METODOLOGI PENELITIAN
variabel bebas adalah ekstrak etanol buah kemloko dan variabel terikat yaitu nilai
spektrofotometer UV-Vis.
3.1 Alat
aluminium foil (Total Wrap), batang pengaduk, kertas perkamen, lumpang, neraca
analitik (Mettler Toledo), pipet mikro (Eppendorf; 10-100 µL), pipet mikro
(Eppendorf; 100-1000 µL), pipet volume (Herma; 1 ml), pipet volume (Herma; 2
ml), pipet volume (Herma; 5 ml), rak tabung reaksi, serbet, spatula,
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak etanol buah
simvastatin.
24
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.3 Pengujian Aktivitas Antikolesterol dengan Spektrofotometer UV-Visibel
3.3.1 Prinsip Metode Penurunan Kadar kolesterol
maksimum yang diperoleh merujuk pada prosedur Amin (2015) dan Anggraini dan
µg/ml).
dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml, ditambahkan asam asetat anhidrat 2 ml,
25
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ditambahkan asam sulfat pekat 0,1 ml, dicukupkan dengan kloroform hingga garis
maksimum kolesterol.
Larutan induk (Konsentrasi 1000 µg/ml ) dipipet sebanyak 0,4 ml; 0,5 ml
0,6 ml: 0,7 ml: 0,8 ml: 0,9 ml: dan 1 ml ke dalam labu tentukur 10 ml untuk
µg/ml, dan 100 µg/ml lalu ke dalam masing-masing labu tentukur, ditambahkan 2
ml asam asetat anhidrat dan 0,1 ml asam sulfat pekat, ditambahkan kloroform
hingga garis tanda, dihomogenkan, ditutup lapisan luar tabung dengan aluminium
foil dan didiamkan selama 15 menit. Diukur absorbansi larutan standar kolesterol
dari analit dalam sampel yang dapat terdeteksi, tetapi tidak perlu terkuantisasi
sehingga nilai yang dihasilkan tidak harus memenuhi kriteria akurasi dan presisi.
Nilai limit kuansasi (LOQ) adalah konsentrasi atau jumlah terkecil/terendah dari
analit dalam sampel yang masih dapat ditentukan dan memenuhi kriteria akurasi
26
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.3.9 Penentuan Kadar Kolesterol Kontrol Negatif (Kolesterol 100 µg/ml)
dengan kloroform sampai garis tanda sebagai LIB II (konsentrasi 400 µg/ml) .
Larutan kolesterol (konsentrasi 400 µg/ml) dipipet sebanyak 6,25 ml, kemudian
dan 0,1 ml asam sulfat pekat, ditambahkan kloroform hingga garis tanda,
kolesterol.
etanol (Konsentrasi 1000 µg/ml ). Larutan tiap konsentrasi dipipet sebanyak 2,5 ml
15 µg/ml, 17,5 µg/ml, 20 µg/ml, dan 22,5 µg/ml), lalu kedalam masing-masing labu
kan, kemudian ditambahkan 2 ml asam asetat anhidrat dan 0,1 ml asam sulfat pekat,
27
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Visible dengan panjang gelombang maksimum yang diperoleh. kemudian di
28
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV
menghasilkan panjang gelombang absorbansi maksimum 412 nm dan 626 nm. Pada
dan 630 nm. Data hasil pengukuran serapan maksimum dapat dilihat pada Gambar
4.1.
29
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.1.2 Operating Time
Operating time adalah waktu yang tepat untuk pembacaan serapan larutan
yang diperiksa pada saat serapannya stabil pada kurva operating time. Sampel yang
digunakan adalah yang berwarna sehingga dapat diketahui pada menit keberapa
time pada menit ke-11, namun data tersebut tidak sesuai dengan literatur.
Berdasarkan literatur menurut Anggraini dan Ali (2017), Anggraini dan Nabillah
(2018), Fitriani U.A. dan Yusuf (2016), Hadiarti (2017) pengukuran dilakukan
setelah masing-masing sampel yang telah ditambahkan asam asetat anhidrat dan
asam sulfat pekat lalu didiamkan selama 15 menit. Jadi sampel tetap didiamkan
larutan baku kolesterol dalam kloroform dengan 2 ml asam asetat anhidrat dan 0,1
ml asam sulfat pekat. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.2 :
Koefisien korelasi (r) dari kurva kalibrasi larutan baku kolesterol sebesar
0.9995; Hasil linearitas yang baik diperoleh jika nilai koefisien regresi diantara 0,8
- 1 (Bertan dkk., 2016). Kegunaan uji korelasi untuk mencari hubungan antara
30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kurva Kalibrasi Standar Kolesterol
0.8
0.7
y = 0,0067x + 0,0018
0.6
r = 0.9995
Absorbansi
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Konsentrasi (µg/ml)
Hasil perhitungan diperoleh nilai LOD sebesar: 6,4676 µg/ml dan LOQ :
21,5588 µg/ml. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa semua hasil yang diperoleh
pada pengukuran sampel berada diatas batas deteksi dan batas kuantitasi.
analit dalam sampel yang dapat terdeteksi, tetapi tidak perlu terkuantisasi sehingga
nilai yang dihasilkan tidak harus memenuhi kriteria akurasi dan presisi. Limit
Kuantisasi (LOQ) adalah konsentrasi atau jumlah terendah dari analit yang masih
dapat ditentukan dan memenuhi kriteria akurasi dan presisi. Limit kuantisasi biasa
Kadar kolesterol yang didapat dari kontrol negatif berupa larutan kolesterol
31
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.1.6 Aktivitas Antikolesterol Larutan Uji
hasil pengukuran absorbansi pada menit ke-15 dengan adanya penambahan larutan
uji dengan konsentrasi 12,5 µg/ml; 15 µg/ml; 17,5 µg/ml; 22,5 µg/ml dan 25 µg/ml
kolesterol dan persen penurunan kadar kolesterol dari ekstrak etanol buah kemloko
berperan dalam menurunkan kadar kolesterol yaitu fenol, flavonoid, dan vitamin C.
Gugus hidroksil pada kolesterol bereaksi dengan gugus keton pada flavonoid
mengukur kolesterol bebas, bukan kolesterol yang terikat oleh flavonoid. Gugus
karbonil pada flavonoid akan bereaksi dengan gugus hidroksil pada kolesterol
membentuk ikatan hidrogen. Senyawa yang tidak terikat oleh sampel inilah atau
disebut dengan kolesterol bebas yang bereaksi dengan asam asetat anhidrat dan
kolesterol. Latha dan P. Daisy (2011) meneliti tentang aktivitas antioksidan dan
buah kemloko, Fenofibrate dan simvastatin dapat dilihat pada Tabel 4.2:
32
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.2 Nilai penurunan kadar kolesterol
Sampel Konsentrasi % Penurunan Kadar Kolesterol
(µg/ml)
EEBK Fenofibrate Simvastatin
ekstrak etanol buah kemloko dan kontrol positif (fenofibrate dan simvastatin) dapat
100
95
90
85
80
75
70
65
60
55
0 22.5 20 17.5 15 12.5
Konsentrasi (µg/ml)
menurun. Hal ini terjadi karena dengan tingginya konsentrasi sampel maka dapat
menurunkan kadar kolesterol dengan baik, sehingga nilai absorbansinya lebih kecil
33
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dari Tabel 4.2 di atas diketahui bahwa ekstrak etanol buah kemloko dengan
konsentrasi 12,5 µg/ml mampu menurunkan kolesterol sebesar 67,2608 %. Hal ini
penurunan kadar kolesterol secara in vitro karena adanya sinergitas antara metabolit
sekunder.
dibandingkan dengan simvastatin pada konsentrasi larutan 12,5; 15 dan 17,5 µg/ml
ekstrak etanol buah kemloko memiliki penurunan kadar kolesterol yang lebih besar,
tetapi pada konsentrasi larutan 20 dan 22,5 µg/ml, simvastatin memiliki penurunan
kolesterol yaitu fenolik, flavonoid, dan vitamin C. Gugus hidroksil pada kolesterol
karbonil pada flavonoid akan bereaksi dengan gugus hidroksil pada kolesterol
membentuk ikatan hidrogen. Senyawa yang tidak terikat oleh sampel inilah atau
disebut dengan kolesterol bebas yang bereaksi dengan asam asetat anhidrat dan
untuk melihat distribusi data dan diuji homogenitasnya. Dari uji normalitas
kemloko, fenofibrate dan simvastatin terdistribusi normal (p > 0,05) dan uji
34
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
homogenitas (Levene) menunjukkan kadar kolesterol ekstrak etanol buah kemloko,
fenofibrate dan simvastatin bervariasi secara homogen (p > 0,05), karena syarat
normalitas dan homogenitas sudah terpenuhi maka dilanjutkan dengan uji ANOVA.
Hasil uji ANOVA menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan diantara sampel
(p<0,05), Hasil uji Post Hoc menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada
buah kemloko memiliki aktivitas antikolesterol yang lebih baik dari simvastatin
tetapi tidak memiliki perbedaan yang signifikan atau bisa disebut mempunyai
aktivitas antikolesterol yang relatif sama. Hasil uji ANOVA dapat dilihat pada
35
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 1. Bagan Kerja Penelitian
25 mg Serbuk Kolesterol
DPPHDPPH dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml
ditambahkan dengan kloroform hingga garis
tanda
Larutan Baku Kolesterol
(Konsentrasi 1000 µg/ml)
dipipet 0,7 ml
39
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 1. Lanjutan
25 mg Serbuk Kolesterol
DPPHDPPH dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml
ditambahkan dengan kloroform hingga garis
tanda
Larutan Baku Kolesterol
(Konsentrasi 1000 µg/ml)
dipipet 10 ml
dimasukkan ke dalam labu tentukur 25ml
dicukupkan dengan kloroform hingga garis tanda
Larutan kolesterol
(Konsentrasi 400 µg/ml)
dipipet 6,25 ml
dimasukkan ke dalam labu tentukur 25ml
ditambahkan 2 ml asam asetat anhidrat
ditambahkan 0,1 ml asam sulfat pekat
ditambahkan kloroform hingga garis tanda
didiamkan selama 15 menit
diukur dengan spektrofotometer UV-Visibel
dengan λ maksimum 626 nm
Nilai Absorbansi
40
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 1. Lanjutan
Serbuk kolesterol
ditimbang 25 mg
Larutan kolesterol
(konsentrasi 1000 µg/ml)
Kurva kalibrasi
dihitung
41
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 1. Lanjutan
ditimbang 25 mg
Nilai Absorbansi
42
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 2. Gambar Tumbuhan Kemloko, Buah Kemloko, Simplisia Buah
Kemloko
43
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 3. Warna larutan uji
44
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 4. Alat-Alat Penelitian
45
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 5. Uji Mikroskopik Simplisia Buah Kemloko
Keterangan: (a) Jaringan parenkim; (b) Tetes minyak; (c) Jaringan gabus;
(d) Serat
46
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 6. Operating Time
47
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 7. Perhitungan Persamaan Regresi dari Kurva Serapan Kolesterol
X Y XY X2 Y2
0 0 0 0 0
50 0,3484 17,4200 2500 0,1214
60 0,3855 23,1300 3600 0,1486
70 0,4707 32,9490 4900 0,2215
80 0,5421 43,3680 6400 0,2938
90 0,6061 54,5490 8100 0,3673
100 0,6745 67,4500 10000 0,4549
ƩX = ƩY=
450 3,0273
ƩXY= 238,8660 ƩX²=35500 ƩY²=1,6075
̅
X= ̅
Y=
64,287 0,4325
a = 0,0067
̅ − aX
b=Y ̅
b = 0,4325 – (0,0067)(64,2857)
b = 0,0018
ƩXY-(ƩX)(ƩY)/n
r=
√[(ƩX2 )- (ƩX)2 /n][(ƩY2 )- (ƩY)2 /n]
238,8660-(450)(3,0273)/7
r=
√[(35500)- (450)2 /7][(1,6075) – (3,0273)2 /7]
r = 0,9995
48
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 8. Uji Penurunan Kadar Kolesterol
a. Nilai rata-rata absorbansi dan kadar kolesterol dari ekstrak etanol buah kemloko
Kadar Rata-rata
No Sampel Rata-rata Kolesterol Kadar
Absorbansi (µg/ml) Kolesterol
(µg/ml
1 Kontrol negatif (Larutan baku 0,6676 99,3731
kolesterol 100 µg/ml) 0,6682 99,4626 99,3681
0,6669 99,2686
2 Kontrol negatif + EEBK 12,5 0,2238 33,1343
µg/ml 0,2187 32,2731 32,5323
0,2168 32,0895
3 Kontrol negatif + EEBK 15 0,2127 31,4776
µg/ml 0,2104 31,1343 31,1940
0,2093 30,9701
4 Kontrol negatif + EEBK 17,5 0,2045 30,2537
µg/ml 0,2032 30,0597 29,8905
0,1985 29,8905
5 Kontrol negatif + EEBK 20 0,1881 28,3433
µg/ml 0,1868 27,6119 27,7462
0,1846 27,2836
6 Kontrol negatif + EEBK 22,5 0,1806 26,6865
µg/ml 0,1779 26,2835 26,3333
0,1762 26,0298
0,1635 24,2343
49
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 8. (Lanjutan)
50
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 8. (Lanjutan)
51
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 8. (Lanjutan)
52
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 9. Perhitungan LOD dan LOQ
X Y Yi Y-Yi (Y-Yi)2
0 0 0,0018 -0,0018 0,00000324
50 0,3484 0,3368 -0,0116 0,00013456
60 0,3855 0,4038 -0,0183 0,00033489
70 0,4707 0,4708 -0,0001 0,00000001
80 0,5421 0,5378 -0,0043 0,00001849
90 0,6061 0,6048 0,0013 0,00000169
100 0,6745 0,6718 0,0027 000000729
Ʃ(Y-Yi)2=0,000500033
Ʃ(Y−Yi)2 0,00050033
Sy/x = √ 𝑛−2
=√ 5
= 0,010003299
Sy
3x( ) 3 x 0,010003299
x
LOD = = = 6,4676 µg/ml
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 0,0046
Sy
10 x ( ) 10 x 0,010003299
x
LOQ = = = 21,5588 µg/ml
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 0,0046
53
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 10. Contoh Perhitungan Penurunan Kadar Kolesterol Larutan Ekstrak
Etanol Buah Kemloko
y = 0,0067x + 0,0018
x = 99,3731 µg/ml
y = 0,0067x + 0,0018
x = 33,1343 µg/ml
y = 0,0067x + 0,0018
x = 31,4776 µg/ml
y = 0,0067x + 0,0018
54
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 10. (Lanjutan)
x = 29,8905 µg/ml
y = 0,0067x + 0,0018
x = 28,3433 µg/ml
y = 0,0067x + 0,0018
x = 28,3433 µg/ml
y = 0,0067x + 0,0018
x = 26,6865 µg/ml
55
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 11. Contoh Perhitungan Persen Penurunan Kadar Kolesterol Larutan
Ekstrak Etanol Buah Kemloko
sebesar 100 ppm yang terbaca oleh spektrofotomoter UV-Vis dikurangi dengan
kadar kolesterol yang sudah ditambahkan larutan ekstrak kemudian dibagi dengan
kadar kolesterol awal sebesar 100 ppm dan dikali seratus persen.
99,3681
99,3681
99,3681
99,3681
99,3681
56
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 12. Analisis data
a. Uji Normalitas
b. Uji Homogenitas
c. Uji ANOVA
57
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA