Anda di halaman 1dari 52

Teknik Evaluasi Bioaktivitas

Teknik Evaluasi Aktivitas Antikolesterol


secara Invivo dan Invitro
Dosen Pengampu: apt. Novia Sinata, M. Si
ANGGOTA KELOMPOK 2

Hefriza Putri 2201246


Hesti Rahmatia 2001056
Intan Fazira 2001057
Irfan Maulana 2001058
Jesy Milianty 2001059
Kamilah Dzikra Andrea 2001260
Lena Agustina 2001261
Maulin Rahmawti 2001263
Mulia Rizky 2001264
POKOK BAHASAN

Definisi Teknik Uji Vitro

Teknik Uji in Silico Teknik Uji in Vivo

Review Jurnal
01
Definisi Kolesterol &
Definisi Uji
Antikoleterol
Definisi Kolesterol
Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah,
dan terbentuk secara alamiah dan secara umum memiliki fungsi untuk
membangun dinding didalam sel (membran sel) dalam tubuh, selain itu
kolesterol juga berperan dalam hormon korteks adrenal, vitamin D dan
membentuk garam empedu yang membantu usus untuk menyerap lemak.
Lemak dalam darah terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan
asam lemak bebas. Lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat
diperlukan oleh tubuh kita disamping zat gizi lain seperti karbohidrat,
protein, vitamin dan mineral.
Definisi Kolesterol

Hiperkolesterol atau kadar kolesterol yang tinggi dalam darah


menyebabkan penyakit gangguan metabolisme kolesterol atau
hiperlipidemia. Tingginya kadar kolesterol darah menjadi faktor
risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler dan stroke. Untuk
mengatasi masalah tersebut, salah satunya dilakukan uji
antikolesterol menggunakan tanaman yang dikembangkan fungsinya
sebagai antihiperlipidemia
Definisi Uji Antikolesterol

Antikolesterol merupakan suatu aktivitas yang diberikan oleh senyawa


tertentu yang dapat mengobati penyakit kolesterol. Pengujian aktivitas
antikolesterol ini biasa dilakukan pada tanaman herbal. Pengujian
aktivitas antikoleterol diuji dengan cara yaitu secara in vitro dan in
vivo
TEKNIK UJI
ANTIKOLESTEROL
SECARA INVITRO
Metode Fotometri

Metode ini dilakukan dengan mereaksikan larutan kolesterol dengan


pereaksi Lieberman-Burchard yang kemudian dideteksi menggunakan
alat spesifik berupa spektrofotometer (Attarde dkk, 2010).

Prinsip dari metode ini adalah apabila kolesterol direaksikan dengan


asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat dalam lingkungan bebas
air, maka akan terbentuk warna hijau – biru yang intensitas akibat
pembentukan polimer hidrokarbon tak jenuh. Warna yang terbentuk
kemudian ditentukan absorbansinya dengan fotometer (Maulia, 2013)
Semakin banyak kolesterol bebas yang terkandung dalam
larutan sampel maka akan semakin pekat warna yang terbentuk
dari larutan tersebut. Semakin pekat warna larutan akan
menyerap lebih banyak cahaya sehingga berpengaruh terhadap
absorbansinya ketika diukur dengan spektrofotometer UV-Vis
(Rudel dan Moris, 1973).

Aktifitas antikolesterol dapat diketahui dengan cara


membandingkan absorbansi senyawa berwarna hasil reaksi
antara kolesterol bebas dengan asam asetat anhidrat dan
H2SO4 pekat dari larutan kontrol dengan larutan uji.
Perhitungan penurunan kadar kolestrol dapat dihitung dengan
melihat absorbansi yang dihasilkan, dengan rumus :

Keterangan :
A = % Kolestrol yang berkurang
B = Absorbansi kolestrol + sampel
C = Absorbansi kontrol positif
Review Jurnal In
Vitro
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antikolesterol ekstrak
etanol daun gedi (Abelmoschus Manihot (L.) Medik) secara in vitro serta
menentukan nilai EC50
Daun gedi mengandung senyawa berkhasiat polifenol, yaitu : tanin terkondensasi, fenolik dan
flavonoid yang diketahui dapat menurunkan kolesterol darah. Ekstrak flavonoid dan steroid yang
diisolasi dari daun gedi (Abelmoschus manihot (L.) Medik) menunjukkan penurunan kadar kolesterol
sebesar 84.45% pada ekstrak flavonoid, dan menurunkan kolesterol sebesar 72.53% pada ekstrak
steroid.

Flavonoid memiliki manfaat bagi tubuh.


Salah satunya yaitu flavonoid dapat Daun gedi (Abelmoschus manihot (L.) Medik)
digunakan sebagai penurun kolesterol. memiliki kandungan flavonoid yang cukup
Di dalam tubuh, flavonoid mampu tinggi (23-41%). Flavonoid juga berperan
mengikis endapan kolesterol pada sebagai senyawa yang dapat mereduksi
dinding pembuluh darah koroner. trigliserida (TGA) dan meningkatkan HDL.
Dengan terkikisnya kolesterol pada Selain itu, flavonoid bekerja menurunkan kadar
pembuluh darah, maka tidak akan kolesterol dalam darah dengan menghambat
memicu timbulnya penyakit lain yang kerja enzim 3-hidroksi 3-metilglutaril koenzim
diakibatkan oleh kolesterol, seperti : A reduktase (HMG Co-A reduktase)
hipertensi, stroke, dan jantung.
ALAT dan BAHAN
Alat-alat serta instrument yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain alat-alat gelas (Pyrex® ), blender, pipet, mikropipet (Nesco),
seperangkat alat maserasi, seperangkat alat rotavapor, spektrofotometer
UV-Visible (Thermo Scientific® Genesys 10S UV-Vis), dan timbangan
analitik (Kern), dan Vortex (Ika®). Bahan-bahan yang digunakan
dalam penelitian ini antara lain, asam sulfat (H 2SO4) pekat, asam asetat
anhidrat (CH3CO)2O, baku kolesterol pa, etanol 96% teknis, kloroform
(CHCl3) pa.
Spektroskopi adalah suatu ilmu yang mengkorelasikan
antara frekuensi atau energi gelombang dengan interaksi
unsur didalam molekul.

Spektrofotometri UV-VIS adalah radiasi


sinar ultraviolet-visible yang menimbulkan Ketika ada sumber sinar berupa cahaya uv-vis
vibrasi molekul dan transisi elektronik dalam (monokromatik) diteruskan melalui suatu
molekul dengan menyerap cahaya UV-Vis media (larutan bewarna) yang merupakan
daerah bilangan gelombang 160 nm sampai suatu sampel, maka Sebagian cahaya tersebut
780 nm. Serapan cahaya UV atau cahaya ada yang diserap, dipantulkan dan ada yang
visible mengakibatkan transisi elektronik, diteruskan. Cahaya yang diserap tersebut akan
yaitu promosi elektron-elektron dari orbital menyebabkan elektron terekstasi dari keadaan
dasar yang berenergi rendah ke orbital dasar ke keadaan yang memiliki energi yang
tereksitasi yang berenergi lebih tinggi. lebih tinggi.
Pengukuran aktivitas antikolesterol menggunakan spektrofotometer
UV-Vis, karena prinsip penelitian ini yaitu penurunan kolesterol
dimana kolesterol memiliki gugus kromofor. Kromofor merupakan
semua gugus atau atom dalam senyawa organik yang mampu
menyerap sinar ultraviolet dan sinar tampak, adapun contoh dari
kromofor pada kolesterol yaitu alkena.
Metode Lieberman Burchard

Prinsip uji Lieberman Burchard untuk mengidentifikasi senyawa golongan steroid salah satunya adalah
kolesterol. Pereaksi Lieberman Burchard merupakan campuran antara asam setat anhidrat dan asam sulfat pekat.
Asam asetat anhidrat digunakan untuk mengekstraksi kolesterol, memastikan media bebas air dan membentuk
turunan asetil dari steroid, asam sulfat pekat ditetesi melewati dinding akan menghasilkan warna hijau untuk
senyawa steroid termasuk kolesterol. Penambahan kloroform untuk melarutkan kolesterol, karena 1 bagian
kolesterol yang bersifat non polar larut dalam pelarut non polar yaitu 4,5 bagian kloroform sesuai dengan prinsip
“like dissolve like” maka senyawa non polar akan larut non polar (Lehninger 1988).
Mekanisme yang terjadi dalam uji ini ketika asam sulfat ditambahkan ke dalam campuran yang berisi
kolesterol, maka molekul air berpindah dari gugus C 3 kolesterol, kolesterol kemudian teroksidasi membentuk 3,5-
kolestadiena. Produk ini dikonversi menjadi polimer yang mengandung kromofor yang menghasilkan warna hijau.
Warna ini disebabkan karena adanya gugus hidroksi (−OH) dari kolesterol bereaksi dengan pereaksi Lieberman
Burchard dan meningkatkan konjugasi dari ikatan tak jenuh dalam cincin yang berdekatan. Warna hijau ini
menandakan hasil yang positif.
Dilakukan uji aktivitas antikolesterol dengan metode Lieberman-Burchard yang sangat spesifik
digunakan untuk mengukur senyawa golongan steroid salah satunya yaitu kolesterol, jenis steroid yang terdapat
pada tumbuhan yaitu fitosterol yang dimana struktur molekularnya identik dengan kolesterol
Uji Potensi Antikolesterol
Pembuatan Larutan Stok Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
Kolesterol 500 ppm

Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan dengan


Larutan stok kolesterol dibuat dengan
spektrofotometer UV-Vis dengan cara running panjang
konsentrasi 500 ppm yaitu dengan
gelombang dari larutan stok kolesterol dengan konsentrasi 500
cara melarutkan 50 mg serbuk
ppm sebanyak 5 ml kemudian direaksikan dengan 2 ml asam
kolesterol dalam kloroform kemudian
asetat anhidrat dan diinkubasi selama 5 menit lalu ditambahakan
cukupkan volumenya hingga 100 ml.
0.1 ml asam sulfat pekat kemudian divortex selama 2 menit dan
diukur pada menit ke15. Dilakukan pengukuran menggunakan
Fungsi dari kloroform adalah untuk spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 400-800
melarutkan kolesterol yang bersifat non nm.
polar. Sesuai dengan prinsip "like disolve
like" maka senyawa non polar akan larut
pada pelarut non polar (Lehninger 1988).
Dilakukan penentuan panjang gelombang maksimum
dengan tujuan dapat diketahui panjang gelombang yang
menghasilkan absorbansi maksimum. Konsentrasi
kolesterol yang digunakan yaitu 500 ppm dan diperoleh
panjang gelombang maksimum 666.97 nm.
Penentuan Potensi Antikolesterol Pada
Penentuan Operating Time
Ekstrak

Penentuan operating time ditentukan


Ekstrak sebanyak 250.39 mg ditimbang dilarutkan dalam
dengan cara dipipet 5 ml larutan stok
kloroform hingga volume 50 ml diperoleh konsentrasi 5007.8
kolesterol 500 ppm. Kemudian
ppm. Selanjutnya dibuat variasi konsentrasi 1001.56; 2003.12;
direaksikan dengan 2 ml asam asetat
3004.68; 4006.24; dan 5007.8 ppm dengan memipet larutan stok
anhidrat dan diinkubasi selama 5 menit
berturut-turut 2; 4; 6; 8; dan 10 ml, lalu dicukupkan volumenya
lalu ditambahkan 0.1 ml asam sulfat pekat
hingga 10 ml dengan kloroform. Dari masing-masing
kemudian divortex selama 2 menit dan
konsentrasi diambil 2 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
diukur tiap interval 1 menit dari menit ke 5
kemudian ditambahkan dengan 5 ml baku kolesterol 500 ppm
hingga menit 60 menggunakan panjang
lalu divorteks 1 menit dan diinkubasi selama 5 menit. Setelah
gelombang maksimum 666.97 nm untuk
itu, direaksikan dengan 2 ml asam asetat anhidrat dan diinkubasi
memperoleh absorbansi kolesterol.
5 menit lalu ditambahkan 0.1 ml asam sulfat pekat kemudian
Kemudian diamati hubungan antara waktu
divorteks selama 2 menit dan diukur pada menit ke 15. Hasil
pengukuran dengan absorbansi larutan.
warna yang diperoleh yaitu warna hijau, diukur dengan
Hal ini dilakukan untuk mengetahui waktu
menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang
pengukuran yang stabil
gelombang maksimum 666.67nm.
menggunakan ekstrak etanol dari daun gedi yang yang telah diekstraksi
menggunakan pelarut etanol 96% yang efektif dalam mengektraksi
jumlah bahan aktif yang optimal dan dapat melarutkan hampir semua
senyawa organik baik senyawa polar maupun semi polar, sehingga
senyawa-senyawa aktif seperti flavonoid akan terlarut dalam pelarut
etanol, ekstrak etanol daun gedi diuapkan dengan rotary vacum
evaporator pada suhu 500C sehingga menghasilkan ekstrak kental dan
memperoleh % rendamen ekstrak
Di mana operating time untuk melihat
hasil reaksi atau pembentukan warna dan
tujuannya untuk mengetahui waktu
pengukuran yang stabil. Waktu
operasional ditentukan dengan mengukur
hubungan waktu pengukuran dengan
absorbansi larutan. Dari hasil operating
time dapat dilihat waktu yang stabil yaitu
pada menit 15.

Hasil yang didapatkan dari operating time yaitu waktu pengukuran yang
stabil
Persamaan regresi linier sederhana merupakan suatu Absorbansi adalah rasio intensitas cahaya
model persamaan yang menggambarkan hubungan satu variabel yang diserap dengan intensitas cahaya yang
bebas (X) dimana disini adalah konsentrasi ppm, dengan satu datang . Besarnya daya serap atau serapan
variabel tak bebas (Y) % inhibisi, yang biasanya digambarkan tergantung pada kandungan zat
dengan garis lurus, didalamnya.
Dilakukan pengukuran % inhibisi kolesterol pada sampel ekstrak etanol daun gedi
(Abelmoschus manihot (L.) Medik) dibuat deret konsentrasi yaitu 1001.56; 2003.12;
3004.68; 4006.24; dan 5007.8 ppm, dari konsentrasi tersebut dilakukan pengukuran
kolesterol dengan penambahan pereaksi Lieberman-Burchard yang terdiri dari asam
asetat anhidrat untuk mengektraksi kolesterol, memastikan media bebas air dan
membentuk turunan asetil sedangkan asam sulfat pekat untuk menghasilkan warna
hijau untuk senyawa steroid termasuk kolesterol, jenis steroid yang terdapat pada
tumbuhan yaitu fitosterol yang dimana struktur molekularnya identik dengan
kolesterol.Pada proses pengerjaan larutan kolesterol harus terbungkus aluminium foil
karena bersifat fotodegradasi dimana tidak stabil terhadap cahaya. Hasil % inhibisi
kolesterol pada ekstrak sampel dapat dilihat pada tabel 2.
Dari tabel tersebut dapat dilihat absorbansi kolesterol awal 500 ppm
yaitu 0.904, dibuat deret konsentrasi ekstrak sampel 1001.56 ppm
hingga 5007.8 ppm dengan penambahan kolesterol 500 ppm pada
esktrak daun gedi memberikan penurunan absorbansi dari 0.622
hingga 0.449, dapat dilihat bahwa konsentrasi ekstrak berbanding
terbalik dengan absorbansi ekstrak, semakin tinggi konsentrasi ekstrak
maka nilai absorbansi ekstrak menurun karena adanya pengaruh
penghambatan kolesterol pada ekstrak. Setelah diketahui absorbansi
dari ekstrak kemudian dihitung % inhibisi tiap konsentrasi. Semakin
rendah nilai absorbansi maka semakin tinggi % inhibisi kolesterol
oleh ekstrak daun gedi
Dari tabel 2, kemudian diplotkan dalam sebuah grafik kurva baku
sampel sehingga menghasilkan persamaan garis lurus dari ekstrak daun
gedi dapat dilihat pada gambar 2. Pada gambar didapatkan persamaan
garis lurus dari ekstrak sampel yang kemudian dihitung nilai EC 50
(Effective concentration) merupakan suatu konsentrasi efektif dari
ekstrak yang dapat menurunkan 50% dari kolesterol awal, dengan
memasukkan nilai pada rumus. Nilai EC 50 yang didapatkan yaitu sebesar
5007.5 ppm, yang artinya pada konsentrasi tersebut dapat menurunkan
50% dari kolesterol awal.
KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian menyimpulkan bahwa ekstrak etanol daun gedi


(Abelmoschus Manihot (L.) Medik) memiliki aktivitas
antikolesterol secara in vitro. Nilai EC50 ekstrak etanol daun
gedi (Abelmoschus Manihot (L.) Medik) yaitu sebesar 5007.5
ppm. Disarankan pengunaan ekstrak etanol daun gedi pada
konsentrasi 5007.5 ppm karena dapat menurunkan 50% dari
kolesterol awal.
02
TEKNIK UJI
ANTIKOLESTEROL SECARA IN
SILICO
Definisi In Silico

Secara sederhana In Silico dapat diterjemahkan sebagai metode untuk


mengupayakan pendekatan kondisi nyawa ke dalam simulasi berbasis
computer menggunakan program aplikasi atau software tertentu
(Suharna,2012 ; Johan, 2016)

Prinsip dasarnya adalah melakukan penambatan ligan atau


senyawa obat terdapat target berupa makromolekul untuk
mendapatkan sifat fisika maupun kimia melalui dari paling
optimal hingga terburuk (Waddod et al., 2013)
Metode In
Silico
1. Molecular Docking
Molecular docking merupakan Prinsip molecular docking adalah
metode berbasis genetika yang dengan mengikatkan subtrat
dapat digunakan untuk mencari atau ligan pada enzim sehingga
pola interaksi yang paling membentuk konformasi molekul
tepat dan melibatkan antara dua kompleks. Selain itu docking
molekul, yaitu reseptor dan juga mempertimbangkan aspek
ligan. Ligan sendiri merupakan kestabilan konformasi antara
molekul sinyal kecil yang enzim dan ligan yang terbentuk
terlibat dalam kedua proses tersebut (Sousa et al., 2006).
anorganik dan biokimia.
Metode Molecular
Docking
1. Pemodelan Struktur Molekuler:
• Prinsip: Molekul ligand dan molekul target harus direpresentasikan dengan model struktur tiga
dimensi yang akurat.
• Implementasi: Menggunakan teknik seperti X-ray crystallography, NMR (nuclear magnetic
resonance), atau homologi modeling untuk mendapatkan struktur tiga dimensi yang representatif.
2. Grid-Based Scoring:
• Prinsip: Pemodelan docking sering melibatkan pembuatan grid 3D di sekitar situs ikatan pada
molekul target.
• Implementasi: Menghitung skor interaksi berdasarkan kecocokan antara fitur-fitur molekul ligand
dan grid yang dibuat di sekitar molekul target.
3. Algoritma Pencarian:
• Prinsip: Mencari konformasi atau orientasi yang optimal dari molekul ligand di dalam situs ikatan
pada molekul target.
• Implementasi: Menggunakan algoritma pencarian yang efisien, seperti algoritma genetika,
simulated annealing, atau algoritma hill climbing, untuk menemukan konformasi terbaik.
4. Skoring Fungsi:
• Prinsip: Menilai kekuatan interaksi antara molekul ligand dan molekul target dengan skoring
fungsi.
• Implementasi: Menggunakan skor energi yang mencakup kontribusi berbagai interaksi, seperti
gaya van der Waals, ikatan hidrogen, dan interaksi elektrostatik.
5. Validasi dan Verifikasi:
• Prinsip: Memvalidasi metode docking dengan menggunakan data eksperimental dan
memverifikasi hasilnya.
• Implementasi: Membandingkan hasil prediksi dengan struktur kristalografi atau data
eksperimental lainnya untuk memastikan akurasi dan keandalan metode docking.
6. Fleksibilitas Molekuler:
• Prinsip: Memperhitungkan fleksibilitas baik dari molekul ligand maupun molekul target selama
proses docking.
• Implementasi: Menggunakan metode seperti docking berbasis ensemble atau metode yang
memperhitungkan fleksibilitas dalam pemodelan.
7. Interaksi Protein-Ligand:
• Prinsip: Memahami dan mengidentifikasi interaksi kunci antara molekul ligand dan molekul target.
• Implementasi: Menganalisis kontribusi masing-masing interaksi, seperti ikatan hidrogen, ikatan
ion, dan kontak hidrofobik.
2. Bioinformatika

Bioinformatika adalah bidang interdisipliner yang menggunakan teknik komputasional


untuk mengumpulkan, mengorganisir, menganalisis, dan memahami data biologis,
terutama data molekuler seperti sekuens DNA, RNA, dan protein. Metode bioinformatika
mencakup berbagai teknik dan alat komputasional untuk memecahkan masalah dalam
biologi molekuler dan genetika.
Metode
bioinformatika
1. Pemodelan Komputasional:
• Prinsip: Bioinformatika menggunakan pendekatan komputasional dan model matematika
untuk merepresentasikan, menganalisis, dan memahami data biologis.
• Implementasi: Menerapkan algoritma, model, dan metode komputasional untuk
mengolah dan menginterpretasi data molekuler seperti sekuens nukleotida dan protein.
2. Analisis Sekuens:
• Prinsip: Analisis sekuens genetik (DNA, RNA) dan protein merupakan bagian integral
dari bioinformatika.
• Implementasi: Menggunakan algoritma untuk pencarian sekuens, alignmen sekuens, dan
prediksi struktur sekuens.
3. Interaksi Molekuler:
• Prinsip: Mempelajari interaksi antara molekul, seperti protein-protein, protein-
ligand, atau interaksi dalam jaringan biologis.
• Implementasi: Menggunakan metode docking molekuler, analisis jalur biologis, dan
pemodelan jaringan untuk memahami interaksi molekuler.
3. Simulasi
Epidemiologi

Simulasi epidemiologi adalah suatu metode komputasional yang digunakan untuk


memodelkan dan memahami penyebaran penyakit di dalam suatu populasi. Metode
ini dapat memberikan wawasan tentang bagaimana suatu penyakit menyebar dan
bagaimana berbagai strategi kontrol dapat mempengaruhi hasil epidemiologi.
Metode Simulasi
Epidemiologi
1. Inisialisasi Populasi:
• Prinsip: Menentukan komposisi awal populasi dan status kesehatan individu.
• Implementasi: Mendefinisikan jumlah individu, tingkat kekebalan awal, dan individu yang
mungkin terinfeksi secara awal.
2. Dinamika Penyebaran:
• Prinsip: Menyimulasikan perpindahan individu antar status kesehatan dan menyertakan
probabilitas transmisi.
• Implementasi: Menggunakan model matematika untuk menghitung kemungkinan transmisi
berdasarkan faktor-faktor seperti tingkat reproduksi dasar (R0) dan tingkat kontak antar individu.
3. Iterasi Waktu:
• Prinsip: Mensimulasikan perubahan status individu dari waktu ke waktu.
• Implementasi: Melakukan iterasi untuk setiap langkah waktu, memperbarui status individu dan
memperbarui model berdasarkan dinamika penyebaran.
4. Intervensi dan Kontrol:
• Prinsip: Memasukkan intervensi dan kontrol ke dalam simulasi untuk melihat dampaknya.
• Implementasi: Mengubah parameter model untuk merepresentasikan intervensi seperti vaksinasi
massal atau isolasi, dan memonitor efeknya.
Review Jurnal In
Silico
HMG-CoA Reductase (atau 3-
Salah satu mekanisme penurunan kadar
hydroxy-3-methyl-glutaryl-CoA
kolesterol darah adalah melalui
reduktase atau HMGR ) adalah
pengambatan pembentukan mevalonat
enzim pengontrol laju jalur
dengan menginhibisi enzim 3-hidroksi-
mevalonat, yang bertanggung jawab
3-metil-glutaril-koenzim A (HMG-
atas Kolesterol dan biosintesis
CoA) reduktase.
isoprenoid lainnya
Alat
Aplikasi YASARA versi 19.7.20 (Lisensi dari Hari Purnomo),
aplikasi Discovery Studio Visualizer v21.1.0.20298, dan MarvinSketch

Bahan
Enzim HMG-CoA reduktase (PDB ID: 1HW9), dan Struktur senyawa aktif sebanyak 19
senyawa dari buah H. polyrhizus 17 dari A. sativum

Metode
Molecular Docking

Prinsip
Menentukan interaksi Ligan dengan HMG-CoA reduktase (PDB ID: 1HW9) dan untuk
menghasilkan aktivitas antikolesterol melalui interaksi senyawa
Hasil
Ligan natif menunjukkan nilai RMSD sebesar 1,5265 Å dengan nilai docking -79,1320.
Senyawa 4, dan 17 pada buah H. polyrhizus serta senyawa 36 pada A. sativum
menunjukkan kedekatan relative dengan ligan natif lebih dari 95%. Senyawa ini diprediksi
mampu menurunkan kadar kolesterol total darah dengan penghambatan enzim HMG-CoA
reduktase secara penambatan molekul.

Kesimpulan
Senyawa vicenin dari buah Hylocereus polyrhizus dan γ-glutamil fenilalanin dalam Allium
sativum diprediksi mampu menurunkan kolesterol total darah melalui jalur inhibisi enzim 3-
hidroksi-3-metil-glutaril-koenzim A (HMG-CoA) reduktase.
03
Teknik uji
Antikolesterol secara In
vivo
01. Metode 02. Metode Strip
Elektrode- Test Kolesterol
Based Strip test kolesterol adalah metode
PrinsipBiosensor
pengukuran kolesterol yang menggunakan strip test
pemeriksaan adalah katalis yang
yang spesifik terhadap pengukuran kolesterol total,
digabung dengan teknologi biosensor yang
yang mencakup kolesterol baik, kolesterol jahat,
spesifik terhadap pengukuran kolesterol. dan trigliserida dalam darah
Strip pemeriksaan dirancang dengan cara Pengukuran kadar kolesterol darah
tertentu sehingga pada saat darah diteteskan dilakukan dengan menggunakan test strip alat
pada zona reaksi dari strip, katalisator check darah portable easy touch. Darah yang
kolesterol memicu oksidasi kolesterol diambil dari vena lateralis diletakkan pada strip lalu
dalam darah. Intensitas dari elektron yang selanjutnya alat akan mengukur kadar kolesterol
terbentuk diukur oleh sensor dari alat dan dalam beberapa menit dan hasil pengukuran akan
sebanding dengan konsentrasi kolesterol terlihat pada layar alat pengukur ( Suwandi, 2015).
dalam darah (Suwandi, 2015).
03. Metode CHOD-PAP
- Prinsip pemeriksaan kadar kolesterol total metode kolorimetrik enzimatik adalah kolesterol
ester diurai menjadi kolesterol dan asam lemak menggunakan enzim kolesterol esterase.
sehingga akan menghasilkan peroksida. Peroksida yang terbentuk diwarnai dengan empat
amino antipirin dan phenol membentuk kuinoneimine yang berwarna merah ungu
- Sebanyak 10 µL serum direaksikan dengan reagen kolesterol sebanyak 1000 µL lalu
diinkubasi pada suhu 25◦C selama 10 menit. Atau pada suhu 37◦C selama 5 menit. Reagen
kolesterol yang digunakan ada dua macam, yang pertama adalah reagen enzim dan yang
kedua reagen standar. menggunakan reagen kolesterol pembacaan alat spektrofotometer.
Intensitas warna yang terbentuk dibaca pada λ 546 nm ( Panil, 2008)
03. Metode CHOD-PAP
Review Jurnal In
Vivo
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui
bagaimana pengaruh ekstrak batang U. Metode yang digunakan :
cordata L. Merr terhadap penurunan Menggunakan alat glukometer
kadar koleterol total pada mencit jantan (Autocheck).
(Mus musculus).
Prosedur Kerja
Pengambilan dan pengolahan sampel
Pembuatan Ekstrak : Etanol batang U. cordata L. Merr dibuat dengan metode maserasi. Serbuk simplisia
sampel sebanyak 2,05 kg dimasukan ke dalam bejana maserasi dengan pelarut etanol 96%. Sampel direndam
dengan 8 liter pelarut selama 3x24 jam kemudian hasil rendaman disaring dengan kertas saring. Filtrat
kemudian diuapkan menggunakan rotary evaporator dengan suhu 50°C untuk mempercepat pemisahan pelarut
dengan ekstrak batang U. cordata L. Merr

Uji Fitokimia : Uji fitokimia yang dilakukan


adalah uji alkaloid, uji flavonoid, uji saponin,
uji tanin dan uji steroid/terpenoid yang
bertujuan untuk mengetahui apakah batang
Uncaria cordata di Desa Pasar Ngalam
memiliki potensi antikolesterol atau tidak.
Prosedur Kerja Perlakuan terhadap hewan uji : Hewan uji dikelompokkan
menjadi 5 kelompok perlakuan yang terdiri dari 2 kelompok kontrol
dan 3 kelompok perlakuan. Pada masing-masing kelompok hewan
uji terdiri dari 5 ekor mencit Mencit diinduksi PTL dilakukan
selama 14 hari untuk menaikkan kadar kolesterol dan induksi
ekstrak dilakukan selama 7 hari untuk melihat aktivitas penurunan
kadar kolesterol. Induksi terhadap hewan uji dilakukan dengan cara
oral (gavage).

Pengukuran Kadar Kolesterol : Pengukuran dilakukan pada saat mencit belum menerima perlakuan
(mengukur kolesterol awal) kemudian diukur kembali setelah perlakuan induksi PTL dan terakhir saat
selesai diberikan perlakuan induksi ekstrak. Darah diambil dengan melukai ujung ekor mencit. Tetesan
darah diambil dan dicek dengan alat glukometer (Autocheck). Hasil pengukuran merupakan kadar
kolesterol total dengn satuan mg/dL.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan tabel , dapat diketahui bahwa kadar
kolesterol awal pada semua kelompok mencit tidak
memiliki perbedaan yang nyata atau terdistribusi
normal. Sedangkan pada perlakuan saat induksi,
terlihat kelompok P01 memiliki perbedaan dengan
kelompok yang diinduksi pakan tinggi lemak. Hal
ini menunjukkan bahwa penginduksian pakan
tinggi lemak yang dilakukan mempengaruhi kadar
kolesterol total mencit jantan
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis setelah pemberian ekstrak batang U. cordata L.
Merr. Kelompok P02, P1 dan P2 tidak berbeda secara nyata dengan
kelompok P01 yang merupakan kelompok normal. Sedangkan pada
kelompok P3 memiliki perbedaan kadar kolesterol total yang nyata dengan
kelompok lainnya dimana kelompok P3 memiliki kadar kolesterol total
rata-rata terendah setelah diberikan ekstrak batang U. cordata L. Merr
dibanding dengan kelompok lain, sehingga memberikan perbedaan dengan
kelompok lain. Penurunan ratarata kadar kolesterol total pada kelompok
P3 juga memiliki nilai yang paling besar.. Berdasarkan diagram tersebut,
diketahui bahwa terjadi penurunan kolesterol yang semakin besar seiring
dengan bertambahnya dosis ekstrak batang U. cordata L. Merr. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin besar dosis maka semakin besar penurunan
kadar kolesterol dalam darah
Kesimpulan
Uncaria cordata (L). Merr dengan sampel pembanding didapat
kandungan senyawa metabolit sekunder berupa flavonoid (++),
alkaloid (++++), saponin (++++), tanin (++) dan terpenoid.
Ekstrak batang Uncaria cordata (L). Merr memiliki efek
menurunkan kadar kolesterol total darah mencit. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan, efek penurunan yang diberikan oleh
ekstrak batang Uncaria cordata (L). Merr sebesar 11,45% pada
dosis 5,3 mg/30grBB; 12,89% pada dosis 10,2mg/30grBB dan
21,05% pada dosis 21,2mg/30grBB

Anda mungkin juga menyukai