahan reagen setelah 15 menit

44
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 4. Alat-Alat Penelitian

Gambar 5. Spektrofotometer UV-Visibel

45
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 5. Uji Mikroskopik Simplisia Buah Kemloko

Gambar 6. Mikroskopik simplisia buah kemloko

Keterangan: (a) Jaringan parenkim; (b) Tetes minyak; (c) Jaringan gabus;
(d) Serat

46
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 6. Operating Time

47
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 7. Perhitungan Persamaan Regresi dari Kurva Serapan Kolesterol

X Y XY X2 Y2
0 0 0 0 0
50 0,3484 17,4200 2500 0,1214
60 0,3855 23,1300 3600 0,1486
70 0,4707 32,9490 4900 0,2215
80 0,5421 43,3680 6400 0,2938
90 0,6061 54,5490 8100 0,3673
100 0,6745 67,4500 10000 0,4549
ƩX = ƩY=
450 3,0273
ƩXY= 238,8660 ƩX²=35500 ƩY²=1,6075
̅
X= ̅
Y=
64,287 0,4325

(∑ XY) - ( ∑ X)( ∑ Y)/n


a=
(ƩX2 ) - (ƩX)2 /n

( 238,8660) - (450)(3,0273)/7 44,2539


a= (35500) - (450)2 /7
= 6571,4286

a = 0,0067

̅ − aX
b=Y ̅

b = 0,4325 – (0,0067)(64,2857)

b = 0,0018

Jadi, persamaan regresi adalah Y = 0,0067X + 0,0018

Koefisien korelasi (r)

ƩXY-(ƩX)(ƩY)/n
r=
√[(ƩX2 )- (ƩX)2 /n][(ƩY2 )- (ƩY)2 /n]

238,8660-(450)(3,0273)/7
r=
√[(35500)- (450)2 /7][(1,6075) – (3,0273)2 /7]

r = 0,9995

48
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 8. Uji Penurunan Kadar Kolesterol

a. Nilai rata-rata absorbansi dan kadar kolesterol dari ekstrak etanol buah kemloko

Kadar Rata-rata
No Sampel Rata-rata Kolesterol Kadar
Absorbansi (µg/ml) Kolesterol
(µg/ml
1 Kontrol negatif (Larutan baku 0,6676 99,3731
kolesterol 100 µg/ml) 0,6682 99,4626 99,3681
0,6669 99,2686
2 Kontrol negatif + EEBK 12,5 0,2238 33,1343
µg/ml 0,2187 32,2731 32,5323
0,2168 32,0895
3 Kontrol negatif + EEBK 15 0,2127 31,4776
µg/ml 0,2104 31,1343 31,1940
0,2093 30,9701
4 Kontrol negatif + EEBK 17,5 0,2045 30,2537
µg/ml 0,2032 30,0597 29,8905
0,1985 29,8905
5 Kontrol negatif + EEBK 20 0,1881 28,3433
µg/ml 0,1868 27,6119 27,7462
0,1846 27,2836
6 Kontrol negatif + EEBK 22,5 0,1806 26,6865
µg/ml 0,1779 26,2835 26,3333
0,1762 26,0298
0,1635 24,2343

49
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 8. (Lanjutan)

b. Nilai rata-rata absorbansi dan kadar kolesterol dari larutan pembanding


Fenofibrate
Kadar Rata-rata
No Sampel Rata-rata Kolesterol Kadar
Absorbansi (µg/ml) Kolesterol
(µg/ml)
1 Kontrol negatif (Larutan baku 0,6676 99,3731
kolesterol 100 µg/ml) 0,6682 99,4626 99,3681
0,6669 99,2686
2 Kontrol negatif + Fenofibrate 0,2809 41,6567
12,5 µg/ml 0,2749 40,7611 40,7711
0,2691 39,8955
3 Kontrol negatif + Fenofibrate 0,2650 39,2835
15 µg/ml 0,2592 37,5074 38,4029
0,2531 38,4179
4 Kontrol negatif + Fenofibrate 0,2562 37,9701
17,5 µg/ml 0,2514 37,2537 37,2288
0,2461 36,4626
5 Kontrol negatif + Fenofibrate 0,2433 36,0447
20 µg/ml 0,2399 35,5373 35,6019
0,2378 35,2238
6 Kontrol negatif + Fenofibrate 0,2343 34,7014
22,5 µg/ml 0,2272 33,6417 33,8954
0,2252 33,3433

50
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 8. (Lanjutan)

c. Nilai rata-rata absorbansi dan kadar kolesterol dari larutan pembanding


simvastatin
Kadar Rata-rata
No Sampel Rata-rata Kolesterol Kadar
Absorbansi (µg/ml) Kolesterol
(µg/ml)
1 Kontrol negatif (Larutan baku 0,6676 99,3731
kolesterol 100 µg/ml) 0,6682 99,4626 99,3681
0,6669 99,2686
2 Kontrol negatif + Simvastatin 0,2638 39,1045
12,5 µg/ml 0,2610 38,6865 38,6218
0,2569 38,0746
3 Kontrol negatif + Simvastatin 0,2371 35,1194
15 µg/ml 0,2345 34,7313 34,7512
0,2323 34,4029
4 Kontrol negatif + Simvastatin 0,2097 31,0298
17,5 µg/ml 0,2078 30,7462 30,5770
0,2025 29,9552
5 Kontrol negatif + Simvastatin 0,1814 26,8059
20 µg/ml 0,1791 26,4627 26,4975
0,1775 26,2239
6 Kontrol negatif + Simvastatin 0,1614 23,8209
22,5 µg/ml 0,1582 23,3433 23,4726
0,1576 23,2537

51
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 8. (Lanjutan)

a. Nilai penurunan kadar kolesterol

Konsentrasi % Penurunan Kadar Kolesterol


Larutan Uji (µg/ml)
EEBK Fenofibrate Simvastatin

Kontrol Negatif Kolesterol


99,3681
(100 µg/ml)
12,5 67,2608 58,9696 61,1326
15 68,6076 61,3529 65,0278
17,5 69,9194 62,5344 69,2285
20 72,0773 64,1717 73,3339
22,5 73,4992 65,8890 76,3781

52
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 9. Perhitungan LOD dan LOQ

X Y Yi Y-Yi (Y-Yi)2
0 0 0,0018 -0,0018 0,00000324
50 0,3484 0,3368 -0,0116 0,00013456
60 0,3855 0,4038 -0,0183 0,00033489
70 0,4707 0,4708 -0,0001 0,00000001
80 0,5421 0,5378 -0,0043 0,00001849
90 0,6061 0,6048 0,0013 0,00000169
100 0,6745 0,6718 0,0027 000000729

Ʃ(Y-Yi)2=0,000500033

Ʃ(Y−Yi)2 0,00050033
Sy/x = √ 𝑛−2
=√ 5
= 0,010003299

Log y2 −Log y1 −0,1710 −(−0,2174)


Slope = = = 0,0046
𝑥2−𝑥1 100−90

Sy
3x( ) 3 x 0,010003299
x
LOD = = = 6,4676 µg/ml
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 0,0046

Sy
10 x ( ) 10 x 0,010003299
x
LOQ = = = 21,5588 µg/ml
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 0,0046

53
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 10. Contoh Perhitungan Penurunan Kadar Kolesterol Larutan Ekstrak
Etanol Buah Kemloko

Didapatkan persamaan regresi linear kolesterol :

y = 0,0067x + 0,0018; R = 0,9995

Perhitungan kadar kolesterol :

1. Kontrol negatif (Kolesterol 100 µg/ml)

y = 0,0067x + 0,0018

0,6676 = 0,0067x + 0,0018

x = 99,3731 µg/ml

Kadar kolesterol dalam larutan = 99,3731 µg/ml

2. Konsentrasi ekstrak 12,5 µg/ml

y = 0,0067x + 0,0018

0,2238 = 0,0067x + 0,0018

x = 33,1343 µg/ml

Kadar kolesterol dalam larutan = 33,1343 µg/ml

3. Konsentrasi ekstrak 15 µg/ml

y = 0,0067x + 0,0018

0,2127 = 0,0067x + 0,0018

x = 31,4776 µg/ml

Kadar kolesterol dalam larutan = 31,4776 µg/ml

4. Konsentrasi ekstrak 17,5 µg/ml

y = 0,0067x + 0,0018

0,2045 = 0,0067x + 0,0018

54
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 10. (Lanjutan)

x = 29,8905 µg/ml

Kadar kolesterol dalam larutan = 29,8905 µg/ml

5. Konsentrasi ekstrak 20 µg/ml

y = 0,0067x + 0,0018

0,1881 = 0,0067x + 0,0018

x = 28,3433 µg/ml

Kadar kolesterol dalam larutan = 28,3433 µg/ml

6. Konsentrasi ekstrak 20 µg/ml

y = 0,0067x + 0,0018

0,1881 = 0,0067x + 0,0018

x = 28,3433 µg/ml

Kadar kolesterol dalam larutan = 28,3433 µg/ml

7. Konsentrasi ekstrak 22,5 µg/ml

y = 0,0067x + 0,0018

0,1806 = 0,0067x + 0,0018

x = 26,6865 µg/ml

Kadar kolesterol dalam larutan = 26,6865 µg/ml

55
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 11. Contoh Perhitungan Persen Penurunan Kadar Kolesterol Larutan
Ekstrak Etanol Buah Kemloko

Rumus perhitungan % penurunan kadar kolesterol = kadar larutan baku kolesterol

sebesar 100 ppm yang terbaca oleh spektrofotomoter UV-Vis dikurangi dengan

kadar kolesterol yang sudah ditambahkan larutan ekstrak kemudian dibagi dengan

kadar kolesterol awal sebesar 100 ppm dan dikali seratus persen.

1. Ekstrak metanol 12,5 µg/ml

% penurunan kadar kolesterol = 99,3681 – 32,5323 x 100% = 67,2608 %

99,3681

2. Ekstrak metanol 15 µg/ml

% penurunan kadar kolesterol = 99,3681 – 31,1940 x 100% = 68,6076 %

99,3681

3. Ekstrak metanol 17,5 µg/ml

% penurunan kadar kolesterol = 99,3681 – 29,8905 x 100% = 69,9194 %

99,3681

4. Ekstrak metanol 20 µg/ml

% penurunan kadar kolesterol = 99,3681 – 27,7462 x 100% = 72,0773 %

99,3681

5. Ekstrak metanol 22,5 µg/ml

% penurunan kadar kolesterol = 99,3681 – 24,8607 x 100% = 74,9812 %

99,3681

56
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 12. Analisis data
a. Uji Normalitas

Tes Normalitas (Shapiro-Wilk)


Sampel Statistik Derajat Kebebasan Signifikansi
Kadar EEBK 0,969 5 0,868
Kolesterol Simvastatin 0,976 5 0,912
Fenofibrate 0,994 5 0,993

b. Uji Homogenitas

Tes Homogenitas (Statistik Levene)


Statistik Derajat Derajat Signifikansi
Levene Kebebasan 1 Kebebasan 2
2,929 2 12 0,092

c. Uji ANOVA

Source Type III df Rata-rata F Sig.


Sum of Kuadrat
Squares
Kevalidan 340.357a 6 56.726 13.170 .001
model
Intersep 67923.576 1 67923.576 15769.650 .000
Sampel 170.210 2 85.105 19.759 .001
Error 34.458 8 4.307
Total 68298.391 15
Total Terkoreksi 374.815 14

c. Post Hoc Test (LSD)

Sampel Sampel Perbedaan Standard Signifi


Rata-Rata Error kansi

EEBK Simvastatin 1,252680 1,3125905 0,368


fenofibrate 7,689340* 1,3125905 0,000
Simvastatin EEBK -1,252680 1,3125905 0,368
Fenofibrate 6,436660* 1,3125905 0,001
Fenofibrate EEBK -7,689340* 1,3125905 0,000
Simvastatin -6,436660* 1,3125905 0,001

57
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai