Anda di halaman 1dari 4

DASAR TEORI

Spekrofotometer UV (Multi Compound)

Spekrofotometer UV (Multi Compound)

Prinsip pengukuran menggunakan alat spektrofotometer UV ini didasarkan pada hubungan


antara berkas radiasi elektromagnetik yang diabsorbsi dengan tebalnya cuplikan dan konsentrasi
dari komponen penyerap. Berdasarkan hal inilah maka dapat diketahui konsentrasi sampel
berdasarkan data serapan (A) sampel, perlu dibuat suatu kurva kalibrasi yang menyatakan
hubungan antara absorban (A) dengan konsentrasi (C) dari serangkaian zat standar yang telah
diketahui (5). Adapun penghitungannya dilakukan dengan menggunakan aplikasi sistem
persamaan linier yang merupakan pemodelan atau adaptasi hukum Lambert-Beers.

Untuk penetapan kadar campuran zat secara spektrofotometri yang mempunyai spektrum
yang tumpang tindih, dapat dilakukan secara spektrofotometri dengan metoda multikomponen.
Prinsip dari metoda ini adalah mengukur serapan sampel pada dua atau lebih panjang gelombang
yang berbeda (Wulandari Fenny, 2019)

a. Aspek Kualitiatif
Uji kualitatif ini dilihat berdasarkan spektrum yang terbentuk yang ditunjukkan pada
larutan baku hidrokuinon. Uji kualitatif ini yaitu uji yang dilakukan untuk menentukan ada
tidaknya sampel dalam kosmetik. Pengujian sampel kualitatif dilakukan dengan mengamati
spektrum yang terbentuk tiap sampel [Agustin et al., 2021].
Sebelum melakukan preparasi sampel hal yang harus terlebih dahulu dilakukan yaitu
menyiapkan larutan baku hidrokuinon. Setelah itu dilakukan penentuan panjang gelombang
maksimum. Setelah itu dilakukan preparasi sampel dengan cara ditimbang sampel kemudian
masukkan ke dalam erlenmeyer. Lalu sampel ditambahkan beberapa tetes HCl 4 N dengan
tujuan agar sampel dapat terpisah dari senyawa lain yang ada di dalam sabun. Kemudian
tambahkan etanol yang bertujuan untuk melarutkan sampel yang kemudian sampel tersebut
dipanaskan. Tujuan pemanasan ini untuk menghomogenkan sampel.
Setelah itu saring menggunakan kertas saring yang telah berisi 1 gram natrium sulfat
yang bertujuan untuk menarik agar tidak adanya fase air lagi. Lalu hasil penyaringan
dimasukkan ke dalam labu ukur setelah itu ditambahkan dengan etanol 96 % sampai garis
tanda dan dikocok hingga homogen Setelah larutan uji siap pengerjaan dilanjutkan dengan
mencari panjang gelombang maksimum. Panjang gelombang maksimum berada pada
panjang gelombang 294 nm. Tujuan dari pengukuran panjang gelombang yaitu untuk
mengetahui serapan optimum dari larutan baku hidrokuinon. Selanjutnya panjang gelombang
ini akan digunakan untuk mengukur absorbansi sampel. Setelah mengetahui hasil serapan
optimum dari larutan baku hidrokuinon maka dilanjutkan dengan identifikasi sampel secara
kualitatif [7]

b. Pemilihan dan pembacaan


Berdasarkan hasil hasil identifikasi secara spektrofotometri, Spektrum yang dibentuk
oleh ketiga sampel menunjukan bahwa sampel pada panjang gelombang 294 nm. Pada
sampel dilihat adanya peak pada spektrum yang ditunjukkan pada larutan baku dengan kadar
absorbansi yang ditentukan. Faktor pengenceran adalah faktor yang dilakukan agar bahan
atau sampel tidak terlalu pekat sehingga memudahkan dalam pembacaan pada
spektrofotometer.
c. Pemilihan pelarut
Prinsip Kromatografi Lapis Tipis yaitu pemisahan senyawa multi komponen dengan
menggunakan dua fase yaitu fase diam dan fase gerak.Fase diam yang digunakan yaitu silika
gel GF 254 nm dan fase gerak yang digunakan yaitu toluen dan asam asetat glasial (8:2).
Silika gel ini mampu berflouresensi dengan baik pada sinar UV dengan panjang gelombang
254 nm. Fase gerak yang dipakai berfungsi untuk mengikat/menarik senyawa yang diduga
hidrokuinon sampai batas elusi dan menimbulkan bercak. Terdapat dua fase dalam
kromatografi lapis tipis yaitu fase normal (normal phase) dan fase terbalik (reverse phase),
normal phase adalah fase diamnya polar fase geraknya non polar sedangkan reverse phase
adalah fase diamnya non polar, pada penelitian ini digunakan normal phase [Anggraini, et al
2016].
d. Hukum Lambert Beer
Jika sinar monokromatik melewati suatu senyawa maka sebagian sinar akan
diabsorbsi, sebagian dipantulkan dan sebagian lagi akan dipancarkan. Cermin yang berputar
pada spektrofotometer akan membagi sinar dari sumber cahaya menjadi dua (Sembiring et al,
2019). Panjang gelombang pada daerah ultraviolet adalah 180 nm−380 nm, sedangkan pada
daerah visible adalah 380 nm−780 nm (Warono dan Syamsudin, 2019).
Pengukuran absorbansi sampel dilakukan pada panjang gelombang yang sesuai dengan
menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Dimana pada panjang gelombang tersebut hukum
Lambert-Beer terpenuhi dan apabila dilakukan pengukuran secara berulang maka tingkat
kesalahannya sangat kecil. Nilai absorbansi yang diperoleh juga telah memenuhi range
absorbansi yang baik atau dikenal dengan hukum Lambert-Beer yaitu 0,2 ≤ A < 0,8. Selain
itu, menurut Dirjen POM (2014) range kadar flavonoid total berdasarkan nilai absobansinya
berkisar 0,2-0,8.
e. Koefisien absorbtivitas spesifik sampel (Agustin et al., 2021)
1. Penentuan harga koefisien absorbtivitas spesifik dari parasetamol pada panjang
gelombang serapan maksimum sampel.
Diambil larutan induk 100 µg/ml sebanyak 1; 1,5; 2; 2,5; 3; 3,75; 5; 6,25; 7,5; 8,75 ml,
masing – masing diencerkan dengan HCl 0,1 N dalam labu ukur 25 ml sampai tanda
batas diperoleh konsentrasi masing–masingnya 4, 6, 8, 10, 12, 15, 20, 25, 30, 35 µg/ml.
Diukur serapannya dengan spektrofotometer UV pada panjang gelombang serapan
maksimum sampeel untuk konsentrasi 4 sampai 12 µg/ml, pada panjang gelombang
serapan maksimum sampel untuk konsentrasi 15 sampai 35 µg/ml.
2. Penentuan harga koefisien absorbtivitas spesifik dari sampel pada panjang gelombang
serapan maksimum
Diambil larutan induk sampel 100 µg/ml sebanyak 1,5; 2; 2,5; 3; 3,5; 3,75; 5; 6,25; 7,5;
8,75 ml, masing – masing diencerkan dengan HCl 0,1 N dalam labu ukur 25 ml sampai
tanda batas diperoleh konsentrasi masing– masingnya 6, 8, 10, 12, 14, 15, 20, 25, 30, 35
µg/ml. Diukur serapannya dengan spektrofotometer UV pada panjang gelombang serapan
maksimum parasetamol untuk konsentrasi 15 sampai 35 µg/ml, pada panjang gelombang
serapan maksimum sampel untuk konsentrasi 6 sampai 14 µg/ml.
Referensi

Agustin Risna, Eka Oktaviantari Destiana, Feladita Niken (2021) Identifikasi Hidrokuinon
Dalam Sabun Pemutih Pembersih Wajah Di Tiga Klinik Kecantikan Dengan Metode
Kromatografi Lapis Tipis Dan Spektrofotometri Uv-Vis. Jurnal Analis Farmasi Volume 6,
No. 1 April 2021, Hal 95 – 101
Anggraini, P., Primadiamanti, A., Ulfa, A.M. 2016. Identifikasi Hidrokuinon dalam Sabun
Pembersih Wajah yang Beredar Melalui Toko Online (Online Shop) Secara Kromatografi
Lapis Tipis. Jurnal analisis Farmasi. Akafarma Putra Indonesia Lampung. Lampung.
Warono Dwi dan Syamsudin. (2013). Unjuk Kerja Spektrofotometer Untuk Analisa Zat Aktif
Ketoprofen. Jurnal Konversi 2
Wulandari Fenny, 2019. Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Kofein Dalam Sediaan
Tablet Yang Beredar Dengan Metoda Spektrofotometri Uv Multikomponen. Open Jurnal
System Vol.5 No. 2 Tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai